Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: Di Kabupaten Lamongan
Skala Usaha
: 4000 ekor
Kandang
: Beton (2 Lantai)
Pemasaran
: Melalui Broker
Sumber Dana
: 1. Sumber penghasilan
Investasi
No
Uraian
Satuan
Jml
NB (Rp)
NS (Rp)
Kandang
buah
Gasolek
UE
87.317.000,00
4.365.850,00 20
buah
2.400.000,00
400.000,00
Tab.Gas 12 Kg
buah
1.200.000,00
220.000,00
Tempat pakan
buah
72
2.160.000,00
432.000,00
Kabel
meter
100
200.000,00
0,00 10
2
Bohlam
buah
18
504.000,00
Gembok
buah
94000,00
Tower air
buah
1.250.000,00
250.000,00
Kran air
buah
50.000,00
0,00
10
Pipa paralon
batang
20
1200.000,00
240.000,00
11
Tirai
rol
450.000,00
90.000,00
12
Sekop
buah
55.000,00
0,00
13
Tempat minum
buah
48
3.120.000,00
Jumlah
0,00
0,00 10
624.000,00
100.000.000,00
2.
Modal Kerja
a.
= Rp 12.000.000,00
b.
= Rp 53.000.000,00
c.
1.
@ Rp 28.000,00
2.
= Rp
3.
= Rp
112.000,00
= Rp
500.000,00
@ Rp 125.000,00
4.
112.000,00
@ Rp 28.000,00
Minggu I
240 gram
= Rp
27.720,00
Minggu II
480 gram
= Rp
55.440,00
= Rp
83.160,00
= Rp
318.750,00
6.
Viterpan @ Rp 46.250,00
= Rp
7.
8.
d.
46.250,00
= Rp
17.000,00
= Rp
800.000,00
e.
Blower
= Rp
f.
= Rp
60.000,00
g.
Listrik 1 bulan
= Rp
300.000,00
h. Air 1 bulan
= Rp
200.000,00
= Rp
300.000,00
= Rp
1.100.000,00
4.920.000,00
= Rp 73.997.320,00
= Rp 6.621.850,00
= Rp 6.621.850,00 / 5
= Rp. 1.324.370,00
Bunga Modal/Tahun
= Rp 100.000.000,00 15 %
= Rp 15.000.000,00
Bunga Modal/Periode
= Rp 15.000.000,00/5
= Rp 3.000.000,00
Jumlah Biayatetap= Penyusutan/Periode + Bunga Modal
= Rp. 1.324.370,00+ Rp 3.000.000,00
= Rp 4.324.370,00
Total Biaya
Biaya tetap +Biaya variabel
= Rp 4.324.370,00 + Rp 73.997.320,00
= Rp. 78.321.690,00
Penerimaan
Penerimaan utama
.
= 4000 ekor
b.
Mortalitas
= 2%
2 x 4000/100 = 80 ekor
c.
d.
e.
= Rp
800.000,00
= Rp
= Rp
400.000,00
250.000,00
= Rp 1.450.000,00
Total Penerimaan
Penerimaan utama + Penerimaan sampingan
= Rp 83.300.000,00 + Rp 1.450.000,00
= Rp 84.750.000,00
Perhitungan-perhitungan
1.
Penerimaan Pengeluaran
= Rp. 84.750.000,00 Rp. 78.321.690,00
= Rp 6.428.310,00 (untung)
2.
IP
98 % x 1,7 x 100
1,5 x 35
=
317,33
5. Keberuntungan 10%
Bahasan kali ini saya fokuskan pada sistem perkandangan yang baik dan benar berdasarkan
pengalaman pribadi dimana saya sebagai peternak bisa mendapatkan performance ayam yang
baik. Bisa mencapai standar yang ditulis oleh perusahaan pembibitan di dalam buku manualnya.
Idealnya, lokasi peternakan atau farm ayam ras petelur, pedaging, pembibitan, berada di dataran
yang tingginya antara 300-700 meter di atas permukaan laut (dpl). Karena ayam ras ini sejatinya
tidak tahan panas. Pada ketinggian tersebut akan didapat suhu dan kelembaban yang ideal bagi
hidup dan kehidupan ayam, yaitu pada ;
1. suhu antar 20 26 Celcius;
2. kelembaban relatif (relative humidity = R.H) antara 50 70%;
3. heat index (H.I) antar 150 155, area nyaman untuk hidup ayam.
Bila lokasi farm yang dipunyai di dataran rendah, < 300 m dpl, maka perlu dilakukan
penyesuaian dari sisi kontruksi dan tata letak. Lebih-lebih dengan adanya isu efek global
warmming dimana bumi semakin panas. Diperkirakan dalam waktu 10-20 tahun ke depan suhu
bumi naik 1-2 Celcius. Pada hal ayam tidak tahan panas, maksimum 30 Celcius.
