Você está na página 1de 9

ASI

28 AUGUST 2013

Rawat Gabung
Dalam bab-bab yang lain telah dijabarkan mengenai manfaat ASI, bagaimana ASI diproduksi dan hal-hal apa yang
dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Rawat gabung merupakan salah satu hal yang telah diketahui dapat
membantu meningkatkan produksi ASI. Dalam bab ini akan dibicarakan antara lain mengenai pengertian rawat
gabung, manfaat rawat gabung, hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan rawat gabung, masalahmasalah
yang timbul dalam pelaksanaan rawat gabung dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut.
Pengertian
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat gabung / rooming-in bayi
diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in,
yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu.
Manfaat rawat gabung
1.

Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.


Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan ASI. Adanya
kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin
minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung
menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya
menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung.
2.
Memungkinkan proses bonding
Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama
bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga
menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi.
3.
Menurunkan biaya
Pihak rumah sakit dapat menekan biaya karena tidak perlu membangun dan memelihara ruang bayi sehat,
tidak perlu mengeluarkan gaji untuk petugas ruang bayi sehat, juga biaya yang harus dikeluarkan bila bayi
menjadi sakit dapat dikurangi. Turn over lebih cepat.
4.
Peralatan minimal
Bila dilakukan bedding-in maka akan mengurangi pembelian boks bayi. Tidak memerlukan botol susu.
5.
Tidak ada tambahan tenaga
Tidak perlu menambah tenaga untuk ruang bayi sehat, karena untuk rawat gabung dapat memanfaatkan tenaga
yang sudah ada di ruang nifas.
6.
Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri
normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kumankuman berbahaya. Kolostrum yang
mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.
7.
Keuntungan untuk bayi
Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka
minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik. Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat
karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya.
8.
Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk melatih ketrampilan
merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini
dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.
Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan sarana

1.

Kebutuhan bayi
Bayi dapat tidur di ranjang ibunya atau di dalam boksnya sendiri. Boks bayi sebaiknya diletakkan di tempat yang
mudah dijangkau ibunya, jadi dianjurkan diletakkan di samping tempat tidur ibu, bukan di dekat kaki ibu.
Siapkan juga alat-alat perawatan bayi dan pakaian bayi di dekat ibu, agar ibu juga dapat merawat bayinya
dengan mudah.
2.
Kebutuhan ibu
Sediakan tempat tidur yang rendah untuk ibu supaya ibu tidak kesulitan naik turun tempat tidur bila ingin
menyusui atau merawat bayinya. Bila tempat tidur yang tersedia tinggi, sediakan anak tangga untuk membantu
ibu naik turun tempat tidur.
Sediakan juga meja pasien agar ibu dapat menaruh keperluannya dan keperluan bayinya di tempat yang
terjangkau.
3.
Sarana lain
Siapkan lemari pakaian untuk keperluan pakaian ibu dan pakaian bayinya. Untuk di ruangan perlu disiapkan
tempat mandi bayi yang portabel serta perlengkapannya agar kegiatan memandikan bayi dapat dilakukan di
dekat ibu. Sediakan juga tempat cuci tangan ibu, kamar mandi dan wc tersendiri. Bel untuk memanggil petugas
harus disediakan di tempat yang mudah dijangkau ibu. Bahan bacaan, leaflet mengenai petunjuk perawatan ibu
menyusui dan perawatan nifas dapat disediakan untuk dibaca oleh ibu.
2. Membuat kriteria/syarat rawat gabung
Tidak semua bayi baru lahir dapat menjalani rawat gabung. Perlu dibuat suatu kriteria/syarat untuk menentukan bayi
mana saja yang dapat menjalani rawat gabung. Kriteria yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
1.

Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat

2.

Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7

3.

Keadaan stabil

4.

Berat badan lahir >2500-4000 gram

5.

Umur kehamilan 37-42 minggu

6.

Tak ada faktor risiko

7.

