Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Mi basah banyak dipasarkan di
pasar tradisional dan modern dengan
harga yang murah. Terdapat mi basah
yang ditambahkan bahan tambah pangan
yang dilarang yaitu formalin dan metanil
yellow. Mi basah adalah produk
makanan yang dibuat dari tepung terigu
dengan atau tanpa penambahan bahan
makanan lain dan bahan tambah pangan
yang diijinkan, berbentuk khas mi yang
tidak dikeringkan (SNI, 1992). Kadar air
mi basah cukup tinggi, sehingga mi
1
fase gerak
asetonitril 45%,
laju
alir 1,0 mL / menit, volume injeksi
sebesar 20 L, detektor UV-VIS pada
panjang
gelombang
355
nm,
menggunakan kolom RP-18 LiChosper
dengan panjang 150 mm dan diameter
4,60 mm.
Pembuatan fase gerak yaitu,
dilarutkan 450 ml asetonitril dengan 550
ml aquabidestilata. Dihomogenkan, lalu
disaring dengan filter membran 0,45 m.
Lalu di ultrasonik (degassing) selama 15
menit.
Dipipet
270 l larutan
formaldehida 37% ke dalam labu ukur
100 ml, larutkan dengan aquabidest dan
himpitkan sampai tanda batas, kemudian
kocok untuk menghomogenkan. Dipipet
5,0 ml ke dalam labu ukur 50,0 ml,
encerkan dengan aquabidest dan
himpitkan sampai tanda batas, lalu
kocok.
Dari larutan baku induk 100 mg/
liter dibuat seri larutan baku kerja
dengan konsentrasi 0; 0,25; 0,5; 1; dan 2
mg/L dalam labu ukur 10,0 mL dengan
memipet larutan induk 100 ppm masingmasing 0; 25 ; 50 ; 100 ; dan 200
ul,encerkan dengan aquabidest hingga
tanda garis dan kocok sampai
homogeny.
Ditimbang 1 gram sampel ke
dalam Erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan
200 ml air dan 10 ml larutan asam fosfat
10%, aduk larutan dan didestilasi
(dipanaskan
hingga
mendidih).
Ditampung ke labu ukur 100 ml hingga
kurang lebih 100 ml destilat. Himpitkan
pada labu ukur 100 ml.
Diambil larutan destilat sampel,
deret standar formalin masing masing 1
ml ke dalam tabung rekasi. Ditambahkan
0,5 ml larutan DNPH 1mg/ml, kemudian
diekstraksi dengan diklorometan, kocok
dengan kuat. Setelah pengocokan,
diambil fase diklorometan dan hilangkan
fase air. Diuapkan diklorometan, dan
sisa penguapan dilarutkan kembali
METODE PENELITIAN
Bahan
Methanol LC grade, asetonitril
LC grade, standar bahan baku
pembanding formaldehyde 37%, standar
baku pembanding metanil yellow,
(NH4)2HPO4
20
mM
pH
8,8,
aquabidestilata, DNPH, dikhlormethan,
dan asam posfat 10% .
Alat
Labu Ukur 10, 25, dan 100 ml,
blender, kertas saring, Millipore 0,45
m, vial 2 ml, ultrasonic, erlenmeyer
asah 250 dan 500 ml, alat destilasi,
pemanas, tabung reaksi 15 ml, buret 50
ml dan KCKT dengan detektor UV-Vis
dan PDA (Photo Diode Array), kotak
timbang dan oven.
Metode
Metode penelitian kadar formalin
dan metanil yellow dilakukan secara
kuantitatif dengan menggunakan alat
kromatografi cair kinerja tinggi.
Penetapan dilakukan pada sampel mi
basah dipasar kota Jakarta, Bogor, dan
Depok sebanyak 10 sampel dan akan
diberi kode J1, J2, J3 (Jakarta), B1, B2,
B3, B4 (Bogor) dan D1, D2, D3 (Depok)
dan dianalisis masing masing sebanyak 2
ulangan. Setiap sampel dihomogenkan
dengan dihancurkan (blender) hingga
halus.
Analisis Formalin Secara KCKT (Li,
2007)
Metode analisis KCKT
ini
menggunakan instrumen seperangkat
alat KCKT quatemary pump dengan
3
1124.85
1200
Kadar (mg/Kg)
Formalin
1000
756.04
800 698.53
618.47
510.61
600
707.4
731.25
400
200
B1
B3
J1 J3
Sampel
D2
3.9
Kadar (mg/Kg)
Metanil Yellow
2
0
0
B1 B2 B3 B4 J1 J2 J3 D1 D2 D3
Sampel
81.23
Kadar Air
(%)
80.00
58.32
60.00
40.00
62.36
32.21
20.00
0.00
B1 B2 B3 B4 J1 J2 J3 D1 D2 D3
Sampel
Parameter
Tambahan
Kadar Air
(%)
Kode
Formalin
(mg/Kg)
Metanil
Yellow
(mg/Kg)
B1
B2
B3
B4
698,52
ttd
510,60
1124,85
ttd
3,90
ttd
ttd
58,32
81,23
28,95
57,66
D1
D2
D3
618,46
ttd
707,40
ttd
ttd
ttd
56,28
32,21
62,36
J1
J2
756,04
731,25
ttd
ttd
58,74
59,21
J3
ttd
ttd
57,42
Saran
1. Untuk mengawetkan mi terdapat
alternatif bahan tambahan alami
pengganti formalin yaitu chitosan,
kunyit, dan bawang putih dan
pengawet yang diijinkan.
2. Perlu pengawasan pemerintah yang
lebih baik, seperti penyuluhan
kepada produsen mi basah untuk
menggunakan
pengawet
yang
diijinkan.
3. Perlu penelitian lebih lanjut
mengenai pewarna kuning lain yang
digunakan selain metanil yellow
yaitu tartrazine, sunset yellow,
quineline yellow, dan pewarna alami
seperti karoten dan kurkumin.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 1999. Membuat Mi dan
Bihun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Mi
Basah. SNI 01-2987-1992. ICS
67.060.
Badan Standarisasi Nasional. 1995.
Bahan Tambahan Makanan. SNI
01-0222-1995. ICS 67.220.20.
BPOMN. 2006. Kategiri Pangan.
Jakarta: BPOMN.
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis & Aspek
Kesehatan
Bahan
Tambah
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dionex Aplication Note. 2010. Fast
HPLC Analysis of dyes in Foods
and
Beverages.
Dionex
Corporation.
Fessenden, J. Ralp.
1999. Kimia
Organik. Jakarta : Penerbit
Erlangga
B4
J1
J2
LAMPIRAN
Lampiran 1. Berbagai macam sampel mi
basah sebelum dianalisa
B1
J3
D1
B2
B3
D2
D3
d. Kromatogram Sampel
e. Perhitungan
Contoh perhitungan kadar formalin
sampel B4-1
adar ormalin(mg g)
adar ormalin(mg g)
d. Perhitungan
Contoh perhitungan kadar metanil
yellow sampel B2-1 :
10
adar
4 58
etanil ello (mg g) 45670
,0 06
adar
,87 mg g