Syarat Kandang Ayam Terbuka Tipe Futuristik, Aerodinamis dan Ekonomis (F.A.E)
1. Arah memanjang kandang ayam, timur barat :
Hal ini untuk mendapatkan ventilasi yang maksimum. Mengingat letak geografi
Indonesia yang berada di katulistiwa, hanya ada 2 (dua) musim, hujan dan kemarau.
Sedangkan arah angin di Indonesia secara umum dari utara ke selatan dan pada musim
berikutnya dari selatan ke utara. Sehingga, begitu ada angin bertiup, bisa langsung
menggantikan udara kotor di dalam kandang dengan udara bersih;
Ayam tidak perlu kena matahari langsung karena ayam tidak tahan panas dan bila kena
matahari langsung dalam waktu yang cukup lama (berjam-jam dan berhari-hari), bisa
menyebabkan kerusakan kulitnya.
Alasan pertama, karena panjang kayu pada umumnya adalah 4 (empat) meter. Tetapi
panjang bersih yang bisa dimanfaatkan 3,8 meter. Belum lagi dikurangi panjang
sambungan di ujung-ujung kayu. Sehingga panjang kayu efektifnya hanya 3,5-3,6 meter.
Bila lebar kandang 7 meter, berarti pakai 2 batang kayu;
Alasan kedua, untuk mendapatkan ventilasi di dalam kandang ayam yang lebih baik;
Bila mau membuat kandang ayam lebih lebar, misalnya 10-12 meter, maka yang perlu
diperhatikan tinggi kandang, sebaiknya tinggi tiangnya total 6,5 meter. Hal ini untuk
menjamin suhu di dalam kandang tidak lebih dari 30 C dengan ventilasi udara tetap
lancar. Biaya kandang menjadi lebih murah bila dihitung per ekornya (ekonomis).
Panjang kandang ayam terbuka tipe F.A.E, bisa tak terbatas tergantung ketersediaan
lahannya;
Bila mengikuti ukuran kayu, maka seyogyanya jarak antar tiang 3,5 3,6 meter. Semakin
panjang kandang ayam yang dibuat, biayanya semakin ekonomis. Hanya, ada sedikit
kendala bila kandang terlalu panjang, yaitu kerataan tanahnya, agak sulit mendapatkan
kerataan yang sesuai water pass. Sehingga menjadi lebih sulit dalam pemasangan talang
air minum. Tetapi bila distribusi air minumnya pakai nipple, tidak terlalu masalah dalam
kerataannya.
pada ketinggian 50 cm dari tanah, kadar ammonia masih sangat tinggi, >100 ppm;
pada ketinggian 100 cm dari tanah, kadar ammonia masih tinggi, <50 ppm;
pada ketinggian 150 cm dari tanah, kadar ammonia sudah relative rendah, <15 ppm.
Maka, bila ditinjau dari ketersediaan oksigen yang akan dihirup oleh ayam tanpa
terganggu oleh adanya ammonia , maka tinggi sangkar ayam dari tanah seyogyanya di
atas 150 cm dari tanah
Jarak sangkar yang paling atas ke atap, minimum 2 m, hal ini untuk mengurangi efek
radiasi panas;
Jadi, total tinggi tiang kandang harus 6 (enam) meter. Posisi sangkar ayam berada
ditengah-tengah ketinggian kandang.
5. Atap bertingkat :
Sudut atap dibuat minimum 45 atau tinggi tiang tengah, dari lebar kandang. Bila lebar
kandang ayam 7 m, maka tinggi tiang tengah kuda-kuda 3,5 m;
Tujuannya, udara panas di dalam kandang segera terhisap naik, dengan demikian udara di
dalam kandang segera diganti dengan udara yang segar, tidak sampai terjadi mati
angin. Suhu di dalam kandang bisa di bawah 30 C, pengaruh panas dari luar kandang
bisa diredam (futuristik);
Bahan atap sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak menyerap panas tetapi justru
memantulkan panas. Ada 2 pilihan, asbes atau galvalum.
Bila kandangnya lebih dari 1 unit, jarak antar kandang minimum selebar kandang, diukur
dari tiris ke tiris kandang berikutnya;
7. Material kandang, bisa dibuat dari bambu, kayu bulat, kayu gesek, pohon kelapa, besi
bulat/pipa, besi kanal C/U atau pun beton cor. Tergantung budget yang tersedia. Bila material
yang dipakai berkualitas dengan harga mahal, maka umur pakainya pun lebih lama.
