Você está na página 1de 16

LABORATORIUM PFT

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI


TELKOM UNIVERSITY

PROGRESS REPORT
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PRODUK SAFETY BOOTS

Kelompok:
1. ARUM MEKAR A
2. ICHWANUL IMAN
3. SHIFA KHAIRUNNISA

(1102120164)
(1102120044)
(1102124304)

Kelas TI-36-03
FRI-36-032

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI


TEKNIK INDUSTRI
2015

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

BAB I
I.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Globalisasi telah berdampak pada kondisi industri Indonesia saat ini yang
mulai menampakan perkembangan pesat. Banyak industri didirikan baik
industri besar maupun industri kecil menengah. Industri tersebut tidak hanya
diramaikan oleh pemain dalam negeri melainkan juga oleh pemain industri
asing.
Hal tersebut mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan,
terlebih bagi perusahaan yang baru akan didirikan. Sebagai perusahaan baru
yang akan mendirikan pabrik terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar
perusahaan dapat bertahan menghadapi persaingan. Dalam hal ini
perancangan tata letak dan fasilitas penting untuk dilakukan untuk
keberlangsungan perusahaan. Perancangan tata letak dan fasilitas tersebut
meliputi penentuan lokasi pabrik, penentuan aliran produk, penentuan
kebutuhan mesin, penentuan material handling dan kebutuhan luas pabrik,
penentuan ongkos material handling dan penentuan aliran proses
menggunakan Multi Production Process Chart (MPPC), From to Chart
(FTC) dan skala prioritas.
Penentuan lokasi pabrik menjadi bagian yang penting dalam perancangan
tata letak dan fasilitas. Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif
bagi keberlangsungan perusahaan. Penentuan aliran produk perlu dilakukan,
penentuan aliran produk dapat dilakukan dengan pembuatan struktur produk,
peta proses operasi dan diagram proses. Melalui penentuan aliran produk dapat
diketahui dirancang tata letak yang baik untuk membangun sistem produksi
yang efektif dan efisien. Selain itu perencanaan mengenai penentuan

kebutuhan mesin dan material handling dilakukan untuk mengetahui jumlah


mesin yang dibutuhkan untuk produksi dalam rangka memenuhi demand
sehingga mendapatkan tata letak pabrik yang ideal yang dapat menunjang

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
proses produksi menjadi efektif dan efisien. Perencanaan kebutuhan mesin
dan material handling selanjutnya berkaitan dengan penentuan kebutuhan
luas lantai produksi sehingga dapat ditentukan luas pabrik yang harus
dibangun. Dengan demikian diharapkan dapat ditentukan tata letak pabrik
yang dapat membangun proses produksi yang efektif dan efisien. Untuk
menciptakan proses produksi yang efisien maka perlu digunakan material
handling yang efisien. Berdasarkan pendapat ahli dikatakan bahwa 20-50%
dari total biaya produksi berasal dari ongkos material handling (OMH) dan
tata letak. Melalui desain tata letak dan penggunaan material handling yang
efisien maka akan meningkatkan kapasitas dan mengurangi biaya produksi
serta bottleneck pada proses produksi. Selanjutnya penting dilakukan
analisis aliran proses dengan menggunakan MMPC untuk mengetahui
efisiensi lintasan dan FTC untuk merencanakan penempatan lokasi yang
paling menguntungkan. Selain itu analisis aliran proses juga dilakukan
dengan penentuan skala prioritas untuk dapat mengetahui departemendepartemen mana sajakah yang perlu diletakkan berdekatan atau departemen
mana saja yang dapat diletakkan berjauhan dengan tujuan dapat meminimasi
ongkos material handling yang diperlukan.
Berdasarkan hal tersebut maka penentuan lokasi pabrik, penentuan aliran
produk, penentuan kebutuhan mesin, penentuan material handling dan
kebutuhan luas pabrik, penentuan ongkos material handling dan analisis
aliran proses menggunakan (Multi Production Process Chart) MPPC, FTC
dan skala prioritas penting dilakukan pada perusahaan yang ingin didirikan
agar diperoleh tata letak dan fasilitas yang tepat sehingga tercipta proses

produksi menjadi lebih efektif, efisien dan menguntungkan perusahaan.

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
I.2

Rumusan Masalah
Bagaimana penentuan lokasi fasilitas yang tepat bagi perusahaan
dengan menggunakan metode kuantitaif dan kualitatif ?
Bagaimana membuat struktur produk, peta operasi dan precedence
diagram yang akan dijadikan acuan dalam aliran proses pada kegiatan
produksi ?

I.3

Bagaimana menentukan kebutuhan mesin ?


Bagaimana menentukan material handling yang tepat ?
Bagaimana menentukan biaya material handling ?
Bagaimana menentukan aliran proses yang efisien ?
Bagaimana merancang tata letak dan fasilitas pabrik yang tepat ?