Ibu sehat

Masalah atau kekhawatiran yang timbul


Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran baik di pihak petugas maupun di
pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan kekhawatiran yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan
antara ibu atau keluarganya dengan petugas, atau antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan
resistensi dari petugas untuk melanjutkan
pelaksanaan rawat gabung. Karenanya hal-hal ini harus segera dikenali dan diatasi. Masalah atau kekhawatiran yang
sering timbul adalah:
1.
Masalah:
Sulit memantau kondisi bayi yang menjalani rawat gabung. Cukup satu petugas untuk memantau semua bayi
bila dirawat di ruang bayi sehat.
Cara mengatasi:
Yakinkan petugas bahwa bayi akan lebih baik dekat dengan ibunya, dengan adanya keuntungan tambahan
berupa kenyamanan, kehangatan dan dapat menyusu on demand. Bedding-in (bayi seranjang dengan ibu), bila
sesuai dengan budaya setempat, memberikan situasi terbaik untuk memperoleh semua keuntungan tadi dan
menghilangkan kebutuhan untuk membeli ranjang bayi. Bila ada masalah pada bayi yang menjalani rawat
gabung atau seranjang dengan ibu, maka ibu dapat segera memberitahu petugas. Tekankan bahwa tidak
diperlukan pengawasan 24 jam. Yang diperlukan hanya pemeriksaan berkala dan kesiapan petugas
menanggapi kebutuhan ibu pada saat dibutuhkan.
2.
Masalah:
Ibu perlu istirahat setelah melahirkan, terutama di malam hari, dan bayi harus minum. Terutama setelah operasi

3.

4.

5.

6.

7.

sesar, ibu perlu waktu untuk pemulihan. Pada saat tersebut bayi
harus diberi pengganti ASI.
Cara mengatasi:
Ajak para petugas untuk meyakinkan ibu bahwa dengan rawat gabung ibu memberikan yang terbaik untuk
bayinya, tidak perlu banyak kerja tambahan, dan bahwa para petugas siap membantu bila dibutuhkan.
Ajak para petugas untuk membahas dengan ibu bahwa semakin lama bayi bersama ibu semakin baik mereka
akan mengenal mana yang normal dan mana yang abnormal, dan bagaimana memberikan perawatan yang
baik. Lebih baik berlatih mengurus bayinya saat masih di rumah sakit, karena banyak petugas yang dapat
menolong.
Beri pengertian pada petugas bahwa setelah menyusui dengan baik, ibu dapat tidur lebih nyenyak bila bayinya
bersamanya.
Pastikan bahwa petugas tahu bagaimana menolong ibu yang menjalani bedah sesar untuk memilih tehnik dan
posisi menyusui yang nyaman dan efektif.
Bila operasi Caesar memakai anestesi regional atau lokal, menyusui dini kurang menjadi masalah. Walaupun
begitu, ibu yang mendapat anestesi umum pun dapat segera menyusui begitu ibu sadar, bila petugas
mendukung ibu.
Masalah:
Tingkat kejadian infeksi lebih tinggi bila ibu dan bayi bersama-sama, daripada bila bayi di ruang bayi sehat.
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bahaya infeksi lebih sedikit bila bayi bersama ibu daripada bila di ruang rawat bayi sehat dan
terpapar pada lebih banyak petugas.
Sediakan data untuk petugas yang memperlihatkan bahwa dengan rawat gabung dan menyusui tingkat infeksi
lebih rendah, misalnya diare, sepsis neonatus, otitis media dan meningitis.
Masalah:
Bila pengunjung diperbolehkan memasuki ruang rawat gabung, bahaya infeksi dan kontaminasi akan
meningkat. Sebagian ibu merasa perlu menerima tamu, dan dapat mengurusi bayinya nanti setelah pulang dari
rumah sakit.
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bayi mendapat kekebalan dari kolostrum terhadap infeksi, dan penelitian-penelitian
memperlihatkan bahwa infeksi lebih sedikit terjadi di bangsal rawat gabung daripada di ruang bayi sehat.
Untuk membantu ibu merawat bayinya sebaik mungkin, batas jam berkunjung, jumlah pengunjung, dan larang
merokok.
Masalah :
Ruang rawat terlalu kecil
Cara mengatasi:
Tidak perlu mengadakan ranjang bayi. Bedding-in tidak memerlukan ruang tambahan.
Masalah :
Bayi bisa jatuh dari tempat tidur ibu
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bayi baru lahir tidak bergerak. Bila ibu masih khawatir, atur tempat tidur agar berada dekat
dinding, atau bila budaya setempat memungkinkan, rapatkan dua tempat tidur agar dua ibu dapat menaruh
bayi-bayi mereka di tengah.
Masalah :
Rawat gabung penuh sulit dilakukan karena ada prosedurprosedur
yang harus dilakukan pada bayi di luar ruang rawat ibu.
Cara mengatasi:
Pelajari betul-betul prosedur-prosedur ini. Beberapa prosedur mungkin tidak perlu (misalnya menimbang bayi
sebelum dan sesudah menyusu). Prosedur lain dapat dilakukan di kamar ibu.Ulas keuntungan bagi ibu dan
waktu yang dapat dihemat dokter bila dokter memeriksa bayi di hadapan ibu.

