Você está na página 1de 10

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NHT UNTUK


MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA
BASKET
I Kadek Supran Dala, I Wayan Artanayasa, I Made Satyawan,
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan, Rekreasi
Universitas Penddikan Ganesha,
Singaraja, Indonesia
e-mail:{suprandala@yahoo.com1,iwayan.artanayasa@yahoo.com1,
anduksatya@yahoo.com2}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar
passing bola basket melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (NHT)pada
siswa kelas VIII C SMP N 6 Kintamani.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu
guru sebagai peneliti. Dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa
kelas VIII C SMP N 6 Kintamani berjumlah 34 orang siswa, terdiri dari 16 orang siswa
putra dan 18 orang siswa putri. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata aktivitas
belajar passing bola basket secara klasikal pada observasi awal 4,94 (kurang aktif),
meningkat pada siklus I menjadi 6,79 (cukup aktif), dan meningkat pada siklus II menjadi
7,89 (aktif). Sedangkan hasil belajar secara klasikal pada observasi awal 57,10 (kurang),
meningkat pada siklus I menjadi 74,91 (cukup), dan meningkat pada siklus II menjadi
80,89 (baik). Hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil
belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHTpada siswa kelas VIII C SMP N 6 Kintamani tahun
pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe (NHT), karena terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar.
Kata-kata Kunci: NHT, aktivitas, hasil belajar,passing bola basket.
Abstract
This research was intended to improve learning activity and learning outcomes of
basketball passing basic technique through the implementation of cooperative learning
model NHT type on students of class VIII C SMP N 6 Kintamani. This study was action
research which was the theacher as the researcher. This research was done in two
cycles. The research subject was 34 students of class VII C SMP N 6 Kintamani,
consisted of 16 male students and 18 female students. Based on the result of the study, it
was found the average score of learning activity of basketball on the pre-observation
clasically was 4.94 (less active), improved on the cycle I to be 6.79 (active enough), and
improve on cycle II to be 7.89 (active). While the result of learning outcomes on preobservation clasically was 57.10 (less), improved on cycle I to be 74.91 (enough), and
improved on cycle II to be 80.89 (good). The result of data analysis and discussion was
concluded that learning activity and learning outcomes of basketball passing basic
technique improved through the implementation of cooperative learning model NHT type
on students of class VIII C SMP N 6 Kintamani in academic year 2013/2014. It was
suggested to penjasorkes teacher to implement cooperative learning model NHT type,
because it had proven effective to improve the students learning activity and learning
outcomes.
Keywords: NHT, learning activity, learning outcomes, basketball passing.

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranandalam
meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) di Negara ini salah satunya melalui
Penjasorkes.
Pendidikan
jasmani,
olahraga dan kesehatan(penjasorkes)
adalah suatu wahana pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM).
Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
(Penjasorkes)
merupakan
bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan,
bertujuan
untuk
mengembangkan
aspek
kebugaran
jasmani keterampilan gerak, keterampilan
berfikir keritis,
keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat, dan
pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih
yang
direncanakan
secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan
nasional
(Departemen
Pendidikan
Nasional,2006:163).
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran dalam Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
(Penjasorkes) dimana dalam proses
pembelajaran ini melibatkan interaksi
antar siswa dengan guru serta siswa
dengan siswa sehingga akan terjadi
proses pembelajaran yang kondusif.
Faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran tersebut adalah faktor
internal yang mencakup kondisi fisik serta
kebugaran jasmani. Sedangkan faktor
eksternal
mencakup
sarana
dan
prasarana yang mendukung proses
pembelajaran, di samping faktor-faktor
tersebut proses pembelajaran tidak
terlepas dari cara guru mengajar serta
cara siswa belajar, proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila ada perubahanperubahan
seperti
peningkatan
pengetahuan siswa, perubahan sikap,
maupun keterampilan siswa namun guru
penjasorkes harus tetap memiliki peran
sebagai evaluator, mediator, fasilitator,
maupun pembimbing dari proses belajar
yang dilakukan oleh siswa.
Guru Pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan harus memperhatikan iklim
pengajaran yang dapat memotivasi siswa
agar mereka senantiasa bergairah dalam

mempelajari hal yang baru diajarkan guru.


