Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Materi:
ESTERIFIKASI
Disusun oleh:
Kelompok 18 Rabu
Mochammad Arief A.
21030112130101
21030112140180
Taufik Nuraziz
21030112140179
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi:
ESTERIFIKASI
Disusun oleh:
Kelompok 18 Rabu
Mochammad Arief A.
21030112130101
21030112140180
Taufik Nuraziz
21030112140179
ESTERIFIKASI
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Proses Kimia dengan judul materi Esterifikasi yang disusun
oleh:
Nama dan NIM : 1. Mochammad Arief A.
21030112130101
2. Ririana Ayu Larassati 21030112140180
3. Taufik Nuraziz
20130112140179
Kelompok
: 18/Rabu
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten Laboratorium Proses Kimia dan Dosen
Pengampu materi Esterifikasi maka dinyatakan diterima.
Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya Laporan Resmi
Praktikum Proses Kimia berjudul Esterifikasi dapat selesai dengan baik. Penyusunan Laporan
Resmi Praktikum Proses Kimia ini berdasarkan analis hasil percobaan yang dilakukan saat
praktikum dan pembahasan yang bersumber pada literatur-literatur yang ada. Penyusun
sampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan.
2. Ibu Dr. Ir. Ratnawati, M.S. sebagai dosen pembimbing laporan esterifikasi
3. Laboran Laboratorium Proses Kimia
4. Asisten Laboratorium Proses Kimia.
5. Teman-teman angkatan 2012 yang membantu dalam penyusunan laporan ini
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
2
ESTERIFIKASI
Laporan ini berisi tentang proses esterifikasi dengan variabel jenis katalis yaitu HCl dan
H2SO4. Berdasarkan data hasil percobaan dapat diketahui pengaruh waktu reaksi terhadap
konversi reaksi esterifikasi serta pengaruh jenis katalis terhadap konversi, konstanta laju dan
konstanta kesetimbangan.
Laporan resmi ini merupakan laporan terbaik yang saat ini dapat diajukan, namun
penyusun menyadari pasti ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Maka dari itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
vi
vii
SUMMARY viii
BAB I PENDAHULUAN
ESTERIFIKASI
11
IV.2 Pembahasan
12
BAB V PENUTUP
11
17
V.1 Kesimpulan 17
V.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA 18
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
19
LEMBAR PERHITUNGAN 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Hdrolisa
14
Gambar 4.4 Hubungan antara Jenis Katalis dan Konstanta Kesetimbangan pada Reaksi
Esterifikasi Asam Asetat
15
ESTERIFIKASI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Esterifikasi dengan Katalis HCl 11
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Esterifikasi dengan Katalis H2SO4
11
INTISARI
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Tujuan dari percobaan esterifikasi adalah
untuk mempelajari pengaruh jenis katalis terhadap konversi yang didapat, menghitung konstanta
kesetimbangan dan konstanta laju reaksi. Dalam industri, etil asetat baik digunakan sebagai pelarut
pada polyurethane coating system.
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol dan menghasilkan ester
dan air. Reaksi esterifikasi berjalan lambat sehingga dibutuhkan katalis untuk dapat mempercepat
reaksi. Variabel yang dapat mempercepat reaksi esterifikasi adalah perubahan konsentrasi, katalis,
kecepatan pengadukan, waktu serta suhu reaksi. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi endotermis dan
merupakan reaksi reversibel.
Bahan yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah asam asetat, etanol, HCl 0,25 N dan
H2SO4 0,25 N, NaOH 0,3 N, indikator PP dan aquadest. Langkah kerja dalam praktikum ini adalah
merangkai alat, kemudian mencampurkan asam asetat dengan katalis HCl, panaskan hingga suhu
ESTERIFIKASI
60C, kemudian campurkan etanol 60C dengan perbandingan asam asetat dengan etanol 1 : 2 yang
disertai pengadukan lalu dilakukan proses esterifikasi. Setelah dicampurkan ambil 5 ml sampel mulai
dari t = 0 menit sampai dengan waktu pengambilan 5 kali setiap 12 menit, tambahkan 3 tetes
indikator PP lalu titrasi dengan NaOH 0,3 N hingga warna merah muda. Langkah tersebut diulangi
untuk variabel katalis H2SO4.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, konversi pembentukan etil asetat dari asam asetat dan
etanol semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu, namun setelah mencapai kondisi steady
konversi tidak lagi berubah fungsi waktu. Konversi reaksi dengan katalis HCl menghasilkan konversi
yang lebih besar dari reaksi dengan katalis H2SO4 karena HCl lebih reaktif disebabkan tingkat
keasaman yang tinggi. Pada percobaan dengan katalis HCl didapatkan k1 sebesar 6,543x10-4
sedangkan k2 5,239x10-4, untuk katalis H2SO4 k1 sebesar 5,087x10-4 dan k2 sebesar 4,7418x10-4. Nilai
konstanta laju reaksi dengan katalis HCl lebih tinggi dari katalis H2SO4 karena HCl lebih reaktif
dengan tingkat keasaman yang tinggi. Konstanta keseimbangan reaksi dengan katalis HCl sebesar
1,249 lebih besar dari reaksi dengan katalis H2SO4 yaitu 1,073 karena konversi yang dihasilkan lebih
besar reaksi dengan katalis HCl.
