Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PLTM CILAKI
(5.000 kW)
DesaSukalaksana KecamatanTalegong
KabupatenGarut Jawa Barat
BANDUNG2013
KATA PENGANTAR
Pemerintah sudah menyadari bahwa energi primer berupa energi fosil yang digunakan untuk
membangkitkan energi listrik semakin lama akan semakin berkurang dan habis, oleh karena itu
pemerintah membuat suatu iklim investasi untuk pembangkit listrik renewable energi dengan
memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada. Dukungan pemerintah dapat dilihat dengan regulasiregulasi yang dibuatnya yang memudahkan para pengembang pembangkit listrik baik itu yang berasal
dari BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi untuk berinvestasi dalam membuat Pembangkit Listrik
Renewable Energi terutama dengan memanfaatkan potensi yang ada didaerah masing-masing.
Laporan Pre Feasibilty Study ini dibuat untuk memberikan gambaran dan informasi kepada para pihak
yang berkepentingan tentang peluang berinvestasi di Pembangkit Listrik Tenaga Air skala menengah
10 MW atau yang biasa disebut dengan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro).
Pada Laporan Pre Feasibility Study ini dipaparkan hasil survey, investigasi dan analisis yang telah
dilakukan oleh tim penyusun yang mempunyai pengalaman yang kompeten dalam bidang pembangkit
listrik tenaga minihidro dan pernah mendesain, membangun dan mengoperasikan PLTM.
Demikian disampaikan Laporan ini dengan harapan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang
rencana investasi di Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cilaki dengan kapasitas total
terbangkitkan sebesar 5 MW.
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1
2
3
5
BAB 2
KONDISI TOPOGRAFI & GEOLOGI
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3
Topografi .....................................................................................................
Geologi ........................................................................................................
Strukutur Geologi Permukaan .....................................................................
Stratigrafi.....................................................................................................
Faktor Kegempaan ......................................................................................
7
8
9
9
10
BAB 3
KAJIAN HIDROLOGI
3.1
3.2
3.3
3.4
3.4.1
3.4.2
14
15
15
18
18
18
BAB 4
OPTIMASI DESAIN
4.1
4.2
4.3
4.4
20
20
22
23
Daftar Isi
BAB 5
DESAIN DASAR PLTM
5.1
5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.1.5
5.1.6
5.17
5.2
5.3
5.3.1
5.3.2
5.3.3
5.3.4
24
24
25
28
29
31
33
39
39
40
40
43
44
45
BAB 6
PERKIRAAN BIAYA INVESTASI
6.1
6.1.1
6.1.2
6.1.3
6.2
6.2.1
6.2.2
6.2.3
6.2.4
6.3
46
46
48
49
49
50
50
51
51
51
BAB 7
KELAYAKAN INVESTASI
7.1
7.2
7.3
7.4
53
72
75
75
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
8.2
Kesimpulan ................................................................................................
Saran ...........................................................................................................
81
86
ii
Daftar Tabel
Daftar Tabel
BAB 1
Tabel 1.1
10
11
12
17
22
27
31
31
34
36
37
39
40
48
49
52
64
65
BAB 2
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
BAB 3
Tabel 3.1
BAB 4
Tabel 4.1
BAB 5
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
BAB 6
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
BAB 7
Tabel 7.1
Tabel 7.2
BAB 8
(tidak ada)
iii
Daftar Gambar
Daftar Gambar
BAB 1
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
2
4
5
6
BAB 2
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
7
9
11
BAB 3
Gambar 3.1
Gambar 3.2
17
19
BAB 4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
21
21
22
25
BAB 5
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Gambar 5.5
Gambar 5.6
Gambar 5.7
Gambar 5.8
Gambar 5.9
Gambar 5.10
Gambar 5.11
Gambar 5.12
26
26
26
27
27
29
41
42
43
44
45
BAB 6
(Tidak Ada)
iv
Daftar Gambar
BAB 7
Gambar 7.1
Gambar 7.2
Gambar 7.3
Gambar 7.4
Gambar 7.5
Gambar 7.6
54
55
56
57
58
59
BAB 8
(tidak ada)
BAB 1
1.1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Saat ini hampir diseluruh wilayah Indonesia mengalami permasalahan dalam pemenuhan
kebutuhan energi listrik. Dengan semakin pesatnya pembangunan nasional maka
kebutuhan energi listrik akan semakin meningkat pula. Pembangunan listrik di pedesaan
merupakan penugasan Pemerintah kepada PLN untuk melistriki seluruh masyarakat
pedesaan, berdasarkan penugasan dari Pemerintah tersebut maka PLN dan Direktorat
Jendral Kelistrikan (DJK) membuat kebijakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi sampai
dengan 80% dan desa berlistrik mencapai 98,9% pada tahun 2014.
Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut maka salah satu upaya yang dilakukan
Pemerintah melalui Kementrian Energi Sumber Daya Meneral dan PLN adalah dengan
membuka kesempatan badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat untuk
berperan menjadi penyedia listrik.
Selain hal tersebut diatas permasalah listrik juga diakibatkan karena sebagian besar
penyediaan tenaga listrik nasional masih mengandalkan energi fosil (BBM, Batu bara) yang
menimbulkan masalah lingkungan dan akan membuat semakin menipisnya cadangan
energi fosil kita.
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 05 Tahun 2005 mengeluarkan kebijakan
tentang ketenagalistrikan menyatakan, bahwa guna menjamin ketersediaan energi primer
untuk pembangkit tenaga listrik, diprioritaskan penggunaan sumber energi dengan
mengutamakan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro) merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan sumber energi setempat serta merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang mendapat perhatian dari pemerintah.
Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.02 Tahun 2006, tentang
pengusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan Skala Menengah dan No.04
Hal - 1
Tahun 2012 Tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT. PLN (Persero) Dari
Pembangkit Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah Atau
Kelebihan Tenaga Listrik menunjukan keberpihakan dan dorongan pemerintah kepada
badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dalam menjadi penydia tenaga
listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan.
1.2
Hal - 2
Salah satu sungai yang dapat dimanfaatkan dan mempunyai potensi untuk membangkitkan
energi listrik (PLTM) adalah Sungai Cilaki. Pra-Studi Pembangunan PLTM (Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro) ini bertujuan untuk :
1. Melakukan survai identifikasi dan justifikasi potensi di rencana lokasi PLTM (Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro)
2. Mengumpulkan semua data pendukung yang ada untuk menganalisis kelayakan PLTM
tersebut.
3. Menentukan kapasitas yang sesuai dengan potensi yang ada agar sesuai dengan
Produksi Energi yang diharapkan.
4. Membuat Estimasi Rencana Biaya Pembangunan Rencana PLTM Cilaki berdasarkan
real price saat ini.
5. Melakukan beberapa analisa kelayakan berikut kesimpulannya, ditinjau dari masing
masing aspek, yaitu:
a. Kajian kelayakan teknis,
b. Kajian kelayakan ekonomi/bisnis,
c. Kajian kelayakan keuangan, dan
d. Kajian kelayakan lingkungan
1.3
GAMBARAN LOKASI
Rencana lokasi pembangunan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro) berada di
Desa Sulaksana, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut.
Secara Administaratif Wilayah Kabupaten Garut berbatasan dengan Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Sumedang di sebelah Utara, Kabupaten Cianjur di wilayah barat, Kabupaten
Tasik di wilayah Timur dan Samudera Indonesia di Wilayah Selatan.
Hal - 3
Kabupaten Garut sendiri merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan bertambahnya
waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, baik yang diharapkan maupun yang tidak
sehingga perubahan terjadi pada semua sektor.
Dalam perkembangannya, Kabupaten Garut tumbuh dan mengalami perubahan yang cukup
signifikan. Untuk menanggulangi perubahan dan pertumbuhan tersebut pada awal tahun
2004 dilaksanakan pemekaran wilayah kecamatan sebanyak 2 kecamatan sehingga seluruh
wilayah kecamatan menjadi sebanyak 42 kecamatan, 19 kelurahan dan 400 desa dengan
luas wilayah 306.519 Ha. Hingga tahun 2009 Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan, 21
Kelurahan dan 403 Desa. Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan yang mempunyai
wilayah terluas mencapai 6,97% wilayah Kabupaten Garut atau seluas 21.359 Ha,
sedangkan kecamatan Kersamanah merupakan wilayah terkecil dengan luas 1.650 Ha atau
0,54%.
Hal - 4
1.4
Lokasi PLTM berada di sekitas aliran Sungai Cilaki yang berada di pinggir jalan poros
kabupaten Garut, di wilayah Desa Sukalaksana.
Tabel 1.1
URAIAN
Jakarta-Bandung
(Toll Cipularang)
Bandung - Pangalengan
Pangalengan - Lokasi Study
JARAK
(km)
180
WAKTU
KETERANGAN
(Jam)
2
Jalan Aspal & Perkerasan
40
30
0.5
Hal - 5
Hal - 6
BAB 2
2.1
TOPOGRAFI
Karakteristik topografi Kabupaten Garut sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan
pegunungan, sedangkan bagian Selatan sebagian besar permukaannya memiliki tingkat
kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai
ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan
permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang berada pada
ketinggian 500-100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah
yang berada pada ketinggian 100-1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, PakenjengPamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl
terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah
yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di
kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Hal - 7
2.2
GEOLOGI
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara
umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian
tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya
ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi
alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 040%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara
8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha
atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas
79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai
62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai
luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua
daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan
Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada
umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran
utara. Daerah aliran utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran
selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat
33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km;
dimana sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan
58 buah anak sungai.