Iklim pengajaran yang dimaksud, terdiri
dari faktor-faktor yang mempengaruhi
orientasi psikologis siswa terhadap tugastugas yang dilakukan dalam pelajaran
penjasorkes, seperti kejelasan tentang
apa yang diajarkan guru, mengapa dan
untuk apa hal itu diajarkan, serta
bagaimana keterkaitan dengan penerapan
permainannya. Iklim pengajaran tersebut
harus ditanamkan pada siswa sejak awal
pelajaran di kelas..
Berdasarkan observasi awal yang
peneliti lakukan pada tanggal 6 November
2013 di kelas VIII C SMPNegeri 6
Kintamani tahun pelajaran 2013/2014
pada materi teknikpassing bola basket
(chest-pass dan bounce-pass) dengan
jumlah siswa 34 orang dan berpedoman
pada konversi nilai mata pelajaran
penjasorkes SMP Negeri 6 Kintamani,
ketuntasan
secara
individu
75%,
ketuntasan
klasikal
75%.
Adapun
persentase tingkat ketuntasan aktivitas
belajar passing dada (Chest Pass),
dimana dari jumlah siswa sebanyak 34
orang, secara klasikal sebesar 4,94 yaitu
siswa yang berada pada kategori Sangat
aktif tidak ada, aktif sebanyak 8 orang
(23,5%), cukup aktif sebanyak 10 orang
(29,41%), kurang aktif sebanyak 16 orang
(47,6%), dan sangat kurang aktif tidak
ada.Jadi data aktivitas belajar passing
(chest-pass dan bounce-pass) bola basket
secara klasikal sebesar 4,94 dan angka ini
berada pada rentang 3 X < 5 dalam
katagori kurang aktif.
Aktivitas belajar siswa dikatakan
berhasil minimal berada pada kategori
aktif, dilihat dari data hasil persentase di
atas secara klasikal yang menunjukkan
aktivitas belajar siswa dalam passing bola
basketsecara klasikal masih tergolong
rendah, dikarenakan aktivitas belajar
siswa
belum
memenuhi
kriteria
penggolongan aktivitas belajar siswa di
sekolah SMP N Negeri 6 Kintamani yaitu
sebesar 75%. Dari hasil aktivitas belajar
tersebut, perlu ditingkatkan lagi serta perlu
dilakukan perbaikan di dalam penggunaan
model pembelajaran yang inovatif, efektif
dan relevan dengan tujuan pembelajaran,

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
sehingga aktivitas belajar siswa akan lebih
meningkat.
Adapun
persentase
tingkat
ketuntasan hasil belajar passingbola
basket(Chest pass dan bounce pass),
dimana dari jumlah siswa sebanyak 34
orang,
secara
klasikal
sebesar
57,10%yaitu 4 orang (11,76%), tergolong
tuntas dan 30 orang (88,24%) tidak tuntas,
dimana siswa yang berada pada
kategorisangat baik tidak ada (0%), siswa
dalam kategori baik sebanyak 4 orang
(11,76%), siswa dalam katagori cukup
aktif sebanyak 5 orang (14,70%)dan siswa
dalam katagori kurang baik sebanyak 18
orang (52,94%) dan sangat kurang baik 7
orang (20,58%).
Berdasarkan hasil observasi awal
yang
dilakukan
oleh
peneliti,
permasalahan yang ditemukan pada
aktivitas belajar adalah 1). Segi visual,
masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan
penjelasan
teman
mengenai materi teknik dasar passing
bola basket. 2). Segi lisan, siswa kurang
berani mengemukakan pendapat pada
saat diskusi. 3). Segi audio, siswa kurang
mendengarkan dengan baik tentang
materi yang disampaikan. 4). Segi metrik,
masih banyak siswa yang malas mencoba
gerakan atau berlatih secara mandiri. 5).
Segi mental, siswa masih belum bisa
memecahkan masalah atau kesulitan yang
ditemui dalam proses pembelajaran. 6).
Segi emosional, siswa kurang tenang
dalam
memecahkan masalah atau
kesulitan yang dihadapi.
Sedangkan, permasalahan yang di
temukan pada hasil belajar adalah
1)
aspek kognitif, siswa masih belum
mememahami teori dari materi tesebut
secara mendalam. 2). aspek afektif,
kemampuan siswa pada aspek ini sudah
cukup baik. 3). Aspek psikomotor, masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam melakukan gerakan teknik dasar
passing bola basket.
Belajar
merupakan
perubahan
tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan
meniru dan lain sebagainya. Belajar akan
lebih baik kalau si subjek belajar itu
mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik. Dilihat dari arti luas,


