Você está na página 1de 3

Alkohol merupakan racun bagi tubuh.

Ketika diminum, alkohol sebelumnya akan


melewati rongga mulut. Maka sebagian kecil alkohol akan diserap langsung oleh permukaan
kulit yang terdapat pada rongga mulut (oral mucosa) dan masuk ke dalam darah. Selanjutnya
oleh darah alkohol akan di edarkan ke seluruh tubuh hingga akhirnya ke otak. Organ tubuh
yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang
belakang, dan organ lain seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal dan panca indera. Konsumsi
alkohol rutin atau dalam jumlah tinggi menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf
pusat. Alkohol mempengaruhi sistem saraf dengan menghambat distribusi sinyal antara saraf
tulang belakang dengan otak. Alkohol diserap oleh darah yang pada akhirnya mempengaruhi
saraf sehingga memicu mati rasa. Alkohol juga dikenal meningkatkan aktivitas asam gamma
aminobutyric (GABA) dan melemahkan glutamin. Akibatnya, koordinasi tubuh seseorang
menjadi tumpul. Kurangnya koordinasi dan perilaku yang tidak terkontrol merupakan efek
paling terlihat ketika seseorang mabuk. Pada konsumsi jangka panjang, alkohol bisa
mengakibatkan efek yang berbahaya, yaitu sel-sel menjadi semipermiabel berubah leih tebal.
Sel-sel yang tidak sehat ini akhirnya berkontribusi dalam melemahkan sarf. Tingkat toleransi
seseorang yang tinggi terhadap alkohol membuatnya lebih rentan terhadap berbagai macam
infeksi. Konsekuensinya seperti serangan jantung , stroke, demensia dapat terjadi. Alkohol
juga akan merusak kedua lobus frontal, sekaligus mengurangi berat dan ukuran otak.
Kecanduan alkohol akan membuat seseorang kekurangan vitamin. Alkohol memuat
tubuh gagal menyerap vitamin B-1 (thiamine). Sindrome ini dikenal sebagai ensefelopati
wernicke yang menyebabkan kurangnya koordinasi, gangguan penglihatan, ingatan jangka
pendek, dan kebingungan.
Alkohol juga menunjukkan dapak pada formasi reticular, sumsum tulang belakang,
cerebral cortex, dan otak kecil. Alkohol akan terlarut dalam lipid yang memicu berbagai efek
neurokimia.

Efek

neurokimia

yang

timbul

diantaranya

meningkatnya

aktivitas

neurotransmiter seperti dopamin dan neuropinefrin.


Alkohol yang sampai ke lambung akan diteruskan oleh darah ke hati (lever). Di
dalam hati alkohol (seperti juga racun yang larut dalam cairan) terutama oleh bantuan enzym
alkoholdehydrogenase (ADH), akan dinetralisir (dipecah). Rata-ratanya dapat dipecah 0,1-0,2
alkohol setiap jamnya.Hasilnya adalah Ethanal (Acetaldehyd, C2H4O), yang efeknya
kemudian akan dirasakan oleh tubuh sebagai rasa pusing, mual dan rasa ingin muntah. Bila
dosis alkohol dalam darah mencapai lebih dari 1 , maka hati akan menggunakan
mekanisme lain untuk memecah alkohol yang dikenal dengan MEOS (mikrosomales
ethanoloxidierendes System). Pada sistim MEOS ini akan banyak digunakan oksigen yang

terkandung dalam se-sel hati untuk memecah (menetralisir) alkohol, akibatnya jaringan hati
akan kekurangan oksigen dan Acetaldehyd yang terbentuk akan merusak sel-sel hati. Selain
itu akibat lainnya adalah lemak dari makanan tidak dapat dipecah, yang mengakibatkan
penimbunan lemak dalam hati yang dikenal dengan penyakit lemak hati (Fatty liver, Steatosis
hepatis).
Ketergantungan pada alcohol menyebabkan orang tidak lagi dapat berpikir dan
berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilakunya dipengaruhi oleh zat yang
dipakainya. Berbagai gangguan psikis atau kejiwaan yang sering dialami oleh mereka yang
menyalahgunakan alcohol antara lain rasa tertekan, cemas, ketakutan, ingin bunuh diri, kasar,
marah, agresif, dll. Gangguan jiwa Ini bisa sementara tetapi juga bisa selamanya. Gangguan
psikologis yang paling jelas adalah pengguna tidak bisa mengendalikan diri untuk Terus
menerus menggunakan alcohol.

Você também pode gostar