Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 Page[Type text]
alab dan para pengikutnya, Al-Mubarrid tetap menjalankan aktiftasnya. Bahkan dia
mampu menandingi keilmuan para ulama Kufah ini.ii
Demikianlah, kedua ahli gramatika Arab ini bertemu di Baghdad. Mahab Barah
dimotori oleh Al-Mubarrid, sedangkan mahab Kufah dimotori oleh alab. Masingmasing kelompok mempertahankan pendapatnya dan berusaha menyebarluaskan
ajarannya disertai argumentasi dengan bukti-bukti yang kuat untuk dapat menjatuhkan
kelompok lainnya. Tak heran, sering terjadi diskusi-diskusi maupun perdebatan ilmiah di
antara mereka. Perbedaan pendapat inilah yang memicu perpecahan di antara para ulama
di Baghdad. iii
B. Beberapa Pemikiran Gramatika Mahab Baghdad
Beberapa pokok pemikiran yang ditawarkan oleh mahab Bagdad ditinjau dari
pemikiran ulama mahab terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan-permasalahan yang diterima Mahab Baghdad dari Mahab Kufah:
a. Nomina madar berperilaku sebagaimana verbanya
b. Penggunaan balha untuk itin
c. Analog hukum mutan dikedepankan seperti muatn minhu, maka almuan' minhu diakhirkan menjadi badal kulli pengganti keseluruhan karena
hal itu merupakan m urda bih al-khs
d. Dibolehkannya nid al-muarraf dengan ( )dalam pemilihan tanpa
tersambung kepadanya dengan ( )atau isim isyrah nomina penunjuk
e. Peniadaan tanwin pada al-manquu al-mamnu minas arf dengan tetap
menggunakan fathah dalam posisi jar genitif.
f. Menggunakan bentuk jamak dalam adad penghitungan.
2. Kaidah-kaidah yang diterima mahab Baghdad dari mahab Barah adalah Fungsi
madar sebagaimana verbanya, seperti dalam al-Quran:
2 Page[Type text]
Kaidah-kaidah yang disimpulkan sendiri oleh mahab Baghdad:
a. Membolehkan pentarifan h l, seperti dalam syair:
1. Generasi Pertama
3 Page[Type text]
Nama aslinya adalah Abu al-Hasan Ali Bin Sulaiman Bin Al-Fadlal. Ia
berguru gramatika kepada alab, Al-Mubarrid, Al-Yazdi, Abi al-Ini, dan
lain-lain. Ia belum sampai mencapai puncak kesempurnaannya dalam
gramatika. Karya-karyanya antara lain: Syarh u Kitbi Sibawaih, Tafsr
Rislati Kitabi Sibawaih, at-Taniyah wa al-Jama, al-Muhaab f an-Nah wi,
al-Jarrd, dan al-Anw-i. Ia wafat di Baghdad pada bulan ulqadah tahun
316H pada usia kurang lebih 80 tahun.x
2. Generasi Kedua
Tokoh-tokoh pada generasi ini banyak belajar pada ulama Barah. Mereka
mendalaminya kemudian melanjutkan kajiannya kepada ulama Kufah untuk
mengetahui tempat berpijak masing-masing mahab sehingga mampu mengetahui
duduk permasalahan di antara keduanya. Linguis generasi ini berusaha memadukan
dua aliran secara merata tanpa ada ketimpangan dalam mengambil pokok pikiran.
Dengan demikian, pemikiran-pemikiran mereka lebih netral dan berada dalam
naungan mahab baru, yaitu mahab Baghdad.
Di antara ulama Bagdad generasi kedua ini adalah sebagai berikut.
a. Az-Zujj ( - 316H)
Nama lengkapnya adalah Abu Ihaq Ibrahim Bin Muhammad Bin Sarr
Bin Sahl az-Zujj. Dia dijuluki az-Zujj karena di masa kecilnya ia suka
bermain kaca. Belajar gramatika kepada alab kemudian melanjutkan kepada
al-Mubarrid. Karya tulisnya dalam bidang gramatika tertuang dalam beberapa
buku, yaitu: Faaltu wa Afaltu, M Yanarif wa M L Yanarif, Syarh u
Abyti Sibawaih, an-Nawdir. Az-Zujj meninggal dunia di Baghdad pada
tahun 316H pada usia 80 tahun.
b. Ibn As-Sirj (.-316H)
Abu Bakar Muhammad Bin Sarr Bin Sahl As-Sirj. Nama as-Sirj
dikaitkan dengan keahlian membuat pelana kuda. Pengetahuannya tentang
7 Page[Type text]
d. Mubramn ( - 345H)
Abu Bakar Muhammad Bin Ali Bin Ismail al-Askariy. Ia belajar
gramatika kepada al-Mubarrid, lalu kepada az-Zujj. Setelah ia mahir dan
menguasai gramatika, banyak yang berguru kepadanya, di antaranya adalah
Al-Frisi dan as-Sirf.
