Você está na página 1de 14

PENGHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI

Makalah Manajemen Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh :
Farhani Kautsar

20152509

Riza Rizky Fitri

2015250973

Yoga Pradana

2015250975

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

1. Pengukuran Nilai dengan Menggunakan Arus Kas


Nilai suatu investasi dijelaskan atau dihitung dengan arus kas nilai sekarang
(NPV). Para konsultan keuangan sepakat bahwa cara terbaik dalam perhitungan nilai
adalah dengan menggunakan arus kas.
Prinsip ini digunakan untuk menilai atau menaksir suatu tugas baru, jika investasi
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi penyedia modal yang
dapat meningkatkan kekayaannya. Hal ini juga dapat digunakan untuk berbagai kategori
dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Alokasi Sumber daya


Strategi unit bisnis
Strategi tingkat korporat
Motivasi, Penghargaan dan insentif

Berdasar pada angka-angka dari Gold plc pada tabel 1.1 yang dapat digunakan
untuk pengembalian unit bisnis yang didasarkan pada asumsi dari strategi tertentu yang
sedang dilaksanakan, atau lini produk.
Tabel 1.1
Gold plc forecast cash flows

Tabel 1.1 dimulai dengan meramal profit dan membuat sejumlah penyesuaian
untuk mencapai angka arus kas. Metode ini bermanfaat karena mencerminkan realitas
perusahaan yang membuat perkiraan untuk unit bisnis, biasanya dalam bentuk anggaran
akuntansi arus kas, dan manajer perlu tahu bagaimana angka-angka mempengaruhi
terhadap arus kas dari awal untuk mendapatkan proyeksi arus kas yang dapat diandalkan.
Pihak manajemen perusahaan juga dapat menghitung nilai sekarang dari nilai
arus kas masa depan dengan rumus dibawah ini:

Pada kasus di atas tidak ditunjukkan initial cash outflow, tidak seperti
penghitungan NPV. Ini untuk mengilustrasikan bagaimana menggunakan arus kas yang
didiskontokan untuk melakukan analisis future value (bukan NPV) dari unit bisnis
strategi. Analisis ini hanya mempertimbangkan future cash inflow and outflow, bukan
sunk costs.
a. Nilai Perusahaan
Jika suatu perusahaan yang kita nilai memiliki aset lain dan tidak digunakan
dalam arus kas bebas tapi aset tersebut memiliki nilai pasar maka dapat ditambahkan
sebagai arus kas operasional untuk menentukan total nilai usaha. Sebagai contoh, banyak
perusahaan atau badan usaha memiliki portofolio saham dan obligasi sebagai investasi
yang tidak memiliki hubungan dengan kegiatan operasinya. Nilai pasar untuk hal ini
diperoleh dari biaya operasional arus kas bebas. Seperti, jika perusahaan pabrik yang
kosong atau tidak digunakan maka dapat dijual dan nilanya dapat ditambahkan di total.

b. Nilai pemegang saham dari operasional


Jika nilai utang dikurangi dari total present value dari operasional, kita dapat
memperoleh nilai yang dimiliki oleh pemegang saham. Jadi, jika perusahaan ini
memiliki utang senilai 3.000, maka nilai pemegang saham sebelum memperhitungkan
aset non-operasional adalah 4.727.

2. Analisis Nilai Pemegang Saham


Alfred Rappaport (1998) telah mengembangkan analisis yang lebih sederhana
dari konsep dasar arus kas diskonto. Analisis nilai pemegang saham oleh Rappaport
mengasumsikan bahwa perubahan dalam berbagai elemen dalam arus kas saling
berkaitan dengan tingkat penjualan dalam satu tahun ke tahun berikutnya. Tujuh faktor
yang mempengaruhi nilai menurut Rappaport adalah:
a. Tingkat pertumbuhan penjualan (konstan)
b. Margin laba operasi (konstan)
c. Tingkat pajak (konstan)
d. Investasi modal tetap (meningkat)
e. Investasi model kerja (meningkat)
f. Periode peramalan
g. Tingkat pengembalian yang diharapkan
Untuk memperkirakan arus kas masa datang Rappaport mengasumsikan tingkat
persentase pertumbuhan penjualan adalah konstan. Margin laba operasional adalah
persentase konstan dari penjualan. Laba sini didefinisikan sebagai laba sebelum
dikurangi bunga dan pajak. Tarif pajak adalah persentase konstan dari laba usaha. Modal

tetap dan investasi modal kerja terkait dengan peningkatan penjualan. Contoh
perhitungan cash flow ditunjukkan pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Table 1.2
Silver plc: sales, operating profit and cash outflows for next year

