Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang
yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Penyakit osteoporosis selama ini kita kita kenal dalam masyarakat dimana tulang menjadi
keropos. Osteoporosis adalah kondisi progresif di mana tulang menjadi lemah dan secara
struktural lebih mungkin untuk fraktur atau patah. Biasanya, tubuh membentuk jaringan
tulang baru yang diserap oleh tubuh untuk menyeimbangkan jumlah jaringan tulang yang
dipecah dalam tubuh. Ini adalah proses alami yang terjadi pada tubuh setiap manusia.
Sepanjang bagian awal kehidupan, jumlah tulang yang hilang dan jumlah yang diperoleh
tetap seimbang. Massa tulang (ukuran dan ketebalan) meningkat selama masa kanak-kanak
dan kehidupan dewasa awal, mencapai maksimum pada usia 20 sampai 25.
Menopause yang biasanya terjadi pada wanita usia 40-an atau 50-an, secara dramatis
meningkatkan kecepatan keropos tulang, itulah yang menyebabkan osteoporosis pada wanita
cenderung lebih tinggi dibandingkan pria. Penyakit osteoporosis terjadi ketika tubuh
kehilangan tulang lebih cepat daripada yang dapat membentuk tulang baru. Seiring waktu,
ketidakseimbangan antara kerusakan tulang dan pembentukan menyebabkan massa tulang
menurun, sehingga patah tulang terjadi lebih mudah.
Empat puluh persen perempuan dan dua puluh lima persen pria di atas usia 50 akan
terkena patah tulang karena osteoporosis lansia dalam seumur hidup nya yang tersisa. Lebih
dari 2 juta fraktur (patah tulang) terjadi di Amerika Serikat setiap tahun dan penyakit tulang
osteoporosis ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Seseorang yang terkena penyakit osteoporosis perlu latihan dan mendapatkan cukup
kalsium dan vitamin D untuk membantu menjaga tulang agar tetap kuat. Penderita
osteoporosis mungkin juga perlu mengkonsumsi obat untuk penyembuhan penyakit
osteoporosis, terutama osteoporosis pada lansia.
Siapa yang berisiko menderita penyakit osteoporosis? Menurut National Osteoporosis
Foundation (NOF), osteoporosis merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang utama
selama lebih dari 44 juta orang Amerika atau 55 persen dari mereka yang telah berumur 50
tahun atau lebih. Sekitar 10 juta orang di Amerika Serikat sudah memiliki riwayat penyakit
osteoporosis dan hampir 34 juta lebih memiliki massa tulang yang rendah, menempatkan
mereka pada risiko osteoporosis. Delapan puluh persen dari mereka yang terkena dampak
osteoporosis adalah perempuan.
2. Klasifikasi
2.1 Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada
pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Osteoporosis primer terdiri dari dua bagian :
2.1.1 Tipe I (Post-menopusal)
Terdiri dari 15-20 tahun setelah menopause (53 75 tahun). Ditandai oleh fraktur
tulang belakang dan berkurangnya gigi geligi. Hal itu disebabkan luasnya jaringan
trabrkular pada tempat tersebut, diman jaringan trabekular lebih responsif terhadap
defisiensi estrogen. Terjadi karena kekurangan estrogen yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita, tidak semua wanita memiliki
risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih
dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini dari pada wanita kulit hitam.
2.1.2 Tipe II (Seline)
Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Penyebabnya meliputi
ekses kortikosteroid, hipertiroidisme, multiple mieloma, malnuntrisi, defisiensi
estrogen, hiperparatiroidisme, fakror genetic dan obat-obatan. Kemumgkinan
merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan
ketidak seimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yang baru.biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering
menyerang pada wanita.
Cushing's disease
Hyperthyroidism
Hyperparathyroidism
Hypogonadism
Kelainan hepar
Kurang gerak
Pemakai obat-obatan/corticosteroid
Kelebihan kafein
Merokok
dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin yang
normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Dari penjelasan diatas, jelaslah berbagai factor risisko menjadi penyebab
munculnya penyakit osteoporosis. Factor-faktor tersebut adalah :
1. Mengalami fraktur di atas 50 tahun, karena seiring dengan pertambahan usia,
fungsi organ tubuh justru menurun sehingga penyerapan kalsium menurun dan
fungsi hormone para tiroid meningkat.
2. Memiliki massa tulang yang rendah akibat dari tubuh kurus dan mungil, tulang
akan giat membentuk sel jika di tekan oleh berat badan, fungsi tulang adalah untuk
menyangga bobot maka dengan demikian tulang akan terangsang untuk
membentuk massa pada daerah tersebut, terutama pada daerah pinggul dan
panggul. Jika bobot tubuh ringan, maka massa tulang cenderung kurang terbentuk
sempurna.
3. Memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis. Karma dalam keluarga pasti
mempunyai struktur genetic tulang yang sama.