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai
yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan karakter
mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai
Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan
yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan
sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai
subsistem dari DAS Cimanuk.
Hal - 8
Lokasi Studi
Struktur geologi permukaan berupa sesar maupun lipatan tidak dijumpai di daerah studi dan
sekitarnya. Struktur sesar, secara regional dijumpai di sebelah Selatan lokasi studi dengan
jarak sekitar 51 km dan Barat lokasi studi dengan jarak sekitar 18 km.
2.2.2 STRATIGRAFI
Sesar terdiri dari sesar geser yang umumnya berarah timur laut - tenggara. Sedangkan
sesar normal berarah utara selatan tenggara dan juga timur barat.
Struktur melibatkan batuan gunung api malabar berumur Piosen Akhir kemudian diikuti oleh
terobosan batuan andesit Waringin berumur Plistosen dan Endapan Rempah Lepas Gunung
Api Tua Tak Teruraikan berumur Plistosen.
Hal - 9
2.3
FAKTOR KEGEMPAAN
Tinjauan terhadap faktor kegempaan ini dimaksudkan agar struktur bangunan yang yang
direncanakan memiliki ketahanan gempa sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan
Standar yang berlaku dan dapat berfungsi :
-
menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya struktur bangunan akibat
gempa yang kuat;
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa dalam hal ini Wilayah Gempa 1
adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan
kegempaan paling tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan
puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun,
yang nilai rata-ratanya untuk setiap Wilayah Gempa. Untuk daerah Kolaka utara termasuk
wilayah gempa 2. Pertimbangan infrastruktur adalah sangat penting, periode ulang diambil
500 tahun, hal ini sesuai dengan Standard Indonesia SNI 1726 (2002).
Tabel 2.1 : Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah
Wilayah
Gempa
Percepatan
puncak batuan
dasar
(g)
Tanah
Keras
Tanah
Sedang
Tanah
Lunak
Tanah
Khusus
0,03
0,04
0,05
0,08
0,10
0,12
0,15
0,20
Diperlukan
evaluasi
khusus di
0,15
0,18
0,23
0,30
setiap lokasi
0,20
0,24
0,28
0,34
0,25
0,28
0,32
0,36
0,30
0,33
0,36
0,38
Desain Percepatan akan tergantung pada zone seismik, periode ulang dan koreksi untuk
kondisi tanah di daerah pekerjaan
Pre Feasibility Study PLTM Cilaki
Hal - 10
Gambar berikut dapat digunakan untuk perkiraan percepatan desain (Gambar 2.2).
Gambar 2.3 Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500
tahun
Tabel 2.2 : Faktor koreksi kegempaan akibat pengaruh jenis tanah/batuan
No.
PERIODE
PREDOMINAN
FAKTOR KOREKSI
(v)
Ts (sec)
1.
Batuan
Ts < 0.25
1.00
2.
Diluvium
1.25
3.
Aluvium
1.375
4.
Aluvium Lunak
Ts 0.75
1.50
Hal - 11
Tabel 2.3 : Periode Ulang (T) dan Percepatan Gempa Dasar (ac)
PERIODE ULANG (T)
(tahun)
(gal)
1.
10
0.103
2.
20
0.121
3.
50
0.148
4.
100
0.169
5.
200
0.191
6.
500
0.218
7.
1000
0.237
8.
5000
0.280
9.
10000
0.298
NO.
Berdasarkan Peta Zone Seismik Indonesia, lokasi proyek terletak di Zone 3 dengan
koefisien zone = 0.90 - 1.20. Dalam mendesain, nilai yang direkomendasikan adalah 1.05.
Pertimbangan infrastruktur adalah sangat penting, periode ulang diambil 500 tahun, hal ini
sesuai dengan Standard Indonesia SNI 1726 (2002). Karena periode ulang ini, maka
percepatan dasar adalah 0.15 g (lihat Tabel 2). Berdasarkan data dari Peta Geologi
permukaan Regional menunjukkan bahwa tanah ataupun batuan termasuk dalam Endapan
Tersier dan Quarter, sehingga memiliki faktor koreksi v = 1.25 1,375 (lihat Tabel 3). Desain
percepatan dapat dihitung seperti di bawah ini :
Ad =
z x ac x v
Dimana :
Ad
Koefisien Zona
ac
Faktor Koreksi
Lokasi Powerhouse untuk PLTM Cilaki direncanakan akan diletakkan di atas lapisan batuan
breksi andesitan, kompak, keras, sehingga factor koreksi diambil v = 1.25, sehingga dapat
dihitung kecepatan gempa desain adalah ad = 0.218 g.
Hal - 12
Lokasi Pond PLTM Cilaki direncanakan akan diletakkan di atas lapisan batuan pasir tufaan
yang belum mengalami sementasi, sehingga factor koreksi diambil v = 1.375, sehingga dapat
dihitung kecepatan gempa desain adalah ad = 0.315 g.
Hal - 13
BAB 3
3.1
KAJIAN HIDROLOGI
LATAR BELAKANG
Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan dengan sifat, fenomena dan distribusi air
di muka bumi khususnya distribusi air di daratan. Tidak terkecuali dalam program
pembangunan minihidro yang akan dilaksanakan di wilayah kabupaten garut, aliran air
merupakan bagian yang penting dalam kehidupan, terutama lingkungan sekitar yaitu
masyarakat yang berhubungan langsung dengan aliran air.
Kondisi hidrologi, dalam hal ini meliputi potensi debit dan curah hujan dimana termasuk di
dalamnya tentang perubahan iklim, menjadi parameter rujukan yang diperlukan untuk
pengembangan minihidro. Kondisi ini secara alami sangat mempengaruhi skema
pembangunan sistem PLTM (pembangkit listrik tenaga minihidro), dengan demikian
pemilihan lokasi PLTM dan memastikan kelayakan pembangunan PLTM yang telah
direncanakan.
Faktor utama yang menjadi persoalan adalah semakin meningkatnya pembukaan lahan
baru untuk tegalan dan kebutuhan lain di sekitar areal pembangunan pembangkit listrik
tenaga minihidro (PLTM) terutama di daerah atau areal konservasi dan areal kawasan
penyangga atau yang semakin intensif setiap tahunnya. Hal ini akan menjadi acuan untuk
penghitungan ketersediaan air hingga dalam kurun waktu tertentu ke masa depan.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa kondisi hidrologi yang kurang layak, berakibat kurangnya
debit aliran akan mempengaruhi efisiensi dan daya yang dihasilkan. Termasuk dalam hal ini
kondisi hidrologi yang beresiko tinggi seperti curah hujan yang berfluktuasi terlalu tinggi dan
ekstrim serta potensi perubahan iklim akan menjadi hambatan serta berdampak pada
peningkatan biaya dalam persiapan maupun pengolahan PLTM yang direncanakan.
Lokasi pembangkit dengan aliran yang konsisten sebagai modal utama untuk menempatkan
komponen dalam rangkaian pembangunan PLTM menjadi sangat penting, untuk itu
diperlukan survai untuk mendapatkan data yang mendukung kondisi aliran yang akan dipilih
Hal - 14
sebagai lokasi pembangkit yang dibangun. Lokasi dipilih untuk PLTM adalah pada sungai
atau saluran yang berkarakteristik sebagai berikut :
01.
02.
03.
Banjir terbesar yang pernah terjadi tidak berpotensi merusak bangunan pembangkit
listrik tenaga minihidro (PLTM) dengan semua komponennya.
04.
Pengaruh aliran terhadap pengikisan sungai atau saluran dapat diminimalisir secara
teknis.
05.
3.2
KEADAAN IKLIM
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim
tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim
Koppen.
Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern),
topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi
topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589
mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah
pegunungan mencapai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24C 27C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991)
adalah 1572 mm/tahun.
3.3
Hal - 15
hidrologi di lokasi pekerjaan. Analisa dan evaluasi data hidrologi secara garis besar meliputi
hal-hal di bawah ini.
1. Pengumpulan dan Pengolahan Data:
Curah hujan harian yang didapatkan dari Stasiun Pangalengan, Bayongbong dan
Soreang.
