Você está na página 1de 7

D. Setyaningsih, E. Hambali, dan M.

Nasution

APLIKASI MINYAK SEREH WANGI (Citronella Oil) DAN GERANIOL


DALAM PEMBUATAN SKIN LOTION PENOLAK NYAMUK
Dwi Setyaningsih, Erliza Hambali, dan Muharamia Nasution
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
email: dwisetya.sbrc@gmail.com

ABSTRACT
Indonesia is one of the biggest producers of citronella oil in the world. The high production of citronella
oil needs to be developed becoming new fractions and application into product. One of the applications is as
active component in insect repellant in skin lotion product. In this research, skin lotion was produced by
addition of citronella oil and geraniol as active component with parameter of percentage of active component
(5.0, 7.5, and 10.0%) and three alternatives of process (process 1, process 2, and process 3). The parameters of
analyses were emulsion stability, viscosity, emulsion capacity, pH, and total microbe.
Citronella oil used in this research has several characteristics; namely density 0.8352, index refraction
1.4558, citronellal content 5.8% and geraniol content 2.4%. The result of this analysis show that addition of
geraniol 5.0% in process 2 produced the highest viscosity was 1.55 (x300 cP), the lowest pH (3.47), the highest
emulsion stability (62.29%) and the lowest emulsion capacity (2.15). The conclusion according to that result was
process 2 was produced the best of skin lotion formulation. In the next research all of the action from process 2
used for effectiveness experiment to mosquito bite. The results of the experiment show that all of skin lotions
gave negative result to amount of mosquito bite at rabbit. Decreasing fraction of active component until 0.1%
showed positive result by one bite of mosquito in the rabbit skin.

PENDAHULUAN
Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak
atsiri komersial Indonesia yang diperoleh melalui
proses penyulingan. Menurut Boelens (1994),
Indonesia adalah produsen minyak sereh wangi
nomor dua terbesar di dunia setelah Cina. Akan
tetapi, dari minyak sereh wangi yang dihasil-kan
hampir 75% diekspor dalam bentuk minyak kasar
sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan dalam
negeri. Indonesia juga mengimpor minyak sereh
wangi dalam bentuk pure oil dengan harga yang
jauh lebih mahal dari harga minyak kasar yang
diekspor. Misalnya, selama tahun 2004, ekspor
minyak sereh wangi Indonesia mencapai nilai US$
469.726 dengan volume ekspor sebesar 115.673 kg,
namun dalam tahun yang sama jumlah impornya
mencapai 2,8 kali nilai ekspornya (BPS, 2005).
Rendahnya harga jual minyak sereh dapat ditingkatkan melalui usaha mengisolasi fraksi aktif minyak
sereh wangi sehingga akan meningkatkan nilai
tambahnya.
Teknik isolasi minyak sereh wangi dapat
dilakukan dengan cara penyulingan bertingkat. Hasil
isolasi tersebut berupa senyawa yang disebut
Sitronellal, Geraniol, dan Sitronellol. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen yang dominan
dalam minyak sereh wangi.

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

Hasil fraksi aktif minyak sereh wangi dapat


diaplikasikan dalam berbagai industri diantaranya
kosmetik dengan produk skin lotion penolak nyamuk
yang merupakan bahan insektisida alami yang
murah dan efektif dalam mengusir nyamuk serta
dapat digunakan secara aman dan praktis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan minyak sereh wangi dan geraniol dalam
pembuatan skin lotion penolak nyamuk, menganalisa
skin lotion yang dihasilkan, dan menguji efektivitas
skin lotion penolak nyamuk yang dihasilkan.

METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
skin lotion diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu,,
Tangerang-Jawa Barat. Bahan-bahan tersebut yaitu
sun screen, gliserin, thickening, mineral oil, cetil
alkohol, silikon dan pengawet. Bahan lain yang
digunakan yaitu minyak sereh wangi dan geraniol.
Alat yang digunakan meliputi peralatan gelas,
pemanas listrik, neraca timbangan, pH meter,
viskosimeter, oven, ruang pendingin, refraktometer,
dan piknometer.