Menggunakan analisa nilai pemegang saham untuk menilai sebuah


perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai gabungan dari utang dan ekuitas dari struktur modal
keseluruhan:

Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam laporan
posisi keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar. Persamaan
diatas dapat juga disumpulkan sebagai berikut:

Penilaian perusahaan menurut Rappaport memiliki 3 elemen, berdasarkan


pemisahan dalam nilai arus kas sekarang dari penjulan surat berharga yang merupakan
aset yang tidak digunakan dalam operasi yang menggerakan arus kas dalam suatu bisnis.
Nilai dari surat berharga tersebut di nilai dari harga pasar sementara. Nilai perusahaan
menurut Rappaport adalah sebagai berikut:

3. Laba Ekonomi
Laba ekonomi memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan analisis nilai
pemegang saham karena laba ekonomi menggunakan sistem akuntansi dan pelaporan
usaha yang fokus terhadap laba daripada informasi arus kas. Laba ekonomi untuk suatu
periode adalah jumlah pendapatan dari bisnis setelah dikurangi dengan biaya operasi dan
biaya kesempatan dari modal. Sebuah bisnis hanya menghasilkan laba ekonomi jika hal
itu dapat memberikan pengembalian yang lebih besar. Berikut ada 2 versi dari laba
ekonomi:
a. Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas
Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi
dengan bunga. Ada dua cara untuk menghitung jenis laba ekonomi ini :
The profit less capital charge method
Di sini biaya untuk penggunaan modal sama dengan modal yang
diinvestasikan dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan
oleh pemegang saham dan utang dikurangi dari laba operasi setelah pajak.

The performance spread method


Perbedaan antara nilai pengembalian dalam investasi modal dan WACC
adalah tingkat pengembalian merupakan penyebarannya. Presentasi ini
dapat dihitung dengan menggunakan jumlah investasi modal dalam laba
ekonomi.

b. Laba Ekonomi Berdasarkan Ekuitas


Laba ekonomi ini didasarkan pada laba operasi sebelum dikurangi dengan
bunga, memperhitungkan kelebihan pengembalian dari semua sumber keuangan
kepada suatu usaha termasuk pemegang saham. dalam alternatif ini yang didasarkan
pada pendekatan ekuitas, dengan bunga dikurangi dari laba yang kita sendirikan dari
laba untuk pemegang saham. dan juga jumlah pengembalian adalah pengembalian
dalam model ekuitas saja. Jadi, laba ekonomi adalah laba yang dibagikan kepada
pemegang saham setelah dikurangi dengan biaya yang terjadi dari modal pemegang
saham.

4. Economic Value Added (EVA)


EVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Stern Stewart and Co., yang
berdasar pada Economic Profit (EP). EVA adalah salah satu cara yang digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan.
Menurut Young dan OByrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada
gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan
ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasional dan modal. Dalam arti sempit ini,
EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif untuk menilai kinerja perusahaan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya
modal yang yang di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan
secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan krditur. Economic Value Added
(EVA) merupakan merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata
perusahaan. Hal ini membuat perhitungan Economic Value Added (EVA) lain dengan
perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada
perhitungan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) di
libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan
dalam perhitungan konvensional.
Ide dasar dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang
dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi
terpenting karena ia membuat teori keuntungan moderen. Implikasi manajerial dari teori
ini adalah mudah diakses oleh manejer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam
keuangan atau tidak pernah memikirkan nya. EVA membantu para manejer untuk lebih
memahami tujuan keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai
tujuan.
EVA = Adjusted invested capital x (adjusted return on capital WACC)
atau
EVA = Adjusted operating profits after tax (Adjusted invested capital x
WACC)

Adjusted invested capital adalah ekuitas ditambah dengan modal utang. Laba dan
modal dalam persamaan EVA disesuaikan untuk mengetahui EP yang sesungguhnya.
Misalnya, pengeluaran yang digunakan oleh divisi R&D telah meningkatkan nilai
perusahaan dan ditambah kembali di posisi keuangan sebagai aset kemudian
diamortisasi. Dalam penyesuaian ini terdapat beberapa kesulitan, seperti hal yang
berkaitan dengan periode amortisasi dan biaya yang dikeluarkan divisi R&D.
EVA digunakan untuk mengetahui ukuran peningkatan nilai secara bersih. Hasil
penghitungan EVA lebih akurat daripada menggunakan jumlah dalam akuntansi. Namun,
dalam pengalokasian pendapatan, beban, dan modal ke unit bisnis dan produk tidak bisa
diselesaikan dengan EVA.
Beberapa cara untuk meningkatkan nilai economic value added (EVA)
perusahaan yaitu (Widayanto, 1993:32-33):
Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal
Menurangi pemakaian modal.
Melakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian
tinggi.
Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan
sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahuntahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang
dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata-rata tertimbang.
Metode

