Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1102012259
SASARAN BELAJAR
LO.1 Anatomi Kulit
1.1 Makroskopis
1.2 Mikroskopis
Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari berat
badan total dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa. Kulit terdiri
atas lapisan epidermis yang berasal dari ektoderm permukaan dan lapisan dermis yang
berasal dari mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis kulit dapat dibedakan menjadi
kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea,
dan kelenjar keringat.
EPIDERMIS
Epidermis terdiri dari 5 lapisan dan tidak mempunyai pemubuluh darah maupun limpa
sehingga semua nutrisi dan oksigen di dapat dari pembuluh kapiler pada lapisan dermis
yang berdifusi melalui cairan jaringan serta membran basal untuk mencapai epidermis.
Sel-sel epidermis
a. Keratinosit
Sel terbanyak dengan jumlah mencapai 85%-95% pada epidermis. Berasal dari
ektoderm permukaan. Sel berbentuk gepeng ini memiliki sitoplasma yang dipenuhi oleh
skleroprotein birefringen, yakni keratin. Keratin ini mengandung sedikitnya 6 macam
polipeptida dengan berat molekul 40kDa sampai 70 kDa. Sel basal mengandung berat
molekul yang lebih rendah. Proses keratinisasi berlangsung selama 2-3 minggu yang
dimulai dari proses proliferasi, diferensiasi, kematian sel dan pengelupasan. Pada tahap
akhir diferensiasi diikuti penebalan membran sel, kehilangan inti dan organel lain di
dalam sel. Selama proses keratinisasi berlangsung enzim hidrolitik lisosom berperan
pada penghancuran organel sitoplasma.
b. Melanosit
Warna kulit ditentukan oleh berbagai faktor penting seperti kandungan melanin
dan karoten, jumlah pembuluh darah dalam dermis, dan warna darah yang mengalir di
dalamnya. Eumelanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh melanosit. Sel ini
berjumlah 7%-10% dan berasal dari neuroektoderm. Melanosit memiliki badan sel yang
bulat dengan cabang dendritik yang panjang dan tipis. Hemidesmosom mengikat
melanosit ke lamina basalis.
Melanosit paling banyak terdapat pada kulit muka dan genitalia eksterna. Jumlah
melanosit tiap individu hampir sama, hanya jumlah produksi melanin berbeda. Sintesis
melanin berlangsung di dalam melanosit dengan tirosinase berperan penting. Tirosin
mula-mula diubah menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin (dopa) dan kemudian menjadi
dopaquinon yang kemudian bertransformasi dan dikonversi menjadi melanin. Dalam
melanosit, melanin berkumpul dalam vesikel yang disebut premelanosom. Vesikel
kemudian matang menjadi melanosom yang disebarkan melalui cabang sitoplasma
melanosit ke keratinosit di sekitarnya terutama yang berada di stratum basale. Setelah
granula melanin bermigrasi di dalam juluran sitoplasma, granula melanin akan
berkumpul di daerah supranuklear sehingga inti sel terlindungi dari radiasi matahari
yang merusak. Menggelapnya kulit karena sinar uv adalah hasil proses dua tahap yakni
4. Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di tengahtengah. Sel-sel spinosum saling terikat erat melalui spina sitoplasma yang berisi filamen
dan desmosom sehingga memberi corak berduri pada permukaan sel ini. Berkas keratin
tersebut disebut tonofilamen. Filamen ini penting untuk mempertahankan kohesi antar
sel dan melawan efek abrasi. Epidermis di daerah-daerah yang terkena gesekan secara
terus menerus memiliki stratum spinosum yang tebal dengan lebih banyak tonofilamen
dan desmosom.
5. Stratum basale
Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal. Sel-sel basal ini berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri
atas dua jenis sel yaitu sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti
lonjong dan besar dan sel pembentuk melanin yang berwarna muda, inti gelap, dan
memiliki butir pigmen. Sejumlah besar desmosom saling mengikat sel-sel pada lapisan
ini pada permukaan lateral dan atas sedangkan hemidesmosom membantu mengikat sel
ini pada lamina basalis.
Epidermis manusia diperbaharui setiap 15-30 hari bergantung pada usia, bagian tubuh
dan faktor lain. Semua sel dalam stratum basale mengandung filamen keratin
intermediet. Sewaktu sel berpindah ke atas, jumlah filamen juga bertambah sehingga
mencapai setengah jumlah protein total begitu sel berada di stratum korneum.