ASUMSI
1Harga pakan growing
2Harga pakan laying per Jan 2013
3Harga DOC Parent Stock
4Harga DOC komersil
5Harga telur komersil
6Harga ayam afkir
PARAMETER
7Kapasitas Parent Stock
8Umur afkir PS
9Hen House pd umur 23 minggu
10HH DOC (jantan + betina)
11Pemakaian pakan (umur 1 75 minggu)
> growing, 1 22 minggu
> laying, 23 65 minggu
12Biaya OVVK, dari DOC Afkir 75 minggu
13Telur komersil
14Ayam afkir (min. 1,8 kg/ekor, deplesi 12%)
15DOC yg dihasilkan
JUMLAH
SATUA
4.500/kg
3.750/kg
20.000/ekor be
5.000/ekor
700/butir
30.000ekor
3.000ekor bet
75mgg (=1
100%
100ekor/eko
45kg
10kg
35kg
7.250/ekor be
9butir/ek
2.640ekor
300.000ekor
300.000ekor
2.640ekor
33.000butir
3.210betina
32.100kg
3.210ekor
3.210ekor
105.000kg
Catatan : harga pakan lebih murah 10% dibanding pakan pabrikan untuk layer ras
> OVVK (umur 23 75 minggu)
> Management cost
> Biaya Operasional (52 minggu)
> Biaya penetasan
> Biaya box, egg tray, kirim (DOC terjual)
3.000ekor
300.000ekor
3.000ekor x 5
396.000butir
330.000ekor
BAGI HASIL
MITRA
Perusahaan
PER PE
BULAN
40%295.923
60%443.884
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi
(kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit
stress yang terjadi pada ternak.
Tujuan membangun kandang closed house adalah:
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara
yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin
gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.
2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif
bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang yang
dihasilkan dari tubuh ayam dn lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta
mengatur kelembaban yang sesuai. Untuk menciptakan iklim yang sejuk nyaman
maka bagi ayam harus dikondisikan chilling effect (angin berembus), alat yang
digunakan seperti kipas angin (blower). Bila chilling effect tidak mampu mencapai iklim
yang diiginkan terutama pada daerah yang terlampau panas maka dapat digunakan
cooling system. Yaitu sistem pendingin dengan mengalirkan air pada alat-alat yang
berupa cooling pad, cooling net stsu cell deck.
3. Meminimumkan tingkat stress pada ternak. Agar tingkst stress pada ayam lebih minimun
maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan stress,
dengan cara mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker
otomatis, vaksinasi dengan spray dll), meminimumkan cahaya dan lain-lain.
Banyak sekali peternak ayam baik layer atau broiler yang menanyakan berapa biaya
pembangunan kandang closed house?yaitu sebesar 45 ribu/ekor .itu belum termasuk ayam dan
biaya lahan. hanya untuk biaya pembuatan kandang.
Yang disebut pullet di sini adalah ayam dara sampai dengan umur 153 hari (umur 22 minggu,
hari ke-7), sampai berproduksi HD 60%, pada saat itu layer sudah bisa membiayai makanannya
dari hasil produksi telurnya. Sedangkan yang dimaksud layer adalah ayam petelur umur 154 hari
(umur 23 minggu, hari ke-1) s/d 80 minggu atau lebih, sampai diafkir. Dengan harga anak ayam,
pakan, biaya operasional, vaksin, vitamin, kimia dan lain-lain yang berlaku saat ini, per 1
Desember 2012, harga pullet sampai dengan umur 153 hari, lebih kurang Rp 55.000,-/ekor.
Saat layer tua diafkir pada umur 80 minggu atau lebih, harga di Jawa Timur rata-rata hanya Rp
13.500,-/kg. Bobot badan rata-rata 1,9 kg/ekor = Rp 25.650,-/ekor. Sedangkan sisa hidup saat
diafkir pada umur 80 minggu atau lebih, rata-rata 15,0%. Jadi, pendapatan dari ayam afkir Rp
26.650,- x 85% = Rp 21.800,-/ekor. Nilai penyusutan pullet adalah harga awal masa produksi,
dikurangi pendapatan afkir, sisa Rp 28.350,-/ekor, dibagi pendapatan telur dalam 1 (satu) periode
s/d umur 80 minggu, rata-rata 20 kg telur/ekor/periode = Rp 1.417,-/kg telur.
4. BIAYA PENYUSUTAN INVESTASI KANDANG DAN INFRA STRUKTUR
Belum lagi tingginya rasio upah tenaga kerja akibat rendahnya produktifitas layer yang sudah
tua, yang sebenarnya sudah tidak layak pakai. Kualitas telur jadi menurun, resikonya banyak
keluhan dari pelanggan telur. Persentase telur retak dan pecah meningkat. FCR ayam tua juga
sangat jelek, lebih dari 2,5. Akibatnya, pemanfaatan investasi kandang dan infrastruktur menjadi
kurang ekonomis. Ini sebagai bahan renungan bagi Anda, para peternak petelur.