97

Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dan

Metode

Analisa

Pembuatan Skin Lotion (sebagai kontrol)

Analisis Fraksi Aktif

Air, sun screen,


gliserin
Pengadukan

Menentukan kadar sitronella, kadar geraniol,


indeks bias, dan bobot jenis.
Thickening

Analisis Skin Lotion Penolak Nyamuk

Adonan 1

Mineral oil, cetil


alcohol, silikon

Pengadukan

Pengadukan dan pemanasan

Adonan 2

Menentukan pH, viskositas, kapasitas emulsi,


stabilitas emulsi, dan efektivitas terhadap nyamuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adonan 3

Pengadukan

Preservatif
fragrance

Formulasi Skin Lotion

Adonan 4
Pengadukan

SKIN LOTION
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Skin Lotion
Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk

Pengadukan

Thickening

Adonan 1

Mineral oil, cetil


alcohol, silikon

Pengadukan

Pengadukan dan pemanasan

Adonan 2
Pengadukan

Adonan 3

Alternatif 2

Alternatif 1

Air, sun screen,


gliserin

Preservatif
fragrance

Adonan 4
Pengadukan

SKIN LOTION

Fraksi Aktif Konsentrasi


5,0%,7,5%,10,0%
Alternatif 3

SKIN LOTION
ANTI NYAMUK
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Skin Lotion Penolak
Nyamuk

98

Dalam pembuatan skin lotion, faktor penting


yang harus diperhatikan adalah fungsi dari skin
lotion yang diinginkan untuk dikembangkan. Fungsi
dari skin lotion adalah untuk mempertahankan
kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan,
mencegah kehilangan air, dan mempertahankan
bahan aktif. Komponen-komponen yang menyusun
skin lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan
pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi,
dan pengawet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion adalah sun screen, gliserin,
thickening, mineral oil, cetil alkohol, silikon dan
preservatif. Sun screen berfungsi sebagai ultra violet
filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari
juga sebagai bahan dasar pembuatan krim/lotion.
Gliserin berfungsi sebagai humectant, yaitu menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar
sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan.
Thickening merupakan pengental yang berfungsi
sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang
terkait dengan hidrofil lipofil balance. Mineral oil
dan silikon berfungsi sebagai pelembab (moisturizing) kulit. Cetil alkohol berfungsi sebagai surfaktan dan emmolient, dan pelembab.
Fraksi Aktif dalam pembuatan Skin Lotion
Penolak Nyamuk
Bahan Aktif yang digunakan dalam pembuatan
skin lotion penolak nyamuk adalah minyak sereh
wangi dn geraniol seperti terlihat pada Gambar 3.
Karakteristik dari minyak sereh wangi dan geraniol
dapat dilihat pada Tabel 1.
Minyak sereh wangi yang diaplikasikan dalam
skin lotion penolak nyamuk memiliki berat jenis
sebesar 0,8352 pada suhu pengukuran 25C. Nilai
tersebut lebih rendah dari nilai standar minyak sereh
wangi yang ditetapkan yaitu 0,850-0,892. Menurut
Beudokian (1967), bobot jenis suatu senyawa
ditentukan oleh perbandingan senyawa-senyawa
J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

D. Setyaningsih, E. Hambali, dan M. Nasution

yang terkandung di dalamnya. Minyak sereh wangi


yang digunakan dalam pembuatan skin lotion
penolak nyamuk diduga mengandung senyawasenyawa yang lebih sedikit dibanding dengan
minyak sereh wangi standar.