Peta digital Rupa Bumi (Autocad) untuk Jawa Barat (Kontur/Topografi, Jaringan
Jalan, Daerah Rawan Bencana, Kawasan Hutan Lindung, Kepadatan Penduduk,
Potensi Pariwisata, Sistem Penyediaan Air Bersih, Rencana Pemanfaatan Ruang,
Lingkungan Wilayah Rencana dan Sumber Daya Air).
matahari,
kecepatan
angin,
curah
hujan,
dan
penguapan
Hal - 16
Prob
(%)
JAN
FEB
MAR
APR
MAY
JUN
JUL
AUG
SEP
OCT
NOV
DEC
TAHUNAN
0.02
24.28
20.26
22.98
15.77
16.90
12.66
7.03
0.1
24.26
20.24
22.93
15.74
16.63
12.52
6.97
7.03
10.53
12.63
15.45
20.05
24.21
7.03
10.51
12.60
15.19
19.85
23.07
0.5
24.06
20.09
22.70
15.56
15.29
11.84
1.5
22.24
19.85
21.79
15.30
14.14
11.40
6.68
6.96
10.37
12.29
13.92
18.92
20.32
6.52
5.59
9.74
8.85
12.60
17.80
18.24
17.65
18.54
18.08
14.68
12.14
9.62
6.02
4.54
8.15
5.97
11.23
15.18
14.45
10
15.88
17.39
15.85
13.75
11.22
8.68
5.63
4.24
6.92
5.15
10.53
13.35
12.16
20
12.16
13.96
13.21
11.87
9.43
7.36
4.88
3.70
3.10
3.96
9.23
11.10
9.79
30
9.66
12.54
10.83
11.06
8.11
6.45
4.63
3.46
2.62
2.68
8.39
9.39
8.15
40
8.13
11.65
10.16
9.89
7.14
5.65
4.09
3.25
2.35
2.12
6.73
8.26
6.81
50
7.37
10.54
9.36
9.16
6.64
5.24
3.86
2.94
2.12
1.83
5.09
7.42
5.74
60
6.69
9.75
8.73
8.30
5.87
4.88
3.55
2.70
1.97
1.70
3.73
6.51
4.80
70
6.24
7.96
8.15
7.38
5.56
4.41
3.23
2.39
1.84
1.60
2.86
5.80
3.76
80
5.67
6.17
7.82
6.98
5.25
4.15
3.00
2.14
1.67
1.43
2.16
4.71
2.82
90
5.02
5.22
6.53
6.11
4.63
3.47
2.61
1.87
1.33
1.05
1.59
3.40
1.92
95
4.43
4.82
5.92
5.60
4.24
3.02
2.42
1.66
1.19
0.93
1.28
3.15
1.58
99.5
4.14
3.97
4.67
4.67
3.78
2.72
2.11
1.49
1.06
0.83
0.80
1.95
0.92
99.9
3.92
3.87
4.59
4.65
3.67
2.69
2.09
1.48
1.05
0.82
0.78
1.60
0.81
99.98
3.87
3.85
4.58
4.65
3.64
2.68
2.08
1.48
1.05
0.82
0.78
1.53
0.79
100
3.86
3.85
4.58
4.65
3.64
2.68
2.08
1.47
1.05
0.82
0.78
1.51
0.78
Hal - 17
3.4
Luas DAS
= 117.36 km2
b.
= 23,382.80 m
c.
= 5%
d.
CN Composite
= 64.06
e.
= 18.50
f.
Time lag
= 351.99 menit
g.
Impervious factor
= 4.75 %
h.
Base flow
= 1.58 m3/det
i.
Tranform method
j.
Loss Method
k.
= Constant Monthly
65.20 m3/det
b.
87.80 m3/det
c.
105.40 m3/det
d.
125.20 m3/det
e.
129.80 m3/det
f.
155.10 m3/det
g.
181.20 m3/det
Hal - 18
Sedangkan unit hydrograf satuan untuk PLTM Cilaki ditampilkan pada gambar dibawah ini :
200.00
180.00
Debit (m3/det)
160.00
140.00
10 tahun
120.00
5 tahun
100.00
2 Tahun
80.00
20 Tahun
60.00
25 Tahun
40.00
50 Tahun
20.00
100 Tahun
0.00
0.00
8.00
16.00
24.00
32.00
40.00
48.00
Waktu (Jam)
Hal - 19
BAB 4
4.1
OPTIMASI DESAIN
LATAR BELAKANG
Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh pilihan rencana kapasitas yang pembangkit listrik
yang paling optimal, studi ini akan mempertimbangkan beberapa parameter utama yang
terdiri dari :
-
Investasi Awal
Dalam studi ini akan dilakukan beberapa iterasi secara teknis maupun financial. Hasi dari
beberapa iterasi ini akan dipilh yang paling optimal secara teknik dan financial. Batasanbatasan yang digunakan dalam optimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai
berikut:
-
Waktu Pembangunan
: 2 Tahun
: 12,5%
Umur Pembangkit
4.2
AF (Avibility Factor)
: 98%
CF (Capacity Factor)
: 65%
Pemakaian Sendiri
: 3%
Rugi-rugi Lainya
: 1%
Gross Head
: 100 meter
Hal - 20
Gambar gambar dibawah ini akan menunjukan Grafik Estimasi Produksi Energi yang
paling dengan berbagai kapasitas dan kofigurasi mesin.
Gambar 4.2 : Grafik Produksi Energi PLTM Kapasitas 1 x 3,5 MW & 1 x 1,5 MW
Hal - 21
Dari ketiga grafik diatas dapat diketahui bahwa Kapasitas yang paling optimal untuk PLTM
Cilaki adalah sebesar 5 MW dan konfigurasi paling optimal dengan menghasilkan Produksi
Energi paling besar dalam satu tahun adalah dua mesin dengan kapasitas 1 Unit 3,5 MW
dan 1 Unit 1,5 MW.
4.3
DESCRIPTION
ALT -2
ALT -2
(5000 kW)
(5000 kW)
100.50
NOTE
TECHNICAL DATA
- Gross Head (m)
100.50
100.50
2 x 2,4
2x3
2 x 2.000
2 x 2.500
24,049,547.79
26,966,885.97
26,137,135.63
- Equity
30%
30%
30%
- Loan
70%
70%
70%
12,.5%
12.5%
12.5%
ALT -1
(4000 kW)
FINANCIAL SCHEME
- Interest
- Construction Priode
2 Years
2 Years
2 Years
- Operation Priode
15 Years
15 Years
15 Years
63,955,225,077
70,089,434,566
70,504,266,647
IRR
INVEST (IDR)/MW
19.02%
19.61%
18.79%
5.39
5.30
5.45
15,988,806.27
14,017,886.91
14,100,853.33
Hal - 22
Dari tabel 4.1 tentang iterasi investasi dan analisis financial maka berdasarkan
pertimbangan teknis dan finansial maka kapasitas dan konfigurasi yang paling optimum
adalah kolom Alt (Alternatif) 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat dengan Financial Scheme
Equity 30% dan100% pinjaman dengan bunga bank (interset) sebesar 12,5% didapatkan
IRR (Interest Rate Return) sebesar 19,61% dan payback priode selama 5,3 Tahun. Dimana
mesin yang digunakan berdasarkan referensi harga dari Pabrikan China.
4.4
Unit 2
Head Gross
100,5 m
100,5 m
Design Flow
4,2 m3/s
1,8 m3/s
Turbin Effeciency
90 %
90 %
Power Output
3.600 kW
1.576 kW
Hal - 23
BAB 5
Rencana Lokasi PLTM Cilaki berada di Desa Sukalaksana. Akses menuju lokasi Desa Sulaksana
cukup baik dan beraspal. Secara umum DAS Sungai Cilaki seluas 117.36 km2 cukup terpelihara
dengan baik. Bagian hulu sungai sebagian berupa hutan dan sawah. Kemiringan dasar sungai Cilaki
pada lokasi rencana 4%.
Berdasarakan hasil studi pada bab sebelumnya maka diputuskan bahwa Parameter utama untuk
PLTM Cilakaki adalah sebagai berikut :
a. Lokasi
Bendung
: 781702.219 E; 9194956.806 N
Headpond
: 781120.500 E; 9193935.268 N
Power House
: 781238.374 E; 9193636.268 N
b. Nama Sungai
: Cilaki
c. Catchment Area
: 117,36 km2
: 155,10 m3/det
: 6 m3/det
f.
: 100,2 m
5.1
Lebar sungai yang akan dibendung adalah 10 m dengan tinggi mercu direncanakan 3 m.
Kondisi dasar sungai berbatu berpenampang V dengan kedalaman sungai rata rata 0.9 m.
Kemiringan tebing kiri-kanan sungai bervariasi 600 750.
Elevasi lantai bendung 925 m, elevasi mercu bendung 928 m.
Hal - 24
Bentuk mercu bendung yang digunakan dalam perhitungan ini adalah mercu bulat dengan
pengontrol berbentuk segi empat. Rumus debit banjir yang digunakan adalah :
Q
Dimana :
Q
Cd
9,81 m/det2
18 m
H1
Bef
Hal - 25
C2 yang merupakan fungsi dari P / H1 dan kemiringan muka hulu mercu bendung. (Lihat
Gambar 5.4)
Gambar 5.2 : Harga-harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat Sebagai Fungsi Perbandingan H1 / r
Hal - 26
Tabel 5.1 : Rencana Bangunan Sipil Bendung dan Intake PLTM Cilaki
PLTM CILAKI
LS
BT
Elevasi
BENDUNG
071638.7
1073310.9
925 m
Hal - 27
sediment dasar dan mengurangi angkutan muatan sediment layang yang akan masuk ke
intake.
Bangunan Intake
Intake adalah bangunan pengambilan yang berfungsi untuk menyadap air dari sungai dalam
jumlah yang diinginkan. Bangunan intake bendung PLTM Cilaki terletak di sebelah kanan
aliran sungai.
Guna menambah fleksibilitas dan agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama
umur rencana, maka kapasitas pengambilan diambil berlebih sebesar 10% dari kebutuhan,
yaitu :
Q
110% * Qrenc
110% * 6,0
6,6 m3/det
Sandtrap ini dibuat di awal saluran pembawa (water way), setelah air masuk ke intake.
Fungsi utama bangunan ini untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran yang hanyut
sehingga air yang masuk ke saluran relatif bersih. Fungsi lainnya adalah untuk pelimpasan
air berlebih pada saat terjadi banjir. Panjang sandtrap adalah 40 meter dengan kemiringan
0.0034.