8.

Masalah :
Pasien-pasien di ruangan privat merasa punya hak untuk menaruh bayinya di ruang bayi sehat dan memberi
bayinya pengganti ASI, dan mengharapkan bantuan dari petugas perawat bayi.
Cara mengatasi:
Apa pun yang terbaik untuk pasien umum tentu juga baik untuk pasien privat.
Pertimbangkan untuk melakukan pilot-project untuk menguji rawat gabung di kamar privat sebagaimana di
bangsal umum.
9.
Masalah:
Beberapa rumah sakit swasta mendapat pemasukan dari pemakaian ruang rawat bayi sehat dan karenanya
enggan menutup unit ini.
Cara mengatasi:
Perhitungkan biaya yang dapat dihemat dari rawat gabung karena berkurangnya pemakaian pengganti ASI,
berkurangnya jumlah petugas yang dibutuhkan untuk menyiapkan botol dan mengurus ruang bayi sehat,
berkurangnya bayi yang menjadi sakit, dsb.
Pertimbangkan untuk tetap menarik biaya dari perawatan bayi di ruang rawat gabung.
10.
Masalah:
Bayi lebih mudah diculik bila dirawat gabung daripada bila dirawat di ruang rawat bayi sehat.
Cara mengatasi:
Wajibkan petugas untuk memberitahu ibu agar meminta tolong orang lain (ibu lain, anggota keluarga, petugas)
untuk mengawasi bayinya bila ibu keluar ruangan.
Ibu perlu tahu bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan bayi tanpa sepengetahuan ibu.
Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung akan merasa khawatir bila akan memulai
program rawat gabung di sarananya. Berbagai penolakan biasanya akan muncul baik dari para petugas rumah sakit,
baik medis maupun non medis, maupun dari para ibu dan anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul
sebaiknya segera diidentifikasi dan dicari pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada akhirnya akan makin
membuat para petugas enggan melanjutkan program ini. Umumnya masalah dapat diatasi bila ada komitmen yang
kuat di pihak pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana di ruangan. Perlu diadakan pelatihan tenaga
kesehatan, pendampingan dan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan.
Kesimpulan
Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan
pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang
harus dikeluarkan rumah sakit. Mengadakan program rawat gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang
kuat dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para petugas kesehatan dan
pendampingan bagi para ibu dan keluarganya. Tidak ada kata sulit untuk memulai, yang dibutuhkan hanya tekad
yang kuat. Saat ini Kementerian Kesehatan telah menentukan bahwa Rawat Gabung menjadi item untuk akreditasi
rumah sakit.

