Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
Disusun Oleh:
Chafidhoh
NIM. K 2306020
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh:
Chafidhoh
NIM K2306020
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Chafidhoh. PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
STUDENT
TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI
INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF
SISWA Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
ada tidaknya : (1) perbedaan pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Jigsaw II; (2) perbedaan
pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori rendah; (3)
interaksi antara pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dan Jigsaw II dengan interaksi sosial siswa
terhadap kemampuan kognitif siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan disain faktorial 2 x 2. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X
Madrasah Aliyah Al-Mukmin Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010. Pengambilan
sampel diambil secara acak (cluster random sampling) sehingga didapat 2 kelas,
kelas XC terdiri dari 31 siswa dengan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD sebagai kelompok eksperimen dan kelas XD terdiri dari 33 siswa dengan
perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sebagai kelompok kontrol.
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan teknik observasi, tes
dan angket. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalan dengan isi sel tak
sama, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut anava yaitu komparasi ganda
metode Scheffe.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkian bahwa (1) ada perbedaan
pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa { (FA = 4,315) > (F0.05;1,60 = 4.00)},
dan dari hasil uji lanjut anava didapatkan bahwa perbedaan pengaruh antara
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II terhadap
kemampuan kognitif siswa tidak signifikan {( FA =3.693) < ( Ftabel = 4.00)}, (2)
commit to user
ada perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterapkan dalam pembelajaran Fisika. Kedua tipe pembelajaran ini hampir sama
baiknya jika digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk materi Listrik Dinamis
di SMA. Selain itu, implikasi dari hasil penelitian ini adalah interaksi sosial siswa
yang tinggi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu, interaksi sosial siswa perlu ditingkatkan agar diperoleh
kemampuan kognitif yang optimal.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Chafidhoh. THE INFLUENCE OF PHYSICS LEARNING WITH
COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAMS-ACHIVEMENT
DIVISIONS (STAD) AND JIGSAW II REVIEWED FROM STUDENTS
SOCIAL INTERACTION TOWARD STUDENTS COGNITIVE ABILITY.
Thesis. Surakarta: Education and Teacher Training Faculty. Sebelas Maret
University. February 2011
The purpose of this research is to find out whether there are : (1) the
difference of the influence between cooperative learning model Student TeamsAchievement Divisions (STAD) type and jigsaw II type; (2) the difference of the
influence of high and low category of students social interaction; (3) the
interaction between the influence of Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) and jigsaw II, the type of cooperative learning, and students social
interaction toward students cognitive ability; on the subject of Dynamic
Electricity.
The method used in this research is experiment 2 x 2 factorial design. The
population of this research was first year students (X class) of Madrasah Aliyah
Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo at the 2009/2010 academic years. This research use
cluster random sampling technique and found two classes, XC class which
consists of 31 students with cooperative learning type STAD as experiment group
and XD class which consists of 33 students with cooperative learning type jigsaw
II as control group. The techniques of collecting data of this research were the
documentation, testing, and questionnaire. The techniques of data analysis are use
two way analysis of variation with different cell then proceed with Scheffes
double comparison method.
Based on this research, it can be concluded (1) there is difference of the
influence between cooperative learning model of Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) type and jigsaw II type toward students cognitive ability
({ (FA = 4,315) > (F0.05;1,60 = 4.00)}, and from Scheffes method was obtained that
the difference is not significant {( FA =3.693) < ( F
table
difference of influence between the high and low category of students social
commit to user
interaction toward students cognitive ability {( FB = 4,624) > (F0.05;1,60 = 4.00)},
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
and from Scheffes method is obtained that the difference is significant {(FB
=4.233) > (F
table
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman
Allah).
(QS. Al Baqarah : 269)
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai
(dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8 )
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
dan
Ibu
tercinta
yang
selalu
dan
adikku
yang
selalu
memberiku semangat.
Teman-temanku di Karimah yang selalu
mendoakan dan memberiku dukungan
commit
to user P. Fisika angkatan 2006
Teman-teman
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya , penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP
UNS.
2. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika
Jurusan P. MIPA FKIP UNS dan juga pembimbing I atas curahan pikiran,
tenaga, waktu, dan ketulusan bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
3. Bapak Drs. Edy Wiyono, M.Pd. Selaku Pembimbing Akademik atas bantuan
dan bimbingannya.
4. Bapak Dwi Teguh Raharjo, S.Si, M.Si selaku pembimbing II atas curahan
pikiran, tenaga, waktu, dan ketulusan bimbingannya dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
5. Ustadz Muchson, S.Ag Selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Mukmin
Ngruki Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian.
6. Bapak Suryanto, S.Pd selaku guru Fisika MA Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo.
7. Siswa kelas XC dan XD MA Al-Mukmin tahun ajaran 2009-2010 atas
kerjasamanya.
8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Namun demikian penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Februari 2011
commit to user
xi
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Teori Belajar
2. Pembelajaran Fisika
11
14
(STAD)
B.
18
6. Interaksi Sosial
21
25
27
36
C. Kerangka Berpikir
36
D. Perumusan Hipotesis
39
40
1. Tempat Penelitian
40
2. Waktu Penelitian
commit to user
40
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Metode Penelitian
40
41
1. Populasi
41
2. Sampel
41
D. Variabel Penelitian
42
1. Variabel Bebas
42
2. Variabel Terikat
43
E.
44
F.
Instrumen Penelitian
44
45
a. Validitas
45
b. Reliabilitas
46
c. Taraf Kesukaran
47
d. Daya Pembeda
47
48
a.
Validitas
49
b.
Reliabilitas
49
50
50
a. Uji Normalitas
50
b. Uji Homogenitas
51
2. Uji Hipotesis
52
52
56
58
58
60
62
1. Uji Normalitas
62
63
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
1.
63
2.
65
66
1.
66
2.
67
3.
67
E. Keterbatasan Penelitian
68
69
B. Implikasi
69
C. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
71
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai Perkembangan Individu
16
41
53
56
58
Eksperimen
Tabel 4.2. Disribusi Frekuensi
59
Kelompok Kontrol
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Kognitif
Siswa
60
Siswa
61
62
Kelompok Eksperimen
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Kognitif
Kelompok Kontrol
63
65
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
17
Gambar 2.2.