Partikel bawaan yang akan diendapkan direncanakan berukuran 0,2 0,3 mm, dengan
kecepatan vertikal pengendapan adalah 0,03 m/detik. Rencana posisi sandtrap dapat dilihat
pada gambar berikut.
Hal - 28
Saluran pembawa (water way) menyalurkan air dari intake sampai ke bak penenang (head
tank), atau tempat mulainya pipa pesat (penstock). Skema PLTM Cilaki adalah tipe Run off
River. Konstruksi saluran pembawa direncanakan berupa saluran terbuka, pada bagian sisi
kanan aliran sungai Cilaki sejauh 1515 m.
Dimensi saluran pembawa di hitung dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan aliran
seragam pada saluran terbuka.
V*A
Dimana :
Q
k * R2/3 * I1/2
b + (m * h) * h
Hal - 29
Jari-jari hidrolis, m
A / b + 2h * (1 + m2)
Saluran pembawa direncanakan terbuat pasangan batu. Pemilihan saluran pasangan ini
dimaksudkan untuk :
a. Mencegah kehilangan air akibat rembesan
b. Mencegah gerusan atau erosi
c. Mencegah tumbuhnya tanaman air
d. Mengurangi biaya pemeliharaan
Dengan pertimbangan daerah sekitar lokasi rencana water way berupa daerah stabil
berbatu keras, maka saluran pembawa direncanakan tipe U. Karena saluran pembawa
direncanakan terbuat dari pasangan batu, maka :
k
60
1/k
1 / 60
0,017
0,17
0,00150
Perhitungan besarnya dimensi saluran pembawa, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hal - 30
h
(m)
2.50
1.47
2.50
2.50
(m )
3.88
R
(m)
0.71
0.00150
0.020
1.545
(m /det)
6.001
0.407
1.48
3.91
0.72
0.00150
0.020
1.549
6.058
0.407
1.49
3.94
0.72
0.00150
0.020
1.552
6.115
0.406
2.50
1.50
3.97
0.72
0.00150
0.020
1.556
6.173
0.406
2.50
1.51
4.00
0.72
0.00150
0.020
1.559
6.230
0.405
2.50
1.52
4.02
0.72
0.00150
0.020
1.563
6.288
0.405
2.50
1.53
4.05
0.73
0.00150
0.020
1.566
6.346
0.405
2.50
1.54
4.08
0.73
0.00150
0.020
1.570
6.404
0.404
2.50
1.55
4.11
0.73
0.00150
0.020
1.573
6.462
0.404
2.50
1.56
4.14
0.73
0.00150
0.020
1.577
6.521
0.403
2.50
1.57
4.16
0.74
0.00150
0.020
1.580
6.579
0.403
2.50
1.58
4.19
0.74
0.00150
0.020
1.583
6.638
0.402
V
(m/det)
Fr
Dari perhitungan diatas, didapat bahwa dimensi yang memenuhi syarat adalah pada :
b
2,50 m
1,47 m
3,88 m
0,71 m
1,545 m/det
6 m3/det
<
2,0 m/det
Aman
Bak penenang (head pond) berfungsi untuk melakukan penyaringan akhir dan untuk
mereduksi arus turbulensi. Konstruksi bangunan bak penenang ini berupa coran beton
bertulang K225. Bak penenang dilengkapi dengan trash rack screen untuk menjaga air yang
akan masuk ke penstock tidak membawa benda-benda yang berbahaya. Rencana lokasi
headpond pada tabel berikut.
Tabel 5.3 : Rencana Lokasi Headpond PLTM Cilaki
PLTM CILAKI
LS
BT
Elevasi
HEADPOND
071709.3
1073247.8
921.776 m
Hal - 31
Dimensi Headpond
Kolam penenang dibuat dengan maksud untuk mengurangi atau menghilangkan energi dan
kecepatan aliran dari saluran pembawa yang akan masuk ke dalam pipa pesat. Kolam ini
terletak pada ujung akhir dari saluran pembawa dan sebelum mulut pipa pesat.
Dimensi headpond direncanakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L
Q / (W * V)
Dimana :
L
Panjang headpond, m
Q / (W * V)
6 / (7 * 0,03)
28,57 m
Jadi :
L
L*W*D
Dimana :
L
Panjang headpond, m
30,0 m
Lebar headpond, m
7,0 m
1,46 m
Jadi :
Kapasitas headpond
L*W*D
306.6 m3
Hal - 32
2,5 / (L * W)
0,01190
Jadi :
i
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak
penenang (head pond) ke rumah pembangkit. Perencanaan pipa pesat mencakup:
Pemilihan material,
Penentuan diameter,
Jenis sambungan.
Pipa berdiameter besar memiliki head losses kecil, tetapi lebih berat, tebal dan mahal.
Pipa dengan diameter kecil memiliki kehilangan energi yang besar karena friksi yang
besar, tetapi beratnya lebih kecil, dan murah.
Pertimbangan utama pemilihan diameter pipa PLTM Cilaki adalah tingkat keamanan. Untuk
itu pemilihan diameter penstock memerlukan iterasi untuk mendapatkan kombinasi terbaik
antara biaya dan keamanan.
Hal - 33
Pipa penstock dengan diameter 1,5 m memiliki luas penampang (A) = 1,77 m2. Dengan
debit aliran 6 m3/detik maka kecepatan aliran air di dalam pipa adalah sebesar :
V
Q/A
6/1,77
3,38 m/detik
Kecepatan aliran air di dalam pipa > 3 m/detik akan menghasilkan rugi-rugi gesekan yang
cukup besar. Maka direncanakan kecepatan aliran di dalam pipa < 3 m/detik. Dengan
demikian diameter pipa penstock PLTM Cilaki ditetapkan menjadi 1,6 m dengan luas
Pre Feasibility Study PLTM Cilaki
Hal - 34
penampang pipa 2 m2. Dengan menggunakan rumus di atas, maka kecepatan aliran air di
dalam pipa diperoleh sebesar 3 m/detik.
Tebal plat
Perhitungan tebal plat dapat menggunakan persamaan :
tp
= (P1. D/ 2f.Kf) + ts
dimana :
ts
P1
Kf
= 2.5D + 1.2 mm
= 2.5 x 1.6 + 1.2
= 5.2 mm
Laymans Guidebook on how to develop a small hydro site, European Small Hydropower Association
Hal - 35
penutupan katup yang tiba-tiba akan berinteraksi dengan tekanan air yang menuju inlet
valve sehingga terjadi tekanan tinggi yang dapat merusak penstock.
Tabel 5.5 : Water Hammer Calculation
DESCRIPTION
SYMBOL
VALUE
Q100
Q40
Q120
UNIT
NOTE
BASIC PARAMETER
- Gross Head
h gross
100.50
100.50
100.50
- Nett Head
h nett
99.21
100.29
98.64
6.00
3.00
7.20
m 3 /s
ST 41
- Design Flow
- Pipe Material
ST 41
ST 41
1.60
1.60
1.60
0.010
0.010
0.010
- Pipe Length
200.00
200.00
200.00
2.1E+09
2.1E+09
2.1E+09
N/m 2
1000
1000
1000
Ep
2.1E+11
2.1E+11
2.1E+11
kg/m
N/m2
4.1E+08
3.7E+08
3.7E+08
N/m2
1.2E-02
1.2E-02
1.2E-02
1.60
1.60
1.60
ok
0.010
0.010
0.010
ok
898.7170
898.7170
898.7170
m/s
- Gravity constant
9.81
9.81
9.81
- Velocity of water
2.98
1.49
3.58
m/s 2
m/s
ok (max 9 m/s)
- Critical Time
T crit
0.45
0.45
0.45
T = 2L/c
- Closure Time
T clo
3.00
3.00
3.00
h sp
26.91
12.80
32.95
+ P
26.91
12.80
32.95
- P
-18.34
-9.64
-21.57
c = (K*10 -3 ) / (1+(KD/Et))
Allievi form :
2
P =hgross X ((N/2) (N /4)+N
0.04
0.01
0.06
ht
127.41
113.30
133.45
t eff
0.0091
0.0091
0.0091
- Safety factor*
Sf
3.66
3.71
3.15
*If the safety factor is bellow 2, reject this penstock option. In certain circumtances it
is legitimate to accept
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa Total Head Pressure (Water Hammer) yang terjadi
pada saat mati mendadak dengan waktu menutupnya valve sebesar 3 (tiga) detik adalah
sebesar 127,41 mH2O
Tumpuan Penstock (saddles support)
Tumpuan penstock, baik pondasi anchor block, saddle support, berfungsi untuk mengikat
dan menahan penstock. Jarak antar tumpuan (L) ditentukan oleh besarnya defleksi
maksimum penstock yang diijinkan. Jarak maksimum dudukan pondasi penstok dapat
dihitung dengan formula :
L = 182.61 x { [(D + 0.0147)4 D4] / P}0.333
Dimana, D = diameter dalam penstock (m) dan P = berat satuan dalam keadaan penuh
berisi air (kg/m).
Pada PLTM Cilaki yang menggunakan penstock D = 1.5 mm, tebal 10 mm memiliki berat
satuan pipa (per 1 m panjang penstock):
Pre Feasibility Study PLTM Cilaki
Hal - 36
Wpipa
Wpipa
370.206 kg / m penstock
Wair
Wair
Berat satuan pipa berisi penuh air adalah, P = W pipa + W air = 2379.206 kg/m.