belajar dapat diartikan sebagai kegiatan
psiko-fisik menuju ke perkembngan pribadi
seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit,
belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan
menuju
terbentuknya
kepribadian
seutuhnya. (Sardiman A.M 2007: 2).
Berdasarkan pengertian belajar di atas,
dapat ditarik kesimpulan belajar adalah
suatu
proses
dalam
memperoleh
perubahan tingkah laku dari pembelajaran.
Dengan belajar diharapkan akan terjadi
perubahan dalam diri siswa, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak memahami
menjadi memahami, dari tidak dapat
melakukan
sesuatu
menjadi
dapat
melakukan, dari tidak terampil menjadi
terampil dan sebagainya.
Pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai suatu upaya menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa dapat belajar.
Pembelajaran merupakan upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara ekplisit
terlihat bahwa dalam pembelajaran ada
kegiatan memilih, menemukan dan
mengembangkan metode untuk mencapai
hasil
yang
diinginkan.
Istilah
pembelajaran digunakan disini karena
istilah ini lebih tepat menggambarkan
upaya untuk membangkitkan inisiatif dan
peran siswa dalam belajar. Pembelajaran
lebih menekankan pada bagaimana upaya
guru untuk mendorong siswa atau
memfasilitasi siswa belajar, bukan pada
apa yang dipelajari siswa. (Degeng dalam
Ratumanan, 2002: 3).
Untuk
dapat
melakukan
pembelajaran
dengan
baik
maka
diperlukan sistematika pembelajaran.
Sistematika pembelajaran merupakan satu
kesatuan kerja sistematika yang tidak
dapat dipisah-pisahkan yang berlaku
untuk semua jenis pelajaran penjasorkes.
Guru Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan
(penjasorkes)
dalam
pelaksanaan pembelajaran diharapkan
memahami dan menerapkan sistematika
pembelajaran sehingga dapat mendukung
keberhasilan tujuan pembelajaran.
Lampiran permendiknas RI Nomor
41 (2007) pelaksanaan pembelajaran
merupakan implementasi dari RPP yang

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
dibuat
oleh
guru.
Pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dipandang perlu untuk dicarikan
jalan pemecahannya supaya tujuan
proses pembelajaran mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Dari observasi yang dilakukan,
peneliti mencoba mengadakan suatu
penelitian dan mencari solusi dalam
perbaikan aktivitas dan hasil pembelajaran
khususnya
pada
pembelajaran
Penjasorkes yaitu menerapkan model
pembelajaran
kooperatif.Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu kelompok
strategi pengajaran yang
melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama (Egen dan
Kauchak dalam Trianto, 2007: 42).
Pembelajaran
kooperatif
(cooperative learning) adalah pendekatan
pembelajaran
yang
berfokus
pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar dalam mencapai tujuan
belajar (Nurhadi, 2004: 112).
Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengangkat
model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT)Dimana
model
pembelajaran
kooperatiftipe NHT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang sederhana
yang
dimana
dalam
pembentukan
kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada
setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang
ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan
belajar. Pembelajaran kooperatif tipe
Numbered
Head
Together
(NHT)
dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam
satu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Sebagai
gantinya
mengajukan
pertanyaan kepada seluruh kelas, guru