19
Gambar 2.3.
20
Gambar 2.4.
27
Gambar 2.5.
28
29
Hambatan Kawat
Gambar 2.7.
31
Mekaniknya
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
31
31
32
33
33
34
39
Gambar 4.1.
59
Gambar 4.2.
60
Gambar 4.3.
61
Eksperimen
Gambar 4.4.
commit to user
xvi
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Jadwal Penelitian
74
2.
Rencana Pembelajaran I
75
3.
80
4.
Jawaban LDS I
87
5.
Soal Kuis I
90
6.
Tampilan Flash I
93
7.
Rencana Pembelajaran II
95
8.
100
9.
Jawaban LDS II
106
10.
Soal Kuis II
108
11.
Tampilan Flash II
111
12.
113
13.
117
14.
122
15.
124
16.
127
17.
128
18.
Sertifikat Penghargaan
133
19.
135
20.
136
21.
140
22.
141
23.
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Angket Interaksi Sosial
144
24.
147
25.
Tabel Item Soal Tes Uji Coba Kemampuan Kognitif Siswa Pokok
148
xvii
151
165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28.
166
29.
167
Listrik Dinamis
30.
170
31.
181
32.
182
186
34.
189
35.
191
36.
192
37.
193
Kelompok Kontrol
38.
195
Kelas Kontrol
39.
197
40.
198
41.
199
Kelompok Kontrol
42.
201
43.
204
44.
Tabel-Tabel Statistik
206
45.
Surat-Surat
212
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
saling
berinteraksi
dengan
baik.
Komponen-komponen
pembelajaran tersebut antara lain: guru, siswa, bahan ajar, sarana pra sarana, dll.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa memegang peranan yang
sangat penting. Guru merupakan seorang pendidik profesional yang mempunyai
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan
mengevaluasi peserta didik guna mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan
siswa merupakan seorang individu yang senantiasa belajar untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya hingga diperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
itu, interaksi yang baik antara keduanya akan memberikan hasil yang positif
terhadap tujuan pembelajaran.
Baik tidaknya hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sebagai peserta
didik, misalnya minat belajar siswa, gaya belajar siswa, motivasi berprestasi,
interaksi sosial siswa, kecerdasan, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa atau dari rangsangan pihak luar,
misalnya pendekatan / model pembelajaran.
Pendekatan dan model pembelajaran merupakan faktor eksternal yang
harus disusun dengan menyesuaikan karakteristik materi yang akan disampaikan,
sebab tidak semua model cocok untuk setiap materi pelajaran. Selain itu,
pendekatan dan model yang digunakan juga harus mampu menarik minat belajar
siswa, sehingga siswa akan merasa nyaman dalam belajar dan hasil yang
diperoleh akan memuaskan. Dengan kata lain, melalui pendekatan dan model
yang tepat, maka hasil belajar yang didapat akan maksimal.
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut
antara lain model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran terpadu, model
pembelajaran kooperatif, model pembelajaran quantum, model pembelajaran
inkuiri dan lain-lain, yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan hasil
belajar yang ingin dicapai serta materi yang akan disampaikan.
Saat ini masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang
berpusat pada guru (Teacher Centered Learning atau TCL). Penggunaan model
pembelajaran yang berpusat pada guru ini sedikit sekali melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, akibatnya siswa pasif, merasa bosan dan minat belajarnya
menjadi rendah. Apalagi dalam pelajaran Fisika yang memang sejak dulu
dianggap mata pelajaran yang sukar, siswa menjadi semakin tidak tertarik untuk
belajar Fisika. Padahal Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa sekolah menengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
(STAD),
Team-Game-Turnament
(TGT),
Team-Assisted
KOOPERATIF
TIPE
STUDENT
TEAMS-
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
C. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan permasalahan ini lebih mendalam dan
cakupannya tidak terlalu luas maka permasalahan-permasalahan yang ada dibatasi
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
D Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dan
2.
3.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
2.
3.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain :
1.
2.
Dapat dijadikan sebagai informasi masukan oleh siswa tentang cara belajar
dengan model pembelajaran yang baru dengan memanfaatkan teman satu
kelompok sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama
anggota kelompok, saling mendengarkandan saling menghargai pendapat
orang lain.
3.
4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Belajar
a. Pengertian Belajar
Setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman selama
hidupnya. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Belajar selalu berkenaan dengan perubahanperubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih
baik ataupun yang kurang baik. Hal lain yang selalu terkait dengan belajar adalah
pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam
rumusan atau definisi tentang belajar. Menurut Muhibbin Syah (2008:92) secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif . Sedangkan menurut Oemar
Hamalik (2003:154) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap
berkat latihan dan pengalaman.
Ngalim Purwanto (1990: 85) mendefinisikan Belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahanperubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
sebagai hasil belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses dimana terjadi suatu perubahan dalam diri individu
yang muncul karena pengalaman. Perubahan menyangkut semua aspek
kepribadian individu, dapat berkenaan dengan penguasaan dan penambahan
pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat dan sebagainya.
Demikian juga dengan pengalaman, berkenaan dengan segala bentuk pengalaman
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Keterampilan intelektual
2)
3)
4)
Keterampilan
motorik
seperti
keterampilan
menulis,
mengetik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
pencaharian penduduk sekitar yang dapat dijadikan sumber bahan belajar dan
sumber inspirasi bagi warga sekolah dalam menunjang proses belajar
mengajar yang baik.
4) Faktor sistem instruksional yang dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar adalah kurikulum, bahan belajar yang mempengaruhi strategi
belajar yang akan digunakan dan metode penyajian.
Dari faktor-faktor tersebut dapat juga digolongkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri siswa, misalnya bakat, minat, motivasi, sakit, letih dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan
balajar, model pembelajaran, dan lain-lain.