Tujuan
Mengetahui penentuan lokasi pabrik yang tepat dengan menggunakan

metode kualitatif dan kuantitatif


Memahami aliran proses yang terjadi dalam pembuatan produk
Mengetahui kebutuhan mesin yang tepat untuk proses produksi
Mengetahui material handling yang tepat
Mengetahui biaya material handling yang harus dikeluarkan agar

proses produksi berlangsung efisien


Mengetahui aliran proses yang efisien dengan analisis aliran proses
menggunakan MPPC, FTC, dan skala prioritas
Mengetahui tata letak fasilitas pabrik yang tepat sehingga proses
produksi berlangsung efektif dan efisien.

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Ongkos Material Handling


Material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan
(handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan
(storing) sekaligus pengendalian (controlling) dari bahan atau material dengan
segala bentuknya. (Wignjosoebroto , 2003). Ongkos material handling (OMH)
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi material, mulai dari
bahan baku, bahan setengah jadi, sampai bahan jadi. Besarnya ongkos material
handling (OMH) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
Jenis alat angkut
Jenis alat angkut ini ditentukan oleh beban yang dibawa. Untuk efisiensi,
selama dapat ditangani oleh manusia maka material dapat diangkut oleh
manusia. Apabila material yang diangkut melebihi beban yang dapat
diangkut oleh manusia maka dapat digunakan alat bantu. Namun, perlu
diperhatikan bahwa biaya penggunaan alat bantu lebih mahal daripada biaya
tenaga manusia

Berat benda yang dipindahkan


Berat material yang harus dipindahkan akan menentukan penggunaan suatu
jenis alat angkut. Semakin berat beban, alat yang digunakan semakin besar
daya angkutnya dan tentunya akan mempunyai ongkos yang lebih besar
pula.
Jarak perpindahan
Jika sudah mengetahui alat angkut apa yang harus digunakan maka faktor
berikutnya yang berpengaruh adalah jarak perpindahan. Semakin jauh jarak
yang digunakan maka ongkos yang dibutuhkan akan semakin besar.
Salah satu cara untuk menekan atau mereduksi biaya produksi adalah dengan
mereduksi ongkos material handling. Besar kecilnya ongkos material handling
berhubungan erat dengan tata letak fasilitas pabrik. Tata letak fasilitas pabrik
yang tidak memperhatikan aliran proses produksi dan penempatan mesin-mesin
produksi menyebabkan biaya material handling menjadi besar dan hal ini akan
berpengaruh signifikan terhadap besarnya biaya produksi. Menurut Tompkins
dan White (2000), 20-50% dari total biaya operasi manufaktur berasal dari

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
ongkos material handling (OMH) dan ongkos yang berhubungan dengan tata
letak. Jika penggunaan material handling efisien maka secara tidak langsung
akan menyebabkan peningkatan kapasitas serta pengurangan biaya produksi
dan bottleneck pada proses produksi. Terdapat beberapa cara untuk meminimasi
biaya material handling antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi idle time.
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan untuk mendapatkan satuan muatan
yang tinggi.
3. Meminimumkan perpindahan dan gerakan bolak-balik material handling
untuk mengurangi biaya operasi.
4. Mengatur jarak antar fasilitas sedekat mungkin agar perpindahan material
menjadi lebih optimal.
5. Menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan material
dan menggunakan muatan satuan yang sesuai.
6. Melakukan perawatan pada peralatan untuk mencegah perbaikan yang
memerlukan biaya besar.
Berikut merupakan rumus yang digunaka dalam perhitungan
biaya material handling :

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

BAB III
III.5

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Penentuan Ongkos Material Handling


III.5.1

Analisis Ongkos Material Handling Rancangan

Ongkos material handling di atas merupakan ongkos material


handling rancangan yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi per
hari dengan menggunakan Material Handling Equipment yaitu
Belt Conveyor. Untuk menghitung ongkos total material handling
terlebih dahulu dilakukan perhitungan biaya untuk material
handling yang dikeluarkan. Adapun biaya material handling
tersebut dipengaruhi oleh besar depresiasi belt conveyor yang
digunakan untuk proses produksi safety boots, biaya perawatan
belt conveyor yang dapat ditentukan melalui biaya penggantian
belt pada conveyor, biaya listrik selama conveyor dioperasikan
dengan berdasarkan tarif dasar listrik untuk industri yaitu Rp
1040/kwh dengan besar daya listrik yang digunakan untuk
conveyor yaitu sebesar 12 kwh. Selain itu biaya material handling
tentunya dipengaruhi oleh biaya operator yang mengoperasikan
material handling tersebut. Setelah biaya material handling
ditentukan maka dapat dilakukan perhitungan ongkos material

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
handling yang dipengaruhi oleh jarak perpindahan material,
frekuensi angkut