5. BIAYA PENJUALAN
Setelah telur diproduksi, masih ada biaya yang harus dikeluarkan untuk menjualnya walaupun
dijual di tempat (loco) di kandang atau gudang telur. Biaya-biaya itu meliputi telepon, listrik,
susut bobot, retak, pecah, upah tenaga kerja, kemasan (peti kayu, egg tray, tali, label dan lainlain). Rata-rata biaya penjualan Rp 250,-/kg.
6. OBAT-OBATAN, VAKSIN DAN KIMIA (O.V.K.)
Perusahaan peternakan ayam petelur, karena mengelola makhluk hidup, memerlukan obat-obatan
(anti biotika, anti cacing), vaksin (vaksin mati dan vaksin hidup) dan kimia (desinfektan,
insektisida, vitamin) supaya ayam tetap sehat dan berproduksi secara optimal. Vaksinasi terhadap
beberapa penyakit harus diulang berkala, obat cacing perlu diulang berkala, pemberantasan hama
lalat dan kutu, bio-sekuriti dan vitamin juga harus diberikan secara berkala. Total biaya OVK
bila dirata-rata tidak kurang dari Rp 450,-/kg.
7. BIAYA LAIN-LAIN
Dalam perjalanan suatu perusahaan, tidak terlepas dari hal-hal yang terjadi di luar perkiraan atau
tak terduga. Biasanya menyangkut biaya sosial, kesehatan karyawan, keamanan, kecelakaan lalu
lintas dan kecelakaan kerja. Maka, perlu dicadangkan biaya tak terduga, diperkirakan rataratanya perlu anggaran sebesar Rp 75,-/kg.
Catatan : dalam pembahasan ini diasumsikan semua biaya investasi dari kantong sendiri.
Dianggap tidak pakai uang bank. Maka, tidak ada biaya bunga dan angsuran hutang ke bank.
Istilahnya, pakai uang dingin, bukan uang panas.
Rangkuman biaya-biaya :
1. PakanRp 9.430,- (72.65%)
2. B.O.Rp 1.000,- ( 7.70%)
3. Pullet.Rp 1.417,- (10.92%)
4. Investasi.Rp 357,- ( 2.75%)
5. PenjualanRp 250,- ( 1.92%)
6. O.V.K.Rp 450,- ( 3.47%)
7. Lain-lain.Rp
75,- ( 0.58%)
Total Rp 12.979,- (100.00%)
Berikutnya, supaya gampang menghitung secara cepat, rasio harga pokok produksi (= R.H.P.P.),
yaitu harga pokok produksi telur Rp 12.979 : harga pakan Rp 4.000,-/kg = 3,24.
RUMUS
HPP TELUR = HARGA PAKAN x 3.24
Kalau toh ada selisih hitungan secara akunting, bisa dipastikan tidak akan banyak, +/- Rp
200,-/kg.
Persoalannya, bagaimana caranya peternak petelur bisa menekan HPP supaya kompetitif (punya
daya saing tinggi, tidak tergantung dari tingginya harga jual) dan bisa bertahan di kancah
peternakan ayam petelur serta masih bisa mendapat untung.
Sebelumnya, mari kita mawas diri dulu, apakah manajemen peternakan ayam petelur yang Anda
kelola sudah berada di jalur yang baik dan benar, baik efisiensi mau pun performans-nya :
1. Ke-1 : High Cost High Performance (HC HP);
2. Ke-2 : Low Cost Low Performance (LC - LP);
3. Ke-3 : High Cost Low Performance (HC LP);
4. Ke-4 : Low Cost High Performance (LC HP)
Sekarang coba Anda tinjau dan/atau evaluasi, apakah biaya-biaya untuk menghasilkan telur di
perusahaan Anda sudah efisien. Terutama biaya pakan, biaya operasional dan biaya penyusutan
pullet. Karena ketiga biaya tersebut menempati porsi yang paling banyak dan menentukan, yaitu
91.27%. Dan, Anda evaluasi apakah performans-nya sudah baik dan benar.
Bila Anda berada di jalur ke-1, mungkin masih bisa untung. Karena, dengan HC-HP, ada
kemungkinan bisa tercapai FCR 2.1 2.2 dan gambaran grafik produksinya tidak turun secara
curam tetapi bisa landai.
Bila Anda berada di jalur ke-2, LC-LP, umumnya masih bisa bertahan. Asal efisiensi biaya
operasional dan pakan harus cukup nyata. Biaya operasional harus bisa lebih rendah Rp 250,-/kg
telur dibanding peternak layer yang lain dan harga pakan harus bisa lebih murah Rp 300,-/kg
dibanding peternak layer lain. Walaupun produktifitasnya lebih rendah, tetap ada selisih lebih
antara harga jual telur dengan harga pokok produksi. Saran saya, cari upaya supaya ada sedikit
peningkatan produktifitas.