2. Pembelajaran Fisika
a. Hakikat Fisika
Fisika merupakan ilmu yang lahir berdasarkan fakta, hasil pemikiran
maupun hasil eksperimen yang dilakukan oleh para ahli. Fisika merupakan cabang
ilmu pengetahuan alam, sehingga karakteristik yang dimiliki oleh ilmu
pengetahuan alam berlaku pada Fisika. Fisika dalam sekala besar dibagi menjadi 2
yaitu fisika eksperimen dan fisika teori. Menurut Brockhous yang dikutip Herbert
Druxes bahwa : Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang
memungkinkan penelitian dengan pengukuran dan percobaan, pengujian secara
sistematis dan berdasarkan peraturan umum. (Herbert Druxes, 1986 ; 3 )
Menurut Brandi/Dahmen yang juga dikutip oleh Herbert Druxes bahwa :
Fisika adalah suatu uraian tertutup tentang semua kejadian Fisikalis yang
berdasarkan beberapa hukum dasar ( Herbert Druxes, 1986 : 3). Sejalan dengan
itu, Gerthsen yang dikutip oleh Herbert Druxes menyatakan bahwa Fisika adalah
suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan
berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan. Persyaratan utama
untuk pemecahan persoalan adalah dengan mengamati gejala-gejala tersebut.
(Herbert Druxes, 1986 : 3)
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa Fisika adalah
salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang berusaha menguraikan serta
commit to user
menjelaskan hukum-hukum alam dan kejadian-kejadian di alam dengan gambaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
2)
3)
4)
5)
produk ilmiah, tetapi lebih jauh bagaimana memperoleh produk ilmiah tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam pembelajaran Fisika hendaklah
commitFisika,
to usermerangsang keingintahuan siswa,
merangsang perhatian siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
prasarana yang ada serta materi pembelajaran yang akan dipelajari agar tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
b. Pembahasan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang lebih
menekankan pada kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok
sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam kelompoknya untuk memecahkan
masalah belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin
(2008: 4) Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif secara umum mempunyai karakeristik yang
membedakan dengan pembelajaran yang lain. Karakteristik tersebut adalah: (a)
Siswa belajar dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama; (b) Setiap
kelompok anggotanya berbeda-beda menurut tingkat kemampuan, jenis kelamin
dan asal suku; (c) Guru melakukan pemantauan dan memberikan bantuan jika
terjadi masalah dalam kerjasama antar anggota kelompok; (d) Adanya saling
interaksi positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi antar anggota
kelompok; (e) Adanya penghargaan kelompok.
Keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif akan tercapai jika
memenuhi lima prinsip utama yaitu :
a) Keheterogenan kelompok
b) Keterampilan bekerja sama
c) Sumbangan dari ketua kelompok
d) Ketergantungan pribadi yang positif
e) Otonomi kelompok
Dalam keheterogenan kelompok, siswa dikelompokkan berdasarkan
perbedaan-perbedaan menurut kemampuan, jenis kelamin dan asal suku. Adanya
keheterogenan kelompok ini akan membuat proses pembelajaran kooperatif dapat
berjalan lebih efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
kelompok.
Keterampilan
tersebut
dapat
berupa
keterampilan
kelompok
kemampuannya
yang
tersebut.
lebih
Ketua
dibandingkan
kelompok
dipilih
dengan
anggota
berdasarkan
lain
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Nilai Perkembangan
10
30
20
30
(2)
(3)
Good Team (Tim Baik), diberikan kepada kelompok dengan skor ratarata 15 sampai dengan 20 poin.
Proses pembelajaran dengan model STAD dapat dibuat bagan sebagai
berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Kegiatan Kelompok
Bahan ajar
Bahan ajar dapat dibuat sendiri oleh guru berupa lembar keja atau
lembar diskusi siswa (LKS/LDS) yang dilengkapi dengan kunci
jawabannya. Selain dua hal tersebut, guru juga harus mempersiapkan
kuis untuk tiap kompetensi dasar yang direncanakan untuk diajarkan.
b.
c.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Membaca
Siswa menerima topik topik ahli dan membaca bahan yang ditugaskan
commit to user
untuk mencari informasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
(2)
(3)
Laporan tim
Para ahli kembali ke tim asal mereka untuk mengajarkan topik-topik
mereka kepada teman satu tim mereka.
(4)
Kuis
Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup seluruh topik.
(5)
Penghargaan tim
Skor tim dihitung seperti pada STAD.
Proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat dibuat bagan sebagai
berikut
Membaca
Laporan Tim
Kuis
Penghargaan Tim
Gambar 2.3. Bagan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II
b. Kelebihan dan Kelemahan Tipe Pembelajaran Jigsaw II
Kelebikan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigasaw II adalah :
(1) Keaktifan setiap siswa dapat dimonitoring, sebab setiap siswa mempunyai
tanggung jawab terhadap materi yang menjadi tanggungjawabnya; (2) Jigsaw II
juga memberikan pengalaman pada siswa untuk berani berbicara dan
menyampaikan materi ataupun pendapatnya kepada teman sekelompok dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
caranya sendiri; (3) Melatih siswa bagaimana cara berkomunikasi dengan baik
dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Selain memiliki kelebihan Jigsaw II tentu saja memiliki kekurangan,
diantaranya adalah : (1) Apabila ada siswa yang kurang tepat dalam
menyampaikan materi, maka akan mempengaruhi hasil belajar kelompokkya; (2)
Membutuhkan banyak waktu; (3) Siswa yang dominan akan mendominasi dalam
kegiatan kelompok, dan siswa yang lambat akan cenderung pasif dan minder,
sedang siswa yang pandai kadang merasa bosan dengan anggota kelompok yang
lamban; (4) Guru kemungkinan akan merasa kerepotan saat mengatur jalannya
diskusi dan saat pergantian kelompok.
6. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia selain sebagai makhluk individu, juga merupakan makhluk
sosial. Hal ini berarti manusia akan selalu membutuhkan bantuan atau peranan
orang lain dalam kehidupannya, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, ia akan cenderung hidup bersama-sama atau berkelompok. Dalam
kebersamaan tersebut, tentunya mereka akan saling berkomunikasi. Proses
komunikasi inilah yang merupakan salah satu bentuk interaksi sosial.
