Você está na página 1de 36

ANALISA USAHA

Nama Pengusaha : Alvin Paradiptya


Lokasi Usaha

: Di Kabupaten Lamongan

Skala Usaha

: 4000 ekor

Kandang

: Beton (2 Lantai)

Pemasaran

: Melalui Broker

Sumber Dana

: 1. Dari bank sebesar Rp 100.000.000,00

Dengan bunga 15 % per tahun


2. Poultry shop untuk biaya operasional (Tanpa bunga)
Tujuan Usaha

: 1. Sumber penghasilan

2. Untuk pemenuhan kebutuhan daging di masyarakat


Kendala Usaha

: 1. Harga penjualan ayam yang turun naik (berfluktuasi)

2. Harga pakan (berfluktuasi)


Investasi dan Modal Kerja
1.

Investasi

No

Uraian

Satuan

Jml

NB (Rp)

NS (Rp)

Kandang

buah

Gasolek

UE

87.317.000,00

4.365.850,00 20

buah

2.400.000,00

400.000,00

Tab.Gas 12 Kg

buah

1.200.000,00

220.000,00

Tempat pakan

buah

72

2.160.000,00

432.000,00

Kabel

meter

100

200.000,00

0,00 10
2

Bohlam

buah

18

504.000,00

Gembok

buah

94000,00

Tower air

buah

1.250.000,00

250.000,00

Kran air

buah

50.000,00

0,00

10

Pipa paralon

batang

20

1200.000,00

240.000,00

11

Tirai

rol

450.000,00

90.000,00

12

Sekop

buah

55.000,00

0,00

13

Tempat minum

buah

48

3.120.000,00

Jumlah

0,00

0,00 10

624.000,00

100.000.000,00

2.

Modal Kerja

a.

DOC MB 202 40 box @ Rp. 300.000,00

= Rp 12.000.000,00

b.

Pakan BR I 200zak @ Rp 265.000,00

= Rp 53.000.000,00

c.

Obat-obatan/Vitamin dan Vaksin

1.

Vaksin ND I Lasota 4 ampul dosis 1000

@ Rp 28.000,00
2.

= Rp

3.

= Rp

112.000,00

= Rp

500.000,00

Vaksin Gumboro 4 ampul dosis 1000

@ Rp 125.000,00
4.

112.000,00

Vaksin ND II Lasota 4 ampul dosis 1000

@ Rp 28.000,00

Supervit Forte Rp 11.500 / 100 gram

Minggu I

240 gram

= Rp

27.720,00

Minggu II

480 gram

= Rp

55.440,00

Minggu III 720 gram


5.

= Rp

83.160,00

Hemidok (Obat CRD) Rp 42.500/100 gram

Minggu III 750 gram

= Rp

318.750,00

6.

Viterpan @ Rp 46.250,00

= Rp

7.

Protexol 100 ml @45.000 = Rp45.000,00

8.

Formalin 37% 1 liter @ Rp 17.000,00

d.

Sekam 2 Truk @ Rp 400.000,00

46.250,00

= Rp

17.000,00

= Rp

800.000,00

e.

Blower

= Rp

f.

Ember 4 buah @ Rp 15.000,00

= Rp

60.000,00

g.

Listrik 1 bulan

= Rp

300.000,00

h. Air 1 bulan

= Rp

200.000,00

Isi tabung gas 4 buah @ Rp 75.000,00

= Rp

300.000,00

Gaji pegawai 1 orang/periode

= Rp

1.100.000,00

Jumlah Modal Kerja

4.920.000,00

= Rp 73.997.320,00

Jumlah Investasi + Modal Kerja


= Rp 100.000.000,00 + Rp 73.997.320,00
= Rp 173.997.320,00
Perkiraan Hasil Usaha
Biaya Tetap
Jumlah Penyusutan / Tahun
Penyusutan / Periode

= Rp 6.621.850,00
= Rp 6.621.850,00 / 5

= Rp. 1.324.370,00
Bunga Modal/Tahun

= Total pinjaman Bunga (%)

= Rp 100.000.000,00 15 %
= Rp 15.000.000,00
Bunga Modal/Periode

= Rp 15.000.000,00/5

= Rp 3.000.000,00
Jumlah Biayatetap= Penyusutan/Periode + Bunga Modal
= Rp. 1.324.370,00+ Rp 3.000.000,00
= Rp 4.324.370,00
Total Biaya
Biaya tetap +Biaya variabel
= Rp 4.324.370,00 + Rp 73.997.320,00
= Rp. 78.321.690,00
Penerimaan
Penerimaan utama
.

Jumlah ayam mula-mula

= 4000 ekor

b.

Mortalitas

= 2%

2 x 4000/100 = 80 ekor
c.

Jumlah ayam yang terjual

d.

Berat badan rata-rata

e.

Harga ayam per kilogram

= 4000 ekor 80 ekor = 3920 ekor


= 1,7 kg
= Rp 13.500,00

Hasil penerimaan= 3920 ekor x 1,7 kg x Rp 12.500.000,00


= Rp 83.300.000,00
Penerimaan sampingan
Penjualan feses 2 truk @ Rp 400.000,00

= Rp

800.000,00

Penjualan karung pakan 200 buah @ Rp 2000


Ayam Afkir 25 ekor @ Rp 10.000,00
Hasil Penerimaan sampingan

= Rp
= Rp

400.000,00
250.000,00

= Rp 1.450.000,00

Total Penerimaan
Penerimaan utama + Penerimaan sampingan
= Rp 83.300.000,00 + Rp 1.450.000,00
= Rp 84.750.000,00
Perhitungan-perhitungan
1.

Pendapatan Pegelola (PP)

Penerimaan Pengeluaran
= Rp. 84.750.000,00 Rp. 78.321.690,00
= Rp 6.428.310,00 (untung)
2.

Feed Convertion Ratio (FCR)

FCR = Jumlah Pakan yg di habiskan / Jumlah BB keseluruhan


= 10000 / 6664 kg
= 1.5
3.

Indeks Prestasi (IP)

IP

% Ayam Terjual x BB X 100


FCR x Lama
Pemeliharaan

98 % x 1,7 x 100

1,5 x 35
=

317,33

FCR = Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg) di bagi dengan


Berat badan yang dihasilkan (kg)
Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat
badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada
broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR
dua minggu 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Breeder biasanya sudah menyertakan standar FCR tiap minggu dalam buku panduannya agar
peternak bisa terus memantau FCR ayamnya tiap minggu. Nilai FCR yang sama atau lebih kecil
dibandingkan standar, menandakan terjadinya efisiensi pakan yang didukung dengan tata laksana
pemeliharaan yang baik. Namun jika nilai FCR lebih besar dibandingkan standar maka
mengindikasikan terjadi pemborosan pakan sebagai akibat tidak maksimalnya manfaat pakan
terhadap pertambahan bobot badan ayam. Salah satu faktor yang berperan penting menyebabkan
hal ini ialah stres. Stres direspon oleh tubuh dengan memobilisasi glukosa untuk diubah menjadi
energi dan digunakan untuk menekan stres itu sendiri. Akibatnya, hanya sedikit energi yang
diarahkan ke pertambahan bobot badan.

