Você está na página 1de 2

Problem

Butuh Obat
Obat Tidak Perlu
Obat Salah

Paparan Problem
Rekomendasi
Pasien berumur 65 tahun dan Glibenklamide dihapus dan
termasuk kategori lansia. diganti dengan glimepiride.
4. Alternatif Penyelesaian DRP
Pada pasien lansia sebaiknya
jangan menggunakan obat
antidiabetik oral yang dapat
menimbulkan
hipoglikemi
yang fatal (Meneilly, 2013;
Beers Criteria, 2012; Dipiro,
2008). Sedangkan pasien
diberi obat glibenklamide
yang dapat menyebabkan
hipoglikemik.

Dosis Terlalu Rendah


Dosis Terlalu Tinggi

Pasien

diresepkan Glibenklamid dihapus, diganti

Glibenklamid dengan dosis dengan

glimepiride.

Dosis

sehari 30 mg, sedangkan glimepiride adalah 2 mg 1x1 hari


dosis

maksimal

sehari (Gonzalez-Ortix, 2008).

penggunaan glibenklamid 20
Adverse Drug Reaction

mg (Dipiro, 2008).
Pasien memiliki TB 160 cm Glibenklamid dalam terapi pasien
dan BB 80 kg, menurut BMI dihapuskan karena memiliki efek
samping dapat meningkatkan
pasien tersebut mengalami
berat badan dan menyebabkan
kegemukan sedangkan dalam hipoglikemi yang fatal. Sehingga
hal ini pasien mendapatkan pada kasus ini, pasien diberi
terapi pengganti yaitu glimepirid
glibenklamid yang termasuk
yang memiliki efek samping
golongan
sulfonilurea. hipoglikemi
lebih
rendah.
Holstein,
Armin
Golongan
sulfonilurea (Andreas
Plaschke, Eick-Hartwig Egberts,
cenderung
meningkatkan
2001). Glimepiride juga kurang
berat badan sekitar 2 kg meningkatkan
berat
badan
(Soegondo, 2005; Nathan, apabila dibandingkan dengan
2006).
sehingga
di obat golongan sulfonilurea yang
lain (Massi-Benedetti, 2003).
khawatirkan pasien akan
mengalami

obesitas.

Glibenklamid

juga

dapat

menimbulkan

hipoglikemi

yang fatal (Meneilly, 2013;


Beers Criteria, 2012; Dipiro,
Compliance

2008).
Pasien yang berusia lansia Apoteker

harus

menanyakan

4. Alternatif Penyelesaian DRP


Apabila pasien merupakan pasien yang baru terkena DM, maka terapi yang diberikan
menurut guideline adalah metformin 3x500 mg/hari dan perubahan life style. Sedangkan jika
pasien merupakan pasien lama dan memiliki HbA1C 11,8% menggambarkan bahwa pasien
tersebut selama 3 bulan terakhir kontrol glukosanya buruk atau dengan kata lain pasien tersebut
tidak patuh terhadap pengobatannya. Oleh karena itu untuk mengkontrol gula darah pasien
diberikan kombinasi obat glimepiride/metformin yang dapat menurunkan HbA1C lebih baik
daripada kombinasi obat glibenclamide/metformin (Ortiz, 2008; Shimpi, 2009). Jika pasien
menginginkan hanya satu obat, maka diberikan Amaryl M yang isinya metformin dan glimepirid.
Apabila pasien mengalami keluhan kesemutan, maka pasien diberi obat tambahan yaitu
mecobalamin dengan dosis 500 mcg 3 kali sehari. Sedangkan jika pasien mengalami keluhan
pada penglihatan, maka pasien disarankan untuk mendatangi dokter mata untuk diperiksa lebih
lanjut.
Apabila pasien mempunyai riwayat hipertensi, maka pasien diberi terapi golongan ACEI/ARB yang merupakan first line untuk penyakit hipertensi dengan diabetes melitus (Sandeep,
2003).

Você também pode gostar