Kesimpulan yang kami peroleh adalah konversi ester pada kedua variabel katalis akan
bertambah seiring bertambahnya waktu operasi. Reaksi dengan katalis HCl menghasilkan konversi
yang lebih besar dari reaksi dengan katalis H2SO4. Konstanta laju reaksi dengan katalis HCl lebih
besar dari reaksi dengan katalis H2SO4. Konstanta keseimbangan reaksi dengan katalis HCl lebih
besar dari reaksi dengan katalis H2SO4. Saran yang kami berikan adalah hati-hati dengan reagen
yang berbahaya, memperhatikan kebersihan alat dan teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.
SUMMARY
Esterification is the reaction of forming esters. The purpose of the experiment was to study the
effect of esterifications catalyst type to the conversion obtained, calculate the equilibrium constant
and the reaction rate constant. In the industry, ethyl acetate usually used as a solvent for polyurethane
coating system.
Esterification is a reaction between the carboxylic acid with alcohol and produce ester and
water. Esterification reaction runs slow so it takes a catalyst to accelerate the reaction. Variables that
can accelerate the esterification reaction are the change in concentration, catalyst, stirring speed,
reaction time and temperature. The esterification reaction is an endothermic reaction and is a
reversible reaction.
Materials used in the esterification process are asetic acid, ethanol, 0,25 N HCl and 0,25 N
H2SO4,0,3 N NaOH, PP indicator and distilled water. The steps for this practice are stringing the
tool, then mix the acetic acid with the catalyst HCl, heated to 60 C, then mix the 60 C ethanol with
ratio of acetic acid and ethanol is 1:2 which accompanied by stirring and then do the esterification
process. After mixing done, take 5 ml sample start from t = 0 min up to 5 times of taking in every 12
minutes, add 3 drops of PP indicator and titrate with 0,3 N NaOH until the color is pink. Repeat the
steps for catalyst H2SO4.
From the results of experiments, the conversion of the formation of ethyl acetate from acetic
acid and ethanol will bigger with time increasing, but after reaching the steady state condition the
ESTERIFIKASI
conversion will not changing again with time increasing. Reaction conversion using HCl catalyst
produce bigger conversion than reaction using H2SO4 catalyst, because HCl is more reactive based on
the high acidity level. From experiment using HCl catalyst the k 1 value is 6,543x10-4 while k2 is
5,239x10-4, for H2SO4 catalyst k1 value is 5,087x10-4 and k2 is 4,741x10-4. The reaction rate constant
value with HCl catalyst is bigger than using H2SO4 catalyst because HCl is more reactive based on the
high acidity level. The equilibrium constant by using HCl catalyst is 1,249 bigger than the reaction
using H2SO4 1,073 because the conversion that produce is bigger if using HCl catalyst.
The conclusion we get is the overall conversion of the ester for the two catalyst variable will
increase while the time increasing. Reaction using HCl catalyst produce bigger conversion than
reaction using H2SO4 catalyst. The reaction rate constant with HCl catalyst is bigger than reaction
with H2SO4 catalyst. The equilibrium constant with HCl catalyst is bigger than reaction with H 2SO4
catalyst. The advice we give is beware with the hazardous reagent, paying attention on tool
cleanliness, and accurate on observations of end point titration.
ESTERIFIKASI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dan
alkohol. Contohnya reaksi antara asam asetat dengan etanol. Produk reaksi berupa ester
dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat ditentukan sebagai berikut:
R-COOH + HO-R* R-COOR* + H2O
Reaksi ini bersifat bolak balik (reversibel) dan umumnya sangat lambat sehingga
memerlukan katalis agar diperoleh ester yang maksimal maka perlu dipelajari faktorfaktor yang mempengaruhi proses esterifikasi. Salah satu faktor yang akan dibahas pada
percobaan kali ini adalah jenis katalis.