Pembuatan kandang ayam petelur


Posted by AlvinParadiptya January 21, 2013 Leave a comment
KANDANG AYAM TERBUKA TIPE F.A.E
(FUTURISTIK, AERODINAMIS, EKONOMIS)

Faktor-faktor yang berpengaruh dan menentukan keberhasilan beternak :


1. Bibit 10%
2. Kandang .. 10%
3. Nutrisi .. 20%
4. Manajemen Pemeliharaan 50%

5. Keberuntungan 10%
Bahasan kali ini saya fokuskan pada sistem perkandangan yang baik dan benar berdasarkan
pengalaman pribadi dimana saya sebagai peternak bisa mendapatkan performance ayam yang
baik. Bisa mencapai standar yang ditulis oleh perusahaan pembibitan di dalam buku manualnya.
Idealnya, lokasi peternakan atau farm ayam ras petelur, pedaging, pembibitan, berada di dataran
yang tingginya antara 300-700 meter di atas permukaan laut (dpl). Karena ayam ras ini sejatinya
tidak tahan panas. Pada ketinggian tersebut akan didapat suhu dan kelembaban yang ideal bagi
hidup dan kehidupan ayam, yaitu pada ;
1. suhu antar 20 26 Celcius;
2. kelembaban relatif (relative humidity = R.H) antara 50 70%;
3. heat index (H.I) antar 150 155, area nyaman untuk hidup ayam.
Bila lokasi farm yang dipunyai di dataran rendah, < 300 m dpl, maka perlu dilakukan
penyesuaian dari sisi kontruksi dan tata letak. Lebih-lebih dengan adanya isu efek global
warmming dimana bumi semakin panas. Diperkirakan dalam waktu 10-20 tahun ke depan suhu
bumi naik 1-2 Celcius. Pada hal ayam tidak tahan panas, maksimum 30 Celcius.
Syarat Kandang Ayam Terbuka Tipe Futuristik, Aerodinamis dan Ekonomis (F.A.E)
1. Arah memanjang kandang ayam, timur barat :

Hal ini untuk mendapatkan ventilasi yang maksimum. Mengingat letak geografi
Indonesia yang berada di katulistiwa, hanya ada 2 (dua) musim, hujan dan kemarau.
Sedangkan arah angin di Indonesia secara umum dari utara ke selatan dan pada musim
berikutnya dari selatan ke utara. Sehingga, begitu ada angin bertiup, bisa langsung
menggantikan udara kotor di dalam kandang dengan udara bersih;

Ayam tidak perlu kena matahari langsung karena ayam tidak tahan panas dan bila kena
matahari langsung dalam waktu yang cukup lama (berjam-jam dan berhari-hari), bisa
menyebabkan kerusakan kulitnya.

2. Lebar kandang maksimum 7 (tujuh) meter :

Alasan pertama, karena panjang kayu pada umumnya adalah 4 (empat) meter. Tetapi
panjang bersih yang bisa dimanfaatkan 3,8 meter. Belum lagi dikurangi panjang
sambungan di ujung-ujung kayu. Sehingga panjang kayu efektifnya hanya 3,5-3,6 meter.
Bila lebar kandang 7 meter, berarti pakai 2 batang kayu;

Alasan kedua, untuk mendapatkan ventilasi di dalam kandang ayam yang lebih baik;

Bila mau membuat kandang ayam lebih lebar, misalnya 10-12 meter, maka yang perlu
diperhatikan tinggi kandang, sebaiknya tinggi tiangnya total 6,5 meter. Hal ini untuk
menjamin suhu di dalam kandang tidak lebih dari 30 C dengan ventilasi udara tetap
lancar. Biaya kandang menjadi lebih murah bila dihitung per ekornya (ekonomis).

3. Panjang kandang ayam :

Panjang kandang ayam terbuka tipe F.A.E, bisa tak terbatas tergantung ketersediaan
lahannya;

Bila mengikuti ukuran kayu, maka seyogyanya jarak antar tiang 3,5 3,6 meter. Semakin
panjang kandang ayam yang dibuat, biayanya semakin ekonomis. Hanya, ada sedikit
kendala bila kandang terlalu panjang, yaitu kerataan tanahnya, agak sulit mendapatkan
kerataan yang sesuai water pass. Sehingga menjadi lebih sulit dalam pemasangan talang
air minum. Tetapi bila distribusi air minumnya pakai nipple, tidak terlalu masalah dalam
kerataannya.

4. Tinggi kandang ayam terbuka tipe F.A.E :

pada ketinggian 50 cm dari tanah, kadar ammonia masih sangat tinggi, >100 ppm;

pada ketinggian 100 cm dari tanah, kadar ammonia masih tinggi, <50 ppm;

pada ketinggian 150 cm dari tanah, kadar ammonia sudah relative rendah, <15 ppm.

Maka, bila ditinjau dari ketersediaan oksigen yang akan dihirup oleh ayam tanpa
terganggu oleh adanya ammonia , maka tinggi sangkar ayam dari tanah seyogyanya di
atas 150 cm dari tanah

Jarak sangkar yang paling atas ke atap, minimum 2 m, hal ini untuk mengurangi efek
radiasi panas;

Jadi, total tinggi tiang kandang harus 6 (enam) meter. Posisi sangkar ayam berada
ditengah-tengah ketinggian kandang.

5. Atap bertingkat :

Atap kandang ayam dibuat bertingkang (atap monitor);

Sudut atap dibuat minimum 45 atau tinggi tiang tengah, dari lebar kandang. Bila lebar
kandang ayam 7 m, maka tinggi tiang tengah kuda-kuda 3,5 m;

Tujuannya, udara panas di dalam kandang segera terhisap naik, dengan demikian udara di
dalam kandang segera diganti dengan udara yang segar, tidak sampai terjadi mati

angin. Suhu di dalam kandang bisa di bawah 30 C, pengaruh panas dari luar kandang
bisa diredam (futuristik);

Bahan atap sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak menyerap panas tetapi justru
memantulkan panas. Ada 2 pilihan, asbes atau galvalum.

6. Jarak antar kandang :

Bila kandangnya lebih dari 1 unit, jarak antar kandang minimum selebar kandang, diukur
dari tiris ke tiris kandang berikutnya;

Tujuannya, untuk menjamin ventilasi di dalam masing-masing kandang mengalir lancar


(aerodinamis) dan mengurangi resiko penularan penyakit.

7. Material kandang, bisa dibuat dari bambu, kayu bulat, kayu gesek, pohon kelapa, besi
bulat/pipa, besi kanal C/U atau pun beton cor. Tergantung budget yang tersedia. Bila material
yang dipakai berkualitas dengan harga mahal, maka umur pakainya pun lebih lama.

Analisis usaha ayam kampung asli, modal


kecil untung menggiurkan
Posted by AlvinParadiptya January 21, 2013 Leave a comment
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA

USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG 3.000 EKOR


DI JAWA TIMUR

ASUMSI
1Harga pakan growing
2Harga pakan laying per Jan 2013
3Harga DOC Parent Stock
4Harga DOC komersil
5Harga telur komersil
6Harga ayam afkir
PARAMETER
7Kapasitas Parent Stock
8Umur afkir PS
9Hen House pd umur 23 minggu
10HH DOC (jantan + betina)
11Pemakaian pakan (umur 1 75 minggu)
> growing, 1 22 minggu
> laying, 23 65 minggu
12Biaya OVVK, dari DOC Afkir 75 minggu
13Telur komersil
14Ayam afkir (min. 1,8 kg/ekor, deplesi 12%)
15DOC yg dihasilkan

JUMLAH

SATUA
4.500/kg
3.750/kg
20.000/ekor be
5.000/ekor
700/butir
30.000ekor

3.000ekor bet
75mgg (=1
100%
100ekor/eko
45kg
10kg
35kg
7.250/ekor be
9butir/ek
2.640ekor
300.000ekor

PERHITUNGAN LABA RUGI PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG


PENJUALAN
1. DOC Final Stock Ayam Kampung
2. By product :
2.1. afkir (sisa hidup 88%)
2.2. telur komersil (11 butir/ekor)
BIAYA PRODUKSI
GROWING :
> DOC PS, tanggungan P.T. AKI
> Pakan (10 kg/ekor, umur 1 22 minggu)
> OVVK (umur 1 22 minggu)
> Biaya Operasional (1 22 minggu)
LAYING :
> Pengadaan mesin pengeram dan penetas, tanggungan P.T. AKI
> Pakan (35 kg/ekor) x 3.000 ekor

