Você está na página 1de 5

Nama

: Febry Litiyanto

NIM

: 1311080079

Mata Kuliah : Auditing II


Kelas

: 6201
TINDAK LANJUT AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK

A. Definisi Tindak Lanjut Audit


Definisi tindak lanjut audit menurut I Gusti Agung Rai adalah langkah-langkah yang
harus diambil oleh auditor setelah laporan audit diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut
merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee
dalam melaksanakan rekomendasi audit.
Tahap penindaklanjutan hasil audit melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain yang
berkompeten. Tindak lanjut didesain untuk memastikan atau memberikan pendapat apakah
rekomendasi auditor sudah diimplementasikan.
B. Tujuan Tindak Lanjut Audit
Secara umum, tujuan utama dari tindak lanjut audit adalah untuk meningkatkan
efektivitas dan dampak dari laporan audit. Secara lebih spesifik, tujuan dari tindak lanjut
audit adalah sebagai berikut.
1. Membantu pihak eksekutif dalam mengarahkan tindakan yang akan diambil terkait
dengan hasil audit yang diterimanya;
2. Mengevaluasi kinerja lembaga audit itu sendiri;
3. Memberikan masukan bagi perencanaan strategis audit kinerja pada lembaga audit;
4. Mendorong pembelaran dan pengembangan auditee.
C. Langkah-Langkah Tindak Lanjut Hasil Audit Kinerja
Untuk setiap rekomendasi audit, auditee menyatakan apakah menolak atau menerima
rekomendasi tersebut; jika diterima apakah akan dilaksanakan dan jika dilaksanakan kapan
pelaksanaan tersebut direncanakan. Rencana tindak (action plan) dari auditee merupakan
dasar bagi tindak lanjut audit. Tujuan tindak lanjut audit bukanlah untuk memperoleh
kepastian absolut, melainkan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa auditee telah melaksanakan action plan-nya.
Untuk melaksanakan tindak lanjut audit, terdapat tiga tahap kegiatan yang dapat
dilakukan, yaitu perencanaan tindak lanjut, pelaksanaan tindak lanjut, dan pelaporan hasil
tindak lanjut.
1. Perencanaan Tindak Lanjut

Perencanaan tindak lanjut terdiri atas lima kegiatan berikut.


a) Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan
Auditor harus membuat prioritas tindak lanjut yang akan dilaksanakan atas
rekomendasi yang dikeluarkan. Salah satu pertimbangannya adalah proses tindak
lanjut harus dilakukan jika dampak kegiatan tindak lanjut melebihi biayanya (costbenefit).
b) Menentukan lingkup tindak lanjut
Lingkup tindak lanjut audit harus ditentukan berdasarkan penilaian atas
keberlanjutan penerapan simpulan audit terdahulu, pernyataan manajemen atas
tindakan perbaikan, dan tingkat kepercayaan auditor atas hasil kerja auditor
terdahulu.
c) Cross audit follow up
Kegiatan cross-audit follow up mencakup review beberapa hasil audit dalam satu
entitas atau beberapa hasil audit (yang bertopik sama/sejenis) dalam beberapa entitas.
Kegiatan cross-audit yang spesifik perlu mempertimbangkan proses perencanaan
strategis audit kinerja.
d) Menyiapkan sumber daya untuk tindak lanjut
Sumber daya untuk melaksanakan tindak lanjut bergantung pada faktor-faktor
seperti jumlah rekomendasi, sifat hubungan dengan auditee, dan apakah anggota tim
audit terdahulu akan membantu dalam audit tindak lanjut.
e) Menjadwalkan tindak lanjut
Auditor perlu memutuskan apakah tindak lanjut di kantor sudah memadai atau
apakah perlu dilakukan tindak lanjut di lapangan. Penjadwalan tersebut bergantung
pada karakteristik audit, jenis rekomendasi, risiko sosial dan ekonomi, dan
sebagainya.
2. Pelaksanaan Tindak Lanjut
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan tindak lanjut terdiri atas tiga
kegiatan sebagai berikut.
a) Mengumpulkan informasi
Pengumpulan informasi ini dapat dijadikan titik awal pengujian dokumen dan
wawancara. Selain itu, evaluasi dan review atas hasil audit internal juga dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi.
b) Mencatat hasil
Hasil yang diperoleh dari tindak lanjut harus dicatat seperlunya. Tindakan yang
diambil untuk setiap rekomendasi dicatat sesuai dengan status pelaksanaannya.
c) Menilai dampak audit kinerja