Senyawa ester secara komersial telah banyak diproduksi oleh industri karena
memiliki banyak kegunaan di industri. Salah satunya diantaranya yaitu etil asetat yang
sangat baik digunakan sebagai pelarut pada polyurethane coating system. Selain itu,
pada industri makanan dan minuman, etil asetat banyak digunakan untuk memberi rasa
pada makanan atau minuman (flavouring). Oleh karena itu, seorang sarjana teknik kimia
harus dapat memahami reaksi esterifikasi, karena produk dari proses esterifikasi banyak
digunakan di dalam industri.
I.2
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh jenis katalis reaksi terhadap konversi pada proses esterifikasi.
2. Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta keseimbangan pada proses
esterifikasi.
3. Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta reaksi pada proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi pada proses esterifikasi.
I.3
Manfaat Percobaan
1. Dapat memahami pengaruh jenis katalis terhadap konversi ester yang terbentuk.
2. Dapat mempelajari cara menghitung konstanta keseimbangan dan laju reaksi (k).
3. Dapat melakukan kajian numerik dari percobaan yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kinetika Reaksi
Esterifikasi atau pembuatan ester merupakan reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol dengan hasil reaksi ester dan air. Contohnya yaitu reaksi antara asam asetat
dengan etanol. Reaksi esterifikasi antara lain sebagai berikut:
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
A
+
B
C
+
D
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
1
ESTERIFIKASI
Keterangan:
rc = kecepatan reaksi pembentukan ester
[A] = konsentrasi asam asetat [CH3COOH]
[B] = konsentrasi etanol [C2H5OH]
[C] = konsentrasi etil asetat [CH3COOC2H5]
[D] = konsentrasi air [H2O]
k1 = konstanta kecepatan reaksi ke kanan (arah produk)
k2 = konstanta kecepatan reaksi ke kiri (arah reaktan)
t = waktu reaksi
Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi pembentukan ester akan makin
besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan ditambahakan katalis. Hal ini
dapat dijelaskan oleh persamaan Arrhenius yaitu
Dengan:
k = kontanta laju reaksi
A = Faktor frekuensi tumbukan
T = Suhu
EA = Energi Aktivasi
R = konstanta gas ideal
Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi
dipengaruhi oleh nilai A, EA, dan T. Semakin besar faktor tumbukan (A) maka konstanta
laju reaksinya semakin besar. Nilai energi aktivasi (E A) dipengaruhi oleh penggunaan
katalis, adanya katalis akan menurunkan energi aktivasi sehingga nilai k semakin besar.
Semakin tinggi suhu (T) maka nilai k juga semakin besar.
II.2 Tinjauan Thermodinamika
Berdasarkan tinjauan thermodinamika kita dapat mengetahui apakah reaksi
tersebut searah atau bolak-balik dengan meninjau melalui perubahan energi gibbs
(G). Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol terjadi menurut reaksi berikut:
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Gf reaksi = Gf produk - Gf reaktan
Diketahui data Go standar (Smith, 2010):
Gof 298 CH3COOH
= -389900 J/mol
o
G f 298 C2H5OH
= -174780 J/mol
Gof 298 CH3COOC2H5
= -327600 J/mol
Gof 298 H2O
= -237129 J/mol
maka:
Go 298 = (Gof 298 CH3COOC2H5 + Gof 298 H2O)-(Gof 298 CH3COOH + Gof 298
C2H5OH)
= (-327600-237129)-(-389900-174780)
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
2
ESTERIFIKASI
= -49 J/mol
Dari persamaan vant Hoff:
G
ln K=
.......(1)
RT
J
(49
)
mol
ln K=
J
8,314
.298,15 K
mol . K
K = 1,01997
Dari perhitungan energi gibbs (Go) didapat nilai k 1 maka dapat di simpulkan reaksi
H 0
2
RT
..... (2)
G0
)
RT
..... (3)
H0
R T2
..... (4)
ESTERIFIKASI
ln
H
R
=-
1 1
)
T T'
..... (5)
Dengan persamaan (5) maka harga K pada suhu 60oC (333,15K) dapat dihitung:
K
K'
ln
1,01997
ln
K'
K
1 1
)
T T'
=-
H
R
=-
29460 J / mol
1
1
J
298,15 333,15
8,314
/K
mol
= 3,55499
Konversi maksimum asam asetat dan etanol secara teoritis, dilambangkan dengan
Xe atau yaitu:
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 +H2O
v = vi = 1+1-1-1 = 0
mol asam asetat : mol etanol = 1 : 2
basis 1 mol asam asetat mula-mula
no = nio = 1 + 2 = 3
X CH COOH
3
1
3
XC
H5 OH
XC
H5 COOC H 3
2
3
XH O
= 3
XC H
2
= 3
COOC H3
. XH O
2
X CH COOH . X C H
3
X C H COOC H . X H O
X CH COOH . X C H OH
2
OH
P
PO
( )
=K
= 3,55499
2 =( 23 + 2 ) 3,55499
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
4
ESTERIFIKASI
=7,1099810,66497 +3,55499
3. Eliminasi molekul air diikuti penarikan H+ dari H2O akan menghasilkan ester
ESTERIFIKASI
esterifikasi antara asam asetat dan alkohol (etanol) dapat bergeser ke kanan dengan
cara memberikan alkohol berlebih. Pemakaian salah satu reaktan berlebih akan
memperbesar kemungkinan tumbukan antar molekul zat yang bereaksi sehingga
kecepatan reaksinya bertambah besar.