300.000ekor
2.640ekor
33.000butir

3.210betina
32.100kg
3.210ekor
3.210ekor

105.000kg

Catatan : harga pakan lebih murah 10% dibanding pakan pabrikan untuk layer ras
> OVVK (umur 23 75 minggu)
> Management cost
> Biaya Operasional (52 minggu)
> Biaya penetasan
> Biaya box, egg tray, kirim (DOC terjual)

3.000ekor
300.000ekor
3.000ekor x 5
396.000butir
330.000ekor

TOTAL BIAYA PRODUKSI


LABA OPERASIONAL

HPP per ekor DOC FS ayam


Harga jual (buy back)
Laba per ekor

BAGI HASIL
MITRA
Perusahaan

rincian dana pembuatan kandang


closed house
Posted by AlvinParadiptya January 5, 2013 14 Comments

PER PE
BULAN

40%295.923
60%443.884

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi
(kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit
stress yang terjadi pada ternak.
Tujuan membangun kandang closed house adalah:
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara
yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin
gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.
2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif
bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang yang
dihasilkan dari tubuh ayam dn lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta
mengatur kelembaban yang sesuai. Untuk menciptakan iklim yang sejuk nyaman
maka bagi ayam harus dikondisikan chilling effect (angin berembus), alat yang
digunakan seperti kipas angin (blower). Bila chilling effect tidak mampu mencapai iklim
yang diiginkan terutama pada daerah yang terlampau panas maka dapat digunakan
cooling system. Yaitu sistem pendingin dengan mengalirkan air pada alat-alat yang
berupa cooling pad, cooling net stsu cell deck.
3. Meminimumkan tingkat stress pada ternak. Agar tingkst stress pada ayam lebih minimun
maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan stress,
dengan cara mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker
otomatis, vaksinasi dengan spray dll), meminimumkan cahaya dan lain-lain.
Banyak sekali peternak ayam baik layer atau broiler yang menanyakan berapa biaya
pembangunan kandang closed house?yaitu sebesar 45 ribu/ekor .itu belum termasuk ayam dan
biaya lahan. hanya untuk biaya pembuatan kandang.

Bagaimana cara menghitung Harga Pokok


Produksi Telur Ayam ras ?
Posted by AlvinParadiptya January 5, 2013 1 Comment
Kenaikan harga bahan baku pakan dan bakar minyak tentu sangat berpengaruh terhadap
kenaikan harga bahan baku pakan ayam. Terutama bahan baku yang berasal dari luar negeri atau
impor. Lebih-lebih dengan naiknya permintaan pasar internasional dan pemakaian sebagian
bahan baku pakan untuk memproduksi energi maka harganya pun menjadi semakin mahal.
Pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap biaya transport juga sangat terasa sekali,
semakin mahal. Selanjutnya, akan sangat berpengaruh terhadap harga pokok produksi telur.
Harga pokok produksi merupakan puncak dari berbagai variabel kegiatan manajemen peternakan
ayam petelur. Komponen-komponen pembentuk harga pokok produksi telur: (1) pakan, (2) biaya
operasional (upah, bahan bakar minyak, listrik, telepon, material-material, perawatan), (3)
penyusutan pullet (ayam dara sampai dengan umur 19 minggu), (4) penyusutan investasi
infrastruktur (kandang, gudang pakan dan telur, mess, kantor, listrik, jalan dll), (5) biaya
penjualan (6) obat, vaksin, vitamin dan kimia, dan (7) biaya lain-lain.
Komponen pembentuk harga pokok produksi telur:
1. PAKAN
Harga pakan jadi/komplit buatan pabrik di Jawa Timur yang berlaku saat ini, per 1 Desember
2012, rata-rata Rp 4.000,-/kg. Ditambah biaya kirim ke kandang dengan jarak 100 km dan upah
menurunkan, lebih kurang Rp 100,-/kg. Jadi, harga pakan, sampai dimakan ayam, menjadi Rp
4.100,-/kg. Dikalikan FCR (Feed Conversion Ratio) total populasi ayam petelur yang
berproduksi, umur 20 s/d 80 minggu, atau sampai afkir rata-rata 2.30, maka biaya pakan Rp
9.430,-/kg.
2. BIAYA OPERASIONAL
Yang termasuk biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
peternakan ayam petelur untuk berproduksi, meliputi listrik, telepon, air, upah/gaji tenaga kerja,
perawatan, material-material, sosial, kesehatan, pengamanan, sosial, bahan bakar minyak dan
lain-lain. Antara satu peternakan dengan peternakan yang lain tentu saja berbeda. Tergantung dari
sistem kandang yang digunakan, alat dan cara pemberian pakan dan minum, apakah manual,
semi-otomatis atau otomatis. Menurut pengalaman peternak di Jawa Timur, dengan cara
pemberian pakan dan minum secara manual, biaya operasionalnya lebih kurang Rp 1.000,-/kg.
Bila semi-otomatis atau otomatis, biayanya bisa lebih murah Rp 100 200,-/kg.
3. PENYUSUTAN PULLET

Yang disebut pullet di sini adalah ayam dara sampai dengan umur 153 hari (umur 22 minggu,
hari ke-7), sampai berproduksi HD 60%, pada saat itu layer sudah bisa membiayai makanannya
dari hasil produksi telurnya. Sedangkan yang dimaksud layer adalah ayam petelur umur 154 hari
(umur 23 minggu, hari ke-1) s/d 80 minggu atau lebih, sampai diafkir. Dengan harga anak ayam,
pakan, biaya operasional, vaksin, vitamin, kimia dan lain-lain yang berlaku saat ini, per 1
Desember 2012, harga pullet sampai dengan umur 153 hari, lebih kurang Rp 55.000,-/ekor.
Saat layer tua diafkir pada umur 80 minggu atau lebih, harga di Jawa Timur rata-rata hanya Rp
13.500,-/kg. Bobot badan rata-rata 1,9 kg/ekor = Rp 25.650,-/ekor. Sedangkan sisa hidup saat
diafkir pada umur 80 minggu atau lebih, rata-rata 15,0%. Jadi, pendapatan dari ayam afkir Rp
26.650,- x 85% = Rp 21.800,-/ekor. Nilai penyusutan pullet adalah harga awal masa produksi,
dikurangi pendapatan afkir, sisa Rp 28.350,-/ekor, dibagi pendapatan telur dalam 1 (satu) periode
s/d umur 80 minggu, rata-rata 20 kg telur/ekor/periode = Rp 1.417,-/kg telur.
4. BIAYA PENYUSUTAN INVESTASI KANDANG DAN INFRA STRUKTUR

Beban biaya penyusutan investasi kandang dan infra-struktur


penunjang, tidak termasuk nilai lahan. Lahan nilainya tidak menyusut, malah akan naik terus dari
waktu ke waktu.
Kandang dan infra-struktur penunjang yang sudah ada saat ini, pada umumnya dibuat 3 10
tahun yang lalu dengan nilai saat itu rata-rata Rp 50.000,-/ekor. Hampir tidak ada investasi
kandang baru dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Dengan perhitungan masa pakai bisa 10 tahun (= 7
periode), maka nilai penyusutan investasi awal sama dengan Rp 50.000 : 7 periode : 20 kg telur
per periode, Rp 357,-/kg.
Bagi peternak layer yang sering memundurkan jadwal afkir, 6 10 minggu tiap periode, maka
pemakaian kandang tidak bisa 7 (tujuh) periode dalam 10 (sepuluh) tahun, hanya 6 (enam)
periode saja. Nilai penyusutan investasinya menjadi Rp 50.000,- : 6 periode : 22 kg (karena umur
afkirnya dimundurkan, tapi produktifitasnya sudah jelek) = Rp 378,-/kg. Malah jadi lebih mahal.