8 Page[Type text]
12 Page[Type text]
13 Page[Type text]
14 Page[Type text]
15 Page[Type text]
17 Page[Type text]
Ketika khalifah Al-mahdi mangkat dan digantikan dengan anaknya Harun Al-Rasyid, i
Al-Kisiy diangkat menjadi guru bagi kedua putra khalifah, Al-Amin dan Al-Makmun.
Karena telah memasuki usia lanjut dan tubuhnya sering sakit-sakitan, maka tugas AlKisiy sebagai guru kedua putra khalifah pun digantikan oleh salah seorang
sahabatnya, Ali Bin Al-Mubarak Al-Amar. Demikianlah, Al-Kisiy
mampu
mengokohkan gramatika
mahab Kufah di kota Baghdad. Beliau beruntung
mendapatkan posisi sebagai menteri pada masa kekhalifahan Harun Al-Rasyid. Posisi
ini semakin mengukuhkan beliau dalam menguasai diskusi dan dialog pada forumforum diskusi keilmuan di Baghdad, sebagaimana yang terjadi dalam diskusi Al-Kisiy
dan imam Barah Sibawaih, yang dikenal dengan diskusi Masalah Al-Zunburiyah.
Setelah Al-Kisiy dan al-Amar, Yaya Bin Ziyad Al-Farra pun pergi ke Baghdad.
Beliau diundang sebagai guru putra khalifah Al-Makmun. Di sana dia mendapatkan
penyambutan dan penghormatan yang besar. Para khalifah di Baghdad sangat
menghormati para ulama. Di sini pemerintah berusaha merangkul para ulama untuk
mengubah paradigma rakyat Baghdad pada umumnya yang pada saat itu rakyat
Baghdad lebih menyukai hal-hal yang bersifat konyol, mendengarkan kisah-kisah aneh
dan lelucon, mengabaikan hal-hal prinsipiil dalam ilmu maupun agama, dan lebih
mempertahankan hal-hal furu cabang daripada yang uul pokok. Misi utama
pemerintah adalah menjadikan Baghdad sebagai kota ilmu, untuk mengukuhkan
negara dan menguatkan pemerintahan. Pemerintah melihat para ulama Kufah sejalan
.dengan misi ini dan terbukti para ulama Kufah mampu mempengaruhi Baghdad
Pertentangan tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak awal bertemunya Sibaweih ii
.dengan Kisiy yang dikenal dengan peristiwa az-zunburiyah
iii
Keadaan ini berlangsung hingga pertengahan abad ke-3H. Terlepas dari semua itu,
kita menghormati mereka semua, karena ulama adalah pewaris para nabi. Yang terpenting bagi
kita adalah mengambil manfaat dari keilmuan mereka, pendapat-pendapat positifnya, dan
bukan memperkeruh keadaan dengan membuat perdebatan itu menjadi perseteruan.
Dalam ilmu arf: Kitab At-Tarf. Dalam ilmu al-Quran: al-Burhn, Mani al-Qurn,
kitab al-Qirat, al-Waqf wa al-Ibtid. Dalam ilmu adi: Gharbul adi dan Haqiq.
.Dalam ilmu sastra: Ghalu adabil ktib, dan Mabh al-kitb
alah Rawway, hlm: 449 vii
viii Diriwayatkan dari Ibn Hayan al-Andalusy bahwa yang diberi sebutan seperti siqhah
(bentuk) ini di antara tokoh gramatika ada enam orang saja yaitu: Sibawaih, Nufuwaih,
Nuzruwaih, Bin Duruuwaih, Bin Khaluwaih, dan Bin Syahuwaih.
Al-Anbr adalah sebuah daerah lama di sekitar sungai Eufrat. Jaraknya dengan xx
Baghdad sekitar 10 Mil. Dinamakan al-Anbr karena dahulu seorang Kisra pernah
menjadikan daerah ini sebagai gudang atau lumbung benih padi. Dari asal katanya
sendiri, anbar merupakan bentuk jamak dari nibr yang artinya adalah tempat
.penyimpanan benih tanaman
Akbara ialah sebuah daerah kecil di tepi sungai Dajlah. Di sebelah utara Baghdad xxi
.sekitar 10 mil. Dari daerah ini banyak muncul ulama-ulama masyhur