DERMIS
Dermis berasal dari lapisan mesoderm embrional. Terdiri dari jaringan
penyambung dengan beberapa lapisan serat kolagen dan serat elatis. Epidermis
dilekatkan pada dermis melalui lamina basal dan ikatan ini diperkuat oleh adanya
tonjolan-tonjolan dermis ke epidermis yang disebut papila. Epidermis dipermukaan
tonjolan dermis ini membentuk rigi (pematang) dengan alur diantaranya. Pola rigi dan
alur ini yang terbentuk pada bulan ketiga dan keempat kehidupan janin, gambarannya
khas pada tiap individu. Gambaran khas pada telapak tangan, kaki, dan jemari ini
disebut sidik jari. Dermis bagian permukaan yang membentuk papila atau tonjolan ke
epidermis, lapisan ini disebut stratum papilare. Stratum pailare tersusun lebih longgar
ditandai oleh banyak papila dermis yang berjumlah 50-250 per mm2. Jumlah papila
terbanyak dan lebih dalam pada daerah yang menerima tekan dan gesekan paling besar
misalkan pada telapak kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel diatasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf
sensorik untuk reseptor perabaan yang disebut badan meissner.
Lapisan dermis dibawah strtum papilare disebut stratum retikulare. Lapisan ini lebih
padat, tebal dan dalam. Terdiri atas berkas-berkas kolagen kasar tersusun rapat. Rongga-
rongga diantara berkas serat terisi jaringan lemak, kelenjar keringat, dan kelenjar
sebasea serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tenpat
tertentu seperti m.arector pili yang menempel pada folikel rambut membentuk lapisan
tipis pada scrotum, prepusium, dan puting payudara. Otot ini turut berperan dalam
ekspresi fasial. Lapisan retikular dibagian yang lebih dalam menyatu dengan hipodermis
atau fasia superfisialis dibawahnya yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang banyak
mengandung jaringan lemak. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, fibrosit, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast. Pada
daerah yang berpigmen ditemukan melanosit.
Turunan Kulit
Kelenjar Sebasea
Kelenjar ini mensekresikan subtansi berminyak yang disebut sebum. Satu atau
beberapa kelenjar sebasea bermuara dan mencurahkan sekretnya ke folikel rambut
bagian atas. Kelenjar ini bertambah jumlahnya pada daerah muka, dahi, dan kulit
kepala. Sebum berperan melembabkan dan membuat kedap air rambut dan permukaan
kulit. Pada tempat peralihan kulit misalkan di daerah bibir, kelopak mata, glans penis,
labia minora dan puting payudara ditemukan kelenjar sebasea yang tak bermuara ke
folikel rambut dan mencurahkan sekretnya langsung ke permukaan tubuh. Kelenjar
sebasea merupakan contoh kelenjar holokrin karena produk sekresinya dilepaskan
bersama sisa sel mati. Sebum tidak memiliki andil dalam mencegah kehilangan air.
Rambut
Rambut merupakann bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh folikel
rambut yang merupakan pertumbuhan epitel permukaan kedalam lapisan dermis
dibawahnya. Pertumbuhan rambut berlangsung dalam bagian pangkal folikel yang
menggelembung dan disebut bulbus pili, yang terdiri atas sel-sel epitelial yang aktif
membelah dan mengitari suatu papila jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh
darah, dan saraf yang penting bagi kelangsungan hidup folikel rambut. Papila dermis
dalam bulbus pili ini disebut papila pili. Batang rambut dibentuk oleh sel folikel yang
paling dalam yang membatasi papila yang disebut sel matriks. Sel-sel folikel rambut
merupakan lanjutan dari startum basal dan spinosum epidermis kulit. Pada permulaan
perkembangan semua sel pada folikel aktif bermitosis akan tetapi seltelah folikel
terdiferensiassi sempurna hanya tinggal sel-sel matriks yang aktif bermitosis dan
menghasilkan berbagai bagian rambut yaitu, medula, korteks, dan kutikula rambut.
Pigmen melanin ditemukan terjepit diantara dan di dalam sel tersebut sehingga
mewarnai rambut. M. arector pili melekat ke sarung folikel dan berinsersi di daerah
papila dermis pada epidermis. Kontraksi ini menyebabkan rambut menegak dan
menarik ke dalam daerah tempat insersinya pada papila sehingga terjadi keadaan yang
tampak pada kulit yang merinding. Muskulus arektor pili dipersarafi oleh sistem saraf
tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian
luar tubuh. Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar
tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang
berasal dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 6,5. Lemak permukaan kulit
juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.
Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam
minyak. Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan
kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi tersebut
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum.
Eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa NaCl. Urea, asam
urat, dan ammonia. Sebum yang dihasilkan berfungsi untuk melindungi kulit karena
selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering.
Persepsi
Rangsang panas : badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Rangsang dingin : badan-badan Krause yang terletak di dermis.
Rangsang rabaan : badan taktil Meissner di papilla dermis dan badan Merkel Ranvier di
epidermis.
Rangsang tekan : badan Paccini di epidermis.
Pengaturan suhu tubuh
Termoregulasi kulit dilakukan dengan mengeluarkan keringat dan mengerutkan
pembuluh darah kulit.
Pembentukan pigmen
Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah
serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Pajanan
sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis
melalui tangan-tangan dendrite, sedangkan pada dermis melalui sel melanofag. Warna
kulit juga dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain
akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilangdan
keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama
kira-kira 14-21 hari dan member perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
Pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari.
Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi
sebagai alat untuk menentukan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan
dapat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan
diutarakan oleh kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot
kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit
sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah
kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan
bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan
kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.
LO.3 Memahami dan menjelaskan Infeksi Jamur
3.1 Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis ".
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik
kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisanlapisan kulit mulai dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.
3.2 Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu
genus: Mikrosporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Dari 41 spesies dermafito
yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1
spesies Epidermafiton.
Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada gambaran lesi dan lokasi. Selain sifat
keratinofilik ini, setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu.
Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan kadang-kadang
menyerang manusia. Misalnya : Microsporum canis dan Trichophyton verucosum.
Dermatofita yang geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan
radang yang moderat pada manusia, misalnya Mikrosporon gipsium.
3.3 Klasifikasi
TINEA KAPITIS
(Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui
binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
1. Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papula merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan
membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan
tidak mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga
menimbulkan alopesia setempat.
Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flouresensi kekuning-kuningan pada rambut
yang sakit melalui batas "Grey pacth" tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies
Microsporum dan Trichophyton.
2. Black dot ring worm
Terutama disebabkan oleh T. tonsurans, T. violaseum, mentagrofites. infeksi jamur
terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan
rambut putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titiktitik hitam diatas permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai
gambaran back dot". Biasanya
bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi
juga jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab
utama adalah T. tonsusurans dan T.violaseum.
3. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan
kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah
dicabut. Bila kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen
oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.
gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
4. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna
merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula),
serta memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor". Rambut di atas skutula putusputus dan mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan
jaringan parut dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton
schoenleini, T. violasum dan T. gipsum.
Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang
menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit
bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.
TINEA KORPORIS
(Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang
lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung
dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan
akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sirsiner. Pada bagian
tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papula-papula dan vesikel,
sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun
tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang
hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat terjadibersama-sama dengan Tinea
kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. M. gipseum, M.
kanis, M. audolini. penyakit ini sering menyerupai:
1. Pitiriasis rosea
2. Psoriasis vulgaris
3. Morbus hansen tipe tuberkuloid
4. Lues stadium II bentuk makulo-papular.
TINEA KRURIS
(Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit
tampak tegas dan aktif.
Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang
hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah
lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar
anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan
dapat sampai ke aksila.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, T. rubrum dan T. mentografites.
Diagnosa Banding:
1. Kandidiasis inguinalis
2. Eritrasma
3. Psoriasis vulgaris
4. Pitiriasis rosea
TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang
cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu
yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa
keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis:
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari
terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari
tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura
yang nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau
erisipelas disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk hiperkeratosis
Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung
kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura yang dalam pada bagian
lateral telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas
ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak
dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini
memecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi
infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas.
Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu
dermatofitosis yang menyerang tangan. Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T
.mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.
Tinea manus dan Tinea pedis harus dibedakan dengan:
1. Dermatitis kontak akut alergis
2. Skabiasis
3. Psoriasispustulosa
TINEA UNGUIUM
(Onikomikosis = ring worm of the nails)
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan
dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku,
Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai
dari bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan
disertai oleh subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus yang
banyak mengandung elemen jamur.
Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta
pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena
penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit. Kadangkadang penderita baru datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.
Penyebab utama adalah : T. rubrum, T. mentagrophytes
Diagnosis banding:
1. Kandidiasis kuku
2. Psoriasis yang menyerang kuku
3. Akrodermatitis persisten
TINEA BARBAE
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada 2 bentuk yaitu
superfisialis dan kerion
1)
Superfisialis
Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula kecil
selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi
yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.
2)
Kerion
Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau abses kecil
dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Tinea barbae ini didiagnosa banding dengan :
1. Sikosis barbae (folikulitis oleh karena piokokus)
2. Karbunkel
3. Mikosis dalam
TINEA IMBRIKATA
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh
Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan
skuama yang melingkar.
Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada
bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh
makula ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh
permukaan tubuh sehingga menyerupai :
1. Eritrodemia
2. Pempigus foliaseus
3. Iktiosis yang sudah menahun
3.4 Patofisiologi
CARA PENULARAN
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung melalui 3 cara
anthropofilik (penyebaran dari manusia ke manusia), zoofilik (penyebaran dari hewan
ke manusia) dan geofilik (penyebaran dari tanah, air dan udara ke manusia). Penularan
langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari
manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu
yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara
penularan tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari
beberapa faktor:
1. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilik
atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu
dengan yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh
Misalnya : Trichophyton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatophyton
floccosum paling sering menyerang lipat pada bagian dalam.
2. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih sulit untuk terserang jamur.
3. Faktor suhu dan kelembaban
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada
lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari paling
sering terserang penyakit jamur ini.
4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah, penyakit ini lebih
sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
Istilah Tinea dipakai untuk semua infeksi oleh dermatofita dengan dibubuhi tempat
bagian tubuh yang terkena infeksi, sehingga diperoleh pembagian dermatofitosis
sebagai berikut:
1. Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala clan rambut
2. Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut (globrous skin).
3. Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dapat meluas
sampai ke daerah gluteus, perot bagian bawah dan ketiak atau aksila
4. Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan tangan, terutama
telapak tangan dan kaki serta sela-sela jari.
5. Tinea Unguium : bila menyerang kuku
6. Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis.
7. Tinea Imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi gambaran klinik
yang khas.
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. Dermatofita adalah
golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai
sifat mencernakan keratin.
Derrmatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu
Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Penyebab Tinea kruris sendiri sering
kali oleh Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum,
Trichophyton mentagrophytes, dan Trichophyton verrucosum.
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik
kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisanlapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai dengan stratum basalis. Selain sifat
keratofilik masih banyak sifat yang sama di antara dermatofita, misalnya sifat faali,
taksonomis, antigenik, kebutuhan zat makanan untuk pertumbuhannya, dan penyebab
penyakit. Jamur ini mudah hidup pada medium dengan variasi pH yang luas. Jamur ini
dapat hidup sebagai saprofit tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun di dalam
berbagai organ manusia atau hewan. Pada keadaan tertentu sifat jamur dapat berubah
menjadi patogen dan menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal. Beberapa
jamur hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainnya terutama menyerang
hewan (zoofilik) walau kadang-kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan
menimbulkan lesi kulit pada manusia, keberadaan jamur tersebut sering menyebabkan
terjadinya suatu reaksi inflamasi yang hebat. Penularan biasanya terjadi karena adanya
kontak dengan debris keratin yang mengandung hifa jamur.
3.5 Manifestasi Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada manusia
bersifat akut dan sedang namun lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik
terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya.
Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan
residif , karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang
antropofilik ialah: Microsporum audoinii dan Trichophyton rubrum.
3.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Pemeriksaan mikologik dapat membantu dalam menegakan diagnosis. Pemeriksaan
dalam menentukan diagnosis infeksi dermatofitosis terdiri dari pemeriksaan langsung
sediaan basah dan biakan.
Pemeriksaan langsung
Pengambilan spesimen
Pengambilan specimen dimulakan dengan membersihkan lokasi lesi dengan
alcohol/spiritus 70%. Untuk pengambilan specimen pada kulit tidak berambut (kulit
glabrosa) pengerokan dilakukan dari bagian tepi lesi sampai ke bagian sedikit di luar
kelainan sisik kulit menggunakan skapel tumpul steril. Untuk pengambilan spesimen di
kulit berambut, rambut pada kulit yang mengalami kelainan dicabut dan kulit di bagian
itu dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit dan pus. Dalam pengambilan specimen di
kuku, spesimen diambil dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalamdalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku dan bahan di bawah kuku diambil.