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
yang dilakukan material dan biaya material handling yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga didapatkan total ongkos
material handling menggunakan belt conveyor yaitu sebesar Rp 292.733
III.5.2

Analisis Perbandingan Material Handling Rancangan dan Usulan

Material Handling Equipment rancangan pada kondisi eksisting sebelumnya telah ditentukan dengan mempertimbangkan
tingkat aliran produksi dan jenis layout pabrik yang digunakan. Material Handling Equipment yang sesuai dengan
pertimbangan tersebut yaitu belt conveyor. Setelah dilakukan analisis ongkos material handling dengan menggunakan belt
conveyor didapatkan bahwa ongkos material handling yang dikeluarkan cukup besar. Kemudian dilakukan analisis agar

10

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
penggunaan material handling tidak menghasilkan biaya yang besar sehingga proses produksi menjadi lebih efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka dirancang usulan mengenai Material Handling Equipment yang akan digunakan agar proses
produksi menjadi lebih efisien. Material Handling Equipment yang diusulkan adalah dengan mengandalkan kapasitas
angkut operator, trolley dengan kapasitas 2500 kg I (trolley 1) dan trolley dengan kapasitas 500 kg (trolley 2). Kemudian
disusun dua alternatif penggunaan trolley dan operator untuk dapat menemukan biaya material handling yang lebih murah.
Hasil alternatif tersebut perbandingan tersebut menunjukkan bahwa trolley dan operator digunakan sebagai Material
Handling Equipment usulan.

11

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
III.5.3

Analisis Dimensi MHE Usulan

Berdasarkan Material Handling Equipment usulan yang telah ditentukan maka ditentukan pula dimensi usulan mengenai
luas kebutuhan pabrik. Hal tersebut dikarenakan Material Handling Equipment usulan yang digunakan yaitu trolley dan
operator yang tentunya mempunyai dimensi yang berbeda sehingga kebutuhan luas akan allowance material akan berbeda
dari allowance material apabila menggunakan Material Handling Equipment belt conveyor dan akan mengakibatkan luas
kebutuhan pabrik yang berbeda pula. Karena luas kebutuhan pabrik selain dipengaruhi oleh dimensi mesin juga
mempertimbangkan allowance karyawan, allowance material dan allowance luas total kebutuhan pabrik.
III.5.4

Analisis Initial Layout Mesin MHE Usulan.

12

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

Gambar di atas merupakan layout usulan yang disusun dengan mempertimbangkan allowance untuk material berdasarkan
Material Handling Equipment usulan yaitu trolley dan operator. Untuk perhitungan allowance material dilakukan
berdasarkan pada dimensi trolley karena jika diambil dimensi operator maka jika terdapat lokasi yang harus dilalui trolley
tidak akan dapat dilewati oleh trolley. Tipe layout usulan ini juga masih menggunakan product layout dimana mesin-mesin
dan fasilitas disusun berdasarkan urut-urutan proses yang dilalui oleh raw material hingga menjadi barang jadi.

III.5.5 Analisis Ongkos Material Handling Usulan

13

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

Berdasarkan perhitungan ongkos material handling dengan menggunakan Material Handling Equipment trolley dan operator
maka didapatkan ongkos material handling yang lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan belt conveyor hal ini
dikarenakan biaya listrik yang cukup besar sebagai penyusun biaya material handling hilang jika menggunakan trolley dan
operator. Sehingga menghasilkan ongkos total material handling yang murah yaitu sebesar Rp 200.202

14

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

BAB IV

KESIMPULAN

Ongkos material handling sangat mempengaruhi biaya produksi suatu produk


sehingga diupayakan agar ongkos material handling dapat diminimasi.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis mengenai ongkos material
handling pada beberapa penggunaan Material Handling Equipment untuk
mendapatkan ongkos material handling yang paling murah sehingga proses
produksi berlangsung dengan efisien. Melalui perbandingan Material Handling
Equipment yaitu belt conveyor, trolley dan operator, didapatkan hasil bahwa
penggunaan trolley dan operator menghasilkan ongkos lebih murah jika
dibandingkan dengan penggunaan belt conveyor dengan ongkos total material
handling untuk melakukan produksi yaitu sebesar Rp 200.202

15

LABORATORIUM PFT
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alibaba.com/premium/belt_conveyor_price.html?
uptime=20130621&ptsid=1012000051967904&crea=23976031374&plac=&
netw=g&device=c&ptscode=0110202010010001
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/321233/analisis-selang-waktubiaya-optimalberdasarkan-minimasi-biaya-penggantiankomponen-mesinbelt-conveyor-for-clingkertype-707-pada-unit-finishing-mill-plant-1-2ptindocement-tunggal-prakarsa-tbk.html/
http://lelong.com

16

Você também pode gostar