Belum lagi tingginya rasio upah tenaga kerja akibat rendahnya produktifitas layer yang sudah
tua, yang sebenarnya sudah tidak layak pakai. Kualitas telur jadi menurun, resikonya banyak
keluhan dari pelanggan telur. Persentase telur retak dan pecah meningkat. FCR ayam tua juga
sangat jelek, lebih dari 2,5. Akibatnya, pemanfaatan investasi kandang dan infrastruktur menjadi
kurang ekonomis. Ini sebagai bahan renungan bagi Anda, para peternak petelur.
5. BIAYA PENJUALAN
Setelah telur diproduksi, masih ada biaya yang harus dikeluarkan untuk menjualnya walaupun
dijual di tempat (loco) di kandang atau gudang telur. Biaya-biaya itu meliputi telepon, listrik,
susut bobot, retak, pecah, upah tenaga kerja, kemasan (peti kayu, egg tray, tali, label dan lainlain). Rata-rata biaya penjualan Rp 250,-/kg.
6. OBAT-OBATAN, VAKSIN DAN KIMIA (O.V.K.)
Perusahaan peternakan ayam petelur, karena mengelola makhluk hidup, memerlukan obat-obatan
(anti biotika, anti cacing), vaksin (vaksin mati dan vaksin hidup) dan kimia (desinfektan,
insektisida, vitamin) supaya ayam tetap sehat dan berproduksi secara optimal. Vaksinasi terhadap
beberapa penyakit harus diulang berkala, obat cacing perlu diulang berkala, pemberantasan hama
lalat dan kutu, bio-sekuriti dan vitamin juga harus diberikan secara berkala. Total biaya OVK
bila dirata-rata tidak kurang dari Rp 450,-/kg.
7. BIAYA LAIN-LAIN
Dalam perjalanan suatu perusahaan, tidak terlepas dari hal-hal yang terjadi di luar perkiraan atau
tak terduga. Biasanya menyangkut biaya sosial, kesehatan karyawan, keamanan, kecelakaan lalu
lintas dan kecelakaan kerja. Maka, perlu dicadangkan biaya tak terduga, diperkirakan rataratanya perlu anggaran sebesar Rp 75,-/kg.
Catatan : dalam pembahasan ini diasumsikan semua biaya investasi dari kantong sendiri.
Dianggap tidak pakai uang bank. Maka, tidak ada biaya bunga dan angsuran hutang ke bank.
Istilahnya, pakai uang dingin, bukan uang panas.
Rangkuman biaya-biaya :
1. PakanRp 9.430,- (72.65%)
2. B.O.Rp 1.000,- ( 7.70%)
3. Pullet.Rp 1.417,- (10.92%)
4. Investasi.Rp 357,- ( 2.75%)
5. PenjualanRp 250,- ( 1.92%)
6. O.V.K.Rp 450,- ( 3.47%)
7. Lain-lain.Rp
75,- ( 0.58%)
Total Rp 12.979,- (100.00%)

Berikutnya, supaya gampang menghitung secara cepat, rasio harga pokok produksi (= R.H.P.P.),
yaitu harga pokok produksi telur Rp 12.979 : harga pakan Rp 4.000,-/kg = 3,24.
RUMUS
HPP TELUR = HARGA PAKAN x 3.24
Kalau toh ada selisih hitungan secara akunting, bisa dipastikan tidak akan banyak, +/- Rp
200,-/kg.
Persoalannya, bagaimana caranya peternak petelur bisa menekan HPP supaya kompetitif (punya
daya saing tinggi, tidak tergantung dari tingginya harga jual) dan bisa bertahan di kancah
peternakan ayam petelur serta masih bisa mendapat untung.
Sebelumnya, mari kita mawas diri dulu, apakah manajemen peternakan ayam petelur yang Anda
kelola sudah berada di jalur yang baik dan benar, baik efisiensi mau pun performans-nya :
1. Ke-1 : High Cost High Performance (HC HP);
2. Ke-2 : Low Cost Low Performance (LC - LP);
3. Ke-3 : High Cost Low Performance (HC LP);
4. Ke-4 : Low Cost High Performance (LC HP)
Sekarang coba Anda tinjau dan/atau evaluasi, apakah biaya-biaya untuk menghasilkan telur di
perusahaan Anda sudah efisien. Terutama biaya pakan, biaya operasional dan biaya penyusutan
pullet. Karena ketiga biaya tersebut menempati porsi yang paling banyak dan menentukan, yaitu
91.27%. Dan, Anda evaluasi apakah performans-nya sudah baik dan benar.
Bila Anda berada di jalur ke-1, mungkin masih bisa untung. Karena, dengan HC-HP, ada
kemungkinan bisa tercapai FCR 2.1 2.2 dan gambaran grafik produksinya tidak turun secara
curam tetapi bisa landai.
Bila Anda berada di jalur ke-2, LC-LP, umumnya masih bisa bertahan. Asal efisiensi biaya
operasional dan pakan harus cukup nyata. Biaya operasional harus bisa lebih rendah Rp 250,-/kg
telur dibanding peternak layer yang lain dan harga pakan harus bisa lebih murah Rp 300,-/kg
dibanding peternak layer lain. Walaupun produktifitasnya lebih rendah, tetap ada selisih lebih
antara harga jual telur dengan harga pokok produksi. Saran saya, cari upaya supaya ada sedikit
peningkatan produktifitas.
Bila Anda berada di jalur ke-3, HC-LP, hampir bisa dipastikan rugi. Bila Anda masih ingin
mempertahankan peternakan yang sudah di jalur ini, Anda harus melakukan reformasi
manajemen, terutama di level pimpinan.

Pada umumnya, perusahaan yang berjalan di jalur ke-3 ini, struktur organisasinya gembung
seperti buah apel. Jadi, salah satu programnya harus dilakukan perampingan struktur
organisasinya menjadi segitiga kaki lebar, kokoh.
Kenyataan di lapangan, semakin banyak karyawan, bisa dipastikan semakin banyak masalah.
Belum tentu karyawan yang direkrut mampu menyelesaikan masalah.
Cari karyawan yang memang mampu, profesional (jujur, disiplin, punya integritas pribadi yang
utuh) dan berdedikasi tinggi. Ingat prinsip dasar dalam menyusun struktur organisasi, the right
man on the right place (orang yang tepat didudukkan di posisi yang tepat).
Bila sudah tidak mampu dan atau tidak mau mempertahankan lagi, saran saya, dijual saja atau
di-likuidasi. Untuk apa capek-capek bekerja tetapi malah rugi.
Jalur ke-4, LC-HP, merupakan idaman semua peternak layer. Perusahaan yang berjalan di jalur
ini, biasanya, struktur organisasinya ramping, masa kerja karyawannya relatif lama (rata-rata bisa
>5 tahun), terbentuk teamwork yang harmonis karena masing-masing orang jelas job
description-nya dan hampir-hampir tidak ada konflik internal.
I. EFISIENSI
Supaya bisa efisien, perlu dibenahi rasio-rasionya, sebagai berikut :
1. Rasio Populasi
Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah total populasi layer atau ayam petelur yang
berproduksi, yaitu mulai umur 20 80 minggu atau lebih, dibagi semua karyawan yang terlibat
mengelola suatu peternakan. Mulai Manajer, Kepala Bagian, Mandor, Staf, Satpam, karyawan
kandang, karyawan gudang pakan, gudang telur, perawatan, umum dan lain-lain. Untuk
peternakan dengan sistem kandang terbuka dan pemberian pakan dan minumnya manual,
seyogyanya, rasionya tidak kurang dari 2.000 ekor per orang. Bila rasionya kurang dari 2.000
ekor per orang, biaya upah tenaga kerjanya menjadi relatif mahal. Upah tenaga kerja memakai
patokan Upah Minimum Propinsi (UMP) setempat.