Dengan demikian jarak maksimum antar tumpuan penstock adalah:
L
8.3 m
Pada rencana PLTM Cilaki, jarak antar tumpuan penstock adalah 6 - 8 m, masih dibawah
panjang maksimum yang diijinkan.
Rugi-rugi head (Head Losses).
Rugi-rugi head (head losses) pada sistem pembangkitan tenaga air diberikan oleh banyak
faktor:
Kerugian karena turbulensi aliran yang dipengaruhi belokan, bukaan katup, serta
perubahan penampang aliran.
Besarnya rugi-rugi yang terjadi pada Pipa Pesat di PLTM Cilaki dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 5.6 : Perhitungan Rugi-Rugi di Pipa Pesat (Penstock)
NO
1
DESCRIPTION
SYMBOL
VALUE
Q120
Q100
Q40
UNIT
NOTES
BASIC PARAMETER
- Headpond Water Level Elevation
Elv
985.00
985.00
985.00
Elv
884.50
884.50
884.50
- Gross Head
h gross
100.50
100.50
100.50
- Design Flow
7.20
6.00
3.00
m 3 /s
m
1.60
1.60
1.60
- Thickness
0.010
0.010
0.008
- Length
200.00
200.00
200.00
hs
0.002
0.002
0.002
1.7
1.7
1.7
0.01
0.01
0.01
0.02
0.02
0.02
TRASHRACK/SCREEN LOSSES
hs = k X (t/b) 4/3 X (V o 2 /2g) X sin
- Water Velocity
Vo
0.27
0.27
0.27
m/s
- Gravitional Constant
9.81
9.81
9.81
m/s
75
75
75
Hal - 37
DESCRIPTION
ENTRY LOSSES
SYMBOL
VALUE
UNIT
Q120
Q100
Q40
he
0.002
0.002
0.002
ke
0.5
0.5
0.5
hb
0.522873081
0.363
0.091
NOTES
h e = k e X (V o 2 /2g)
- Entry Coefficient
kb
hb
0.26143654
0.182
0.045
- Bends Coeffecient
kb
0.4
0.4
0.4
- Inner Diameter
1.6
1.6
1.6
0.0006
0.0006
0.0006
- Radius
4.1
4.1
4.1
- Velocity
3.581
2.984
1.492
m/s
m
hb
0.26143654
0.182
0.045
- Bends Coeffecient
kb
0.4
0.4
0.4
- Inner Diameter
1.6
1.6
1.6
0.0006
0.0006
0.0006
- Radius
10
10
10
- Velocity
3.58098622
2.984
1.492
m/s
hf
1.062085945
0.738
0.184
- Penstock Length
200.000
200.000
200.000
- Diameter
1.60
1.60
1.60
- Velocity
3.58098622
2.984155183
1.492077591
m/s
- Gravitional Constant
9.81
9.81
9.81
m/s 2
0.013
0.013
0.013
FRICTION LOSSES
h f = f X (L/d) X (V 2 /2g)
- Reynolds Number
3,644,769.69
1,822,384.84
1.31 x 10 -6
0.000375
1.31 x 10 -6
0.000375
1.31 x 10 -6
0.000375
BIFURCATION
h bf
0.165
0.114
0.029
hc
0.124
0.086
0.022
NR
- Water Viscocity at 20 0 C
- Relative Rougness (e/d)
6
4,373,723.63
h sc = k sc X (V o 2 /2g)
1.2
1.2
1.2
d/D
0.75000
0.75000
0.75000
0.19
0.19
0.19
Hal - 38
DESCRIPTION
SYMBOL
VALUE
Q120
Q100
Q40
UNIT
NOTES
h f = f X (L/d) X (V 2 /2g)
0.0407
0.0282
0.0071
- Biffurcation Length
5.000
5.000
5.000
- Diameter
1.2
1.2
1.2
- Velocity
3.18
2.65
1.33
m/s
- Gravitional Constant
9.81
9.81
9.81
m/s
0.0189
0.0189
0.0189
- Reynolds Number
NR
2,915,815.75
1.31 x 10
0.0005
-6
2,429,846.46
1.31 x 10
0.0005
-6
1,214,923.23
1.31 x 10
0.0005
-6
h kv
0.103
h tot
1.857
1.291
0.326
h net
98.64
99.21
100.17
0.072
0.018
h kv = k kv X (V o 2 /2g)
Power house direncanakan menggunakan konstruksi tiang baja dan rangka atap baja.
Dinding power house menggunakan pasangan bata yang diplester. Rencana power house
berukuran 20 m x 12 m, lokasi rencana Pada tabel berikut.
Tabel 5.7 : Rencana Lokasi Power House PLTM Cilaki
5.2
PLTM CILAKI
LS
BT
Elevasi
POWER HOUSE
071717.3
1073249.7
823
Hal - 39
5.3
Berdasarkan Uraian Pada Bab 4 tentang Optimasi Desain maka penentuan Jenis Turbin, Generator
dan perlengkapan utama Mekanikal & Elektrikal (M&E) berdasarakan parameter-parameter desain
yang telah dibahas pada Bab 4.
5.3.1 PEMILIHAN JENIS TURBIN
Kriteria pemilihan jenis turbin air dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan
dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pemilihan jenis
turbin akan menggunakan dua metode, kedua metode itu adalah :
DESCRIPTION
VALUE
SYMBOL
TURBINE 1
TURBINE 2
UNIT
NOTE
BASIC PARAMETER
-
Elv
985.00
Elv
884.50
884.50
Gross Head
h gross
100.50
100.50
Nett Head
h nett
99.21
99.21
Design Flow
1.00
1.00
985.00
4.20
1.00
1.80
m /s
TURBINE
-
no
90
90
Pt
ns
Turbine Type
4087.60
3678.84
750
1.00
1751.83
kW
%
1576.65
kW
1,000
rpm
145.29
126.82
Cross Flow/Francis
Cross Flow/Francis
0.958225756
2.418221181
hatm
10.3
10.3
hvap
0.97
0.97
0.084
0.070
ok
ok
Tahoma
Dari hasil perhitungan kecepatan spesifik yang dapat dilihat pada tabel 5.8, turbin yang
sesuai untuk PLTM Cilaki berada pada area turbin jenis cross flow dan turbin francis.
Hal - 40
UNIT 1
UNIT 2
Gambar 5.8 : Grafik Pemilihan Jenis Turbin Air (Reff : CKD Blansko)
Dari Grafik diatas menunjukan turbin unit satu berada pada area turbine francis dan turbine
unit dua berada di dua area yaitu turbin francis atau turbin pelton.
Hal - 41
Unit 2
Head Gross
100,5 m
100,5 m
Design Flow
4,2 m3/s
1,8 m3/s
Turbine Type
Francis Horizontal
Francis Horizontal
Turbin Effeciency
90 %
90 %
Power Output
3.600 kW
1.576 kW
Rotate
750 rpm
1000 rpm
Hal - 42
Dalam penentuan dan pemilihan jenis generator untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
(PLTM) terdapat beberapa parameter yang harus diperhatikan, Generator untuk Hydro
biasanya memiliki nilai Runaway speed yang lebih besar dari Generator yang dipakai untuk
pembangkit listrik dengan primemover Mesin Diesel, Turbin Uap dan Turbin gas.
Parameter untuk pemilhan Generator yang sesuai dengan karaktersitik PLTM Cilaki adalah
sebagai berikut :
UNIT 1
UNIT 2
Capacity
: 3500 kW
1500 kW
Voltage
: 6,3 kV
6,3 kV
Frequency
: 50 Hz
50 Hz
Power Factor
: 0,8
0,8
Type
: Sinkron, 3
Sinkron, 3
Speed
: 750 rpm
1000 rpm
Runaway Speed
: 2 x Normal Speed
2 x Normal Speed
Isolation
: F Class
F Class
Cooling System
Excitation System
: Brushless
Brushless
Generator harus sesuai untuk operasi isolasi (melayani beban tersendiri) atau kerja pararel
dengan jaringan atau generator lainya.
Hal - 43
5.3.3 TRANSFORMER
PLTM Cilaki dilengkapi dengan 2 unit Transformer Step Up 6,3 V/ 20 kV, 3 phasa, 50 Hz
dengan kapasitas masing masing 1 (satu) unit kapasitas 4500 kVA, 1 (satu) Unit Kapasitas
2000 kVA dan 1 (satu) Unit Transformator step down 20/0,4kV, 3 phasa, 50 Hz untuk
pemakaian sendiri . Tipe transformer yang digunakan adalah Out Door dengan pendinginan
oli (ONAN), hermetic seal dan ekivalen dengan sistem vektor disesuaikan mengikuti sistem
jaringan TM 20 kV PLN Area Garut.
Spesifikasi umum transformer yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tipe Transformer : Oil Immersed self cooled untuk aplikasi di dalam/luar ruangan. Tipe
core Hermetically sealed / ONAN
Kondisi operasi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut dengan temperature
lingkungan kerja tidak lebih dari 400C.
Efisiensi pada berbagai variasi beban dan factor daya (PF 1/PF 0.8) berkisar 98.5%.
