Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Golongan padat
Termasuk golongan padat ialah guttap silver point dan acrilic cone. Silver point digunakan
untuk saluran akar yang sempit, bulat mengecil, dan bengkok. Kontraindikasinya gigi
anterior, premolar akar tunggal, dan molar akar tunggal yang besar.
Golongan pasta
Bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar, mudah dimasukkan tapi mudah keluar melalui
foramen apikal, dan porus kebbocoran lebih besar. Contoh : pasta dengan bahan dasar ZnO,
bahan dasar Ca(OH)2, dan bahan dasar resin.
1. ZnO. Merupakan serbuk amorf yang halus, rapuh, mudah larut dalam asam, tidak
larut dalam air/alkohol, antiseptik, dan toksisitasnya rendah. ZnEO bersifat non
toksik dan digunakan untuk perawatan pulpektomi.
2. Ca(OH)2, bersifat :
Golongan semen
Bahan ini setelah beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras, sukar dimasukkan
dalam saluran akar yang sempit, mudah terdesak keluar melalui foramen apikal, iritasi, dan
sulit dikeluarkan. Contoh : oxycloride, oxysulfate, zinc oxyfosfat, zinc oxyeugenol.
Golongan plastis
1. Amalgam
Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu
paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam
pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama
kali diperkenalkan, amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar
komponennya adalah perak. Black adalah orang yang pertama kali memperkenalkan
amalgam dengan bentuk partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896,
komposisi alloy amalgam adalah :
-
Ag (perak) 68,50%
Au (emas) 5%
Zn (seng) 1%
Amalgam telah dikenal sebagai bahan pengisi retrograde sejak lama. Dewasa ini
para peneliti terus berusaha mencari alternatif bahan pengisi retrograde selain amalgam.
Tidak ada bahan pengisi retrograde yang ideal. Amalgam sebagai bahan pengisi
retrograde memiliki Kekurangan: yaitu kebocoran marginal, korosi, kontaminasi merkuri
pada jaringan periapikal, beberapa alloy sensitif terhadap kelembaban, memerlukan
preparasi untuk undercut dan dapat mewarnai jaringan lunak dan jaringan keras.
(Heptorina, 2007).
2. Gutta percha
2.
Resin komposit
Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa
sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability),
kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta
dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi
dari bahan konvensional seperti keluli.
-
Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena
komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai
kerut yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting
dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan
dengan penghematan bahan bakar.
Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah
terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk
mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi. Bahan komposit
sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.
Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu
produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan
mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan
menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit
hibrid.
b. Proses pembuatan
Kebolehprosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu
bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan dengan produktivitas dan mutu
suatu produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks
pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan
dengan keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu
produk.
Adalah jelas bahwa bahan komposit dibolehprosesan dengan berbagai teknik
fabrikasi yang merupakan daya tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan
bahan komposit. Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan
dari segi pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik fabrikasi yang
umum yang biasadigunakan untuk memproses termoplastik tanpa serat (Hendri Ginting,
2002).
Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana
merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur yang bekerja bersama untuk
menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur bahan
penyusunnya. Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik
matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat
(fibre, fiber).
Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam
tiga kelompok utama :
- Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites PMC)
- Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)
- Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites CMC)
Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites PMC)
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer
Berpenguatan Serat (FRP Fibre Reinforced Polymers or Plastics) bahan ini
menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat
seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)
Ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam
seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites CMC)
Digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan
keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut
(whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida
Komposit Matrik Polimer
Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan dalam
manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan
sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifatsifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk dibentuk dengan
mudah kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan
tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam bentuk padat sifat-sifat ini tidak muncul. Hal
ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak permukaan setiap
bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah teoritisnya. Untuk mengatasi
permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk serat, sehingga, meskipun dengan
jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah
kecil serat dengan memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat
serat akan mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu
serat dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti
halnya serat dalam suatu tali.
Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca, karbon dan
aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin menyebarkan beban yang
dikenakan terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga melindungi serat dari
kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan
pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat
jenis rendah, membuat kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam
banyak aplikasi.
Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat,
sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang
dimiliki oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :
- Sifat-sifat serat
- Sifat-sifat resin
- Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat Fibre
Volume Fraction)
- Geometri dan orientasi serat pada komposit
Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal
ini berarti bahwa orang yang membuat struktur menciptakan sifat-sifat bahan komposit
yang dihasilkan, dan juga proses manufaktur yang digunakan biadanya merupakan bagian
yang kritikal yang berperanan menentukan kinerja struktur yang dihasilkan.
Pembebanan
Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur harus
menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan lentur
Tarik
Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit.
Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan
kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan resinnya.
Tekan
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini sifat
daya rekat dan kekakuan dari sistem resin adalah penting, sebagaimana resin menjaga
serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)
Geser/Lintang
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban ini
mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Dibawah beban geser resin
memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk membuat
komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya mempunyai sifat-sifat
mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi terhadap serat penguat.
