Você está na página 1de 4

A.

Tujuan Pemeriksaan kas dan setara kas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat Internal Control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Asersi:
a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan
otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank
b) Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil
c) Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box,
brandkas atau di bank
2. untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence)
Asersi: Auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank untuk
meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul
ada dan dimiliki perusahaan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham.
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara
kas.
Asersi : Jika perusahaan menyisihkan dana untuk keperluan pelunasan obligasi,
maka dana tersebut tidak dapat dilaporan sebagai kas. Jika ada saldo rekening giro
dibekukan karena masalah hukum, saldo tersebut juga tidak boleh dilaporkan dalam
kas. Dan harus jelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah sudah
dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
(BI) pada tanggal neraca dan selisih kurs sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba
rugi komprehensif tahun berjalan.
Asersi : Misalnya per 31 Desember 2010 perusahaan mempunyai saldo bank
sebesar US $10k dicatat rupiah sebesar Rp. 100jt.
Misalnya kurs BI akhir tahun: Jual 1 US = 9.600 , beli = 9.400 , tengah = 9.500
Adjustment ;
Dr. Rugi selisih kurs 5jt
Cr Bank
5jt
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia menurut SAK.
Asersi :
a) Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar
b) Kas dan setara kas diakui jika untuk melunasi kewajiban jangka pendek (1
tahun)
Prosedur pemeriksaan kas dan setara kas:
i.
ii.
iii.

Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
Lakukan perhitungan fisik uang kas (cash count) per tanggal neraca, bisa
sebelum atau sesudah tanggal neraca
Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.

B. Tujuan Pemeriksaan Piutang

1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Asersi:
a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, dan melakukan pencatatan.
b) Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang untuk masingmasing pelanggan yang selalu diupdate
c) Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang)
2. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang.
Validity : apakah piutang itu sah, masih berlaku, masih diakui oleh pelanggan.
Authenticity : apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik seperti SO,
DO yang ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti
3. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukup tidaknya allowance for bad debt.
Collectibility : kemungkinan tertagihnya piutang. Piutang harus disajikan sebesar
jumlah yang diperkirakan bisa ditagih, karena itu jumlah diperkirakan tidak bisa
ditagih harus dibuat penyisihan. Yang sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapus ke
biaya penyisihan piutang.
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan
wesel tagih.
Asersi : Wesel tagih yang diskontokan sebelum jatuh tempo, harus diungkap
contigent liability. Karena jika penarik wesel tidak sanggup melunasi ke bank, maka
perusahaan yang melunasi wesel ke bank.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
Asersi :
a) Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan dengan
identifikasi yang jelas
b) Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam
kelompok kewajiban
c) Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
Prosedur pemeriksaan piutang usaha :
I.
II.
III.

Buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal neraca
Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan
sales invoice
Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability

C. Tujuan pemeriksaan persediaan


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
Asersi :

a) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian pembelian,


penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan
b) Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender
c) Digunakan anggaran untuk pembelian, produksi, penjualan dan penerimaan
serta pengeluaran kas.
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
Asersi : pengamatan harus dilakukan terhada[ persediaan perusahaan per tanggal
neraca untuk meyakinkan keberadaan persediaan tersebut.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
Asersi: Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dengan metode FIFO, LIFO
atau Average (moving atau weighted)
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
Asersi : Untuk mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus
dilakukan stock opname. Untuk memperkirakan berapa saldo persediaan akhir
bulan, bisa digunakan Retail inventory method/gross profit method.
5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat dan
ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Asersi : Harga yang rusak dijual dengan harga lebih rendah dari perolehannya, maka
harus dibuatkan allowance yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
Asersi: Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup.
Asersi : persediaan harus diasuransikan sehingga seandainya terjadi kebakaran bisa
diperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa terhindar dari
kerugian karena kebakaran tersebut dengan pertanggungan nilai yang cukup.
Prosedur pemeriksaan atas persediaan:
I.
II.
III.

Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan (klien)


Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out
Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca

D. Tujuan pemeriksaan aset tetap


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum dilaporan posisi keuangan
betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan merupakan
suatu capital expenditure, diotorisasi , mempunyai bukti dan dicatat lengkap

4. Untuk memeriksa apakah disposal aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku
perusahaan dan telah diotorisasi oleh yang berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun yang diperiksa
dilakukan dengan cara sesuai SAK, konsisten dan perhitungannya benar.
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Prosedur pemeriksaan aset tetap.
I.
II.
III.

Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap


Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu
Periksa fisik dari aset tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari
aset tetap

Você também pode gostar