Bila Anda berada di jalur ke-3, HC-LP, hampir bisa dipastikan rugi. Bila Anda masih ingin
mempertahankan peternakan yang sudah di jalur ini, Anda harus melakukan reformasi
manajemen, terutama di level pimpinan.
Pada umumnya, perusahaan yang berjalan di jalur ke-3 ini, struktur organisasinya gembung
seperti buah apel. Jadi, salah satu programnya harus dilakukan perampingan struktur
organisasinya menjadi segitiga kaki lebar, kokoh.
Kenyataan di lapangan, semakin banyak karyawan, bisa dipastikan semakin banyak masalah.
Belum tentu karyawan yang direkrut mampu menyelesaikan masalah.
Cari karyawan yang memang mampu, profesional (jujur, disiplin, punya integritas pribadi yang
utuh) dan berdedikasi tinggi. Ingat prinsip dasar dalam menyusun struktur organisasi, the right
man on the right place (orang yang tepat didudukkan di posisi yang tepat).
Bila sudah tidak mampu dan atau tidak mau mempertahankan lagi, saran saya, dijual saja atau
di-likuidasi. Untuk apa capek-capek bekerja tetapi malah rugi.
Jalur ke-4, LC-HP, merupakan idaman semua peternak layer. Perusahaan yang berjalan di jalur
ini, biasanya, struktur organisasinya ramping, masa kerja karyawannya relatif lama (rata-rata bisa
>5 tahun), terbentuk teamwork yang harmonis karena masing-masing orang jelas job
description-nya dan hampir-hampir tidak ada konflik internal.
I. EFISIENSI
Supaya bisa efisien, perlu dibenahi rasio-rasionya, sebagai berikut :
1. Rasio Populasi
Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah total populasi layer atau ayam petelur yang
berproduksi, yaitu mulai umur 20 80 minggu atau lebih, dibagi semua karyawan yang terlibat
mengelola suatu peternakan. Mulai Manajer, Kepala Bagian, Mandor, Staf, Satpam, karyawan
kandang, karyawan gudang pakan, gudang telur, perawatan, umum dan lain-lain. Untuk
peternakan dengan sistem kandang terbuka dan pemberian pakan dan minumnya manual,
seyogyanya, rasionya tidak kurang dari 2.000 ekor per orang. Bila rasionya kurang dari 2.000
ekor per orang, biaya upah tenaga kerjanya menjadi relatif mahal. Upah tenaga kerja memakai
patokan Upah Minimum Propinsi (UMP) setempat.
semi otomatis tanpa energi listrik (hopper dorong), rasionya bisa lebih dari 2.500 ekor per orang
dengan catatan populasi minimum 100.000 ekor
Bila sistem kandang, tata letak dan tata kelolanya dirancang sejak awal, rasionya bisa >3.000
ekor per orang. Biaya upah tenaga kerja tentu saja menjadi relatif lebih murah walau pun Anda
memberi upah 125 150 % di atas Upah Minimum Propinsi setempat. Keuntungannya,
karyawan lebih mudah diatur karena orangnya sedikit tapi dengan take home pay tinggi,
produktifitasnya menjadi lebih tinggi dan betah bekerja di tempat Anda. Tidak terjadi gontaganti karyawan terlalu sering.
2. Rasio Biaya Operasional
Biaya operasional ada yang bersifat tetap (fixed cost), ada yang bersifat tidak tetap (variable
cost). Logikanya, sebaiknya Anda harus bisa menekan biaya tetap. Misalnya, menggunakan
karyawan tetap sedikit saja, yaitu sebatas tenaga inti atau tenaga terampil. Selebihnya, yang tidak
memerlukan keterampilan tinggi, cukup menggunakan karyawan harian dan/atau borongan atau
out sourcing. Di peternakan ayam pedaging, semua karyawan kandang sistem upahnya
borongan.
3. Rasio Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio = FCR)
Porsi terbesar komponen pembentuk harga pokok produksi telur adalah pakan yaitu lebih kurang
75%. Maka dari itu segala daya upaya harus diusahakan bisa menghasilkan penghematan
pemakaian pakan tetapi tanpa mengorbankan sisi produktifitas. Semua strain layer yang beredar
di Indonesia mengaku bahwa FCR strainnya bisa 2.12.2. Kenapa tidak bisa? Pengalaman
banyak peternak layer di Jatim, FCR tersebut bisa dicapai dan dipertahankan selama bertahuntahun, sejak 1995 sampai sekarang. Pemberian pakannya secara manual, tetapi pemberian air
minum pada umumnya sudah pakai nipple.