Dalam menilai dampak, auditor perlu memperhitungkan biaya pencapaian


dampak sehingga hasil akhir (bersih) dapat diperkirakan. Dampak yang signifikan
harus divalidasi oleh Badan atau lembaga yang berwenang.
3. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut
Laporan tindak lanjut audit bertujuan untuk menyediakan informasi bagi
stakeholder mengenai penilaian efektivitas tindak lanjut audit kinerja serta manfaat yang
dihasilkan oleh audit kinerja. Untuk itu laporan haruslah mencakup syarat-syarat sebagai
berikut.
a) Laporan harus menggambarkan hasil analisis atau manfaat yang diperkirakan dan
manfaat akrual dalam periode tertentu;
b) Laporan merupakan ringkasan pelaksanaan rekomendasi;
c) Laporan menitikberatkan pada pelaksanaan rekomendasi yang buruk; dan
d) Laporan menggambarkan tindakan yang akan diambil atas pelaksanaan rekomendasi
yang buruk.
D. Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian Auditor dalam Tindak Lanjut Audit Kinerja
Tahap penindaklanjutan hasil audit melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain yang
berkompeten. Tindak lanjut didesain untuk memastikan atau memberikan pendapat apakah
rekomendasi auditor sudah diimplementasikan. Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu menjadi
perhatian dalam tahap pelaksanaan tindak lanjut antara lain:
1. Dasar Pelaksanaan Tindak Lanjut
Ini adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Untuk setiap
rekomendasi yang diberikan auditor, manajemen harus menentukan hal tersebut diterima
atau ditolak. Jika diterima apakah rekomendasi tersebut diimplementasikan atau tidak,
jika tidak diimplementasikan periode sekarang, kapan implementasi akan dilaksanakan.
Jika rekomendasi telah dilaksanakan sebelum laporan diterbitkan, seharusnya telah
diverifikasi oleh auditor. Jika rekomendasi auditor tidak dilaksanakan, permasalahan apa
saja yang dihadapi oleh organisasi dalam implementasi rekomendasi.
2. Pelaksanaan Review Tindak Lanjut
Hal ini memberi dasar untuk review tindak lanjut. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah menyusun jadwal, yang mana hal ini tergantung dari kompleksitas rekomendasi
dan tingkat kesulitan implementasi.
3. Batasan Review Tindak Lanjut
Batasan review tindak lanjut sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan
dan dampak rekomendasi yang diusulkan auditor, namun juga menghindari terjadi tindak
lanjut yang overload. Kegiatan tindak lanjut diharapkan mampu menjelaskan

peningkatan aktual yang telah dicapai setelah proses audit dilaksanakan pada entitas
tertentu.
4. Implementasi Rekomendasi
a) Implementasi oleh unit kerja
Unit kerja dapat mengevaluasi dan menggunakan rekomendasi staf auditor ini
dikarenakan unit yang diaudit memiliki kesempatan pertama kali untuk memperlajari
temuan dan rekomendasi audit.
b) Implementasi oleh eksekutif
Manajemen biasanya menerima hasil audit terlebih dahulu dibandingkan
legislatif. Diskusi antara auditor dan manajemen sebelum laporan audit dipublikasi
akan memungkinkan dihasilkan petunjuk administratif yang didesain untuk
mengoreksi permasalahan.
c) Peranan auditor dalam implementasi rekomendasi audit
Auditor hanya berperan sebagai pendukung, tidak terlibat langsung di dalamnya.
Ini untuk menjaga objektivitas dan independensi auditor karena ada kemungkinan
bahwa masa-masa mendatang entitas ini akan diaudit dengan auditor yang sama.
Auditor memberikan penjelasan bagaimana dan mengapa sebuah rekomendasi
diberikan. Auditor juga memantau kegiatan dan tindakan manajemen sehubungan
dengan laporan audit untuk mengetahui perkembangan implementasi rekomendasi
audit.
d) Peranan legislatif dalam implementasi rekomendasi audit
Legislatif merupakan otoritas tingkat akhir yang dapat mengambil tindakan
implementasi rekomendasi secara formal dengan mengadopsi peraturan, mosi, dan
lain-lain. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk memastikan implementasi
rekomendasi audit.
1) Tindakan legislatif secara formal. Pendekatan ini untuk mengimplementasikan
rekomendasi tersebut ke dalam kebijakan formal.
2) Tindakan legislatif secara informal. Pengimplementasian rekomendasi dilakukan
secara tidak formal, misalnya melalui public sharing terhadap temuan audit,
kontak langsung antara anggota legislatif dengan masing-masing eksekutif.
3) Tindakan legislatif melalui anggaran. Lembaga legislatif memiliki otoritas atas
alokasi dana melalui pengendalian terhadap anggaran. Implementasi rekomendasi
dapat dilakukan melalui penetapan tujuan dalam anggaran yang akan dibiayai
dengan sejumlah dana.
5. Pemeriksaan Kembali Secara Periodik

Audit kinerja merupakan suatu usaha yang meliputi lebih dari satu periode waktu
karena sebagian variabel lain yang terus berubah, kinerja entitas juga dapat mengalami
fluktuasi. Setiap entitas dapat menjadi objek pemeriksaan kembali. Laporan hasil
pemeriksaan sebelumnya dapat dijadikan sebagai dasar memulai pekerjaan audit
sehingga dapat menghemat waktu untuk perencanaan audit, dan isu-isu spesifik dapat
diidentifikasi lebih awal dari proses perencanaan.
Daftar Pustaka
1. Bastian, Indra. 2011. Audit Sektor Publik.Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta
2. I Gusti Agung Rai. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi
Kasus. Salemba Empat: Jakarta

Você também pode gostar