menggunakan struktur empat (4) langkah


sebagai berikut: (1) Penomoran, Guru
membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang dan kepada
setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5. (2) Mengajukan
Pertanyaan, Guru mengajukan sebuah
pertayaan kepada siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi. Pertanyaan dapat
bersifat spesifik dalam bentuk kalimat
Tanya.
(3)
Berfikir
Bersama,Siswa
menyatukan
pendapatnya
terhadap
jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan
setiap
anggota
dalam
teamnya
mengetahui jawaban itu. (4) Menjawab,
Guru memanggil satu nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan, untuk
seluruh kelas. Model ini mengacu kepada
belajar
kelompok.
Anggota
team
menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan
materi
pelajarannya,
kemudian saling membantu satu sama lain
untuk memahami bahan pelajaran dan
memecahkan suatu masalah melalui
diskusi. Dengan begitu guru tidak akan
terlihat
terlalu
mendominasi
dalam
pembelajaran sedangkan siswa akan lebih
aktif dalam proses pembelajaran yang
dilakukan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah (1) Untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
teknik dasar passing bola basket melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT pada siswa kelas VIII C Smp
Negeri 6 KintamaniTahun Pelajaran
2013/2014, (2) untuk memberikan inovasiinovasi baru dalam pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas dimana guru sebagai
peneliti. Penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih
profesional (Kanca I N, 2010:108).

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
kelas VIII C SMP Negeri 6 Kintamani
tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa
dalam penelitian ini yaitu 34 orang.
Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus
dengan tiap siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan. Prosedur penelitian terdiri dari
empat
tahap,
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi
penelitian dan refleksi. Waktu pelaksanan
penelitian dilaksanakan hari Kamis 7
November 2013 dan Kamis 14 November
2013 untuk siklus I, sedangkan untuk
siklus IIdilaksanakan hari Kamis 21
November 2013 dan 28 November 2013.
Pengumpulan data pada aktivitas
belajar teknik dasar passing bola basket
dinilai oleh 2 orang observer dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas
belajar teknik dasar passing bola basket,
sedangkan untuk hasil belajar dinilai oleh
3 orang evaluator dengan menggunakan
format assesmen hasil belajar.
Dalam penelitian ini, teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis
statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat
digunakan untuk mengolah data yang
berkaitan dengan menjumlahkan, merata-

rata, mencari titik tengah, mencari


persentase dan menyajikan data yang
menarik, mudah dibaca dan diikuti alur
pikir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada observasi awal yang dilakukan
di kelas VIII C SMP Negeri 6 Kintamani
tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan
data aktivitas dan hasil belajar yang cukup
aktif. Hal ini terlihat secara klasikal siswa
masih belum memenuhi KKM di sekolah
yang sebesar 75.
Berdasarkan dari aktivitas belajar
pada observasi awal dengan materi teknik
dasar passing (chest pass dan bounce
pass) bola basket, diproleh hasil analisis
data aktivitas belajar pada observasi awal
diperoleh aktivitas belajar siswa secara
klasikal sebesar 4,94 siswa yang berada
pada kategori Sangat aktif tidak ada (0%),
aktif sebanyak 8 orang (23,5%), cukup
aktif sebanyak 10 orang (29,4%), kurang
aktif sebanyak 16 orang (47,1%), dan
sangat kurang aktif sebanyak tidak ada
(0%)

Tabel 1 Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Pada Obeservasi Awal
Jumlah
Siswa

Persentase

Kategori

Keterangan

7 X < 9
5 X < 7
3 X < 5

8
10
16

0%
23,5%
29,4%
47,1

8 orang (23,5%)
sudah aktif
26 orang (76,4%)
belum aktif

X <3

Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat
Kurang Aktif

34

100%

No

Kriteria

X 9

2
3
4
5

Total

Data observasi awal hasil belajar


passing (chest pass dan bounce pass)
bola basket siswa yang berada pada
katagori sangat baik tidak ada (0%), siswa
dalam kategori baik sebanyak 4 orang
(11.76%), siswa dalam katagori cukup baik

sebanyak 5 orang (14.70%) dan siswa


dalam katagori kurang baik sebanyak 18
orang (52.94%) dan sangat kurang baik 7
orang (20.58%).