Sumber : Buku Indonesia Menyusui


Penulis : Fransiska Sri Susanti

http://idai.or.id/

ASI
28 AUGUST 2013

1-2-3 Menuju ASI Eksklusif


Persiapan menyambut buah hati tentu penting bagi semua orangtua. Sembilan bulan lamanya sang bayi dibesarkan
dalam rahim ibu dan pastinya semua yang terbaik akan disiapkan, termasuk nutrisi. Berbagai pendapat yang datang
dari keluarga dan lingkungan kadangkala justru menimbulkan kebingungan atau keraguan. Berikut kami perkenalkan
3 langkah sederhana menuju kesuksesan pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif, sesuai dengan rekomendasi
berbagai organisasi kesehatan di dunia.

1.
Yakinlah bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi, ibu, dan keluarga.
Sebagaimana bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim, ASIpun telah disiapkan oleh Sang Pencipta sesuai
dengan usia kehamilan ibu. ASI mengandung bahan-bahan yang sangat mudah dicerna dan diserap oleh bayi,
bahkan bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Adanya
antibodi (zat kekebalan tubuh) juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun selain ASI, sehingga bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap penyakit menular.
Banyak keuntungan juga didapatkan bagi ibu yang menyusui seperti adanya efek KB alami (dengan syarat-syarat
tertentu; konsultasikan pada dokter ahli kebidanan), kembalinya rahim ke ukuran semula dengan lebih cepat, serta
kekebalan tubuh yang meningkat karena produksi antibodi yang bertambah. Proses menyusui juga mempererat
hubungan batin antara ibu dan anak yang tentu menjadi dambaan setiap orangtua.
Bagi keluarga, pemberian ASI ekslusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh nutrisi terbaik bagi bayi. Ditambah lagi, proses menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus
sehingga lebih efisien dan juga mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.

2.
Ketahui teknik dasar menyusui
Bila keyakinan terhadap ASI sudah terbentuk, maka langkah awal menyusui akan menjadi lebih mudah dan ringan.
Selanjutnya, ibu dapat mempelajari beberapa hal yang dapat membantu supaya menyusui berjalan lancar.

Perhatikan keadaan ibu, bayi, dan kesehatan payudara


Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif. Pastikan ibu
dalam keadaan sehat dan berikan dukungan keluarga sepenuhnya pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
Payudara yang sehat dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi ASI
lebih lancar. Rasa ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah, misalnya puting yang tidak menonjol
atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan keraguan, sebaiknya ibu dan keluarga mengetahui proses produksi
dan pengeluaran ASI.
ASI diproduksi di kelenjar payudara dan mengalir keluar payudara akibat pengaruh hormon-hormon menyusui, yaitu
prolaktin dan oksitosin (lihat Gambar 1). Kedua hormon ini diproduksi di sebuah organ di otak yang disebut hipofisis.
Hormon prolaktin bertanggung jawab atas produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin menyebabkan pengeluaran ASI
dari tempat penyimpanannya di dalam payudara ibu. Pengosongan payudara dengan cara menyusui bayi sesering
mungkin akan memacu produksi hormon prolaktin, sehingga produksi ASI pun akan bertambah. Kedekatan fisik
dengan bayi, mendengar suara tangis bayi, atau mencium bau tubuh bayi, serta hati ibu yang merasa senang dan

nyaman, akan memicu pengeluaran hormon oksitosin, yang menyebabkan ASI lancar mengalir dari payudara ibu.
Hormon-hormon tersebut dapat terhambat bila ibu merasa tidak yakin, kurang percaya diri, stres, atau kesakitan.

Gambar 1. Siklus Menyusui (klik disini untuk memperbesar gambar)

Kesehatan bayi juga menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit, mengantuk, atau tidak nyaman
biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga mungkin menghambat produksi atau pengeluaran ASI dari
payudara.

Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung


Inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program
ASI eksklusif. Ibu dan bayi dapat menjalani IMD bila keduanya dalam keadaan bugar. Lakukan kontak antara kulit ibu
dan bayi sesegera mungkin dengan cara meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir selama minimal 1 jam.
Rawat gabung adalah proses perawatan bayi bersama ibu dalam ruangan yang sama setelah persalinan. Hal ini
diupayakan agar ibu dapat menyusui bayi kapanpun bayi mau. Rawat gabung juga akan membantu ibu mencapai
kondisi psikologis yang optimal untuk dapat sukses menyusui.