Estimasi berat total transformer dalam keadaan berisi oli berkisar 3 ton
Hal - 44
Peralatan Hubung adalah peralatan yang menghubungkan Energi Listrik yang dihasilkan
oleh generator ke beban. Peralatan hubung terdiri dari :
-
Switchgear
CT/PT
Meterring
Dan lain-lain
Untuk lebih jelasnya peralatan hubung apa yang digunanakan di suatu pembangkit dapat
digambbarkan melalui sebuah SLD (Single Line Diagram), SLD untuk PLTM Cilaki dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Hal - 45
BAB 6
PERKIRAAN
BIAYA INVESTASI
Perhitungan dan analisis harga satuan merupakan tahapan terdepan dari estimasi biaya konstruksi
yang merupakan bagian yang terbesar dalam nilai total investasi sebuah pembangkit listrik tenaga
hidro, sehingga ketelitian dalam menganalisis untuk mendapatkan harga sebenarnya yang wajar dan
layak untuk dilaksanakan merupakan prioritas yang harus dikedepankan.
6.1
Biaya Langsung dalam Pekerjaan Pembangunan Pembangit Listrik Tenaga Minihidro pada
umumnya terbgi menjadi dua, yaitu biaya langsung pekerjaan sipil & metal serta biaya
langsung pekerjaan mekanikal & Elektrikal. Estimasi biaya Langsung pekerjaan ini akan
dibahas pada sub bab berikut ini.
Referensi harga yang diambil untuk estimasi perhitungan biaya pembangunan PLTM Cilaki
menggunaan harga kontrak salah satu BUMN yang bergerak dibidang konstruksi dengan
Perusahaan Swasta Nasional yang saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan
PLTM di Jawa Barat.
Referensi Harga Kontrak teresebut sudah memperhatikan parameter perhitungan dan
analisis harga satuan yang antara lain sebagai berikut:
- Lokasi quarry/sumber material diharapkan pada jarak yang terdekat dengan rencana
lokasi pekerjaan konstruksi,
- Lokasi material buangan/limbah dipilih pada lokasi terdekat dan tentunya diperlukan
survai lokasi dan perijinan dengan memperhatikan faktor lingkungan,
- Metode pelaksanaan pekerjaan dipilih metode yang lazim dilaksanakan oleh rekanan
sesuai dengan tingkat kesiapan alat, kemampuan alat, dan kegunaan alat,
- Tenaga kerja yang digunakan menggunakan tenaga lokal di lokasi proyek dengan upah
kerja didasarkan pada harga satuan yang berlaku di Kabupaten Sukabumi,
Pre Feasibility Study PLTM Cilaki
Hal - 46
- Jam kerja efektif yang berlaku sesuai dengan Undang-undang Perburuhan yaitu 8
(delapan) jam kerja per hari,
- Harga satuan material diperoleh dari harga satuan material dan bahan untuk tahun
anggaran 2012 yang berlaku di Kabupaten Garut atau kota yang terdekat dan berlaku
umum,
- Biaya peralatan yang terdiri dari biaya penyusutan, perbaikan, pemeliharaan dan biaya
administrasi dan tidak termasuk pada biaya operasi alat, biaya operator, biaya bahan
bakar, oli, minyak pelumas. Karena biaya tersebut sudah merupakan salah satu
komponen dalam analisa harga satuan alat (harga sewa per-jam).
Dalam analisis harga satuan, komponen yang akan diperhitungkan meliputi:
a. Komponen Tenaga
Koefisien komponen tenaga untuk masing-masing harga satuan diperoleh dari hasil
analisis kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk setiap satuan pekerjaan sesuai dengan
produksi dalam jam.
b. Komponen Bahan dan Material
Dalam perhitungan koefisien bahan dan material yang akan digunakan mengacu pada
analisa satuan pekerjaan yang dipadukan dengan Sepesifikasi Teknik
c. Komponen Peralatan
Perhitungan koefisien peralatan didasarkan pada peralatan yang digunakan dalam
satuan waktu untuk satu satuan pekerjaan.
Estimasi biaya pekerjaan Sipil didasarkan pada harga satuan pekerjaan masing-masing
pekerjaan utama yang ditambah dengan biaya untuk pekerjaan pelengkap (minor) sebagai
antisipasi terhadap kemungkinan adanya pekerjaan yang tidak tercakup dalam perhitungan.
Estimasi Biaya Konstruksi untuk pekerjaan Sipil dan Baja seperti terlihat pada tabel berikut.
Hal - 47
Tabel 6.1 : Estimasi Biaya Pekerjaan Sipil & Baja PLTM Cilaki
NO URAIAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
BIAYA
772,321,045.88
1,772,595,557.86
1,101,816,998.30
12,464,975,567.74
1,341,592,053.76
3,560,856,107.30
3,453,256,027.20
162,000,000.00
5,503,627,797.66
30,133,041,155.70
30,133,041,200.00
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Estimasi Harga Total Pekerjaan Sipil dan Metal untuk
PLTM Cilaki adalah sebesar Rp 30.133.041.200,00, harga inilah yang kemudian nanti akan
dijadikan patokan oleh Pengembang PLTM dalam melakukan proses tender.
Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal terdiri dari pekerjaan desain, pengadaan, transportasi,
pemasangan dan pengujian seluruh Peralatan Mekanikal & Elektrikal di Pembangkit Lstrik.
Estimasi Biaya Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal didasarkan pada harga-harga dasar
peralatan Mekanikal serta peralatan pelengkap lainnya yang berlaku secara riil di pasaran
maupun pabrikan yang ada di Indonesia ataupun luar Indonesia.
Untuk PLTM Cilaki dikarenakan masing-masing Unit diatas 1 MW maka untuk komponen
utama berupa Turbin,Generator, Governor dan Kontrol akan menggunakan referensi harga
dari Pabrikan China yang mesin-mesinya sudah beroperasi di Indonesia sedangkan untuk
komponen-komponen peunjang lainya akan menggunakan buatan Indonesia.
Referensi Harga dari Pabrikan menggunakan mata uang Dollar Amerika oleh karena itu
akan di konversikan kedalam mata uang Rupiah dengan nilai tukar yang berlaku pada saat
Studi ini dibuat adalah sebesar :
1,00 USD = 9,800 IDR (Reff :Kurs Tengah Bank Indonesia)
Hal - 48
Estimasi Biaya Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.2 : Estimasi Biaya Mekanikal & Elektrikal PLTM Cilaki
NO URAIAN
A
BIAYA
13,270,313,360.82
1,242,680,412.37
606,185,567.01
202,061,855.67
1,000,000,000.00
16,321,241,195.88
16,321,241,200.00
Pada sub-bab 7.1.2 dan 7.1.3 telah dipaparkan Estimasi biaya langsung yang dibutuhkan
dalam membangun PLTM Cilaki, maka total estimasi biaya yang dibutuhkan untuk
membangun PLTM Cilaki adalah sebesar Rp 46.454.282.400,00 dengan rincian sebagai
berikut :
-
: Rp 30.133.041.200,00
: Rp 16.321.241.200,00
Biaya tersebut dapat dijadikan patokan dalam melakukan proses tender tetapi harus di
evaluasi apabila terjadi perubahan kebijakan fiskal dari pemerintah maupun kenaikan harga
bahan-bahan utama.
6.2
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang digunakan untuk pekerjaan persiapan,
pelayanan teknis dan perubahan harga yang tidak dapat dipastikan diluar biaya langsung,
adapun biaya tidak langsung terdiri dari:
-
Ketidak-pastian/Contingency
Hal - 49
Pembebasan tanah merupakan tahapan yang selalu menjadi masalah krusial dalam setiap
pelaksanaan suatu proyek, karena hal ini sarat dengan berbagai kepentingan dan masalah
sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi apabila masing-masing pihak dapat mengerti akan
tujuan dari pelaksanaan proyek. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk
mengantipasi hal-hal yang tidak diinginkan harus dilakukan sosialisasi dan pendekatan yang
berkelanjutan antara pengembang dengan masyarakat sekitar sehingga dapat bersinergi
dalam bekerja mebangun dan memelihara daerahnya.
Selain daripada itu Cross check terhadap kepemilikan tanah berkaitan dengan besarnya
luasan tanah yang akan dibebaskan dan status kepemilikan tanah harus dilakukan.
Luas tanah yang dibebaskan untuk bangunan utama dan fasilitas-fasilitasnya pada Proyek
PLTM Cilaki antara lain:
Luas Areal
10.8 Ha
Status Tanah
Jenis Lahan
Luas areal secara keseluruhan yang akan dibebaskan adalah 10.8 Ha, 9,8 Ha dibeli
langsung dari masyarakat dan 1 Ha dengan system tukar guling/ganti rugi dengan lahan
masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/MenhutII/2011tanggal 30 Maret 2011 Lahan pengganti diperoleh dari pembelian tanah sesuai
dengan luasan yang diperlukan dan dengan harga pasar yang berlaku untuk tanah kebun
dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak yang telah ditetapkan oleh Instansi yang
berkompeten, sehingga biaya pembebasan tanah untuk PLTM Cilaki adalah Rp.
3.780.000.000,00. Dan total biaya termasuk pajak adalah sebesar Rp 4.158.000.000,00.
Biaya untuk pelaksanaan Survey Awal, Studi Kelayakan, UKL/UPL, Desain Rinci dan
Proses Tender apabila diperlukan diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp
1.685.000.000,00 dan Biaya Administrasi yang terdiri pengurusan izin-izin dan lainya
sebesar Rp 1.430.000.000,00. Sehingga biaya total untuk Enjinering dan Administrasi
diperkirakan sebesar Rp 3.115.000.000,00.