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Tabel 2 Data Hasil Belajar Passing Bola Basket Pada Observasi Awal
No

Rentang
Skor

Jumlah
Siswa

Persentase

Kategori

Keterangan

85-100

0%

Sangat Baik

75-84

11,76%

Baik

4 orang
(11,76)
Tuntas

3
4

65-74
55-64

5
18

14,70%
52,94%

0-54

20,58%

Cukup
Kurang
Sangat
Kurang

20 orang
(14,70 %)
Tidak
Tuntas

34

100%

Berdasarkan dari aktivitas belajar


pada siklus I dengan materi teknik dasar
passing (chest pass dan bounce pass) bola
basket, diproleh hasil analisis data aktivitas
belajar pada siklus I diperoleh aktivitas
belajar siswa secara klasikal sebesar 6.79
siswa bahwa siswa dalam katagori sangat
aktif 0 orang (0%), aktif sebanyak 15 orang
(44,1 %), cukup aktif sebanyak 19 orang

(55,9%), kurang aktif 0 orang (0%) dan


sangat kurang aktif 0 orang (0%).Dengan
memperhatikan data aktivitas belajar pada
siklus I dalam hal ini aktivitas belajar teknik
dasar passing (chest pass dan bounce
pass) bola basket terdapat 15 orang siswa
yang tergolong aktif dan 19 orang siswa
yang masih tergolong tidak aktif.

Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Pada Siklus I


No

Kriteria

Jumlah
Siswa

Persentase

Kategori

Keterangan

1
2
3
4

X 9
7 X < 9
5 X < 7
3 X < 5

15
19
-

0%
44,1%
55,9%
-

15 orang (44.1%)
sudah aktif
19 orang (55,9%)
belum aktif

X <3

Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat
Kurang Aktif

34

100%

Total

Penelitian hasil belajar teknik dasar


passing (chest pass dan bounce pass) bola
basketpada siklus I, diperoleh data hasil
belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak
18 orang dengan persentase 52,94% dan
siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 orang
dengan persentase 40,05%. Adapun rincian

kategori hasil belajar siswa sebagai berikut:


siswa siswa yang berada pada kategori
sangat baik sebanyak 0 orang (0%), baik
sebanyak 18 orang (52,94%), cukup
sebanyak 15 orang (44,11%), kurang
sebanyak 1 orang (2,94%), dan sangat
kurang 0 orang (0%).

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Tabel 4 Data Hasil Belajar Passing Bola Basket Pada Siklus I
No

Rentang
Skor

Jumlah
Siswa

Persentase

85-100

2
3
4

75-84
65-74
55-64

18
15
1

52,94%
44,11%
2,94%

0-54

34

100%

Hasil analisis data aktivitas belajar


siswa pada siklus II diperoleh aktivitas
belajar siswa secara klasikal sebesar
7,89dengan tingkat keaktifan sudah aktif.
Siswa yang aktif sebanyak 34 orang siswa
dengan persentase 100% dan tidak ada
siswa yang tidak aktif. Adapun rincian

Kategori

Keterangan

Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang

18 orang
(52,94%)
Tuntas
16 orang
(40,05%)
Tidak Tuntas

kategori aktivitas belajar siswa adalah


sebagai berikut: siswa yang berada pada
katagori sangat aktif sebanyak 2 orang
(5,88%) aktif sebanyak 32 orang (94,11%),
cukup aktif tidak ada (0%), kurang aktif
tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif 0
orang (0%).