Bila pemberian air minumnya pakai nipple,


rasionya bisa lebih dari 2.000 ekor per orang. Bila pemberian air minum dan pakan pakai sistem

semi otomatis tanpa energi listrik (hopper dorong), rasionya bisa lebih dari 2.500 ekor per orang
dengan catatan populasi minimum 100.000 ekor
Bila sistem kandang, tata letak dan tata kelolanya dirancang sejak awal, rasionya bisa >3.000
ekor per orang. Biaya upah tenaga kerja tentu saja menjadi relatif lebih murah walau pun Anda
memberi upah 125 150 % di atas Upah Minimum Propinsi setempat. Keuntungannya,
karyawan lebih mudah diatur karena orangnya sedikit tapi dengan take home pay tinggi,
produktifitasnya menjadi lebih tinggi dan betah bekerja di tempat Anda. Tidak terjadi gontaganti karyawan terlalu sering.
2. Rasio Biaya Operasional
Biaya operasional ada yang bersifat tetap (fixed cost), ada yang bersifat tidak tetap (variable
cost). Logikanya, sebaiknya Anda harus bisa menekan biaya tetap. Misalnya, menggunakan
karyawan tetap sedikit saja, yaitu sebatas tenaga inti atau tenaga terampil. Selebihnya, yang tidak
memerlukan keterampilan tinggi, cukup menggunakan karyawan harian dan/atau borongan atau
out sourcing. Di peternakan ayam pedaging, semua karyawan kandang sistem upahnya
borongan.
3. Rasio Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio = FCR)
Porsi terbesar komponen pembentuk harga pokok produksi telur adalah pakan yaitu lebih kurang
75%. Maka dari itu segala daya upaya harus diusahakan bisa menghasilkan penghematan
pemakaian pakan tetapi tanpa mengorbankan sisi produktifitas. Semua strain layer yang beredar
di Indonesia mengaku bahwa FCR strainnya bisa 2.12.2. Kenapa tidak bisa? Pengalaman
banyak peternak layer di Jatim, FCR tersebut bisa dicapai dan dipertahankan selama bertahuntahun, sejak 1995 sampai sekarang. Pemberian pakannya secara manual, tetapi pemberian air
minum pada umumnya sudah pakai nipple.
Coba Anda hitung berapa rupiah yang menguap (potential loss) bila FCR 2.35 dibanding FCR
2.20. Berarti ada penghematan pemakaian pakan sebesar 0.150 kg pakan/kg telur x harga pakan
Rp 4.000 = Rp 600,-/kg telur.
Anda yang punya layer 100.000 ekor, nilai penghematannya, produksi rata-rata 5.000 kg x Rp
600,- = Rp 3.000.000,-/hari x 30 hari = Rp 90.000.000,-/bulan x 12 bulan =
Rp1.08.000.000,-/tahun! Fantastis!
Padahal ini hitungan dari jumlah layer 100.000 ekor saja. Bagi Anda yang punya layer banyak,
>200.000 ekor, tidak akan rugi bila mengkaryakan tenaga ahli dengan gaji di atas Rp
10.000.000,-/bulan, dengan catatan performans dan efisiensi, yaitu egg mass >50 kg/1.000 ekor
dan FCR maksimum 2.20.
Pemberian air minum ayam pakai nipple, jauh lebih hemat biaya listrik dan air serta hampirhampir tidak ada limbah. Pemakaian pakannya juga bisa hemat 2 3 gram/ekor/hari dibanding
pemberian air minum pakai talang.

Pemberian pakan ayam pakai corong (hopper)


yang didorong tenaga manusia sangat menghemat pakan, bisa mencapai 2 3 gram/ekor/hari
dibanding pemberian pakan secara manual pakai gayung. Karena pakan yang tercecer hampir
tidak ada. Bila Anda mau, konstruksi kandang yang sudah ada bisa dimodifikasi supaya bisa
pakai nipple dan hopper dorong.
Kombinasi keduanya, pemberian air minum pakai nipple dan pemberian pakan pakai hopper
dorong, bisa menghemat pemakaian pakan lebih kurang 5 (lima) gram/ekor/hari. Tanpa perlu
membatasi jatah pakan ayam. Pemberian pakan bisa tetap ad libitum. Artinya, biarkan ayam yang
mengatur seberapa jumlah pakan yang dibutuhkan sesuai umurnya. Karena layer sangat jujur,
diberi makan sedikit, produksi telurnya sedikit dan kecil. Diberi makan banyak, produksi
telurnya banyak dan besar.
Ingat, harga pakan sangatlah mahal. Tiap gram yang bisa dihemat akan sangat bermanfaat.
II. PRODUKTIFITAS
Rasio Produktifitas Layer

Peternak layer wajib punya catatan (recording)


produksi bukan yang harian (Hen Day) saja tetapi harus lengkap sampai recording per periode
(Hen House). Produktifitas layer, umur 20 80 minggu atau lebih, usahakan bisa mencapai egg
mass rata-rata minimum 50 kg telur/1.000 ekor. Sedangkan sebagai bahan evaluasi per periode
hen house, produksi telur seharusnya bisa mencapai 21 kg telur/ ekor pada umur 80 minggu.
Standar tersebut bisa dicapai bila produktifitas telur harian (H.D%) tinggi, rata-rata >80%,
diimbangi dengan susut jumlah ayam rendah, seperiode tidak lebih dari 10% (=0.6% per bulan)
dan bobot telur per butir (egg weight) rata-rata >62,5 gram/butir.

Demikian sekilas ringkas hitungan harga pokok produksi telur saat ini, dengan dasar harga pakan
dan anak ayam yang berlaku per 1 Desember 2012. Bila pada kemudian hari harga pakan, anak
ayam, upah tenaga kerja, bahan bakar minyak naik lagi, berapa pun naiknya, maka cara
menghitungnya mudah sekali. Demikian juga bila terjadi sebaliknya, harga-harga turun. HPP
telur = harga pakan x 3,24.
Selamat berkarya, semoga Anda sukses.

KANDANG CLOSED HOUSE


Posted by AlvinParadiptya December 29, 2010 2 Comments
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi
(kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit
stress yang terjadi pada ternak.
Tujuan membangun kandang closed house adalah:
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara
yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin
gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.
2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif
bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang yang
dihasilkan dari tubuh ayam dn lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta
mengatur kelembaban yang sesuai. Untuk menciptakan iklim yang sejuk nyaman
maka bagi ayam harus dikondisikan chilling effect (angin berembus), alat yang
digunakan seperti kipas angin (blower). Bila chilling effect tidak mampu mencapai iklim
yang diiginkan terutama pada daerah yang terlampau panas maka dapat digunakan
cooling system. Yaitu sistem pendingin dengan mengalirkan air pada alat-alat yang
berupa cooling pad, cooling net stsu cell deck.
3. Meminimumkan tingkat stress pada ternak. Agar tingkst stress pada ayam lebih minimun
maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan stress,
dengan cara mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker
otomatis, vaksinasi dengan spray dll), meminimumkan cahaya dan lain-lain.
Didalam sebuah kandang ternak unggas ini harus diperhatikan kualitas udaranya. Kualitas udara
dilihat dari kandungan oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida dan amoniak dengan batasan
tertentu. Adapun batasan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Oksigen > 19.6%

Karbondioksida < 0.3%

Karbonmonoksida < 10 ppm

Amonia < 10 ppm

Bila kondisi kandang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka ventilasi yang kurang harus
ditingkatkan.

Kelembaban relatif >< 45 65%

Kecepatan angin setelah 28 hari >< 350 500 FPM (Feet Per Minute)

Kecepatan angin diatas 500 FPM tidak ekonomis dan tidak berpengaruh positif bagi performa
ayam.
Closed house dapat bervariasi tergantung pada lingkungan dan kemampuan finansial peternak.
Secara umum ragam yang ada di lapangan terdiri dari::
1. Sistem Tunnel : menggunakan fan dan tirai tanpa cooling system.
2. Full closed house : ada fan, cooling system dan tirai/penutup dinding samping.
3. Full otomatic closed house.
Pada sistem 1 dan 2 umumnya menggunakan alat pakan dan minum manual atau tempat
pakannya saja manual sementara air minum menggunakan bell drinker.
Pada sistem 3, closed house dengan perlengkapan serba otomatis termasuk alarm sistemnya.
Struktur umum kandang sistem terbuka (Closed house) dan perlengkapanya:
1. Bagunan kandang: baik bagunan baru maupun renovasi kandang.
2. Kipas/fan: dapat terdiri dari exhaust fan, blower fan, ceiling/roof fan ataupun wall fan.
3. Material cooling dan perlengkapannya: celpad/evaporative pad, material cooling lainnya
ataupun fogging system.
4. Dinding kandang: dapat berupa solid wall, tirai/curtain system dan celing material.
5. Filter cahaya/light filter/light trap

6. Air inlet
7. Lighting system
8. Control panel + electrical system

9.