asing yang seharusnya muncul sekitar 1,0% tetapi


pada minyak sereh wangi yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 66,1%.
Pada geraniol, komposisi geraniol yang digunakan sebesar 18,2%. Nilai tersebut lebih tinggi dari
kandungan geraniol minyak sereh wangi standar
yaitu sekitar 15,0%-16%. Kandungan sitronella pada
geraniol (6,8%), lebih tinggi dari kandungan geraniol pada minyak sereh wangi (5,8%) yang digunakan dalam pembuatan skin lotion penolak nyamuk.
Analisa Skin Lotion Penolak Nyamuk
Stabilitas Emulsi

Gambar 3. Geraniol dan Minyak Sereh Wangi


Tabel 1. Karakteristik Minyak Sereh Wangi

Karakteristik
Berat Jenis (25C)
Indeks Bias (25C)
Kadar Sitronellal
Kadar Geraniol

Nilai Pengamatan
Minyak
Geraniol
Sereh Wangi
0,8352
0,8748
1,4588
1,4685
5,8%
6,8%
2,4%
18,2%

Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan


suatu bahan dimana emulsi yang terdapat dalam
bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan partikel lain dan membentuk lapisan
yang terpisah. Emulsi yang baik mempunyai sifat
tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah
warna dan tidak berubah konsistensinya selama penyimpanan.
Hasil pengukuran stabilitas emulsi skin lotion
penolak nyamuk berkisar 35,260-67,968% (Gambar
4). Nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada penambahn geraniol 5,0% dengan cara alternatif 2.

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

Stab ilitas Em u lsi (% )

70

Indeks bias minyak sereh wangi adalah 1,4588


pada suhu pengukuran 25C. Nilai tersebut berada
dalam kisaran yang ditetapkan yaitu 1,4540-1,4730.
Geraniol yang digunakan berindeks bias 1,4685.
Nilai tersebut sedikit lebih rendah dari nilai standarnya yaitu antara 1,470-1,4780. Penentuan indeks
bias menggunakan refraktometer dengan berprinsip
kepada penyinaran yang menembus dua macam
media dengan kerapatan berbeda. Menurut Ketaren
(1984), nilai indeks bias suatu senyawa dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti proses oksidasi dan suhu. Nilai indeks bias pada suhu yang
lebih tinggi akan menghasilkan nilai indeks bias
lebih rendah.
Kadar sitronelal minyak sereh wangi yang digunakan yaitu 5,8% dan kadar geraniol 2,4%. Kedua
nilai tersebut lebih rendah dari nilai standar yang
ditentukan yaitu 35,0% untuk sitronella dan 16,0%
untuk geraniol. Rendahnya nilai kedua komponen
uatama tersebut menunjukkan bahwa minyak tersebut bukan minyak sereh wangi murni. Menurut
Ketaren (1984), minyak atsiri yang mengalami
penurunan kandungan utamanya menunjukkan
bahwa minyak tersebut telah dipalsukan yang biasa
dilakukan dengan menambahkan mineral, atau
minyak sejenis yang bermutu rendah. Senyawa asing
lain yang biasa ditambahkan dalam minyak atsiri
yaitu alkohol, kerosin, heksan, dan petroleum eter.
Berdasarkan analisa khromatografi gas, senyawa

60
50
40
30
20
10
0

cara 1
cara 2

5.00%

7.50%

10.00%

Minyak Sereh Wangi

5.00%

7.50%
Geraniol

10.00%
Standar

Sari puspa

cara 3

Gambar 4. Histogram Hubungan antara Jenis Fraksi


Aktif, Variasi Konsentrasi Fraksi Aktif
dan Alternatif Adonan terhadap Stabilitas
Emulsi Skin lotion Penolak Nyamuk
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa
jenis fraksi yang digunakan memberikan hasil yang
berbeda
nyata
terhadap
stabilitas
emulsi.
Penggunaan fraksi aktif ke dalam adonan dengan
berbagai cara memberikan hasil sangat berbeda
nyata terhadap stabilitas emulsi. Perbedaan tersebut
disebabkan dari kelarutan bahan yang digunakan,
dimana bahan yang larut minyak dan bahan larut air
dipisahkan dan distabilkan oleh suatu emulsi.
Variasi konsentrasi fraksi aktif yang digunakan tidak
berbeda nyta terhadap stabilitas emulsi yang
dihasilkan.