Tabel 5. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Siklus II


Jumlah
siswa

Persentase

Keterangan

Keterangan

5,88%

Sangat Aktif

32

94,11%

Aktif

34 siswa
sudah aktif

5 X < 7

0%

Cukup Aktif

3 X < 5

0%

X <3

0%

Kurang Aktif
Sangat
Kurang Aktif

34

100%

No

Kriteria

1
2

X 9
7 X < 9

Jumlah

Penelitian hasil belajar pada siklus II


dengan materi teknik dasar passing (chest
pass
dan
bounce
pass)
bola
basketdiperoleh data hasil belajar dimana
siswa yang tuntas sebanyak 32 orang
dengan persentase 94.1% dan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 2 orang dengan
persentase 5,8%. Adapun rincian kategori
sebagai berikut: siswa siswa yang berada
pada kategori sangat baik sebanyak 3orang

Tidak ada
siswa yang
tidak aktif

(8,82%), baik sebanyak 29 orang (85,3%),


cukup sebanyak 2 orang (5,8%), kurang
tidak ada (0%), dan sangat kurang 0 orang
(0%). Persentase ketuntasan hasil belajar
teknik dasar passing (chest pass dan
bounce pass) bola basketsecara klasikal
pada siklus II adalah 80,89%berada pada
rentang 85-100 dengan kategori sangat
baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata
hasil belajar sebesar75%.

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Tabel 6.Data Hasil Belajar Passing Bola Basket Siklus II
No

Rentang
Skor

Jumlah
Siswa

Persentase

Kategori

Keterangan

85-100

8,82%

Sangat Baik

75-84

29

85,3%

Baik

32 orang
(94,1)
Tuntas

3
4

65-74
55-64

2
-

5,8%
-

0-54

Cukup
Kurang
Sangat
Kurang

2 orang
(5,8 %)
Tidak
Tuntas

34

100%

Tabel 7 Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Per Tahap

No

Tahapan

Persentase
Aktivitas
Belajar

Siklus I

6.79

Cukup Aktif

Siklus II

7,89

Aktif

Rata-rata

7, 34

Aktif

Keaktifan Siswa

Peningkatan
Aktivitas Belajar
Siklus I ke Siklus
II

1.10%

Tabel 8. Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola BasketPer Tahap

No

Tahapan

Peningkatan
Hasil Belajar

Persentase
Hasil Belajar

Ketuntasan Siswa
Siklus I ke Siklus
II

Siklus I

74,91%

Tidak Tuntas

SiklusII

80,89%

Tuntas

Rata-rata

79,9%

Tuntas

Pada observasi awal yang dilakukan


pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 6
Kintamani diketahui bahwa aktivitas belajar
cukup aktif secara klasikal dan hasil belajar
tidak tuntas secara klasikal. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran masih
bepusat pada guru dan siswa tidak
berkembang
secara mandiri melalui
penemuan dan proses berpikirnya sehingga
siswa merasa suasana pembelajaran
membosankan karena guru berceramah,

5,98%

siswa tidak memiliki suatu pandangan atau


pemahaman
terhadap
materi
yang
diajarkan, siswa merasa apa yang dia
ketahui hanya untuk dirinya sendiri,
siswaenggan bertanya pada guru atau pada
temannya,
siswatakut
salah
dan
ditertawakan temannya, siswamarasa ragu
dan tidak percaya diri, siswamerasa kurang
motivasi dan kurang bersemangat dalam
pembelajaran