Lenturan
Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika beban
seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi tarik dan bagian
tengah lapisan terjadi geser.
Sistem-sistem Resin
Apapun sistem resin yang digunakan dalam bahan komposit akan memerlukan sifat-sifat
berikut :
- Sifat-sifat mekanis yang bagus
- Sifat-sifat daya rekat yang bagus
- Sifat-sifat ketangguhan yang bagus
- Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin
Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem
resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi
(ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini
berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan
mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai
sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat, resin harus mampu berubah
panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan
terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat
karbon berkekuatan tinggi (yaitu bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai
contoh, serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan
perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang
maksimum.
adalah sifat yang paling esensi untuk apapun jenis sistem resin. Sifat-sifat ini secara
khusus penting untuk penggunaan pada lingkungan laut.
3. Guttap perca
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah
terbukti bahwa gutta percha point menipakan bahan yang paling ideal dan sering
digunakan sebagai bahan pengisian saJuran akar.
Gutta percha merupakan lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat
mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, terdapat di
semenanjung Malaysia dan pulau-pulau sekitarya serta pada daerah tropis yang pertama
sekali dijumpai oleh Isonandra Gutta.
Gutta percha point memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan
periradikular dengan kombinasi semen saluran akar (siler) yang dapat menginduksi
pembentukan jaringan keras (respon osteogenic) dan tnerangsang penutupan apeks. Gutta
percha tersedia dalam dua bentuk yang dapat mengalami dua fase (fase beta/ {3 dan fase
a/fa/ a). Struktur isomer gutta percha adalah trans -7, 4- poiy isoprene, dimana memiliki
struktur yang teratur yang dapat mengalami kritalisasi sehingga tampak keras dan kaku.
Gutta percha dapat digunakan bersama dengan pelarut organik misalnya
chloroform dan xylohencalyptol yaitu guttapercha solvents yang dikenal dengan nama
chloropercha atau eupercha. Untuk mendapatkan kualitas bahan pengisian saluran akar
yang baik dan memiiiki sifat plastis maka gutta percha dalam pembuatannya selalu
dikombinasikan dengan wax, zinc oxide, calcium hidroxide. Untuk mendapatkan suatu
pengisian yang hermetis sangat perlu diketahui sifat-sifat material gutta percha point.
Pada perawatan saluran akar dengan memakai gutta percha point mempunyai tujuan
untuk mempertahankan gigi selama mungkin sesuai dengan anatomi saluran akar gigi di
dalam rongga mulut dan dapat memadat dengan baik. Gutta percha point sebagai material
yang popularitas dan keunggulannya sudah teruji masih memiliki kerugian. Oleh karena
itu sangat diperiukan keteiitian dalam menggunakan gutta percha point sebagai bahan
pengisian saluran akar.
Pada guttaercha, dilakukan beberapa teknik untuk emmasukkannya ke dalam
saluran akar. Yaitu. kondensasi lateral dan kondensasi vertical. Kondensasi lateral bahan
pengisian gutta percha adalah teknik pengisian yang paling sering diajarkan dan
dipraktekkan, serta merupakan prosedur standar dibandingkan dengan semua teknik lain
yang dievaluasi. Untuk mendapatkan hasil perawatan endodontik yang optimal, saluran
akar harus seluruhnya terisi dengan bahan padat, terutama pada bagian sepertiga apikal.
Obturasi saluran akar menggunakan gutaperca yang dikombinasikan dengan siler saluran
akar dengan teknik kondensasi lateral akan memberikan penutupan apikal yang baik.
Penggunaan siler bertujuan menyempurnakan obturasi karena siler berfungsi sebagai
perekat dan pengisi celah antara bahan pengisi dan dinding
saluran akar, serta mengisi saluran-saluran lateral dan saluran-saluran tambahan.Adapun
merek-merek guttap yang sering dipergunakan yakni ProTaper Gutta percha point [PLC], ProTaper [P] dan warm [P-OE] Gutta percha point, Teknik Kondensasi Vertical
(Gutta perca panas).
kemungkinan beberapa solvent yang tersisa (air), mengganggu polimerisasi resin. Kelima, sifat
hidrofilik yang tinggi setelah polimerisasi, membuatnya berperan seperti membran yang
permeabel.
Pada sistem adhesif one-step self-etching, solvent dan monomer fungsional biasanya 50%
dari adhesif. Maka konsentrasi monomer hidrofobik cross-linking berkurang drastis. Oleh karena
kekuatan mekanis bahan adhesif diberikan oleh polimerisasi monomer cross-linking, monomer
hidrofobik yang lebih sedikit terdapat pada permukaan gigi setelah aplikasi bahan adhesif ini
mengganggu kekuatan perlekatan.