99

Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dan

Kapasitas emulsi dinyatakan sebagai banyaknya ml minyak yang teremulsi dalam setiap gram
skin lotion. Hasil pengamatan kapasitas emulsi pada
skin lotion penolak nyamuk, menunjukkan bahwa
nilai yang diperoleh berada pada kisaran 2,1482,405 ml. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara
jenis fraksi aktif, variasi konsentrasi fraksi aktif, dan
alternatif adonan terlihat pada seluruh konsentrasi ,
cara kedua menghasilkan nilai kapasitas yang lebih
rendah dari cara pertama dan ketiga. Ujii banding
menunjukkan bahwa skin lotion yang dihasilkan
memiliki nilai kapasitas emulsi yang tidak jauh
berbeda dengan skin lotion stnadar dan Sari Puspa.
Hasil uji sidik ragam menujukkan tidak ada
perbedaan yang nyata dari seluruh faktor terhadap
nilai kapasitas emulsi yang dihasilkan.
2,45
Kapasitas Emulsi (%)

2,35

cara 2

2,3
2,2

1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
5.00%

7.50%

10.00%

Minyak Sereh Wangi

5.00%

7.50%
Geraniol

10.00%
Standar

Sari puspa

Gambar 6. Histogram Hubungan Antara Jenis Fraksi


Aktif, Variasi Konsentrasi Fraksi Aktif
dan Alternatif Adonan terhadap Viskositas Skin Lotion Penolak Nyamuk

2,15
2,1
2,05
2
5.00%

7.50%

10.00%

Minyak Sereh Wangi

5.00%

7.50%
Geraniol

10.00%
Standar

Sari puspa

cara 3

Gambar 5. Histogram Hubungan Antara Jenis Fraksi


Aktif, Variasi Konsentrasi Fraksi Aktif
dan Alternatif Adonan terhadap Kapasitas Emulsi Skin Lotion Penolak Nyamuk
Viskositas
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu
bahan yang diukur dengan menggunakan alat viscometer. Viskositas yang baik akan memiliki nilai
yang tinggi. Menurut Schmitt (1966), semakin tinggi
viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan
makin stabil karena pergerakan partikel cenderung
lebih sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan.
Hasil pengamatan viskositas dari skin lotion
penolak nyamuk, menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh berada dikisaran 0,68 (x 300) 1,55 (x
300) cP. Gambar 5 menjukkan pada seluruh konsentrasi, cara kedua menghasilkan nilai viskositas yang
lebih tinggi dari cara pertama dan ketiga. Hal
tersebut menunjukkan keterkaitan stabilitas emulsi
dengan viskositas, dimana viskositas tinggi akan
menghasilkan kestabilan emulsi yang tinggi.
Hasil uji sidik ragam menunjukkan penggunaan jenis fraksi aktif dan alternatif adonan memberikan hasil tidak berbeda nyata, sedangkan variasi
konsentrasi fraksi aktif yang digunakan memberikan
100

1,4

cara 3

2,25

cara 2

1,6

cara 1 0

2,4

cara 1

hasil yang sangat berbeda terhadap nilai viskositas.


Pada variasi konsentrasi yang digunakan, semakin
besar konsentrasi yang diaplikasikan pada skin
lotion semakin menurun viskositasnya. Uji banding
menunjukkan seluruh bahan memiliki nilai viskositas lebih rendah dari skin lotion standar disebabkan
adanya penambahan fraksi aktif ke dalam adonan
yang ternyata dapat menurunkan nilai viskositasnya.
Uji banding terhadap Sari Puspa menunjukkan
viskositas yang lebih rendah untuk semua bahan.