Hal - 50
Biaya Operasional/Over Head adalah biaya yang disiapkan untuk operasional pengelolaan
dan pengawasan Proyek Pembangunan PLTM ini dari mulai proyek sampai dengan
beroperasi. Untuk biaya operasional ini di alokasikan sebesar 5% dari keseluruhan
pekerjaan sipil, metal, mekanikal dan elektrikal. Untuk Pekerjaan Pembangunan PLTM ini
biaya Operasional yang dialokasikan adalah sebesar :
- Pekerjaan Sipil & Metal
: Rp 1.506.652.000,00
: Rp 816.062.000,00
Sehingga alokasi biaya total untuk opersiaonal untuk Pekerjaan pengawasaan selama
Pembagunan PLTM ini berlangsung adalah sebesar Rp 2.322.714.000,00
6.3
Dari uraian diatas maka perkiraan biaya investasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM) Cilaki dengan kapasitas total terbangkitkan sebesar 5 (lima) MW dapat
dilihat pada tabel 6.4.
Hal - 51
NO URAIAN
BIAYA
3,165,000,000.00
4,158,000,000.00
56,337,430,820.00
30,133,041,200.00
1,506,652,000.00
1,581,984,600.00
16,321,241,200.00
816,062,000.00
856,865,200.00
5,121,584,620.00
63,660,430,820.00
63,660,430,800.00
Hal - 52
BAB 7
KELAYAKAN
INVESTASI
Pada tahapan ini akan dipaparkan kelayakan proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM) yang memanfaatkan aliran Sungai Cilaki dan berlokasi di Desa Sukalaksana,
Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Kelayakan Investasi ini akan dilihat dari tiga sisi kelayakan,
yang terdiri dari :
-
Kelayakan Teknis
7.1.
KELAYAKAN TEKNIS
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian kelayakan teknis
suatu PLTM (Pembangit Listrik Tenaga Minihidro). Hal-ha yang perlu diperhatikan tersebut
antara lain :
a. Kondisi Alam
Kondisi Alam merupakan faktor teknis utama yang menentukan suatu PLTM itu layak
atau tidak, kondisi alam sangat berpengaruh dalam menentukan faktor ketidakpastian
dalam perkiraan biaya investasi. Kondisi alam yang jelek dapat mengganggu selama
proses kontruksi maupun operasional pembangkit itu sendiri. Kondisi Alam yang harus
diperhatikan untuk suatu PLTM antara lain adalah :
-
Kondisi Air
Kondisi Air sangat menentukan produktifitas energi listrik yang dihasilkan oleh suatu
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro. Kontinuitas ini dapat diperkirakan dengan
studi hidrologi yang dilakukan. Besarnya catchmen area (Daerah tangkapan air) dan
kondisi dihulu dan intensitas hujan sangat mempengaruhi kontinuitas air sungai.
Pemilhan debit andalan dan pemilihan konfigurasi mesin PLTM juga akan ikut
berpengaruh sedangkan untuk debit banjir akan mempengaruhi desain bendung.
Berdasarkan hasil studi hidroogi yang telah dilakukan di lokasi PLTM Cilaki kondisi
air di sungai cilaki masih bagus dan layak, hal ini dapat dilihat pada grafik flow
duration curve (FDC) dan jenis tanaman disekitar lokasi PLTM Cilaki yang
Hal - 53
mayoritas adalah padi. Kondisi Catchmen Area diatas lokasi intake PLTM Cilaki
yang berupa Hutan Lindung dan perkebunan teh yang masih terjaga.
Kondisi Topografi
Kondisi air yang bagus ditunjang juga oleh kondisi topografi yang memiliki
perbedaan ketinggian yang baik (Kemiringan Sungai 0.0005%) menjadikan debit
yang dibutuhkan oleh PLTM Cilaki dalam menghasilkan kapasitas daya yang
diinginkan tidak terlalu besar. Dari Studi yang telah dilakukan untuk menghasilka
kapasitas 5 MW hanya dibutuhkan debit sebesar 6 m3/s dan beda ketinggian
sebesar 100 m, beda ketinggian sebesar 100 m diperoleh dengan panjang saluran
sebesar 1600 m. Tanah disekitar lokasi PLTM adalah sebagian besar adalah milik
masyarakat dan berbentuk lahan sawah.
Hal - 54
Kondisi Geologi
Pada bab sebelumnya dapat dilihat pada Peta Geologi bahwa lokasi PLTM Cilaki
tidak berada pada daerah Patahan Aktif, keadaan tanah di lokasi PLTM
berdasarkan pengamatan dilapangan pada umumnya relatif bagus dan stabil. Tapi
ada beberapa lokasi bekas longsor. Longsor yang diakibatkan berjarak 200 meter
dari area PLTM Cilaki. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat
setempat, longsor yang terjadi lebih diakibatkan oleh adanya air jenuh yang tidak
dapat mengalir didalam tanah diatas lokasi longsor akibat adanya pekerjaan
pembangunan jalan. Hal ini dapat dihindari dengan metodologi dan tahapan
pekerjaan yang sesuai.
Disekitar lokasi juga terdapat banyak material batu andhesit dan pasir yang berasal
dari letusan gunung berapi sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar
bangunan utama PLTM.
Hal - 55
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas ke Lokasi PLTM Cilaki dapat digolongkan cukup mudah dan jalannya bisa
dilalui oleh kendaraan roda empat, sedangkan untuk ke Lokasi power house sudah
terdapat jalan existing (jalan desa) dan pada saat proses pembangunan PLTM dapat
ditingkatkan kapasitas jalanya. Perjalanan ke lokasi dapat ditempuh selama maksimal 2
jam dari bandung apabila tidak terkendala macet.
Kondis jalan menuju lokasi Rumah Pembangkit (Power House) PLTM Cilaki dapat
dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
Hal - 56
Hal - 57
Hal - 58
JTM 20 kV (EXISTING)
Hal - 59
PLTM CILAKI
Kondisi Umum
-
Lokasi
Nama Sungai
: Cilaki
Lebar Sungai
: 10 m
Tipe Pengembangan
: 100,5 m
Debit Desain
: 6 m3/s
Bendung
-
Tipe
: 155,10 m3/det
Widht of Crest
: 6,00 m
Height of Crest
: 3,00 m
Intake
-
Dimension (no x wi x h)
Pier thickness
: 1,00 m
Height of opening
: 2,00 m
Dimensi (l x p)
: 8 m x 40 m
: 2,5 m
Bentuk saluran
: trapesium
: 6 m3/dtk
Hal - 60
: 0,015
Tinggi saluran
:2m
Panjang saluran
: 1.515 m
Debit rencana
: 1,2 x 6 m3/dtk
: 7,00 x 21,00
Tinggi Jagaan
: 0,30 m
Debit rencana
: 6 m3/dtk
Panjang penstock
Diameter penstock
: 1,6 m
Material Penstock
: Steel
Tipe
: above ground
Tebal penstock
: 10.0 mm
Dimensi
: 12,00 m x 20,00 m
On Ground
Debit desain
: 6 m3/det
Dimensi saluran (l x t)
: 2,5 m x 2,0 m
: 0,001
Material
Panjang saluran
: 16,01 m
Panjang
: 2000 m
Lebar Perkerasan
: 3,00 m
Lebar Bahu
: 2 x 0,50 m
Turbin
-
Tipe
Jumlah
: 2 (Unit)
Hal - 61
Unit 1
Unit 2
Kapasitas
: > 3,9 MW
> 1,7 MW
Effesiensi
: > 90%
> 90%
Head Gross
: 100 m
100 m
Debit Desain
: 4, 2 m3/dtk
1,8 m3/dtk
Kecapatan Putar
: 750 rpm
1000 rpm
Generator
-
Tipe
Jumlah
: 2 unit
Unit 1
Unit 2
Kapasitas
: > 3,5 MW
>1,5 MW
Tegangan
: 6,3 kV
6,3 kV
Faktor Daya
: > 0,8
> 0,8
Frekuensi
: 50 Hz
50 Hz
Kecepatan Putar
: 750 rpm
1000 rpm
Effesiensi
: > 96%
> 96%
Transfomator
-
Tipe
Jumlah
: 2 unit
Unit 1
7.2.
Unit 2
Kapasitas
>2 MVA
Tegangan
: 6,3/20 kV
6,3/20 kV
Vektor Group
: Ynd5
Ynd 5
Frekuensi
: 50 Hz
50 Hz
: > 98%
> 98%
Nilai kelayakan Ekonomi & Financial dari suatu proyek akan berdasarkan indikasi
parameter-parameter keuangan dalam investasi, parameter-parameter tersebut antara lain :
-
Hal - 62
Pekiraan biaya seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya didasarkan pada
harga/upah setempat dari hasil survey harga peralatan dari Pabrikan Turbin-Generator Set
dan perlengkapan Mekanikal & Elektrikal lainya dan referensi dari proyek PLTM yang
sedang berjalan saat ini.
Untuk pembangunan suatu PLTM terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
-
Waktu Konstruksi
Biaya Operasional
Bunga Bank
: Rp 63.660.430.921,88
2. Pendanaan
4. Lama Konstruksi
: 2 Tahun
: Rp 8.355.431.558,00
: Rp 72.015.862.480,37
: 20 Tahun
: Rp 656,00/kWh
9. Pendapatan/Tahun
: Rp 17.690.000.000,00
: 2 Tahun
: 5 Tahun
Hal - 63
Tabel dibawah ini menunjuan hasil dari analisis keuangan yang menyatakan bahwa
Investasi untuk Pembangunan PLTM Cilaki ini layak secara financial dan secara perbankan
untuk dibangun.