Menurut Bonner dalam Abu Ahmadi (2002: 54) Interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua orang atau lebih sehingga kelakuan individu yang satu
akan mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain
dan sebaliknya. Menurut psikologi tingkah laku, interaksi sosial adalah interaksi
yang berisikan saling perangsangan dan pereaksian antara kedua belah pihak
individu. Sedangkan menurut Young dalam Ary H Gunawan (2001: 31) Interaksi
sosial adalah kontak timbal balik antara dua orang atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih.
Hubungan tersebut akan saling mempengaruhi individu yang satu dengan individu
yang lain sehingga terjadi suatu komunikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
nantinya akan menjalin hubungan, baik dengan guru maupun dengan sesama
siswa. Berdasarkan hal tersebut maka didapatkan pengertian bahwa interaksi
sosial siswa adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara siswa dengan
guru atau siswa dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
e.
unsur manusia, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar, dengan demikian siswa sebagai subyek pokoknya. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Sardiman A.M (2007: 2) bahwa Interaksi
belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar
di satu pihak dengan warga belajar (siswa, anak didik, peserta didik/subyek
belajar) yang sedang melaksanakan belajar di pihak lain.
Interaksi sosial dalam proses pembelajaran berkenaan dengan komunikasi
atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antar siswa dan guru atau
siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Interaksi sosial
dalam proses pembelajaran dapat terlihat pada: (1) Tanya jawab atau dialog antara
guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa; (2) Bantuan guru terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual maupun
kelompok; (3) Keberadaan guru dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator
belajar;
(4)
Adanya
kesempatan
mendapatkan
umpan
balik
secara
berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Atau dengan kata lain
adakah keterbukaan, perhatian, saling tanggap dan ketergantungan baik antara
siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lain ataukah tidak ada.
Interaksi sosial yang baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa
dalam proses pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan belajar maupun
tujuan pendidikan itu sendiri. Salah satu tujuan pendidikan adalah adanya
perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik, hingga mencapai
kepribadian yang utuh dan mandiri.
f. Ciri-ciri Interaksi sosial siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pandidikan, interaksi yang terjadi antar komponen
commit
to user
pendidikan haruslah bersifat edukatif,
secara
sadar mempunyai tujuan mendidik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
adalah 1) Proses Internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar. 2) dilakukan
secara aktif dengan segenap panca indera ikut beroperasi. Dalam hal ini
partisipasi merupakan peran aktif peserta didik dalam interaksi. Menurut Nana
Sudjana (1996: 61) keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalahh yang sejenis
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
g.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Arus elektron
Arus konvensional
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
dq
................................................................................................ (2.1)
dt
Untuk arus searah, banyak muatan listrik yang mengalir melalui penampang
kawat adalah konstan terhadap waktu, sehingga persamaan (2.1) dapat dituliskan
I
q
.................................................................................................. (2.2)
t
dt
= selang waktu
dq
V = Tegangan (V)
I = Kuat arus (A)
R = Hambatan ()
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Pembakar
Bunsen
0
dengan
= T
.................................................. .(2.5)
= - 0
(2.6)
T = T T0
.(2.7)
Keterangan:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Ro = hambatan mula-mula ()
= tetapan suhu hambat jenis (
1
)
C
L
..(2.10)
A
R = hambatan ()
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
A r 2 atau A
D2
. (2.11)
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar daripadanya dikenal
sebagai hukum I Kirchhoff.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain dari hukum kekekalan
muatan listrik seperti tampak di dalam analogi yang ada pada Gambar 2.7 berikut.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai
Imasuk = Ikeluar ................................................................................ (2.12)
Aliran keluar
Aliran masuk
R 1 b R2
Baterai
c
I
V
i
R3
V
(a)
(b)
Gambar 2.8 (a) Dua buah Lampu yang Dihubungkan Secara Seri dan
(b) Rangkaian Pengganti Peralatan Tersebut.
Berdasarkan hokum I Kirchhoff, maka kuat arus yang melalui setiap komponen
rangkaian pada Gambar 2.8 besarnya sama.
I( R1 ) I( R 2 ) I .(1.13)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
R seri R1 R 2 .....(2.16)
dan Perbandingan potensialnya adalah
Vab R 1
.........(2.17)
Vbc R 2
2) Rangkaian paralel hambatan
I1
I
I2
I3
E
Gambar 2.9. Rangkaian Hambatan Paralel
Dengan menggunakan hukum I Kirchhoff, untuk rangkaian pada Gambar 2.9
diperoleh
I = I1 + I2 ........................................................................................... (2.18)
1
V
v
1 V
V
I=
............................................... (2.19)
R1
R2
R1 R 2 R gab
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan gabungan (Rgab) beberapa
hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai
1
1
1
....................................................................... (2.20)
R gab
R1
R2
Apabila ada n buah hambatan yang dihubungkan secara paralel, hambatan
penggantinya Rgab akan memenuhi
1
1
1
1
.................................................. (2.21)
...
R gab
R1
R2
Rn
Untuk dua komponen R1 dan R2 yang disusun paralel maka hambatan pengganti,
paralel dapat dihitung lebih cepat dengan persamaan khusus:
Rgab =
R1 x R 2
perkalian
................................................ (2.22)
to2 user
penjumlahan commit
R1 R
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
I
E1r1
E2r2
E3r3
E
.........................(2.23)
rR
I
R
Kuat arus yang mengalir pada sumber tegangan identik yang dirangkai secara
paralel seperti pada Gambar 2.11 adalah :
Keterangan
E
r
R
n
atau I
nE
................................(2.24)
r nR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
R1
R2
I1
I1
I2
I2
I
R4
R3
D
Gambar 2.12. Rangkaian Jembatan Wheatstone.
Pada rangkaian Gambar 2.12 diatas jarum galvanometer peka G akan
menyimpang ke kiri atau ke kanan dari kedudukan seimbangnya ( kedudukan
setimbang ditunjukkan jarum menunjuk angka nol, angka nol berada pada tengahtengah seluruh skala).