Posisi dan perlekatan yang benar


Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke payudara
ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya
wajahnya saja. Telinga bayi akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks
hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan area kehitaman di sekitar
puting (areola) sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi bila mulut bayi terbuka
lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar (Gambar 2). Bayi dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap
perlahan, pipi membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.

Gambar 2. Perlekatan bayi pada payudara yang benar


3.
Evaluasi tumbuh kembang bayi dan berikan MPASI mulai usia 6 bulan
Bagaimana jika bayi menangis terus menerus dan ibu khawatir apakah ASI cukup? Ingatlah, bayi menangis tidak
hanya karena lapar. Bayi akan menangis bila ia merasa tidak nyaman (kepanasan, kedinginan, kesakitan), kesepian,
ingin digendong, dan lain sebagainya. ASI dapat dikatakan cukup apabila bayi buang air kecil 6 kali atau lebih dalam
sehari. Periksakan bayi secara berkala ke layanan kesehatan terdekat. Bila kenaikan berat badannya sesuai dengan
umur, maka ASI ibu terbukti cukup untuk bayi. Selain pertumbuhan, jangan lupa untuk selalu menilai perkembangan
sang buah hati.
ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain, dianjurkan sampai usia bayi 6
bulan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, tiba saatnya untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI
sebaiknya tetap diberikan hingga usia anak minimal 2 tahun, bahkan dapat lebih lama bila bayi dan ibu masih
menginginkan.
Penulis : Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM)

Pengasuhan Anak
Keluhan Anak
Imunisasi
ASI
Review
Seputar Kesehatan Anak
ASI
14 JULY 2014

Menyusui: Kunci Mother-Infant Bonding

Tidak perlu diragukan lagi, menyusui telah terbukti memberikan sejuta efek positif bagi si kecil. Menyusui sangat
penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, membentuk kekebalan tubuhya, meningkatkan kemampuan
kognitif dan prestasi di sekolah. Namun, menyusui tidak semata-mata hanya memberikan ASI, tetapi juga membentuk
suatu proses yang penting, yaitu mother-infant bonding.

Bonding, Mengapa Penting?


Mother-infant bonding (ikatan ibu-anak) merupakan pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu
dan si kecil. John Bowlby dengan teorinya yang terkenal mengenai attachment behavior (tingkah laku karena
kedekatan) mengatakan bahwa perilaku yang menyebabkan seseorang dekat dengan individu tertentu secara
mencolok ditemui pada periode awal kehidupan, terutama pada 9 bulan pertama hingga usia 3 tahun. Di sinilah
pembentukan karakter seorang anak berawal. Apabila terjadi gangguan pada proses attachment pada waktu kritis ini,
sangat mungkin pada saat dewasa timbul berbagai gangguan tingkah laku, seperti agresif, depresi dan gangguan
emosi lainnya.
Mother-infant bonding sebaiknya dilakukan sesegera dan semaksimal mungkin setelah bayi Anda lahir. Mengapa
demikian? Terdapat suatu hipotesa yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, kandungan hormon oksitosin
(hormon penting dalam proses menyusui) pada ibu sangat tinggi dan memicu timbulnya perasaan dan perilaku
sayang kepada bayinya. Klaus dan Kennell dalam penelitiannya membandingkan bonding antara ibu yang diberi
waktu kontak minimal 16 jam bersama bayinya setelah lahir dengan ibu yang hanya melihat bayinya sebentar setelah

lahir, dan menyusui maksimal 3 jam per hari. Hasilnya adalah bonding yang terbentuk antara ibu dan bayi yang diberi
waktu lebih untuk berinteraksi segera setelah lahir bersifat lebih kuat dan intens. Hal ini dikarenakan pada golongan
ini, para ibu lebih merasa memiliki, sensitif dan responsif terhadap kebutuhan bayinya. Mereka lebih sigap saat
bayinya menangis dan cenderung melakukan banyak kontak mata pada saat menyusui.