Coba Anda hitung berapa rupiah yang menguap (potential loss) bila FCR 2.35 dibanding FCR
2.20. Berarti ada penghematan pemakaian pakan sebesar 0.150 kg pakan/kg telur x harga pakan
Rp 4.000 = Rp 600,-/kg telur.
Anda yang punya layer 100.000 ekor, nilai penghematannya, produksi rata-rata 5.000 kg x Rp
600,- = Rp 3.000.000,-/hari x 30 hari = Rp 90.000.000,-/bulan x 12 bulan =
Rp1.08.000.000,-/tahun! Fantastis!
Padahal ini hitungan dari jumlah layer 100.000 ekor saja. Bagi Anda yang punya layer banyak,
>200.000 ekor, tidak akan rugi bila mengkaryakan tenaga ahli dengan gaji di atas Rp
10.000.000,-/bulan, dengan catatan performans dan efisiensi, yaitu egg mass >50 kg/1.000 ekor
dan FCR maksimum 2.20.
Pemberian air minum ayam pakai nipple, jauh lebih hemat biaya listrik dan air serta hampirhampir tidak ada limbah. Pemakaian pakannya juga bisa hemat 2 3 gram/ekor/hari dibanding
pemberian air minum pakai talang.
Demikian sekilas ringkas hitungan harga pokok produksi telur saat ini, dengan dasar harga pakan
dan anak ayam yang berlaku per 1 Desember 2012. Bila pada kemudian hari harga pakan, anak
ayam, upah tenaga kerja, bahan bakar minyak naik lagi, berapa pun naiknya, maka cara
menghitungnya mudah sekali. Demikian juga bila terjadi sebaliknya, harga-harga turun. HPP
telur = harga pakan x 3,24.
Selamat berkarya, semoga Anda sukses.
Bila kondisi kandang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka ventilasi yang kurang harus
ditingkatkan.
Kecepatan angin setelah 28 hari >< 350 500 FPM (Feet Per Minute)
Kecepatan angin diatas 500 FPM tidak ekonomis dan tidak berpengaruh positif bagi performa
ayam.
Closed house dapat bervariasi tergantung pada lingkungan dan kemampuan finansial peternak.
Secara umum ragam yang ada di lapangan terdiri dari::
1. Sistem Tunnel : menggunakan fan dan tirai tanpa cooling system.
2. Full closed house : ada fan, cooling system dan tirai/penutup dinding samping.
3. Full otomatic closed house.
Pada sistem 1 dan 2 umumnya menggunakan alat pakan dan minum manual atau tempat
pakannya saja manual sementara air minum menggunakan bell drinker.
Pada sistem 3, closed house dengan perlengkapan serba otomatis termasuk alarm sistemnya.
Struktur umum kandang sistem terbuka (Closed house) dan perlengkapanya:
1. Bagunan kandang: baik bagunan baru maupun renovasi kandang.
2. Kipas/fan: dapat terdiri dari exhaust fan, blower fan, ceiling/roof fan ataupun wall fan.
3. Material cooling dan perlengkapannya: celpad/evaporative pad, material cooling lainnya
ataupun fogging system.
4. Dinding kandang: dapat berupa solid wall, tirai/curtain system dan celing material.
5. Filter cahaya/light filter/light trap
6. Air inlet
7. Lighting system
8. Control panel + electrical system
9.
MEMBUAT KANDANG
CLOSED HOUSE
meningkatkan produktivitas ayam, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan
usaha peternakan yang ramah lingkungan.
Namun sejauh ini rekonstruksi kandang terbuka menjadi kandang tertutup dihadapkan
pada kendala modal yang dimiliki peternak masih jauh dari cukup untuk
pengembangannya. Di samping itu, kendala lain yang dihadapi peternak adalah teknologi
yang dipunyai masih kurang serta minimnya infrastruktur. Lalu apa yang dimaksud
dengan kandang sistem tertutup?
15. Kandang Sistem Tertutup
16. Menurut Ir Ahmadi kandang sistem tertutup atau close house merupakan sistem kandang
yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang
berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat
menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.
Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu
meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan
produktivitas yang dipunyai ayam.
Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem yakni pertama
sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya seperti mengandalkan aliran
angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan menyediakan oksigen untuk
kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok untuk area dengan temperatur maksimal
tidak lebih dari 30 0C.
Sistem kedua adalah evaporative cooling sistem (ECS). Sistem ini memberikan benefit
pada peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan
angina. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan suhu udara
di atas 35 0C. Lalu dari mana sumber panas dan sumber uap airnya?