Dengan mengatur nilai hambatan, bias membuat jembatan seimbang
(melalui galvanometer = 0). Pada keadaan ini arus yang melalui R1 dan R2 sama
besar dan arus yang melalui R3 dan R4 sama besar, sehingga
VAB VAD
.......... (2.25)
VBC VDC
........... (2.26)
Sehingga :
I 1 R1 I 2 R3
..............(2.27)
I1R 2 I2R 4
...............(2.28)
I1 R 3 R 4
sehingga
I 2 R1 R 2
R3 R4
atau R1 R 4 R 2 R 3 ..(2.29)
R1 R 2
dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada rangkaian Wheatstone yang
seimbang, hasil kali dua hambatan yang saling berhadapan sama besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
g. Energi listrik
Jika membahas tentang listrik maka tidak bisa lepas dari sumber arus.
Misalnya baterai, akumulator atau generator (PLN). Sumber arus itu sering juga
disebut sumber tegangan dan sebenarnya merupakan sumber energi. Energinya
adalah energi listrik. Energi listrik adalah energi yang mampu menggerakkan
muatanmuatan listrik pada suatu beda potensial tertentu.
Energi untuk memindahkan muatan sebesar Q dari satu titik ke titik lain
yang berbeda potensial V memenuhi hubungan berikut.
W=QV
dimana Q = I t. Dengan substitusi nilai Q ini diperoleh persamaan berikut:
W=VIt . ...........................................................................................................(2.30)
dengan : W = energi listrik yang diserap hambatan (joule)
V = beda potensial ujung-ujung hambatan (volt)
I = kuat arus yang mengalir pada hambatan (A)
t = waktu aliran (s)
dengan mensubstitusikan V = IR pada persamaan 2.30 diperoleh persamaan
berikut
W I 2 Rt
W
V 2 ........................................................................................................(2.31)
t
R
h. Daya listrik
Jika diamati data-data pada lampu, alat-alat listrik lain atau bahkan pada
meteran PLN akan didapatkan besaran yang bersatuan watt. Misalnya data lampu
100 watt/220 volt. Besaran yang bersatuan watt inilah yang dinamakan daya.
Daya listrik merupakan besarnya energi yang mengalir atau diserap alat
tiap detik. Definisi lain, daya didefinisikan sebagai laju aliran energi. Dari
definisi ini daya listrik dapat dirumuskan seperti di bawah.
P
W
............................................................................................................(2.32)
t
Jika nilai W disubstitusikan dari persamaan 2.30 pada persamaan 2.32 dapat
diperoleh hubungan berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
P VI
P I 2R
V2
R
..........................................................................................................(2.33)
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelumnya telah
dilakukan oleh Francis A Adesoji dan Tunde L Ibraheem pada tahun 2009
mengenai materi kimia kinetik. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa
STAD cooperative learning strategy had the potensial to improve students
learning outcome. Jadi, STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada tahun 2009 Keymal Doymus dan kawan-kawan melakukan
penelitian dengan membandingkan dua tipe pembelajaran kooperatif, Group
Investigation dan Jigsaw. Hasil penelitian tersebut nyatakan bahwa group
investigation cooperative teaching was found to be no more effective in term of
academic achivement than the jigsaw our study. Jadi, pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation tidaklah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
tipe Jigsaw dalam kaitannya dengan prestasi akademik siswa. Pada penelitian ini
digunakan dua tipe pembelajaran kooperatif, yaitu tipe STAD dan Jigsaw II yang
merupakan pengembangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pada penelitian ini juga digunakan interaksi sosial siswa sebagai tinjauan.
Penelitian mengenai interaksi sosial ini pernah dilakukan oleh Ela Nisriyana
khususnya pada interaksi dalam kelompok teman sebaya yang dikaitkan dengan
motivasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut menyebutkan Ada hubungan
yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan
motivasi belajar pada siswa (Ela N,2007 : 52).
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan
teori di atas dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai berikut:
Pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar yang digunakan sebagai
tolak ukur adalah tingkat prestasi
siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
dapat
membantu
siswa
memecahkan
permasalahan
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
didukung oleh tingkat interaksi sosial yang tinggi akan sangat membantu siswa
dalam meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa.
Untuk menjelaskan kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan
paradigma penelitian sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Kelompok
eksperimen
Pembelajaran
kooperatif tipe
STAD(A1)
Interaksi sosial
kategori tinggi
( B1)
Interaksi sosial
kategori rendah
(B2)
Kemampuan
kognitif
Keadaan
awal sama
Kelompok
kontrol
Pembelajaran
kooperatif tipe
Jigsaw II(A2)
Interaksi sosial
kategori tinggi
( B1)
Interaksi sosial
kategori rendah
(B2)
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Jigsaw II terhadap
kemampuan kognitif siswa.
2. Ada pebedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan
kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa
3. Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Jigsaw II dengan
interaksi sosial siswa terhadap kemampuan kognitif siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Mukmin Sukoharjo
2. Waktu Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a.
b.
c.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kedua kelompok
eksperimen dan kontrol
H1 : Ada perbedaan antara keadaan awal siswa kedua kelompok eksperimen
dan kontrol
2)
Statistik Uji
1 2
1
1
1 2
dimana 2 =
1 1 12 + 2 1 22
1 + 2 2
Keterangan :
1 = rata-rata skor kelompok eksperimen
2 = rata-rata skor kelompok kontrol
= simpangan baku kuadrat gabungan
commit to user
1 = jumlah subyek kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Daerah Kritik
> 11;
2
4)
1 + 2 2
Keputusan Uji
Ho diterima jika : -t1-1/2 < t < t1-1/2 , yang berarti tidak ada perbedaan antara
keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Untuk harga t lainnya H0 ditolak, yang berarti ada perbedaan antara keadaan
awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
( Sudjana, 2002 : 239 )
Sebagai data keadaan awal digunakan nilai mid semester genap tahun
Definisi Operasional
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
commit
to userkelompok kecil yang biasanya
memanfaatkan kerja sama
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Indikator
Tercapainya proses belajar mengajar sesuai tujuan pembelajaran yang
ditentukan sebelumnya.
3)
Skala Pengukuran
Skala pengukuran variabel ini adalah nominal dengan dua kategori, yaitu:
a) Model kooperatif tipe STAD
b) Model kooperatif tipe Jigsaw II
b. Interaksi Sosial
1) Definisi Operasional
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih sehingga
kelakuan individu yang satu akan mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya.
2) Indikator
Skala sikap yang digunakan untuk mengukur tingkat interaksi sosial siswa.