V is k o s it a s ( x 3 0 0 c P )

Kapasitas Emulsi

pH
pH menunjukkan derajat keasaman suatu
bahan. Dalam Journal Cosmetic and Toiletries by
SunSmart Inc. (1998), pH tubuh manusia berkisar
5,5-7,0. Menurut Schmitt (1996), pH untuk skin
lotion adalah berkisar 3,5-5,5. Pada Gambar 6, pH
minyak sereh wangi adalah 4,8 dan geraniol adalah
4,09. pH skin lotion penolak nyamuk berkisar 3,475,61, sedangkan pH skin lotion (standar) adalah
5,82. Hal ini berarti dengan penambahan fraksi aktif
ke dalam adoanan mampu menurunkan pH skin
lotion yang dihasilkan.
Uji banding terhadap Sari Puspa terlihat nilai
pH yang dihasilkan tidak jauh beda. Hasil uji sidik
ragam menunjukkan jenis fraksi aktif dan variasi
konsentrasi yang digunakan memberikan hasil yang
sangat berebada nyata terhdapa pH skin lotion
penolak nyamuk yang dihasilkan. Sedangkan
alternatif adonan yang digunakan memberikan hasil
yang tidak berbeda nyata terhadap pH skin lotion
penolak nyamuk.
Total Mikroba
Uji total mikroba adalah uji untuk mengetahui
ada atau tidaknya mikroba dalam skin lotion penolak
nyamuk. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa seluruh
skin lotion memberikan hasil negatif (-) terhadap
J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

D. Setyaningsih, E. Hambali, dan M. Nasution

pertumbuhan mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa


skin lotion yang dihasilkan bebas dari mikroba.
6
5
4

pH

3
2
1

cara 1
cara 2

0
X1

5.00%

7.50%

10.00%

X2

5.00%

Minyak Sereh Wangi

7.50%

10.00%

Geraniol

Standar Sari puspa

cara 3

keterangan :

X1 : Minyak Sereh Wangi


X2 : Geraniol

efektivitas adalah hewan yang memiliki kriteria


sebagai berikut : 1). Memiliki temperatur sama
dengan suhu tubuh manusia, 2). Memiliki kulit
seperti kulit manusia dan 3). Mengeluarkan suatu
senyawa (bau) seperti manusia. Kriteria-kriteria
tersebut merupakan penyebab nyamuk menggigit
manusia. Nyamuk menyukai lingkungan yang lembab dan hangat sehingga suhu tubuh manusia yang
tergolong hangat sangat disukai oleh nyamuk.
Ketertarikan nyamuk pad kulit manusia tergantung dari keseimbangan antara daya tarik komponen tertentu dalam keringat dan daya tolak oleh
senyawa lipid yang terdapat dalam kulit. Lipid kulit
yang memilki pengaruh untuk menolak nyamuk
adalah rantai asam lemak tidak jenuh C9-C20, salah
satu asam lemak yang dilaporkan paling potensial
adalah asam 2-dekanoat (Wilkanson dan Moore,
1982).

Gambar 7. Histogram Hubungan Antara Jenis Fraksi


Aktif, Variasi Konsentrasi Fraksi Aktif
dan Alternatif Adonan terhadap pH Skin
Lotion Penolak Nyamuk
Tidak adanya mikroba dalam skin lotion yang
dihasilkan disebbakan adanya bahan yang bersifat
anti mikroba seperti preservatif dan bahan aktif yang
digunakan yaitu minyak sereh wangi dan geraniol.
Menurut penelitian Lemos et. al. (1992), minyak
sereh wangi teruji memiliki aktivitas anti bakteri dari
jenis Gram negatif dan positif dan Candida albicans.
Selain itu minyak sereh wangi menunjukkan
aktivitas anti jamur yang sangat nyata.

