Você está na página 1de 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Lailul asmi pulungan (7110030101)


Agus syahputra (7110030070)
DONI WANDRIANTO (7110030076)
NANDA SYAHPUTRA (7110030003)
Hikmah rizkiani (7110030078)
Sri lestari (7110030027)

Universitas islam sumatera utara


Medan
2011

ANALISIS RASIO
Pengertian Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis
laporan financial. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat menintrepretasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari:

Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial perusahaan pada suatu saat.

Income statement atau rugi-laba yang merupakan laporan operasi perusahaan selama
periode tertentu.

Tujuan Analisis Rasio


Tujuan dari analisis rasio adalah membantu manajer finansial memahami apa yang
perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas
berasal dari financial statement.

Kegunaan Analisis Rasio


Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan
melainkan juga dari pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditur yang akan
menanamkan modal mereka dalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli
saham perusahaan yang go public.
Bagi manajer financial, dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan memperoleh
suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang
finansial, sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang penting bagi kepentingan ada
perusahaan untuk masa yang akan datang.
Sedangkan bagi investor, atau calon pembeli saham merupakan bahan pertimbangan apakah
menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

Bentuk-Bentuk Analisis Rasio Keuangan


Menurut J.Fred Wetson, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Jenis-jenis Rasio Likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan yaitu:
a.

Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Current Ratio =

b.

Current Assets
Current Liabilities

Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio ini juga disebut Rasio Cepat, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(Inventory).

Quick Ratio =

Current AssetsInventory
Current Liabilities

Atau

Quick Ratio=

c.

Cash+ Bank + Effect + Receivables


Current Liabilities

Rasio Kas (Cash Ratio)

Disamping kedua rasio yang sudah dibahas diatas, terkadang perusahaan juga ingin
mengukur seberapa besar uang yang benar benar siap untuk digunakan untuk
membayar utangnya. Artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk
menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar.

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas
yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari
tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan
bank (yang dapat

ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan

kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka


pendeknya.

Cash Ratio=

CashCash Equivalent
Current Liabilities

Atau
Cash Ratio=

d.

Cash+ Bank
Current Liabilities

Ratio Perputaran Kas

Menurut James O. Gill ,rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja

perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai

penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk
membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Hasil
perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut:
1. Apabila rasio tagihan perputaran

kas tinggi, ini berarti ketidak mampuan

perusahaan dalam membayar tagihan.


2. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah dapat diartikan kas yang tertanam
pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus
bekerja keras dengan kas lebih sedikit.

Rasio Perputaran Kas=

Penjualan Bersih
Modal Kerja Ber sih

e. Inventory To Net Working Capital


Rasio

ini

merupakan

rasio

yang

digunakan

untuk

mengukur

atau

membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja

perusahaan. Modal kerjatersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar


dengan utang lancar.
Inventory Net Working Capital=

Inventory
Current AssetsCurrent Liabilities

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)


Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luar dikatakan bahwa rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan (dilikuidasi).
Jenis-jenis Rasio Solvabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan yaitu:
a. Total Uang Dibandingkan Dengan Total Aktiva (Total Debt to Assets Ratio)
Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang
semakin banyak. Maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin
kecil perusahaan dibiayai utang.

Total Debt Assets Ratio=

Total Debt
Total Assets

b. Total Uang Dibandingkan Dengan Rasio Utang (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan manila utang dengan ekuitas. Rasio ini
dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang

disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk pinjaman utang.

Total Dept Equity Ratio=

Current Liabilities+ Lo ng Term Dept


Equity atau Modal Sendiri

c. Jumlah Kali Perolehan Bunga (Times Interest Erned Ratio)


Rasio ini merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini
untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini juga diartikan sebagai alat ukur
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat bunga
pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari
kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah semakin rendah pula
kemampuan perusahaanuntuk membayar bunga dan biaya lainnya.

Interest Earned Ratio=

EBIT + Interest Change


Interest Chang e

d. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)
Rasio ini merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

LongTerm Debt Equity Ratio=

Long Term Debt


X 100
Equity

e. Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)


Rasio ini merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Ratio. Hanya saja
perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang
jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).
Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka
panjang.

Charge Coverage=

EBIT + Interest Change+ Lease


Interest Change+ Lease

f. Lingkup Arus Kas (Cash Flow Charge)

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas adalah rasio yang mrngukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
atau memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
a. Perputaran Piutang (Receivables Turn Over)
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode.

Receivables

Turn Net Credits Sales


Average Receivable

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)


Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang di tanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Rasio ini
juga dapat menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan di ganti dalam satu
tahun.
Semakin tinggi rasio ini maka hal ini menunjukkan perusahaan bekerja semakin
efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian juga sebaliknya, maka
perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang
persediaan yang menumpuk, hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat
pengembalian yang rendah.

Inventory

Turn Cost of Good Sold


Average Inventory
Atau

Inventory

Turn
Sales
Average Inventory

c. Rata-Rata Jangka Waktu Penagihan/Perputaran Piutang (Average Collection Period)

Average Collection Period=

Average Receivable x 360


Net Credit Sales

d. Rata Rata Hari Persediaan/perputaran Persediaan (Average Days Inventory)

A verage Days Inventory =

Average Inventory x 360


Cost of Goods Sold

e. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)


Merupakan rasio yang digunakan untuk untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Dengan kata lain rasio ini
untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap
sepenuhnya atau belum.

Assets

Turn Net Sales


Assets

f. Perputaran Modal Kerja


Rasio ini merupakan salah satu rasio yang mengukur atau menilai keefektifan modal
kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja
berputar dalam satu periode.
Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan perusahaan sedang kelebihan
modal kerja. Sebaliknya perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan perputaran
piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.

Working Capital TurnOver=

SalesCost of Goods Sold


Sales

g. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)


Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
tiap rupiah aktiva.

Total Assets

Turn Net Sales


Total Assets

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen seatu
perusahaan.
a. Margin Laba Penjualan (Profit Margin On Sales)
Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan.
Margin Laba Kotor, dapat digunakan untuk menentukan Harga Pokok Penjualan.
Profit Margin On Sales=

Net Sales Cost of Good Sold


Sales

Margin Laba Bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

Net Profit Margin On Sales=

Earning After InterestTax( EAIT )


Sales

b. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment/ROI)


ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya.

EAIT

Earning After InterestTa x


ROI=

c. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) Dengan Pendekatan Du Pont


Hasil Pengembalian Investasi seperti rumus diatas dapat juga dicari dengan
menggunakan pendekatan Do Pont dengan rumus sebagai berikut :
ROI =Margin Laba Bersih X PerputaranTotal Aktiva

d. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat.

ROA=

Earning After InterestTax


Equitas

e. Hasil Pengembalian Ekuitas (ROA) Dengan Pendekatan Du Pont


Hasil Pengembalian Ekuitas seperti rumus diatas, dapat juga dicari dengan
menggunakan pendekatan Do Pont dengan rumus sebagai berikut :
ROA=Margin Laba Bersih X Perputaran Total Aktiva X Pengganda Ekuitas

f. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Commont Stock)
Rasio ini disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

Laba per Lembar Saham=

Laba Saham Biasa


SahamBiasa yang Beredar

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)


Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya.
a. Pertumbuhan Penjualan
b. Pertumbuhan Laba Bersih
c. Pertumbuhan Pendapatan Per saham
d. Pertumbuhan Dividen Per saham
6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan menajemen dalam menciptakan
nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.
a. Rasio Harga Saham Terhadap Pendapatan
b. Rasio Nilai Pasar Saham Terhadap Nilai Buku

Você também pode gostar