3) Skala Pengukuran
Skala pengukuran variabel ini adalah nominal, dengan dua kategori :
a) Tingkat interaksi sosial kategori tinggi jika nilai interaksi sosial lebih
tinggi dari nilai rata-rata gabungan yang diperoleh.
b) Tingkat interaksi sosial kategori rendah jika nilai interaksi sosial lebih
rendah dari nilai rata-rata gabungan yang diperoleh.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif Fisika
siswa.
a. Definisi Operasional
Kemampuan
kognitif
Fisika
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
b. Indikator
Kemampuan kognitif Fisika pada pokok bahasan Listrik Dinamis ( skor total
yang diperoleh siswa dalam menjawab soal tes pokok bahasan Listrik
Dinamis)
c. Skala Pengukuran
dilakukan dengan mengumpulkan nilai siswa yaitu nilai ujian mid semester
genap tahun ajaran 2009-2010
b. Teknik tes digunakan untuk mengetahui efek perlakuan terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis yang dilakukan dengan
memberikan sejumlah soal tes obyektif kepada sampel.
c. Teknik angket interaksi sosial siswa
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Instrumen pembelajaran, meliputi Rencana Pembelajaran (RP) dan Lembar
Diskusi Siswa (LDS)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Keterangan :
= Koefisien korelasi point biserial
= Rerata skor dari subyek yang menjawab betul dari item yang dicari
validitasnya
Kriteria item :
commit to user
rtabel = Soal dikatakan valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
kemampuan
kognitif Fisika siswa diperoleh keputusan ada 35 item tes yang valid, yaitu item
nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44 dan 46. Untuk lebih lengkapnya lihat
lampiran 32.
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah tingkat atau derajat konsisten item bersangkutan,
yaitu berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu item atau alat ukur teliti dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Item dikatakan reliabel
jika selalu memberi hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Uji reliabilitas soal tes pada penelitian ini menggunakan rumus KR 20, yaitu :
11 =
= banyaknya item
= Variansi total
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah :
=
dengan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah siswa peserta tes
Klasifikasi soal :
0,00 0,30= soal dikatakan sukar
0,30 < 0,70 = soal dikatakan sedang
0,70 < 1,00 = soal dikatakan mudah
Berdasarkan hasil analisis didapatkan soal dengan kriteria mudah pada
nomor item 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 19, 21, 22, 25, 27, 40, 41, 42, 43, dan
45. Item dengan taraf kesukaran sedang adalah nomor 2, 5, 16, 23, 24, 26, 28, 30,
31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 44, dan 46. Item dengan taraf kesukaran sukar
adalah nomor 1, 3, 13, 14, 18, 20, 29, 34, dan 47. Untuk lebih lengkapnya lihat
lampiran 32.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
subyek yang pandai dan subyek yang kurang pandai Angka yang menunjukkan
daya beda disebut indeks diskriminasi.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
=
dengan :
D = Indeks diskriminasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Setelah dilakukan analisis, item dengan daya beda jelek adalah nomor 4,
7, 10, 11, 14, 22, 26, 41, 45, dan 47. Item dengan daya beda cukup adalah nomor
1, 3, 8, 15, 16, 17, 19, 21, 24, 25, 27, 29, 33, 34, 38, 40, 42, dan 43. Item dengan
daya beda baik adalah nomor 2, 6, 9, 12, 13, 18, 20, 23, 28, 30, 31, 35, 37, 44, dan
46. Sedangkan item dengan daya beda baik sekali adalah nomor 5, 32, 36, dan 39.
Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran 32.
2. Instrumen Angket Interaksi Sosial Siswa
Penyusunan item angket interaksi sosial siswa dikelompokkan menjadi
item positif dan negatif. Pernyataan positif diberikan nilai sebagai berikut :
Jawaban selalu : 4
Jawaban sering : 3
Jawaban kadang-kadang : 2
Jawaban tidak pernah : 1
Untuk pernyataan negatif diberikan nilai sebagai berikut :
Jawaban selalu : 1
Jawaban sering : 2
Jawaban kadang-kadang : 3
Jawaban tidak pernah : 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
rxy
N XY X
. Y
N X
N Y
dengan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N
: Jumlah subyek
Jika rxy > rxy tabel, maka item soal dikatakan valid
( Suharsimi Arikunto, 2006 : 170 )
Berdasarkan analisis, terdapat 30 item angket uji coba interaksi sosial
siswa yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 21,
22, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, dan 41. Untuk lebih lengkapnya
lihat lampiran 23.
b. Reliabilitas
Karena skor pada pengukuran interaksi sosial merupakan rentangan, maka
digunakan rumus alpha :
11
=
1
2
1 2
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
2 : jumlah varians butir
2 : varians total
Jika r11 > r tabel instrumen dikatakan reliabel. Rumus alpha digunakan
karena instrumen tingkat interaksi sosial siswa tidak menggunakan skor 1 atau 0
commit to user
melainkan skala yang memiliki rentangan 0 sampai 4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
11
= 0, 908 sedangkan r
tabel
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Prosedur :
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Statistik Uji
L =
Dimana :
dan =
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak homogen. Metode yang digunakan untuk
uji homogenitas adalah metode Bartlett.
1) Hipotesis
H0
H1
2) Statistik Uji
2 =
2,303
log
log 2
Dimana :
2 2 ( 1)
k
fj
= 1,2,......k
nj
xj
c=1+
1
1 1
3(k 1)
f j j
MSerror =
SS
f
= 1
2 =
; =
1
( )2
3) Daerah Kritik
DK = { 2 | 2 > 2 ;k-1 }; Taraf signifikansi : = 0,05
4) Keputusan uji:
Jika 2 2 ; ; 1 maka H0 ditolak, yang berarti sampel berasal
commit to user
dari populasi yang tidak homogen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
= 1, 2, 3, ..., p
= 1, 2, 3, ..., q
= 1, 2, 3, ..., n
= Grand Mean
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
3) Hipotesis
a) H11 : i 0 untuk paling sedikit satu i yang tidak nol
Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif
siswa .