Gambar 8. Marmut yang digunakan sebagai hewan


percobaan

Tabel 7. Hasil Pengamatan Total Mikroba


Alternatif Adonan
Ulangan
Skin lotion
+
Minyak Sereh
Wangi
Skin lotion
+
Geraniol

5%
7,5%
10%

Cara
1
1 2
-

Cara
2
1 2
-

Cara
3
1 2
-

5%
7,5%
10%

Uji efektivitas Skin Lotion Penolak Nyamuk


Efektivitas dari penggunaan skin lotion penolak nyamuk ditentukan oleh lamanya kemampuan
skin lotion untuk melindungi kulit (waktu proteksi)
dan konsentrasi repellen di udara sehingga mampu
menetralkan daya tarik komponen lain. Uji efektivitas bertujuan mengetahui efektif atau tidaknya skin
lotion penolah nyamuk yang dihasilkan dalam menolak nyamuk. Skin lotion penolak nyamuk tersebut
diujikan ke hewan percobaan yakni marmut
(Gambar 7). Hewan yang dipilih dalam uji
J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

Marmut yang akan digunakan sebagai hewan


percobaan terlebih dahulu dicukur bulunya pada
bagian punggung (atas) hingga habis. Setelah dicukur, marmut diolesi skin lotion penolak nyamuk
lalu dimasukka ke dalam kandang berisi nyamuk.
Nyamuk tersebut dimasukkan ke dalam kandang
selama 10 jam. Lamanya waktu tersebut disesuaikan
dengan waktu tidur rata-rata setiap orang. Setelah
pengamatan, marmut dikeluarkan dan dilihat ada
atau tidaknya bentol yang ada di kulit marmut.
Skin lotion penolak nyamuk yang diperoleh
melalui cara kedua seluruhnya digunakan dalam uji
efektivitas menunjukkan hasil yang negatif (-), karena tidak adanya gigitan nyamuk pada kulit marmut.
Sedangkan paad skin lotion (standar), banyaknya
gigitan nyamuk pada marmut pertama adalah 3 buah
dan pada marmut kedua sebanyak 4 buah gigitan
(bentol).
Untuk mengetahui keefektifan fraksi aktif
yang digunakan terhadap nyamuk, dicoba dengan
menurunkan konsentrasi fraksi aktif setiap 0,5
hingga 0,5%. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa
fraksi aktif yang digunakan masih efektif menolak
101

Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dan

nyamuk. Hal ini ditandai dengan tanda negatif (-)


yang menunjukkan bahwa pada kulit marmut tidak
ada gigitan nyamuk.
Penurunan konsentrasi dilakukan yaitu sebesar
0,1%. Hasil pengamatan nyamuk dengan konsentrasi
fraksi aktif yang digunakan 0,1% tidak efektif untuk
menolak nyamuk. Jumlah tersebut relatif sangat
kecil dibandingkan dengan penambahan fraksi aktif
lain yang berfungsi sebagai mosquito repellen yaitu
lebih besar dari 5,0%. Uji banding terhadap Sari
Puspa, bahan aktif yang digunakan adalah dietyltolumanida dengan konsentrasi yang digunakan 15,0%.
Dalam penggunaan bahan aktif, fraksi aktif minyak
sereh wangi dan geraniol sangat ekonomis karena
bahan yang ditambahkan sedikit dengan fungsi yang
sama dengan fraksi aktif yang lain.
Tabel 9. Data Pengamatan Uji Efektivitas Skin lotion
Penolak Nyamuk
Cara 2

Skin
Lotion
+
Minyak
Sereh
Wangi

Skin
Lotion
+
Geraniol

0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
2,5%
3,0%
3,5%
4,0%
4,5%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
2,5%
3,0%
3,5%
4,0%
4,5%