Tokuyama Bond Force memiliki pH sebesar 2,3 sehingga dikelompokkan sebagai selfetch yang ringan. Kemampuan self-etch yang lebih ringan untuk bereaksi secara kimia dengan
kristal hidroksiapatit di dalam smear layer yang terdemineralisasi sebagian dapat
dipertimbangkan. Di samping itu, monomer self-reinforcing Bond Force diperlukan untuk
memberikan lapisan adhesif yang lebih kuat yang dapat menghasilkan kekuatan perlekatan yang
lebih tinggi (Parulina Tamba, 2010).
Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal, tetapi paling
tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu :
Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
Harus dapat menutup saluran lateral atau apikal
Tidak boleh menyusut sesudah dimasukkan ke dalam saluran akar gigi
Tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban
Bakteriostatik
Radiopaque
Tidak mewarnai struktur gigi
Tidak mengiritasi jaringan apikal
Steril atau dapat dengan mudah disterilkan
Tidak larut dalam cairan jaringan
Bukan penghantar panas
Pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya
menjadi keras (Ray. H. Seltzer, 2005)
Salah satu bahan pengisi saluran tersebut adalah glass ionomer cement. Glass ionomer
cement mempunyai biokompatibilitas, melepaskan flourida secara long acting, melekat baik pada
lapisan dentin. Karena sifat sifat glass ionomer cement tersebut beberapa peneliti
menganjurkan untuk pemakaian endodontik sealer. Glass ionomer cement terbukti lebih efektif
dari pada zinc okside eugenol untuk mencegah kebocoran secara in vitro, tapi bila ditanam dalam
tulang menyebabkan terjadinya peradangan dan bahan dapat ditolerir cukup baik (Ray. H.
Seltzer, 2004).
Mekanisme kerja sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar.
Preparasi saluran akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk membersihkan
dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang hermetis dengan bahan dan
teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar tidak dilakukan, maka perawatan
endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi saluran akar biomekanikal harus dilakukan
sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk saluran akar. Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda,
anatomi rongga pulpa dari setiap gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar
pada gigi yang satu akan berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran
akar pada gigi yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa
teknik preparasi saluran akar yang sesuai yaitu: teknik preparasi konvensional, telescope, flaring,
step-back.
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum pengisian
saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada dinding saluran akar.
Pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan paper point yang tediri dari
berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari bahwa paper point bekerja seperti kertas
penyerap dan harus diberi waktu dalam saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat
dipegang dengan pinset dan diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak
terdorong secara tidak sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan
sehingga mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti
ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi endodontic. Saluran akar segera diisi
setelah pengeringan.
Pada kasus pulpektomi vital, pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan
pembersihan, hal ini dapat mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan
untuk perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi. Ada berbagai macam teknik
pengisian saluran akar, yang dapat dibagi menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha
hangat, teknik preparasi dentin. Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik
tersebut walaupun memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar
dari yang lain. (Trimurni & Darwis aswal, 2004)
Jarum miller atau file dimasukkan ke dalam saluran akar panjang gigi rata-rata dikurangi 2
mm.
2. Untuk gigi yang mahkotanya patah, panjang alat yang dimasukkan ke dalam saluran akar
dikurangi lagi dengan panjang mahkota yang patah tersebut (dalam arah cervico-insisal).
3. Jarum tersebut diberi STOP sebagai batas panjang alat. STOP sebaiknya terbuat dari Guttap
(guttap stopping) karena akan memberikan gambaran radiopag pada hasil foto yang diambil.
4. Posisi film, phantom diatur sedemikian rupa dan alat cone sinar X diatur sedemikian rupa
pada waktu pengambilan foto. Dari hasil foto dilakukan pengukuran , dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Pgs = Pgf x Paf
Paf
Keterangan :
Pgs adalah panjang gigi sebenarnya
Pgf adalah panjang gigi dalam foto
Pas adalah panjang alat sebenarnya
Paf adalah panjang alat dalam foto
(Staf Konservasi Gigi, 2009 ; 19)
DAFTARPUSTAKA
Ginting, Hendri. 2002. Pengendalian Bahan Komposit. Sumatra Utara : Fakultas Teknik USU.
Heptorina, Y. 2007. Case Report : Perawatan Bedah Apeks Reseksi pada Gigi yang Direstorasi
Mahkota Pasak dengan Granuloma Periapeks. Dikutip dari :
http://yusiheptorina.multiply.com.
Harty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta : Hipokrates. 184-213.
Ray.H.Seltzer. 1991. A New Glass Ionomer Root Canal Sealer, J.Endodon.
Satu mulut sejuta makna. 2008. Panduan Untuk Komposit. Dikutip dari :
http://www.scienticdirect/net.com
Staf Konservasi Gigi. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Preklinik Endodontia. Jember : FKG
UNEJ.
Tamba, Parulina. 2010. Barbagai Sifat dan Penggunaan Gutta Percha Point di Bidang
kedokteran Gigi. Dikutip dari : http://www.researchgate.net/com
Trimurni, Darwis aswal. Preparasi Saluran Akar Biomekanikal Teknik Double
Flated. Sumatra Utara : Lab. Konservasi FKG-USU