MEMBUAT KANDANG
CLOSED HOUSE

10. Posted by AlvinParadiptya December 29, 2010 8 Comments


11. (Pembuatan kandang terbuka menjadi kandang tertutup membutuhkan komponenkomponen seperti kandang, kipas, cooling pad, temptron yang berfungsi sebagai
pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai untuk samping kanan dan kiri plafon, dan
listrik yang bisa bersumber dari PLN dan Genset. ))
12. Kandang dan ternak ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Kandang merupakan rumah atau suatu tempat yang difungsikan untuk tempat
berlindung bagi ayam, tempat melakukan aktivitas produksi dan reproduksinya serta
tempat yang memberikan jaminan perlindungan bagi ternak dari berbagai gangguan
binatang buas dan bahaya maling.
Berdasarkan ini, maka pembangunan kandang untuk ayam perlu disesuaikan dengan
kebutuhan ayam dan sesuai pula dengan kondisi keuagan yang dimiliki oleh peternak.
Berbagai macam bentuk kandang sering diperdebatkan dalam hubungannya dengan
fungsi kandang itu sendiri.
Pilihan model dan sistem kontruski kandang sebenarnya bukan disesuaikan dengan
keinginan peternak namun perlu dipertimbangkan dari kenyamanan ayam yang dipelihara
yang secara nyata akan memberikan hasilnya berupa daging dan telur, papar Ir Ahmadi
dari Charoen Pokphand Indonesia mengawali presentasinya pada event Indo Livestock
2008 di Jakarta Convention Centre tanggal 2 Juli 2008 lalu.
13. Kandang Sistem Terbuka
14. Menurut Ir Ahmadi, di lapangan bentuk kandang yang umum dijumpai adalah kandang
sistem terbuka atau open house baik sistem panggung maupun sistem postal dengan lantai
beralasakan sekam, serutan gergaji kayu dan beberapa peternak pernah juga
menggunakan jerami.
Menurutnya, model kandang sistem terbuka memberikan kontribusi yang kurang bagus
bila dibandingkan dengan model kandang sistem tertutup. Hal ini dikemukakannya
berdasarkan pengalaman lapang yang dimilikinya dalam kurun waktu yang cukup lama.
Di samping itu, model kandang sistem terbuka tidak sesuai lagi dengan perkembangan
mutu genetic ayam ras saat ini, yakni ayam dengan strain-strain modern dengan tingkat
pertumbuhan yang cepat bila dibandingkan dengan strain-strain ayam tempo dulu.
Sementara itu, pengetahuan sebagian peternak akan pentingnya kesehatan lingkungan
untuk meningkatkan kesehatan pribadi juga memberikan peluang pada renovasi atau
rekonstruksi kandang ayam broiler dan layer model terbuka ke model tertutup.
Kandang model tertutup dimaksudkan untuk meminimalisir kontak antara ayam dengan
kondisi lingkungan di luar kandang. Menurut Ir Ahmadi bahwa tujuan pembangunan
kandang sistem tertutup adalah menciptakan lingkungan ideal dalam kandang,

meningkatkan produktivitas ayam, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan
usaha peternakan yang ramah lingkungan.
Namun sejauh ini rekonstruksi kandang terbuka menjadi kandang tertutup dihadapkan
pada kendala modal yang dimiliki peternak masih jauh dari cukup untuk
pengembangannya. Di samping itu, kendala lain yang dihadapi peternak adalah teknologi
yang dipunyai masih kurang serta minimnya infrastruktur. Lalu apa yang dimaksud
dengan kandang sistem tertutup?
15. Kandang Sistem Tertutup
16. Menurut Ir Ahmadi kandang sistem tertutup atau close house merupakan sistem kandang
yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang
berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat
menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.
Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu
meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan
produktivitas yang dipunyai ayam.
Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem yakni pertama
sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya seperti mengandalkan aliran
angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan menyediakan oksigen untuk
kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok untuk area dengan temperatur maksimal
tidak lebih dari 30 0C.
Sistem kedua adalah evaporative cooling sistem (ECS). Sistem ini memberikan benefit
pada peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan
angina. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan suhu udara
di atas 35 0C. Lalu dari mana sumber panas dan sumber uap airnya?
Dijelaskan Ir Ahmadi bahwa sumber panas berasal dari ayam itu sendiri, sinar matahari
yang ditransfer secara radiasi, panas dari brooder pada masa brooding dan panas dari
proses ferementasi dalam sekam. Sementara itu sumberi uap air dikatakannya dapat
berasal dari kelembaban lingkungan, proses evaporasi, sisa air yang dikeluarkan bersama
dengan feses, dan air minum yang tumpah.
17. Rekonstruksi
18. Untuk rekonstruksi kandang terbuka menjadi kandang tertutup membutuhkan komponenkomponen seperti kandang, kipas, cooling pad, temptron yang berfungsi sebagai
pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai untuk samping kanan dan kiri plafon, dan
listrik yang bisa bersumber dari PLN dan Genset.
Namun dikatakan Ahmadi bahwa pada kandang model sistem tertutup tetap masih bisa
dijumpai kegagalan-kegagalan.
Kegagalan dimaksud akibat desain kandang yang kurang tepat, kurang memahami
manajemen kandang tertutup, kurangnya perawatan peralatan kandang, permasalahan
kipas terkait mutu dan kuantitasnya, sumber penerangan terkait sering padamnya, luas
inlet yakni perbandingan luas area dengan kuantitas kipas yang dimiliki, program
minimalisasi amoniak yang kurang efektif, posisi kandang satu dengan yang lainnya yang
kurang diperhatikan, serta pemasangan tirai yang kurang rapat.
Dari sisi produktivitas sejauh ini kandang sistem tertutup terbukti memberikan performa
terbaik bila dibandingkan dengan kandang sistem terbuka.
Sementara itu Ir Jarot Rustanto juga dari Charoen Pokphand Indonesia menyatakan
bahwa untuk ayam petelur sistem kandang tertutup mampu meningkatkan performa baik

produksi telur maupun kualitas telur.


Di samping itu, kontrol penyakit menular lebih mudah diantisipasi bila dibandingkan
dengan kandang sistem terbuka. Terkait kualitas telur, Jarot menjelaskan bahwa telur
yang dihasilkan warnanya coklat seragam, kerabang telur cukup keras, keretakan telur
cukup rendah, warna kuning telur cerah, bentuk kuning telur cembung, dan putih telur
cukup kental bila dibandingkan dengan telur yang dihasilkan layer dengan sistem
terbuka.
Ini merupakan prestasi yang saat ini diraih oleh beberapa peternak binaan saya di daerah
Jawa Timur yang sudah menerapakan sistem pemeliharaan dengan sistem kandang
tertutup ini, jelas Jarot.
Di samping itu, harga telur dari kandang tertutup berbeda jauh dengan harga telur yang
diproduksi dari kandang sistem terbuka.
Lalu apa kendalanya? Modalkah atau kemauan peternak? Bila modal, ini merupakan
alasan yang kurang tepat karena secara ekonomi, biaya per ekor ayam untuk ayam broiler
hanya Rp 19.350 yang disesuaikan dengan usia ekonomi kandang dimaksud

19.