2. Konsentrasi katalis
Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan
lebih cepat. Besarnya konsentrasi katalis dapat mempengaruhi kecepatan reaksi.
3. Kecepatan pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk memperbesar kemungkinan terjadinya tumbukan
molekul pereaksi, sehingga kecepatan reaksinya bertambah besar.
4. Suhu reaksi
Dalam rentang suhu yang diinginkan, jika suhu reaksi semakin tinggi maka
kecepatan reaksi akan semakin besar, sehingga reaksi akan berjalan semakin cepat.
ESTERIFIKASI
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Bahan Dan Alat Yang Digunakan
a. Bahan:
1. Asam asetat
2. Etanol
3. Indikator PP
4. Katalis HCl & H2SO4 (0,25 N)
5. NaOH 0,3 N (dalam 500 ml)
6. Aquadest
b. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Termometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Satif dan klem
10. Erlenmeyer
III.2 Variabel Operasi
a. Variabel Tetap
Jenis alkohol
= Etanol
Volume Total
= 300 ml
Volume sampel diambil
= 5 ml
Waktu pengambilan sampel
= 12 menit
Suhu
= 60C
Perbandingan mol asam asetat : alkohol
=1:2
b. Variabel Berubah
Jenis Katalis
ESTERIFIKASI
ESTERIFIKASI
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Variabel 1 (Katalis HCl)
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Esterifikasi dengan Katalis HCl
t (menit)
Volume NaOH
CA
XA
(ml)
49,5
2,72
0,509
12
34,8
1,838
0,668
24
33,9
1,784
0,678
36
32,7
1,712
0,691
48
32
1,67
0,699
k1
k2
6,543x10-4
5,239x10-4
1,249
Volume NaOH
CA
XA
(ml)
79,8
4,538
0,202
12
64,9
3,644
0,359
24
42,4
2,294
0,596
36
40,2
2,162
0,62
48
34,8
1,838
0,677
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pengaruh Waktu terhadap Konversi
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
9
k1
k2
5,087x10-4
4,741x10-4
1,073
ESTERIFIKASI
0.8
0.7
0.6
0.5
Konversi (Xa) 0.4
0.3
HCl
H2SO4
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (t)
Gambar 4.1 Hubungan antara Waktu dan Konversi pada Reaksi Esterifikasi
Asam Asetat
Berdasarkan grafik hubungan waktu dan konversi reaksi esterifikasi
terlihat bahwa semakin lama waktu reaksi maka konversi akan semakin tinggi.
Pada reaksi dengan katalis H2SO4 dari awal reaksi hingga waktu 48 menit
dengan rentang waktu 12 menit, konversi mengalami peningkatan dari 0,202;
0,359; 0,596; 0,62; hingga 0,677. Begitupun pada reaksi dengan katalis HCl
terjadi peningkatan harga konversi dari 0,509; 0,668; 0,678; 0,691; hingga 0,699.
Konversi mengalami peningkatan pada awal reaksi kemudian nilai Xa
tidak lagi mengalami peningkatan karena reaksi sudah mencapai kondisi steady.