4. Lebih banyak di derita oleh wanita.
5. Memiliki ukuran tulang yang kecil.
6. Gaya hidup yang tidak sehat :
Sering mengkonsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya
mengandung banyak fosfor yang merangsang pembentukan hormone tiroid,
rokok pada tulang akan mulai terasa, karena prosespembentukan pada umur
kalsium
tubuh
berkurang
maka
tubuh
3. Etiologi
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai
muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama
untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih
mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia
dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang
baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya
terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali
menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.Kurang dari 5% penderita osteoporosis
juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau
oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat,
anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan
merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas
dari rapuhnya tulang.
4. Gejala
Kondisi osteoporosis dapat hadir tanpa segala gejala-gejala untuk waktu berdekadedekade, karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala-gejala kecuali jika patah tulang.
Beberapa patah-patah tulang osteoporosis mungkin luput dari deteksi sampai bertahun-tahun
kemudian. Oleh karenanya, pasien-pasien mungkin tidak sadar tentang osteoporosis mereka
sampai mereka menderita patah tulang yang menyakitkan. Kemudian gejala-gejala
berhubungan dengan lokasi dari patah tulang.
Patah-patah tulang dari tulang belakang (vertebra) dapat menyebabkan nyeri yang sangat
yang menyebar kesekeliling dari punggung ke sisi tubuh. Melaui waktu bertahun-tahun,
patah-patah tulang belakang yang berulangkali dapat menyebabkan nyeri punggung bagian
bawah yang kronis serta kehilangan tinggi atau pembengkokan tulang belakang, yang
memberi seseorang penampakan punggung yang bongkok dari punggung bagian atas,
seringkali disebut "dowager hump."
Patah tulang yang terjadi selama perjalanan dari aktivitas yang normal disebut patah
tulang trauma yang minimal atau patah tulang stres. Contohnya, beberapa pasien-pasien
dengan osteoporosis mengembangkan patah-patah tulang stres dari kaki-kaki ketika berjalan
atau melangkahi pinggiran jalan.
Patah-patah tulang pinggul secara khas terjadi sebagai akibat dari kejatuhan. Dengan
osteoporosis, kepatahan tulang pinggul dapat terjadi sebagai akibat dari kecelakaankecelakaan yang sepele. Kepatahan tulang pinggul mungkin juga sulit untuk sembuh setelah
operasi perbaikan karena kwalitas tulang yang buruk.
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis
senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita
tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi
kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang
rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri
timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah
nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit,
tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan.
Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal
dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang
lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh.
Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering
terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan
tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang
cenderung menyembuh secara perlahan.
5. Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin
diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa di atasi, yang bisa menyebabkan
osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan
yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy xray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan
dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:
6. Patogenesis
Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan
antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik
konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami
remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan
multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost
tahun 1963. Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang),
setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.
7. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang
menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang
mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen
(biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau
menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain.
Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah
meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak
boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan
dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang
yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami
kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D,
terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium
dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya di atasi
dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki
dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat,
diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
8. Pencegahan Dan Perawatan
8.1 Pencegahan osteoporosis meliputi:
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu
dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita
setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet
kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan
sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan
tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum
bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6
tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause,
masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang
efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek
terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya
alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
8.2 Pencegahan osteoporosis
Tujuan dari perawatan osteoporosis adalah pencegahan patah-patah tulang dengan
menghentikan kehilangan tulang dan dengan meningkatkan kepadatan dan kekuatan
tulang. Meskipun deteksi awal dan perawatan tepat waktu dari osteoporosis dapat pada
hakekatnya mengurangi risiko patah tulang masa depan, tidak satupun dari perawtanperawatan yang tersedia untuk osteoporosis adalah penyembuhan-penyembuhan
sepenuhnya. Dengan kata-kata lain, adalah sulit untuk sepenuhnya membangun kembali
tulang yang telah diperlemah oleh osteoporosis. Oleh karenanya, pencegahan dari
osteoporosis adalah sama pentingnya seperti perawatan. Tindakan-tindakan perawatan
dan pencegahan osteoporosis adalah:
1. Perubahan-perubahan gaya hidup termasuk menghentikan merokok sigaret,
membatasi pemasukan alkohol, latihan secara teratur, dan mengkonsumsi diet yang
seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang cukup;
2. Obat-obat yang menghentikan kehilangan tulang dan meningkatkan kekuatan
tulang, seperti alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista),
ibandronate (Boniva), calcitonin (Calcimar), dan zoledronate (Reclast);
3. Obat-obat yang meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide (Forteo).
9. Epidemiologi
Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh
dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya
yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist).
Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
Fraktur Panggul
Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur
panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. Ini diperkirakan bahwa seorang wanita
kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur proksimal.
Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik
untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan
wanita usia 80 tahun ke atas.
Fraktur Vertebral
Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur
vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui.
Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324
wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian;
18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga 41.4% pada wanita
yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.
Fraktur Pergelangan Tangan
Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.
Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko
waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita
mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan.
http://www.kesehatan123.com/2310/osteoporosis/
http://mklh4osteoroposis.blogspot.com/