Peternakan Ayam Broiler

20. Posted by AlvinParadiptya December 29, 2010 1 Comment


21. I. Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai
peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. SEMESTA MITRA
SEJAHTERA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan
efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).
22. II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh
bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta
lubang kotoran (anus) bersih, dan mempunyai berat badan minimal 40 gram.
23. III. Kondisi Teknis yang Ideal
1. Kandang Close House
a. Lokasi kandang
Kandang dapat dibuat kira-kira 100 m dari pemukiman, karena tergolong usaha ternak
yang ramah lingkungan, lokasi yang mudah dicapai oleh sarana transportasi, terdapat
sumber air, arahnya di utamakan membujur dari timur ke barat.
b. Fasilitas kandang
Kandang ini dibuat tertutup rapat bisa permanen ( tembok), bisa semi permanen terbuat
dari sebagian batu bata dan terpal yang tebal. Kandang dilengkapi fasilitas fans, alat
pendidngin yang digunakan untuk pengaturan suhu, kecepatan angin dan kelembaban
udara.
24. 2. Kandang Open
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai
sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
b.Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya
kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.

c.Suhu udara dalam kandang.


Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)

Suhu ( 0C )

01 07
08 14
15 21
21 28
29 34

34 32
29 27
26 25
24 23
23 21

25. d.Kemudahan mendapatkan sarana produksi


Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
26. IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter).
Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak
memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan
kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat
dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga
energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi
panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah
8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung
banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
27. 4.2. Pakan
- Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan
zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.
Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
- Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap
pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal
23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan
berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan
POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 2 cc/liter air minum memberikan berbagai
nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan
ayam broiler.
- Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara
menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang
dipanen.
28. Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama

pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :


Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan
pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau
VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
29. 4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.
Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1
dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
30. 4.4. Teknis Pemeliharaan
- Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas,
segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 2 cc/liter
air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk
mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan
kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah
kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan
pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan
penambahan POC NASA dengan dosis 1 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus
dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang
pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama,
meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk
minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan
adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari)
dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan
atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum
untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan
meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga
tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada
umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan
ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau
6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada
umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena
jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan

penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr
per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling
penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 2 kg. Dengan
bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol
terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan
pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
31. 4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam
sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang
hangat. Setelah 1 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan
ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena
mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat
yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat
divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus
golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak
tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering
menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak
langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang
dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin
Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat
hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap
terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan.
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur.
Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan
adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah
atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor,
serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah
suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit,
terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus
dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA

yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K,


Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan
pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan
mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat
dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol
Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat
juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan
kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam,
pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine ,
Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk
pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan
ketahanan tubuh.
32. 4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu
pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya.
Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang
sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit
penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk
memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
AYAM KAMPUNG

Keunggulan Ayam Kampung


1. Bisa dipelihara dengan dilepas di alam
2. Bisa diberi makanan sisa makanan rumah
3. Induk dapat menetaskan telur sendiri.
4. Lebih tahan terhadap cuaca dan penyakit.
5. Tidak mudah stress.
Kandang Pemeliharaan
1. Kandang harus mampu melindungi ayam dari hujan dan ada sinar
matahari;
2. Jangan biarkan ayam dari tempat lain masuk. Hal ini bisa menyebabkan
penularan penyakit;
3. Kandang tidak boleh becek.
4. Untuk kuthukan, biasakan dijemur pada sinar matahari pagi;
Permintaan Tinggi
Bukti nyata cerahnya usaha peternakan ayam kampung pedaging tampak dari hasil wawancara
yang dilakukan pada peternak, penjual ayam kampung di beberapa pasar, hingga restoran yang

menyediakan menu ayam kampung. Semua narasumber yang dimintai informasi menyatakan
peluang usaha ayam kampung cukup menjanjikan.
Harga Jual Tinggi dan Relatif Stabil
Harga jual daging ayam kampung memang lebih mahal daripada harga
daging ayam ras. Harga ayam kampung pedaging bisa mencapai puluhan
ribu rupiah per ekor atau kilogram di tingkat peternak. Kisaran Rp.18.000Rp.21.000, tergantung bobot ayam. Di beberapa daerah bahkan mencapai
Rp.35.000-Rp.40.000/kg. Sementara itu, harga jual ayam ras pedaging hanya
berkisar belasan ribu rupiah di tingkat peternak.
Keunggulan lain dari beternak ayam kampung, terutama ayam kampung
pedaging adalah harga jual mengikuti bobot ayam. Artinya, semakin
bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jual ayam tersebut. Kondisi
seperti ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu
panen kapan saja (lebih Fleksibel). Pemanenan bisa ditunda beberapa hari
atau beberapa minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.
Perputaran Modal Berlangsung Relatif Cepat
Usaha pembesaran ayam kampung pedaging disarankan bagi mereka yang
baru memulai usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya
adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Jika dimulai dari membeli
bibit atau day old chick (DOC) yang berkualitas, pembesaran ayam kampung
pedaging hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga panen.
Pemilihan Anak ayam /DOC (Day Old Chicken).
Pemilihan anak ayam yang dipelihara sangat penting untuk diperhatikan,
karena menentukan keberhasilan dalam beternak. Anak ayam umur sehari
(DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih, berat tidak
dibawah standar (minimal 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat
tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti
ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran
berwarna putih yang melekat pada dubur.
Dengan siklus produksi yang pendek, peternak bisa lebih cepat memetik
hasil dari usaha pembesaran ayam kampung. Berdasrkan perhitungan
analisis usaha dan pengalaman peternak, dari usaha pembesaran ayam
kampung pedaging ini sudah dapat balik modal dalam kurun waktu yang
singkat yakni sekitar 2,5 bulan.
Belum Dibudidayakan Secara Intensif
Peluang usaha beternak ayam kampung masih sangat terbuka lebar,
mengingat permintaan pasar belum dapat terpenuhi oleh suplai yang ada.

Sebagian besar skala usaha peternakan ayam kampung di berbagai daerah


masih tergolong kecil, yakni berkisaran puluhan hingga ratusan ekor.
Akibatnya, belum mampu memenuhi seluruh permintaan yang ada.
Situasi di atas merupakan peluang besar bagi siapa saja yang berminat
untuk memulai usaha peternakan ayam kampung pedaging. Pasalnya
sebagian besar usaha peternak ayam kampung belum menjalankan secara
intensif. Sementara itu, permintaan terus meningkat. Dengan kata lain,
persaingan usaha relatif kecil dan kemungkinan besar hasil panen dari para
peternak ayam kampung akan terserap pasar.
Cocok
Untuk
Skala
Rumah
Tangga
Harga jual ayam kampung pedaging yang tinggi membuat usaha peternakan
ayam kampung cocok diusahakan dalam skala rumah tangga. Pasalnya,
jumlah minimum populasi yang dibutuhkan untuk mencapai skala ekobomi
tidak terlalu besar, yakni sekitar 500-1.000 ekor. Alhasil modal yang
dibutuhkan untuk memulai peternakan ayam kampung pun relatif bisa
dijangkau sebagian besar masyarakat.
Sebagai gambaran, memelihara 500-1.000 ekor ayam kampung petelur atau
pedaging menggunakan sistem intensif sudah dapat dijadikan sumber
penghasilan keluarga. Untuk memelihara 1.000 ekor ayam kampung hanya
dibutuhkan lahan seluas 100 m2. Luasan tersebut memenuhi kepadatan
ayam 10 ekor per m2 hingga siap panen.
Keunggulan Cita Rasa
Tak bisa dipungkiri, rasa menjadi salah satu poin utama komoditas konsumsi,
termasuk ayam kampung. Jika dibandingkan dengan unggas sejenis yang
sama banyak dikonsumsi masyarakat, tekstur dan cita rasa ayam kampung
jelas memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Bahkan, kehadirannya
tidak bisa digantikan, terutama saat hari raya ataupun saat acara sepesial
lainnya.
Keunggulan dalam cita rasa ini juga mendorong permintaan yang tinggi
terhadap daging ayam kampung. Alhasil, selain jumlah peternak yang mulai
tumbuh, rumah makan atau restoran yang menyediakan menu ayam
kampung tak pernah sepi order.
Analisis usaha Ternak Ayam Kampung Super
Berikut analisis bisnis ternak ayam kampung per 100 ekor, rekomendasi
pemeliharaan min 200-300 ekor karena tenaga yang digunakan untuk
memelihara 100 dan 300 ekor tidak jauh berbeda,jadi alangkah lebih baik
langsung 300 ekor agar untung juga bisa lebih terasa.
A. Pengeluaran
No Keterangan
Harga
Jumlah Unit
Jumlah
Satuan