Economic

Value

Added

(EVA)

sebagai

alat

ukur

kinerja

perusahaan konsep Economic Value Added (EVA) ini tidaklah dimaksudkan untuk
mengganti laporan rugi laba yang telah ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis
yang digunakan sebagai tambahan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak
kreditur dan penyediaan dana dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Bagi
eksekutif hasil pengukuran kinerja dengan dengan metode Economic Value Added (EVA)
seringkali digunakan untuk pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam
pengambilan keputusan-keputusan strategi.
EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai
(create value) bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai

perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menandakan nilai perusahaan berkurang


sebagai akibat penurunan dari tingkat pengembalian investasi.
a. Manfaat EVA
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12) :
Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada
penciptaan nilai (value creation).
Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya
pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat
pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan.
EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan
yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi
kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.
EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur
modalnya.
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.
b. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke
upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA.
Kelebihan lain dari EVA yang diungkapkan oleh Mirza (1997) (dalam Mulia 2002:
134):
EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan
beban biaya modal sebagai risiko investasi.
EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding
dari perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis
rasio keuangan.
Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan
harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan
dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan
berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.

Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan


pertimbangan

bagi

pebisnis

untuk

mengambil

keputusan

dan

kebijaksanaan permodalan.
EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan
Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit
usaha yang mempunyai negative value added.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang
akurat dan komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi
suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134) :
EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas
penentu seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.
EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk
menjual atau membeli saham tertentu.
Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan
EVA secara akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan
acuan. Mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap
investasi mereka. Pengambilan dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya
pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan
investasi tersebut.

c. Strategi Meningkatkan EVA


Menurut Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa strategi
untuk meningkatkan EVA:
Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan
(Profitable Growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang
diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal
ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.

Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang
tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business).Hal ini
berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari
aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan
menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.
d. Langkah-langkah Menentukan EVA
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana,
dikutip oleh sofiarini 2004: 17):
Menghitung biaya utang (Cost of Debt)
Menghitung biaya laba ditahan (Cost of Equity)
Menghitung struktur permodalan dari neraca.
Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas,sehingga dicari:
Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal
Komposisi ekuitas = rasio modal saham terhadap jumlah modal
Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of
Capital)
Menghitung EVA
(EVA = laba operasi bersih sesudah pajak Biaya modal.)
e. Ukuran Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA
Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:
1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik,
sehingga terjadi proses perubahan nilai ekonomisnya.
2) Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam
keadaan impas,
3) Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan
kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan
penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis pada
perusahaan.

Cash Flow Return on Investment (CFROI)

CFROI adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari investasi yang didasarkan
pada arus kas sebenarnya. CFROI digunakan untuk proyek yang berskala besar, bahkan
meliputi seluruh perusahaan.
Untuk melakukan penghitungan CFROI untuk strategi unit bisnis diperlukan untuk
mengetahui jumlah modal dan mengestimasikan arus kas dari aktivitas operasi. Setelah
melakukan penyesuaian dan melakukan penghitungan tingkat pengembalian, akan
menyebabkan arus kas masuk sama dengan arus kas keluar.
Aset dalam posisi keuangan akan disajikan kembali dengan nilai saat ini untuk
mencapai estimasi biaya yang dikorbankan. Misalnya, akumulasi penyusutan akan
ditambahkan kembali ke posisi keuangan aset tetap. Nilai persediaan dan aset tetap akan
meningkat dihitung dengan inflasi. Kemudian goodwill dari perusahaan yang telah dihapus,
ditambahkan kembali. Nilai kewajiban sewa di masa depan juga ditambahkan kembali.
Metode ini relatif sulit untuk digunakan.

Daftar Pustaka

Arnold, Glen. 2005. Handbook of Corporate Finance. Great Britain. Pearson Education
Limited
Arnold, Glenn. 2013. Corporate Financial Management. Great Britain. Pearson Education
Limited

http://www.ekasulistiyana.web.id/artikel/kuliah/seberapa-penting-eva-bagi-perusahaan/
(diakses pada Senin, 30 Maret 2015)
http://kmukti.blogspot.com/2011/12/economic-value-added-eva.html
(diakses pada Senin, 30 Maret 2015)

Você também pode gostar