H01 : i = 0 untuk semua harga i = 1, 2, 3, ..., p
Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif
siswa.
b) H12 : j 0 untuk paling sedikit satu j yang tidak nol
Ada perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi
dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa.
H02 : j = 0 untuk semua harga j = 1, 2, 3, ..., q
Tidak ada perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori
tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa.
c) H13: ij 0 untuk paling sedikit satu harga (i,j)
Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II dengan interaksi sosial siswa
terhadap kemampuan kognitif siswa.
H03: ij = 0 untuk semua harga (i,j)
Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II dengan interaksi sosial siswa
terhadap kemampuan kognitif siswa.
4) Komputasi
a) Tabel 3.2 Jumlah AB
Interaksi Sosial Siswa
B
A
MODEL
PEMBELAJARAN
Total
Tinggi (B1)
Rendah (B2)
Eksperomen(A1)
A1B1
A1B2
A1=
Kontrol(A2)
A2B1
A2B2
A2=
B1=..
B2=
G=
Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Keterangan :
A
A1
A2
B1
B2
dan
pq
(2) SS ij
2
i
(3)
(4)
B 2j
SS ij X ijk2
k
X ijk
k
nijk
(5) A Bij2
nh
pq
1
i , j nij
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
JKA
= n h {(3) - (1)}
JKB
= n h {(4) - (1)}
JKAB
JKG
= (2)
JKT
= JKA + JKB + JKAB+ JKG
d) Derajat kebebasan (dk)
dkA
=p-1
dkB
=q-1
dkAB = (p - 1)(q - 1)
= pq - p - q + 1
dkG = pq(n 1)= pqn pq = N pq
dkT = N 1
e) Rerata kuadrat (RK)
RKA = JK A
RKB = JK B
dk A
dk B
RKAB = JK AB
RKG =
f)
dk AB
JK G
dkG
Statistik uji (F)
FA = RK A
FB = RK B
RK G
RK G
FAB = RK AB
RK G
5) Daerah kritik
DKA= FA F ; p 1, N pq
DKB = FB F ;q 1, N pq
DkAB = FAB F ; p 1q 1, N pq
6) Keputusan uji
H01 ditolak jika FA F ; p 1, N pq
H02 ditolak jika FB F ;q 1, N pq
commit to user
H03 ditolak jika FAB F ; p 1q 1, N pq
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
7) Rangkuman analisis
Tabel 3.3 Rangkuman Analisis
Sumber Variansi
JK
dk
RK
JKA
dkA
RKA
FA
JKB
dkB
RKB
FB
Interaksi(AB)
JKAB
dkAB
RKAB
FAB
Kesalahan
JKG
dkG
RKG
Total
JKT
dkT
Efek Utama
x j.
i.
1
1
RKG
n
i. n j .
.i
x. j
1
1
RKG
n
.i n. j
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
xik
ij
1
1
RKG
n
ij nik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Jumlah kelompok yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah dua
kelompok, yaitu kelas XC sebagai kelompok eksperimen terdiri dari 31 siswa dan
kelas XD sebagai kelompok kontrol terdiri dari 33 siswa, sehingga secara
kesuluruhan ada 64 siswa.
Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri-dari data skor hasil tes
kognitif siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis dan data tingkat interaksi
sosial siswa kelas XC sebagai kelompok eksperimen dan kelas XD sebagai
kelompok kontrol, semester Genap Tahun Ajaran 2009-2010 MA Al-Mukmin
Ngruki Sukoharjo. Adapun data secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Data Angket Interaksi Sosial Siswa
Nilai angket interaksi sosial siswa untuk kelompok eksperimen memiliki
rentang 69 sampai 98 dengan rerata 83,10 standar deviasi 7,72 dan variansi 59,62.
Sedangkan untuk siswa kelompok kontrol memiliki rentang antara 59 sampai 111
dengan rerata 83,33 standar deviasi 10,75 dan variansi 115,48. Rata-rata gabungan
dari dua kelompok tersebut adalah 83.219. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 40.
Distribusi frekuensi data interaksi sosial siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.1 dan 4.1. Histogram
data interaksi sosial siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
disajikan pada Gambar 4.1 dan 4.2 berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Interaksi Sosial Siswa
Kelompok Eksperimen
Titik
Frekuensi
Interval
Kelompok
Tengah
Mutlak
Relatif (%)
69-73
71
12.90
74-78
76
9.68
79-83
81
11
35.48
84-88
86 to user 6
commit
19.36
No
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
89-93
91
6.45
94-98
96
16.13
31
100.00
Jumlah
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0
0
71
76
81
86
91
96
Nilai Tengah
Interval
Kelompok
Tengah
59-67
No
Frekuensi
63
Mutlak
3
Relatif (%)
9.10
68-76
72
15.15
77-85
81
11
33.33
86-94
90
11
33.33
95-103
99
6.06
104-112
108
3.03
33
100.00
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
12
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
0
63
72
81
90
99
108
Nilai Tengah
kemampuan
kognitif
siswa
kelompok
eksperimen
yang
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Untuk
memperjelas distribusi data tersebut dapat dilihat histogram pada Gambar 4.3 dan
Gambar 4.4.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Kognitif
Siswa Kelompok Eksperimen
Titik
Interval
Kelompok
Tengah
31-38
34.5
39-46
47-54
42.5
commit to user
50.5
No
Frekuensi
Mutlak
2
Relatif (%)
6.45
16.13
29.03
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
55-62
58.5
19.36
63-70
66.5
16.13
71-78
74.5
12.90
31
100
Jumlah
10
9
8
Frekuensi
7
6
5
4
3
2
1
0
0
34.5
42.5
50.5
58.5
66.5
74.5
Nilai Tengah
Interval
Kelompok
Tengah
30-38
No
Frekuensi
34
Mutlak
2
Relatif (%)
6.06
39-47
43
13
39.39
48-56
52
13
39.39
57-65
61
9.10
66-74
70
3.03
75-83
79
3.03
33
100
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
14
12
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
0
34
43
52
61
70
79
Nilai Tengah
Kelompok
Lmaks
Ltabel
Kesimpulan
Eksperimen
0.094
0.159
Ho diterima
Kontrol
0.1268
0.154
Ho diterima
Dari tabel dapat diketahui bahwa untuk tiap uji diperoleh Lo<Ltabel ,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lampiran 39 dan 40.