Dalam kondisi ini reaksi mencapai kesetimbangan dan tidak ada perubahan
konsentrasi reaktan maupun produk, sehingga konversi tidak berubah fungsi
waktu. Berdasarkan grafik reaksi dengan katalis H2SO4 mencapai kondisi steady
pada waktu 24 menit sedangkan reaksi dengan katalis HCl mencapai kondisi
steady pada waktu 12 menit. Hal ini menunjukan reaksi dengan katalis HCl
berjalan lebih cepat daripada reaksi dengan katalis H2SO4. Berdasarkan data
percobaan yang ada, maka semakin lama waktu maka nilai konversi akan
semakin tinggi, namun setelah mencapai kondisi steady konversi tidak lagi
berubah fungsi waktu (Hill, G.C., 1977).
ESTERIFIKASI
0.8
0.7
0.6
0.5
Konversi (Xa) 0.4
0.3
HCl
H2SO4
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (t)
Gambar 4.2 Hubungan antara Waktu dan Konversi pada Reaksi Esterifikasi
Asam Asetat
Berdasarkan grafik pada gambar 4.1 terlihat bahwa reaksi dengan katalis
HCl menghasilkan konversi lebih besar dari pada dengan katalis H2SO4. Pada
reaksi dengan katalis H2SO4, konversi mengalami peningkatan dari 0,202; 0,359;
0,596; 0,62; hingga 0,677. Begitupun pada reaksi dengan katalis HCl terjadi
peningkatan harga konversi dari 0,509; 0,668; 0,678; 0,691; hingga 0,699.
Katalis H2SO4 dan HCl mempunyai normalitas yang sama namun katalis
HCl lebih reaktif dibandingkan H2SO4. Kereaktifan ini disebabkan tingkat
keasaman yang berbeda. HCl memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi
daripada H2SO4 ditunjukkan dengan nilai pKa yaitu -6,3 sedangkan nilai pKa
H2SO4 sebesar -3. HCl memiliki nilai pKa yang lebih kecil atau Ka yang lebih
besar. Semakin besar nilai Ka maka akan semakin mudah memutus ikatan H-A
dan melepaskan proton H+ sehingga HCl menjadi lebih asam (Miessler G.L. and
Tarr D.A., 1998). Hal ini menyebabkan reaksi esterifikasi dengan katalis HCl
berjalan lebih cepat dan menghasilkan konversi yang lebih tinggi daripada
menggunakan katalis H2SO4.
ESTERIFIKASI
0
0
0
0
Konstanta Laju Reaksi (k) 0
k1
k2
0
0
HCl
H2SO4
Jenis Katalis
Gambar 4.3 Hubungan antara Jenis Katalis dan Konstanta Laju Reaksi pada
Reaksi Esterifikasi Asam Asetat
Berdasarkan grafik hubungan jenis katalis dan nilai konstanta laju reaksi
terlihat bahwa reaksi dengan katalis HCl memiliki nilai konstanta laju reaksi
yang lebih tinggi daripada reaksi dengan katalis H2SO4. Reaksi dengan
katalis HCl memiliki nilai konstanta laju reaksi 6,543 x 10-4. Sedangkan reaksi
dengan katalis H2SO4 memiliki nilai konstanta laju reaksi 5,087 x 10-4.
Adanya katalis dapat meningkatkan konstanta laju reaksi karena katalis
dapat menurunkan energi aktivasi. Katalis membentuk senyawa intermediet
berupa radikal bebas. Terbentuknya radikal bebas dapat mempercepat jalannya
reaksi karena meningkatnya kereaktifan sehingga energi yang diperlukan untuk
berlangsungnya reaksi atau energi aktivasi menjadi lebih kecil. Menurunnya
energi aktivasi akan meningkatkan nilai konstanta laju reaksi sesuai persamaan
Arhenius:
Ea
k =A . e RT
Katalis HCl lebih reakif daripada katalis H2SO4 karena HCl memiliki
tingkat keasaman yang lebih tinggi, terlihat dari nilai pKa dan Ka. Semakin
reaktif maka energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi semakin
kecil dan konstanta laju reaksi semakin besar sesuai persamaan Arhenius.
Sehingga reaksi dengan katalis HCl mempunyai nilai konstanta laju reaksi
yang lebih tinggi daripada reaksi dengan katalis H 2SO4 (Levenspiel, 1970).