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
sehingga siswa hanya sekedar
melakukan gerakan sehingga kemampuan
siswa masih kurang dalam melakukan
teknik dasar passing (chest pass dan
bounce pass) bola basket. Untuk itu peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran
yang inovatif yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Model pempelajaran
kooperatif tipe NHT adalah salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat
membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
dapat memengaruhi pola interaksi siswa
dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
saling
membagikan
ide-ide
kreatifsertaberdiskusi, siswa akan lebih
bertanggungjawab, selain itumetode ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerjasama mereka.
Dengan
menerapkan
model
pembelajaran koopertiftipe NHTaktivitas
dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik
dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas
belajar masih tidak aktif dikarenakan masih
ada 19 siswa yang tidak aktif namun
dengan diberikan tindakan pada siklus II
aktivitas belajar meningkat sehingga 34
siswa menjadi aktif.
Hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 2006:20). Dari pedapat di atas
dapat dipaparkan bahwa hasil belajar
adalah suatu tujuan yang hendak dicapai
dalam proses belajar dimana, proses
belajar dalam diri siswa dapat dikatakan
baik apabila dalam diri siswa terjadi
perubahan pada tiga bidang sesuai dengan
tujuan taksonomi pendidikan dari Bloom
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotornya..
Hasil belajar siswa pada siklus I
sebanyak 16 siswa yang tidak tuntas
namun pada siklus II terjadi peningkatan
sehingga siswa yang tuntas sebanyak 32
siswa dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas.
Pada siklus II ini peneliti memberikan
tindakan-tindakan NHT dengan melihat
kelemahan-kelemahan
pada
siklus
I.Dengan memperhatikan data hasil belajar
pada siklus II dalam hal ini hasil belajar
teknik dasarpassing (passing chest pass
dan bounce pass) bola basketmasih
terdapat 2 orang siswa yang tidak tuntas.

Dari data tersebut terjadi peningkatan dari


siklus I ke siklus II sebesar 5,98%.
Peningkatan
hasil
belajar
teknik
dasarpassing (passing chest pass dan
bounce passn ini tidak terlepas dari
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT secara optimal dengan perbaikanperbaikan pembelajaran sesuai dengan
kekurangan-kekurangan, hambatan dan
kendala-kendala yang terjadi pada setiap
siklus sebelumnya.
Data peningkatan aktivitas dan hasil
belajar passing (chest pass dan bounce
pass) bola basket merupakan bukti dari
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT ini, siswa dapat mendapat
kesempatan yang luas untuk melatih
keterampilan dan juga memberikan waktu
yang luas untuk belajar gerak baik secara
individu maupun secara kelompok, suasana
belajar
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran nampak bebas, ceria,
bergairah, dan kondusif. Disamping itu
siswa dapat berkolaborasi dengan teman
kelompoknya.
Siswa belajar
dan
beraktivitas sendiri untuk memperoleh
pengalaman, pengetahuan, pemahaman
dan
tingkah
laku
lainnya
serta
mengembangkan keterampilannya yang
bermakna. Sehingga dalam hal ini, kegiatan
atau aktivitas belajar siswa merupakan
pondasi dan prinsip fundamental untuk
mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
Berdasarkan hasil pembahasan yang
dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik
dasarpassing (chest pass dan bounce
pass) bola basket meningkat melalui
Penerapani model pembelajaran kooperatif
tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP 6
Kintamani tahun pelajaran 2013/2014.
Untuk itu disarankan kepada guru
penjasorkes untuk berupaya menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipeNHT
dalam proses pembelajaran sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar Teknik dasar passing
(chest pass dan bounce pass) bola basket.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut. (1) Aktivitas belajar
teknikdasar passingbola basket meningkat

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII.
C SMP Negeri 6 Kintamani tahun pelajaran
2013/2014. (2) Hasil belajar teknik
dasarpassing bola basket teknik dasar
passing (chest pass dan bounce pass) bola
basket meningkat melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
siswa kelas VIII. C SMP Negeri 6 Kintamani
tahun pelajaran 2013/2014.
Saran
peneliti
kepada
guru
penjasorkes yaitu agar menerapkan modell
pembelajaran kooperatif tipe NHT, karena
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar teknik dasar passing bola
basket.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Pedoman Model Silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan Orkes.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dan
Rineka Cipta.
Kanca,

I Nyoman. 2010. Metodologi


Penelitian Keolahragaan. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

Nurhadi
dan
Senduk,
A.G.
2004.
Pembelajaran
Kontekstual
dan
Penerapanya
dalam
KBK.
Malang:Universitas Negeri Malang.
Permendiknas. 2007. Standar Proses Untuk
satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah. Jakarta. Depdiknas.
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar
dan
Pembelajaran.
Surabaya:
UNESA UNIVERSITY PRESS.
Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan
Motivasi belajar-mengajar. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran


Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Você também pode gostar