Dijelaskan Ir Ahmadi bahwa sumber panas berasal dari ayam itu sendiri, sinar matahari
yang ditransfer secara radiasi, panas dari brooder pada masa brooding dan panas dari
proses ferementasi dalam sekam. Sementara itu sumberi uap air dikatakannya dapat
berasal dari kelembaban lingkungan, proses evaporasi, sisa air yang dikeluarkan bersama
dengan feses, dan air minum yang tumpah.
17. Rekonstruksi
18. Untuk rekonstruksi kandang terbuka menjadi kandang tertutup membutuhkan komponenkomponen seperti kandang, kipas, cooling pad, temptron yang berfungsi sebagai
pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai untuk samping kanan dan kiri plafon, dan
listrik yang bisa bersumber dari PLN dan Genset.
Namun dikatakan Ahmadi bahwa pada kandang model sistem tertutup tetap masih bisa
dijumpai kegagalan-kegagalan.
Kegagalan dimaksud akibat desain kandang yang kurang tepat, kurang memahami
manajemen kandang tertutup, kurangnya perawatan peralatan kandang, permasalahan
kipas terkait mutu dan kuantitasnya, sumber penerangan terkait sering padamnya, luas
inlet yakni perbandingan luas area dengan kuantitas kipas yang dimiliki, program
minimalisasi amoniak yang kurang efektif, posisi kandang satu dengan yang lainnya yang
kurang diperhatikan, serta pemasangan tirai yang kurang rapat.
Dari sisi produktivitas sejauh ini kandang sistem tertutup terbukti memberikan performa
terbaik bila dibandingkan dengan kandang sistem terbuka.
Sementara itu Ir Jarot Rustanto juga dari Charoen Pokphand Indonesia menyatakan
bahwa untuk ayam petelur sistem kandang tertutup mampu meningkatkan performa baik
19.
Suhu ( 0C )
01 07
08 14
15 21
21 28
29 34
34 32
29 27
26 25
24 23
23 21
penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr
per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling
penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 2 kg. Dengan
bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol
terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan
pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
31. 4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam
sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang
hangat. Setelah 1 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan
ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena
mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat
yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat
divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus
golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak
tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering
menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak
langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang
dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin
Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat
hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap
terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan.
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur.
Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan
adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah
atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor,
serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah
suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit,
terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus
dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA
menyediakan menu ayam kampung. Semua narasumber yang dimintai informasi menyatakan
peluang usaha ayam kampung cukup menjanjikan.
Harga Jual Tinggi dan Relatif Stabil
Harga jual daging ayam kampung memang lebih mahal daripada harga
daging ayam ras. Harga ayam kampung pedaging bisa mencapai puluhan
ribu rupiah per ekor atau kilogram di tingkat peternak. Kisaran Rp.18.000Rp.21.000, tergantung bobot ayam. Di beberapa daerah bahkan mencapai
Rp.35.000-Rp.40.000/kg. Sementara itu, harga jual ayam ras pedaging hanya
berkisar belasan ribu rupiah di tingkat peternak.
Keunggulan lain dari beternak ayam kampung, terutama ayam kampung
pedaging adalah harga jual mengikuti bobot ayam. Artinya, semakin
bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jual ayam tersebut. Kondisi
seperti ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu
panen kapan saja (lebih Fleksibel). Pemanenan bisa ditunda beberapa hari
atau beberapa minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.
Perputaran Modal Berlangsung Relatif Cepat
Usaha pembesaran ayam kampung pedaging disarankan bagi mereka yang
baru memulai usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya
adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Jika dimulai dari membeli
bibit atau day old chick (DOC) yang berkualitas, pembesaran ayam kampung
pedaging hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga panen.
Pemilihan Anak ayam /DOC (Day Old Chicken).
Pemilihan anak ayam yang dipelihara sangat penting untuk diperhatikan,
karena menentukan keberhasilan dalam beternak. Anak ayam umur sehari
(DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih, berat tidak
dibawah standar (minimal 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat
tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti
ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran
berwarna putih yang melekat pada dubur.
Dengan siklus produksi yang pendek, peternak bisa lebih cepat memetik
hasil dari usaha pembesaran ayam kampung. Berdasrkan perhitungan
analisis usaha dan pengalaman peternak, dari usaha pembesaran ayam
kampung pedaging ini sudah dapat balik modal dalam kurun waktu yang
singkat yakni sekitar 2,5 bulan.
Belum Dibudidayakan Secara Intensif
Peluang usaha beternak ayam kampung masih sangat terbuka lebar,
mengingat permintaan pasar belum dapat terpenuhi oleh suplai yang ada.
2
3
Pembelian bibit
Ayam Kampung
super
Pakan 0-60 hari
Vitamin dan
Vaksinasi
Rp. 4.200
300 ekor
Rp. 1.260.000
Rp. 2.805.000
Rp. 150.000
Jumlah
Rp 4.215.000,B. Pemasukan
Angka kematian standar berkisar antara 5-10%, ambil saja 20 ekor
mengalami kematian, maka pada saat panen jumlahnya 280 ekor dengan
berat rata-rata 0,8 1 kg.