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dimulai dengan penyediaan slide, bahan diletakan di atas
gelas alas kemudian di tambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk
sediaan rambut adalah 10%, untuk kulit 20% dan untuk kuku 30%. Setelah sediaan
dicampurkan dengan larutan KOH, sediaan ditunggu 15-20 menit untuk melarutkan
jaringan. Untuk mempercepatkan proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan
basah dia atas api kecil sehingga berlaku penguapan. Untuk melihat elemen jamur
ditambahkan zat pewarna pada sediaan KOH, tinta parker blue-black. Elemen jamur
dapat diperhatikan di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x dan 400x.
Pada sediaan kuku dan kulit dapat dilihat hifa sebagai garis sejajar terbahagi oleh sekat
lengkap dan bercabang. Terlihat juga spora berderet (artrospora).Pada sediaan rambut
terlihat spora kecil (mikrospora) dan spora besar (makrospora). Spora yang kelihatan
bisa tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut (endotriks). Kadangkadang dapat terlihat hifa pada sediaan rambut.
intertrigo atau daerah antara jari-jari sesudah mandi harus dikeringkan betul dan diberi
bedak pengering atau bedak anti jamur.
2.) Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
3.) Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun yang
menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan sintetis.
4.) Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air panas.
3.9 Prognosis
Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab
penyakitnya disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakit.
Apabila faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya
penyakit ini dapat hilang sempurna.
3.1o. Koplikasi
Pada penderita Tinea kruris dapat terjadi komplikasi infeksi sekunder oleh organisme
candida atau bakteri. Pemberian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi
jamur sehingga menyebabkan penyakit menyebar.
LO.4 Memahami dan menjelaskan bercak merah di selangkangan (Tinea Cruris)
TINEA KRURIS
Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan
teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur
dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea kruris sendiri merupakan penyakit
kulit yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural (selangkangan), sekitar anus,
bokong dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Tinea Cruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar anus. Kelainan
ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang
berlangsun seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada daerahgenito-krural saja atau
bahkan meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah atau
bagian tubuh yang lain. Tinea cruris mempunyai nama lain eczema marginatum, jockey
itch, ringworm of the groin, dhobie itch (Rasad, Asri, Prof.Dr. 2005)
ETIOLOGI
Penyebab utama dari tinea cruris Trichopyhton rubrum (90%) danEpidermophython
fluccosum Trichophyton mentagrophytes (4%), Trichopyhton tonsurans (6%) (Boel,
Trelia.Drg. M.Kes.2003)
Pria lebih sering terkena daripada wanita. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha
menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang akan memudahkan infeksi.
Tinea kruris biasanya timbul akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain. Penularan
juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak
langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar mandi,
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah sering ditemukan
daripada golongan ekonomi yang baik
e. Faktor umur dan jenis kelamin
V. MANIFESTASI KLINIS
a. Anamnesis
Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas
ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan
abdomen bagian bawah. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat.
Riwayat pasien sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien berada
pada tempat yang beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian
dengan orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes mellitus. Penyakit ini dapat
menyerang pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko
terkena dermatophytosis.
b. Pemeriksaan Fisik
Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula
eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika
kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi
dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan
gambaran likenifikasi.
Manifestasi tinea cruris :
1.
Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha,
dan proksimal dari abdomen bawah dan pubis
2.
Daerah bersisik
3.
Pada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif
4.
Pada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan
disertai likenifikasi
5.
Area sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus yang
tersebar dan sedikit skuama
6.
Penis dan skrotum jarang atau tidak terkena
7.
Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi mungkin
muncul karena garukan
8.
Infeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal sehingga
tampak kulit eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin terdapat pustula folikuler
9.
Hampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan tinea pedis.
PENATALAKSANAAN
Pada infeksi tinea cruris tanpa komplikasi biasanya dapat dipakai anti jamur topikal saja
dari golongan imidazole dan allynamin yang tersedia dalam beberapa formulasi.