Rahasia di Balik Menyusui

Breastfeeding isnt just about milk, it is also about love. Menyusui tidak hanya semata-mata memberikan ASI saja,
tetapi juga membentuk ikatan sayang antara Anda dan si kecil. Suatu studi yang dipublikasikan
di Pediatrics mengatakan bahwa ibu yang menyusui langsung lebih sensitif terhadap isyarat bayinya dibandingkan
dengan ibu yang menggunakan botol. Ibu yang menyusui juga cenderung lebih sering menyentuh, membelai dan
menatap bayinya lebih lama, sehingga secara signifikan mempengaruhi proses bonding. Proses menyusui juga
menekan tingkat stres pada ibu. Ketika bayi mengulum puting ibu, otak merangsang pembentukan hormon oksitosin.
Hormon ini meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis (suatu sistem saraf manusia) yang mengakibatkan penurunan
tekanan darah dan denyut jantung, serta mengurangi efek cemas pada ibu.
Proses bonding saat menyusui tidak terlepas juga dari proses skin-to-skin contact.International Childbirth Education
Association (ICEA) mengemukakan bahwa kontak kulit ke kulit ini membantu agar bayi yang mendapat kontak kulit ke
kulit juga lebih mudah ditenangkan bila menangis dan cenderung lebih nyenyak dan tenang pada saat tidur. Sang ibu
tentunya memperoleh manfaat yang penting dari hal ini, yaitu mempunyai jadwal tidur yang lebih baik sesuai dengan
jadwal tidur bayi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bayinya. Manfaat lain kontak kulit ke kulit adalah menjaga
kestabilan suhu bayi dan mencegah hipotermi (penurunan suhu tubuh). Proses ini juga mengurangi angka
kejadian apnea (henti napas) pada bayi, penurunan berat badan lahir yang tajam, dan mengurangi stres pada saat
dilakukan tindakan medis yang menyakitkan.
Semakin lama ibu menyusui, semakin sering juga kontak kulit ke kulit dilakukan. Hal ini menimbulkan efek positif
pada masa perkembangan selanjutnya, yaitu mempercepat perkembangan lingual, sosial, motorik kasar dan halus
pada usia 1 tahun. Anak juga lebih mudah untuk dilatih toilet training dan memiliki kontrol emosional dan kognitif yang
lebih baik. Ibu juga menjadi lebih suportif terhadap bayinya.
ASI memang merupakan nutrisi terbaik untuk bayi di awal kehidupan mereka. Proses menyusui atau skin-to-skin
contact melengkapi kebaikan cairan hidup itu. Ibu bekerja sering kali gagal melakukan proses menyusui karena
mereka sering hanya berfokus pada ASI saja, padahal proses menyusui tidak kalah pentingnya. Ingatlah selalu,
proses menyusui memberikan tiga manfaat: memberinutrisi terbaik, kekebalan, dan attachment atau stimulasi
pada bayi.
Telah dipaparkan begitu banyak manfaat menyusui bagi Anda dan buah hati. Jadi. masih ragukah Anda untuk
menyusui?
Referensi:
1.

Britton JR, Britton JH, Gronwaldt V 2006. Breastfeeding, Sensitivity, and Attachment. Pediatrics, 118 No.
5: hal 1436 -43
2.
Spinner MR 1978. Maternal-Infant Bonding. Can Fam Physician, 24: hal 1151-3
3.
Else-Quest NM, Hyde JS & Clark R 2003. Merrill-Palmer Quarterly, 49 No. 4: hal 495-517
4.
International Childbirth Education Association (ICEA) 2006. Skin to Skin Contact. Dilihat pada 23 Juni
2014 di
http://icea.org/sites/default/files/Skin%20to%20Skin%20Contact%20PP-FINAL.pdf
Penulis: Jennie Dianita S.
Editor: I.G.A.N Partiwi (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Você também pode gostar