Jumlah Gigitan Nyamuk


Ulangan 1
Ulangan 2
-

Bahan aktif yang digunakan dalam pembuatan


skin lotion penolak nyamuk adalah minyak sereh
wangi dan geraniol. Minyak sereh wangi yang
digunakan memiliki berat jenis 0,8352 (suhu 25C),
indeks bias 1,4588 (suhu 25C), kadar sitronellal
5,8% dan kadar geraniol 2,4% lebih rendah dari
kadar sitronellal dan geraniol standar. berat jenis
geraniol yaitu 0,8748. Pada geraniol memiliki berat
jenis 0,8748 dan indeks bias sebesar 1,4685, komposisi geraniol 18,2% dan kandungan sitronella
sebesar 6,8%.
Hasil pengamatan menunjukkan skin lotion
penolak nyamuk mempunyai nilai stabilitas emulsi
berkisar 35,260-67,968%, kapasitas emulsi 2,1482,405 ml, viskositas 0,68-1,55 (x 300), pH 3,47-5,61
dengan pH minyak sereh wangi adalah 4,80,
geraniol 4,09 dan skin lotion (satndar) sebesar 5,82.
Pada uji total mikroba, seluruh bahan memberikan
hasil negatif (-) terhadap pertumbuhan mikroba.
Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa seluruh skin lotion memberikan hasil negatif terhadap
jumlah gigitan nyamuk. Penurunan konsentrasi
fraksi aktif hingga 0,5% masih menunjukkan hasil
negatif. Penggunaan fraksi aktif sebesar sebesar
0,1% menunjukkan hasil positif dengan adanya
gigitan pada marmut. Berdasarkan uji efektivitas,
minyak sereh wangi dan geraniol dapat digunakan
sebagai zat aktif penolak nyamuk.
Saran
Untuk mengetahui penerimaan konsumen
terhadap produk yang dihasilkan, sebaiknya diujikan
skin lotion penolak nyamuk terhadap uji kesukaan
konsumen. Selain itu diadakan pula uji seperti untuk
mengetahui efek skin lotion terhadap kulit dan toksisitas (kandungan racun) dari skin lotion yang dihasilkan.
Aplikasi fraksi aktif dilakukan tidak hanya
pada produk kosmetika, namun dapat dilakukan terhadap produk lain seperti lilin yang dapat berfungsi
menggantikan obat nyamuk bakar yang kurang disukai karena asap yang ditimbulkannya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak
atsiri komersial Indonesia yang diperoleh melalui
proses penyulingan. Adanya peningkatan nilai terhadap minyak sereh wangi dilakukan melalui usaha
mengisolasi fraksi aktif minyak sereh wangi yang
menghasilkan senyawa yang disebut geraniol, yang
diaplikasikan dalam berbagai industri diantaranya
kosmetik dengan produk skin lotion penolak
nyamuk.

102

DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2004. Statistik Perdagangan
Luar Negeri Indonesia. Biro Pusat Statistik
Indonesia, Jakarta.
Beudokian, P. Z. 1967. Perfumery and Flavoring
Synthetics. Elsivier Publ., Co., Amsterdam.
Boelens, M. H. 1994. Sensory of Chemical Evaluation of Tropical Graas Oil. Perfumer and
Flavorist. 29-33.

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

D. Setyaningsih, E. Hambali, dan M. Nasution

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak


Atsiri. PN Balai Pustaka, Jakarta.
Lemos, T.L.G., F.J.Q. Monte, F.J.A.Matos, J.W.
Alencar, A.A. Craverio, R.C.S.B. Barbosa dan
E.O. Lima. 1992. Chemical Composition and
Antimicrobial Activity of Essential Oil from
Brazilian Plants. Fitoterapia. 63:3, 266-268.

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),97-103

Schmitt, W. H. 1996. Skin Care Products. In :


Williams, D. F. and W.H. Schmitt (Ed.). 1996.
Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed.
Blackie Academic and Profesional, London.
SunSmart. 1998. Anatomy of The Skin. Journal
Cosmetics and Toiletries, SunSmart Inc.
Newyork.
Wilkanson, J. B and R. J. Moore. 1982. Harrys
Cosmeticology. George Godwin, London.

103

Você também pode gostar