Harga ayam terendah adalah Rp 18.000,-/kg (biasanya karena dampak
permintaan turun). Fluktuasi harga antara Rp 18.000,- s.d Rp. 21.000,- per
kilogram (kg).
No Keterangan
Harga
Jumlah Kiloan
Jumlah
1
Penjualan Ayam Rp 21.000/kg 0.95kg x 280 =
5.558.000
266 kg
Jumlah
Rp 5.558.000,-
Keuntungan
= Pemasukan-Pengeluaran
= Rp 5.558.000-Rp.4.215.000
= Rp 1.371.000,
Data yang kami berikan berdasarkan harga pasar bulan ini di kota
Payakumbuh, di tempat lain disesuaikan.
BISNIS PLAN USAHA TERNAK AYAM POTONG
December 16, 2013Bisnisku
Seperti yang telah kita ketahui, enam bulan terakhir ini harga daging semakin melonjak. Harga
daging yang semakin lama semakin tinggi kususnya harga daging sapi dikarenakan jangka
waktu penggemukan sapi yang relative lama. Sehingga pasokan sapi untuk menyuplai kebutuhan
pasar sangat sedikit.
Melihat dari permasalahan tersebut, kita bisa memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang bisnis
yang menguntungkan. Kebanyakan dari konsumen beralih mengkonsumsi daging ayam sebagai
pengganti daging sapi. Selain harganya relatife terjangkau kandungan gizinya pun relative tinggi.
Sehingga tidak heran bila saat ini bisnis ayam potong semakin digeluti oleh para pebisnis.
Konsumen
Komoditas ayam pedaging di Indonesia pada dasarnya cukup memberi harapan besar bagi para
pebisnis daging ayam. Karena, permintaan selalu ada dan minat masyarakat terhadap daging
dengan harga terjangkau juga cukup tinggi. Dan ini tentunya mendorong produktifitas ternak
ayam pedaging untuk tetap eksis guna memenuhi kebutuhan pasar.
Memulai Bisnis Ayam Pedaging
Sebagaimana bisnis pada umumnya, untuk memulai bisnis ayam pedaging ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya yaitu :
1. Analisis produk, yaitu dengan menganalisis jenis ayam potong yang tepat
misalnya ayam kampung atau ayam boiler.
2.
Strategi Pemasaran
Kita tidak perlu susah-susah memasarkan ayam, pemasaran bisa dilakukan secara mudah dan
sederhana karena sebagian orang menyukai dan mengkonsumsi ayam sebagai bahan lauk pauk.
Serta maraknya pedagang pecel ayam di pinggir-pinggir jalan bisa mempermudah dalam
pemasaran. Karena kita bisa bekerja sama dengan mereka.
Kiat Sukses
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang semakin tinggi, kita bisa menambahkan
kapasitas pangan ke ayam ternak sehingga ayam akan cepat besar. Semakin cepat ayam bisa
dijual semakin cepat pula kita mendapatkan keuntungan.
Kunci sukses dalam bisnis ternak ayam pedaging yaitu bersungguh-sungguh, rajin, ulet, tekun,
dan sabar. Semua usaha jika dijalankan secara sunggug-sungguh akan menghsilkan sesuatu yang
besar.
Analisa Ekonomi
I. Modal Awal
Modal Tetap
Kandang
Rp 12.000.000,
Gasolek
(4 buah)
Tabung Gas
(4 Buah)
(18 Buah)
(20 Batang)
Sekop
Total
2.400.000,-
Rp 1.200.000,Rp 2.160.000,Rp
450.000,-
Rp 1.200.000,Rp
Rp
(100 m)
50.000,-
Rp 3.120.000,Rp
200.000,-
Rp 22.780.000,-
II.
Anak Ayam
Rp 3.000.000,Rp. 1.000.000,Rp.
400.000,-
Vaksin
Rp.
300.000,-
Total
Rp. 4.700.000,-
TOTAL MODAL
Rp. 27.480.000,-
Biaya Penyusutan
Kandang (1/120x Rp. 12.000.000)
Rp. 1.000.000,-
Rp.
50.000,-
Rp.
100.000,-
Rp. 1.150.000,-
Biaya Operasional
Biaya Gaji
Rp. 2.200.000,-
Biaya Listrik
Rp.
Biaya Air
Rp.
Rp.
350.000,-
Rp.
Rp.
250.000,-
300.000,1.500.000,-
5.750.000,-
Rp 30.000.000,-
= Rp 24.250.000,-
= 0,88 Bula