Semuanya memberikan keberhasilan terapi yang tinggi 70-100% dan jarang ditemukan
efek samping. Obat ini digunakan pagi dan sore hari kira-kira 2-4 minggu. Terapi
dioleskan sampai 3 cm diluar batas lesi, dan diteruskan sekurang-kurangnya 2 minggu
setelah lesi menyembuh. Terapi sistemik dapat diberikan jika terdapat kegagalan dengan
terapi topikal, intoleransi dengan terapi topikal. Sebelum memilih obat sistemik
hendaknya cek terlebih dahulu interaksi obat-obatan tersebut. Diperlukan juga
monitoring terhadap fungsi hepar apabila terapi sistemik diberikan lebih dari 4
mingggu.
Pengobatan anti jamur untuk Tinea cruris dapat digolongkan dalam emapat golongan
yaitu: golongan azol, golongan alonamin, benzilamin dan golongan lainnya seperti
e.
Oxiconazole (Oxistat)
Mekanisme oxiconazole kerja yang bersifat broad spektrum akan menghambat sintesis
ergosterol sehingga komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati.
Pengobatan dengan oxiconazole dapat dilakukan selama 2-4 minggu. Tersedia dalam
bentk cream 1% atau bedak kocok. Penggunaan pada anak-anak 12 tahun penggunaan
sama dengan orang dewasa. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan
hipersensitivitas dan hanya digunakan untuk pemakaian luar.
f.
Sulkonazole (Exeldetm)
Sulkonazole merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas. Titik tangkapnya
yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kebocoran komponen
sel, sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Tersedia dalam bentuk cream 1% dan
solutio. Penggunaan pada anak-anak 12 tahun penggunaan sama dengan orang dewasa
(dioleskan pada daerah yang terkena selama 2-4 minggu sebanyak 4 kali sehari).
LO.5 Menjaga Kesehatan Kulit dan Menutup Aurat dalam Islam
Menjaga kulit dan menutup aurat berdasarkan ajaran Islam.
Menjaga kulit dari sinar Matahari Matahari memiliki peran utama dalam merusak
kulit. Anda perlu melindungi kulit dari matahari guna mencegah penuaan pada kulit.
Matahari sangat berpengaruh dalam membuat kulit berkerut, kering, dan membuat
warna kulit berubah; Penjarangan kulit, tekstur kulit, penipisan kulit serta penyakit kulit
yang berhubungan dengan paparan sinar matahari.
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Wanitawanita yang berpakaian namun telanjang ialah mereka yang menutup sebagian
tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan
kecantikannya.
2.
Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka
sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.
(HR. Bukhari)
ASAS AURAT
Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas pada lelaki
adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah menutup
seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.
1. Aurat Ketika Sembahyang
Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak
tangan.
2. Aurat Ketika Sendirian
Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bahagian anggota pusat dan lutut. Ini
bererti bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat antara pusat dan lutut.
3. Aurat Ketika Bersama Mahram
Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah antara pusat dan lutut.
Walau pun begitu wanita dituntut agar menutup mana-mana bahagian tubuh badan yang
boleh menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri.
Perkara ini dilakukan bagi menjaga adab dan tatsusila wanita terutana dalam menjaga
kehormatan agar perkara-perkara sumbang yang tidak diingini tidak akan berlaku.
Syarak telah menggariskan golongan yang dianggap sebagai mahram kepada seseorang
wanita iaitu :
1.Suami
2.Ayah mertua
3.Anak-anak lelaki termasuk cucu sama ada dari anak lelaki atau perempuan
4. Saudara lelaki kandung atau seibu atau sebapak
5. Anak saudara lelaki karena mereka ini tidak boleh dinikahi selama-lamanya
Berwudhu
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang
menyucikan/membersihkan diri. (Al-Baqarah : 222)
Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan konsekusensi dari
pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci/bersih supaya Ia berpeluang
mendekat kepada Allah SWT.
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian
kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu
sering juga dipakai kata bersuci sebagai padanan kata membersihkan/melakukan
kebersihan.
Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus
dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa,
bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana
kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhlu, tayamum, mandi (ghusl),
pembersihan gigi (siwak).
Adanya kewajiban shalat 5 waktu sehari merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan
badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang
terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhlu. Demikian juga ibadah tersebut
baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya memang bersih. Jadi
jaminan kebersihan diri, pakaian dan lingkungan mereka yang melaksanakannya.
Disinilah letaknya ibadah itu ikut berperan membina kesehatan jasmani selain tentunya
peran utamanya membina kesehatan jiwa/rohani manusia.