2. Uji Homogenitas
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap data kemampuan kognitif
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji Bartlett
2
2
0,143 . Sedangkan Tabel
diperoleh harga Hitung
= 3,84 pada taraf signifikansi
2
5%. Karena 2Hitung Tabel
, maka distribusi frekuensi dari data nilai kognitif siswa
pada pokok bahasan Listrik Dinamis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lampiran 41.
JK
dk
RK
Fobs
Ftabel
505,132
541,387
1
1
1
60
63
125.569
162.595
18.616
156.360
-
4,315
4,624
4.00
4.00
4.00
-
< 0.05
< 0.05
> 0.05
-
81,817
7024,370
8152,706
0,699
-
Perhitungan anava dua jalan dengan isi sel tak sama selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 42.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Rerata
Xi
Statistik Uji
Xj
Fij
Harga
xj
Kritik
1
1
RK G
n n
j
i
A1 vs A2
55.419
50.242
3.693
4.00
> 0.05
B1 vs B2
55.893
50.305
4.233
4.00
< 0.05
Perhitungan uji lanjut anava selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 43.
Dari hasil analisis komparasi ganda antar baris didapatkan FA =3.693 dan
Ftabel = 4.00. Sehingga diketahui bahwa FA =3.693 < Ftabel = 4.00 dan dapat
commit to user
disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa tidak
signifikan.
Untuk hasil komparasi ganda antar kolom didapatkan FB =4.233 dan
Ftabel = 4.00. Sehingga diketahui bahwa FB =4.233 > Ftabel = 4.00 dan dapat
disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori
tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa adalah signifikan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari
pada siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial rendah.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berikut ini adalah pembahasan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi
sel tak sama dan uji komparasi ganda sehubungan dengan pengajuan hipotesis
yang telah dikemukakan pada BAB II.
1. Uji Hipotesis Pertama
Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama adalah FA =
4,315, dengan harga kritik F0.05;1,60 = 4.00. Karena FA = 4,315 > F0.05;1,60 = 4.00
maka H0A ditolak dan H1A diterima sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa. Karena hasil yang diperoleh adalah
H0A ditolak maka kemudian dilakukan uji lanjut anava. Dari hasil uji lanjut
diperoleh FA = 3.693 dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
dalam kelompok asal tentang hasil simulasi. Atau dengan kata lain yang
membedakan antara dua tipe pembelajaran kooperatif tersebut adalah hanya pada
perolehan informasi sebelum dilakukannya kegiatan diskusi hasil simulasi.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama adalah FB =
4,624, dengan harga kritik F0.05;1,60 = 4.00. Karena FB = 4,624> F0.05;1,60 = 4.00
maka H0B ditolak dan H1B diterima sehingga dapat diketahui bahwa ada perbedaan
pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori rendah
terhadap kemampuan kognitif siswa.
Dengan komparasi ganda didapatkan FB =4.233 dan Ftabel = 4.00. Karena
FB =4.233 > Ftabel = 4.00 maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh
antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori rendah terhadap
kemampuan kognitif siswa adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
siswa dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari pada siswa yang mempunyai tingkat
interaksi sosial rendah. Hal ini disebabkan karena siswa dengan tingkat interaksi
sosial yang tinggi akan mudah mengkomunikasikan kesulitan belajarnya kepada
teman maupun guru sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Sedangkan siswa dengan tingkat interaksi sosial rendah sukar untuk
mengkomunikasikan kesulitan belajarnya, sehingga kesulitan belajarnya sukar
diatasi .
Jadi, hasil penelitian untuk hipotesis kedua ini sesuai dengan teori dan
hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu bahwa interaksi sosial berpengaruh
terhadap kemampuan kognitif siswa.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama adalah FAB =
0,699, dengan harga kritik F0.05;1,60 = 4.00. Karena FAB = 0,699 < F0.05;1,60 = 4.00
maka H0B diterima dan H1B ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi
antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II dengan interaksi sosial siswa terhadap kemampuan kognitif siswa. Tidak
commit
adanya interaksi ini maksudnya adalah
: to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
a. Dari sisi baris: pada siswa dengan interaksi sosial kategori tinggi,
pembelajaran STAD dan Jigsaw II akan memberikan pengaruh yang sama
terhadap kemampuan kognitif siswa, demikian juga untuk siswa dengan
interaksi sosial kategori rendah.
b. Dari sisi kolom: pada pembelajaran STAD, antara siswa dengan interaksi
sosial kategori tinggi dan kategori rendah tidak ada perbedaan kemampuan
kognitif, hal yang sama juga berlaku untuk pembelajaran dengan Jigsaw II.
Jadi penggunaan pembelajaran kooperatif, tipe STAD dan JigsawII, dan interaksi
sosial siswa memberikan pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif
siswa.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu kurang optimalnya
pelaksanaan penggunaan model pembelajaran. Misalnya dalam kegiatan diskusi,
partisipasi siswa untuk berdiskusi kurang optimal.
Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah tidak dapat memperoleh
hasil mengenai tipe pembelajaran yang lebih efektif untuk digunakan dalam
pembelajaran Fisika, karena diperoleh hasil model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan Jigsaw II memberikan perbedaan pengaruh yang tidak signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan Uji Anava didapatkan kesimpulan bahwa ada perbedaan
pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa. Sedangkan berdasarkan uji
lanjut Anava didapatkan kesimpulan bahwa perbedaan pengaruh antara
penggunaan model pembelajaran
B. Implikasi
1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang tidak
signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Listrik
Dinamis. Hal ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru dalam
menentukan model pembelajaran
yangtotepat
commit
userbagi peserta didik.
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial siswa kategori
tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Listrik Dinamis. Hal ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru
bahwa faktor interaksi sosial siswa pada khususnya dan faktor lain yang
mempengaruhi pembelajan pada umumnya, perlu diperhatikan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru harus menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat dan
bervariasi sesuai dengan materi yang dibelajarkan, sebab hal ini dapat
membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan hasil belajarnya lebih
maksimal.
2. Guru
harus
memperhatikan
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhi
commit to user