Tabel 7.1 : Summary of Financial Analisys
Parameter Box
escalation rate on O&M 5.00%
Operation period
Investment
Equity
30%
21,605 Mio Rp
Loan
70%
50,411 Mio Rp
WACC 11.45%
Contract of Pow er Plant 656.0
Rp/kW-year
20 year
72,016 Mio Rp
2,317 Mio Rp
Installed capacity
Energy production/year
Depreciation, year 20
Depreciation rate 5%
m3/sec
5,034 kW
26,967 MWh
65%
100%
4.56 m3/kWh
Water consumption
Corporate Tax
25%
2.00
5.00
Note :
Energy tariff Rp 656.0 Total Investment Rp. 72,015,862,480
Resume
Re ma rk
14.31
17.69
Other Losses = 1%
3,601
Self consumption = 3%
4,178
1.27
42.80
Equity 30%
20
5.43
Mio Rp
39,538
IRR
19.69%
16.86%
39.77%
1.55
Availability = 98%
<
>
>
>
>
>
13
Ok Feasible
14.0%
9%
9%
Ok Feasible
Dari tabel Summary of Financial Analisysy diatas dapat dilihat pula bahwa parameterparameter yang dijadikan dalam financial analisys untuk sebuah proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Air semuanya diatas batas minimal yang biasanya disyaratkan oleh Bank dalam
pendanaan suatu proyek.
Sedangkan untuk gambaran arus kas (cash flow) Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
(PLTM) Cilaki dengan kapsitas total sebesar 5 (lima) MW dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hal - 64
2013
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
EBITDA
Tax (Unlevered)
Movement in Working Capital
Net CF
Investment
Free Cashflow
Total Revenues
Cost of Production
Gross Margin
Gross Margin
Operating Expenses
EBITDA
EBIT Margin
Depreciation and Amortization
EBIT
EBIT Margin
Interest
Earnings Before Tax
Corporate Tax
Net Profit
Net Profit Margin
EBITDA
Tax (Unlevered)
Movement in Working Capital
Net CF
Investment
Free Cashflow
2014
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
Rp mn
(16,537)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
17,690
(1,154)
16,536
93.5%
(354)
16,182
91.5%
16,182
91.5%
(5,953)
10,229
(2,557)
7,672
43.4%
17,690
(1,198)
16,492
93.2%
(371)
16,120
91.1%
(8,742)
7,378
41.7%
(4,630)
2,748
(687)
2,061
11.6%
17,690
(1,245)
16,445
93.0%
(390)
16,055
90.8%
(8,742)
7,313
41.3%
(3,307)
4,006
(1,001)
3,004
17.0%
17,690
(1,294)
16,397
92.7%
(410)
15,987
90.4%
(8,742)
7,245
41.0%
(1,984)
5,260
(1,315)
3,945
22.3%
17,690
(1,345)
16,345
92.4%
(430)
15,915
90.0%
(8,742)
7,173
40.5%
(661)
6,512
(1,628)
4,884
27.6%
17,690
(1,399)
16,292
92.1%
(452)
15,840
89.5%
(8,742)
7,098
40.1%
7,098
(1,774)
5,323
30.1%
17,690
(1,455)
16,235
91.8%
(474)
15,761
89.1%
(4,196)
11,565
65.4%
11,565
(2,891)
8,674
49.0%
17,690
(1,514)
16,176
91.4%
(498)
15,678
88.6%
(4,196)
11,482
64.9%
11,482
(2,870)
8,611
48.7%
17,690
(1,576)
16,114
91.1%
(523)
15,591
88.1%
(4,196)
11,395
64.4%
11,395
(2,849)
8,546
48.3%
(7,323)
(7,323)
16,182
(4,046)
(2,908)
9,229
(64,693)
(55,464)
16,120
(1,845)
14,276
14,276
16,055
(1,828)
14,227
14,227
15,987
(1,811)
14,176
14,176
15,915
(1,793)
14,122
14,122
15,840
(1,774)
14,066
14,066
15,761
(2,891)
12,870
12,870
15,678
(2,870)
12,808
12,808
15,591
(2,849)
12,742
12,742
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
17,690
(1,642)
16,048
90.7%
(549)
15,500
87.6%
(4,196)
11,303
63.9%
11,303
(2,826)
8,477
47.9%
17,690
(1,710)
15,980
90.3%
(576)
15,404
87.1%
(4,196)
11,207
63.4%
11,207
(2,802)
8,405
47.5%
17,690
(1,782)
15,908
89.9%
(605)
15,303
86.5%
15,303
86.5%
15,303
(3,826)
11,477
64.9%
17,690
(1,858)
15,832
89.5%
(635)
15,197
85.9%
15,197
85.9%
15,197
(3,799)
11,398
64.4%
17,690
(1,938)
15,753
89.0%
(667)
15,086
85.3%
15,086
85.3%
15,086
(3,771)
11,314
64.0%
17,690
(2,021)
15,669
88.6%
(701)
14,969
84.6%
14,969
84.6%
14,969
(3,742)
11,227
63.5%
17,690
(2,109)
15,582
88.1%
(736)
14,846
83.9%
14,846
83.9%
14,846
(3,712)
11,135
62.9%
17,690
(2,200)
15,490
87.6%
(772)
14,718
83.2%
14,718
83.2%
14,718
(3,679)
11,038
62.4%
17,690
(2,297)
15,393
87.0%
(811)
14,582
82.4%
14,582
82.4%
14,582
(3,646)
10,937
61.8%
17,690
(2,398)
15,292
86.4%
(851)
14,440
81.6%
14,440
81.6%
14,440
(3,610)
10,830
61.2%
17,690
(2,505)
15,185
85.8%
(894)
14,291
80.8%
14,291
80.8%
14,291
(3,573)
10,719
60.6%
15,500
(2,826)
12,674
12,674
15,404
(2,802)
12,602
12,602
15,303
(3,826)
11,477
11,477
15,197
(3,799)
11,398
11,398
15,086
(3,771)
11,314
11,314
14,969
(3,742)
11,227
11,227
14,846
(3,712)
11,135
11,135
14,718
(3,679)
11,038
11,038
14,582
(3,646)
10,937
10,937
14,440
(3,610)
10,830
10,830
14,291
(3,573)
10,719
10,719
Licenses
Preliminary Works
Land Acquisition Work
Civil Work
Mechanical and Electrical Work
IDC
Total Investment
1,480,000,000.00
1,685,000,000.00
4,158,000,000.00
7,323,000,000.00
36,543,845,661.58
19,793,585,260.30
56,337,430,921.88
8,355,431,558
72,015,862,480.37
19.69%
IRR
INV/MW
14,305,799,670
Hal - 65
7.3.
Hal - 66
BAB 8
8.1
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survey dan evaluasi studi awal (Pre Feasibility Study), secara teknis,
ekonomi, financial, lingkungan dan sosial budaya maka Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
(PLTM) ini dapat dinyatakan layak untuk dibangun dan dikembangkan.
8.2
SARAN
Pada tahapan Pre Study ini informasi yang didapatkan terbatas dan sebagian besar
menggunakan estimasi dan pendekatan, tetapi berdasarkan kesimpulan yang menyatakan
PLTM ini layak untuk dikembangkan maka perlu adanya studi penelitian yang lebih
mendetail sehingga mendapatkan estimasi dan akurasi perencanaan yang lebih tajam.
Adapun studi yang harus dilakukan untuk mempertajam akurasi dalam perencanaan
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini adalah sebagai berikut :
-
Studi Hidrologi
Studi ini mencakup pencarian dan pengambilan data sekunder berupa station-station
hujan yang terdekat. Pengukuran debit sesaat pada kondisi hujan dan kemarau akan
dilakukan juga beserta pemasangan Piel Scale untuk mengetahui debit air harian sungai
cilaki.
Survey Topografi
Berupa pengukuran situasi seluruh lokasi rencana PLTM dengan sistem pengukuran
yang tertutup dan skala yang lebih detail. Selain itu pada sat survey ini dilakukan
pendataan dan stackin out luas lahan yang akan digunakan untuk rencana PLTM ini.
Soil Investigasi
Investigasi kondisi tanah diarea rencana PLTM yang akan dibangun termasuk sesmic,
hasil investigasi ini akan dijadikan acuan pada saat pembuatan desain rinci bangunan
PLTM dan metode kerja pada saat konstruksi terutama pada saat pekerjaan galian dan
Hal - 67
timbunan. Selaindaripada hal-hal tersebut investigasi ini juga termasuk studi untuk
lokasi quary material batu ataupun pasir.
-
Studi Kelistrikan
Studi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kelistrikan didaerah sekitar PLN dan
rencana evakuasi daya listrik yang dihasilkan oleh PLTM. Studi kelistrikan ini juga akan
melibatkan pihak PT. PLN (Persero) sebagai pembeli tenaga listrik dari pembangkit.
Studi ini akan menentukan titik interkoneksi antara PLTM Cilaki dengan Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20 kV milik PT. PLN. Pengembang harus sering
berkoordinasi dengan pihak PLN karena kondisi jaringan dan konfigurasi evakuasi daya
listrik yang baik akan meningkatkan Capacity Factor Pembangkit.
Hal - 68
Pada studi ini gambar-gambar desain dan Bill of Quantity termasuk Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) sudah dapat diketahui dengan akurasi lebih baik daripada tahapan Pre
Studi Kelayakan sebelumnya.
Hal - 69