2
3

Pembelian bibit
Ayam Kampung
super
Pakan 0-60 hari
Vitamin dan
Vaksinasi

Rp. 4.200

300 ekor

Rp. 255.000 11 Sak


Rp. 100.000

Rp. 1.260.000

Rp. 2.805.000
Rp. 150.000

Jumlah
Rp 4.215.000,B. Pemasukan
Angka kematian standar berkisar antara 5-10%, ambil saja 20 ekor
mengalami kematian, maka pada saat panen jumlahnya 280 ekor dengan
berat rata-rata 0,8 1 kg.
Harga ayam terendah adalah Rp 18.000,-/kg (biasanya karena dampak
permintaan turun). Fluktuasi harga antara Rp 18.000,- s.d Rp. 21.000,- per
kilogram (kg).
No Keterangan
Harga
Jumlah Kiloan
Jumlah
1
Penjualan Ayam Rp 21.000/kg 0.95kg x 280 =
5.558.000
266 kg
Jumlah

Rp 5.558.000,-

Keuntungan

= Pemasukan-Pengeluaran
= Rp 5.558.000-Rp.4.215.000
= Rp 1.371.000,
Data yang kami berikan berdasarkan harga pasar bulan ini di kota
Payakumbuh, di tempat lain disesuaikan.
BISNIS PLAN USAHA TERNAK AYAM POTONG
December 16, 2013Bisnisku

Seperti yang telah kita ketahui, enam bulan terakhir ini harga daging semakin melonjak. Harga
daging yang semakin lama semakin tinggi kususnya harga daging sapi dikarenakan jangka
waktu penggemukan sapi yang relative lama. Sehingga pasokan sapi untuk menyuplai kebutuhan
pasar sangat sedikit.
Melihat dari permasalahan tersebut, kita bisa memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang bisnis
yang menguntungkan. Kebanyakan dari konsumen beralih mengkonsumsi daging ayam sebagai
pengganti daging sapi. Selain harganya relatife terjangkau kandungan gizinya pun relative tinggi.
Sehingga tidak heran bila saat ini bisnis ayam potong semakin digeluti oleh para pebisnis.

Konsumen
Komoditas ayam pedaging di Indonesia pada dasarnya cukup memberi harapan besar bagi para
pebisnis daging ayam. Karena, permintaan selalu ada dan minat masyarakat terhadap daging
dengan harga terjangkau juga cukup tinggi. Dan ini tentunya mendorong produktifitas ternak
ayam pedaging untuk tetap eksis guna memenuhi kebutuhan pasar.
Memulai Bisnis Ayam Pedaging
Sebagaimana bisnis pada umumnya, untuk memulai bisnis ayam pedaging ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya yaitu :
1. Analisis produk, yaitu dengan menganalisis jenis ayam potong yang tepat
misalnya ayam kampung atau ayam boiler.
2.

Analisis lokasi peternakan ayam yang akan ditempati. Lokasi harus


memenuhi standar peternakan yaitu harus jauh dari tempat pemukiman
penduduk.

3. Analisis biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya produksi ,perawatan, dan


pemasaran.
4. Analisis pasar, yaitu menganalisis pangsa pasar dan segmen yang akan
dibidik.

Keuntungan Bisnis Ternak Ayam Pedaging


1. Modal yang relative sedikit
2. Masa panen reatif cepat dibanding dengan ternak hewan lain. Dalam jangka
waktu 35 hari ayam sudah bisa dipanen.
3. Biaya perawatan dan biaya pakan ternak yang relative murah, sehingga
biaya bisnis bisa ditekan.
4. Harga ayam potong di pasar relative stabil dan tida mudah terpengaruh oleh
para tengkulak.

Kendala Bisnis Ternak Ayam Pedaging


Dalam menjalani bisnis ternak ayam pedaging tidak jarang ayam terserang penyakit seperti flu
burung. Faktor cuaca dan lingkungan sangat mendukung kondisi kesehatan ayam. Jadi kita harus
benar-benar menjaga kebersihan kandang agar ayam tidak mudah terjangkit penyakit. Selain itu
pemberian vaksin dan obat-obatan terhadap ayam bisa mengurangi tingkat kematian ayam.

Strategi Pemasaran
Kita tidak perlu susah-susah memasarkan ayam, pemasaran bisa dilakukan secara mudah dan
sederhana karena sebagian orang menyukai dan mengkonsumsi ayam sebagai bahan lauk pauk.
Serta maraknya pedagang pecel ayam di pinggir-pinggir jalan bisa mempermudah dalam
pemasaran. Karena kita bisa bekerja sama dengan mereka.
Kiat Sukses
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang semakin tinggi, kita bisa menambahkan
kapasitas pangan ke ayam ternak sehingga ayam akan cepat besar. Semakin cepat ayam bisa
dijual semakin cepat pula kita mendapatkan keuntungan.
Kunci sukses dalam bisnis ternak ayam pedaging yaitu bersungguh-sungguh, rajin, ulet, tekun,
dan sabar. Semua usaha jika dijalankan secara sunggug-sungguh akan menghsilkan sesuatu yang
besar.
Analisa Ekonomi
I. Modal Awal
Modal Tetap
Kandang

Rp 12.000.000,

Gasolek

(4 buah)

Tabung Gas

(4 Buah)

Tempat Pakan (72 Buah)


Bolam
Pipa Paralon

(18 Buah)
(20 Batang)

Sekop

Total

2.400.000,-

Rp 1.200.000,Rp 2.160.000,Rp

450.000,-

Rp 1.200.000,Rp

Tempat minum (48 Buah)


Kabel

Rp

(100 m)

50.000,-

Rp 3.120.000,Rp

200.000,-

Rp 22.780.000,-

II.
Anak Ayam

Modal Tidak Tetap


(3000 ekor)

Pakan (BR) 10 karung (@50 kg)


Obat-obatan

Rp 3.000.000,Rp. 1.000.000,Rp.

400.000,-

Vaksin

Rp.

300.000,-

Total

Rp. 4.700.000,-

TOTAL MODAL

Rp. 27.480.000,-

Biaya Penyusutan
Kandang (1/120x Rp. 12.000.000)

Rp. 1.000.000,-

Gasolek (1/48x Rp. 2.400.0000)

Rp.

Tabung Gas (1/12x Rp.1.200.000)

50.000,-

Rp.

Total Penyusutan per bulan

100.000,-

Rp. 1.150.000,-

Biaya Operasional
Biaya Gaji

Rp. 2.200.000,-

Biaya Listrik

Rp.

Biaya Air

Rp.

Isi tabung gas (4x 75.000)

Rp.

Biaya Pakan & obat-obatan


Total Biaya Operasional & Penyusutan

350.000,-

Rp.
Rp.

250.000,-

300.000,1.500.000,-

5.750.000,-

Omset Per Bulan


Penjualan ayam umur 30 hari
(2.000x Rp 15.000)

Rp 30.000.000,-

Laba Bersih Per Bulan


Rp 30.000.000 5.750.000

= Rp 24.250.000,-

ROI (Retutn Of Investment)


(Modal Awal : Laba Bersih Per Bulan)

= 0,88 Bula

Você também pode gostar