ESTERIFIKASI
1.3
1.1
Konstanta Keseimbangan (K)
0.9
0.7
0.5
HCl H2SO4
Jenis Katalis
Gambar 4.4 Hubungan antara Jenis Katalis dan Konstanta Keseimbangan pada
Reaksi Esterifikasi Asam Asetat
Berdasarkan grafik hubungan antara jenis katalis dengan nilai konstanta
kesetimbangan, terlihat bahwa reaksi esterifikasi dengan katalis H2SO4
memiliki nilai konstanta kesetimbangan yang lebih rendah daripada reaksi
dengan katalis HCl. Reaksi dengan katalis H2SO4 memiliki nilai konstanta
kesetimbangan 1,073 sedangkan reaksi dengan katalis HCl memiliki nilai
konstanta kesetimbangan 1,249. Konstanta kesetimbangan diperoleh
berdasarkan perbandingan mol produk dengan mol reaktan pada saat
kesetimbangan.
Menurut Le Chatelier, suatu sistem kesetimbangan akan tetap
mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan
terjadinya pergeseran reaksi kesetimbangan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi reaksi kesetimbangan salah satunya adalah katalis. Penambahan
katalis tidak akan menggeser reaksi kesetimbangan karena katalis hanya
berfungsi mempercepat laju reaksi. Laju reaksi yang semakin cepat akan
meningkatkan jumlah produk dan menurunkan jumlah reaktan. Dari rumus
umum Kc, ada hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan jumlah
produk dan reaktan. Untuk produk berbanding lurus dengan nilai Kc, sehingga
semakin besar produk maka Kc semakin besar. Sedangkan hubungan Kc dengan
reaktan berbanding terbalik, jika jumlah reaktan kecil, maka nilai Kc akan besar.
Katalis HCl lebih baik dibandingkan dengan H2SO4, sehingga konversi lebi
besar dan jumlah produk yg dihasilkan lebih banyak. Efek lain adalah jumlah
reaktan lebih sedikit, sehingga pada variabel HCl nilai Kc nya lebih besar
dibandingkan dengan variabel H2SO4.
BAB V
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
13
ESTERIFIKASI
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
1. Nilai konversi pada waktu 0, 12, 24, 36 dan 48 menit pada reaksi dengan katalis HCl
berturut-turut adalah 0,509; 0,668; 0,678; 0,691 dan 0,699. Sedangkan pada reaksi
dengan katalis H2SO4 berturut-turut adalah 0,202; 0,359; 0,596; 0,62 dan 0,677.
Semakin lama waktu reaksi maka konversi akan semain tinggi, namun setelah
mencapai kondisi steady konversi tidak lagi berubah fungsi waktu.
2. Reaksi esterifikasi dengan katalis HCl menghasilkan konversi lebih besar daripada
dengan katalis H2SO4, karena HCl lebih reaktif disebabkan tingkat keasaman yang
tinggi.
3. Nilai k1 pada reaksi esterifikasi dengan katalis HCl adalah 6,543x10-4 sedangkan nilai
k2 sebesar 5,293x10-4. Pada reaksi dengan katalis H2SO4 nilai k1 adalah 5,087x10-4
sedangkan nilai k2 adalah 4,741x10-4. Nilai konstanta laju reaksi dengan katalis HCl
lebih tinggi dari pada reaksi dengan katalis H2SO4 karena HCl lebih reaktif
disebabkan tingkat keasaman yang tinggi.
4. Nilai konstanta kesetimbangan pada reaksi esterifikasi dengan katalis HCl adalah
1,249 sedangkan dengan katalis H2SO4 sebesar 1,073. Reaksi esterifikasi dengan
katalis HCl memiliki konversi yang besar sehingga menghasilkan produk yang lebih
banyak sehingga konstanta kesetimbangannya lebih besar dari reaksi esterifikasi
dengan katalis H2SO4.
V.2
Saran
1. Berhati-hati dengan reagen yang berbahaya di laboratorium.
2. Memperhatikan kebersihan alat agar tidak terkontaminasi.
3. Teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
14
ESTERIFIKASI
Artini, N. J., Dewi N. A., & Parmayasa, K. 2008. Konstanta Keseimbangan. Dikutip dari:
http://juni-artini.blogspot.com/2010/07/konstanta-keseimbangan-kc.html. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2014 pukul 17.00
Hill, G.C. 1977. An Introduction to Chemical Engineering Kinetics and Reactor Design. Mc
Graw Hill Book Company
Levenspiel, O., 1970, Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.
Miessler G.L. and Tarr D.A, 1998, Inorganic Chemistry 2nd ed, Prentice-Hall, p.170. ISBN 113-84189-8
Smith, J.M., Van Ness, H.C., Abbott, M.M., 2001, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics Sixth Edition, McGraw-Hill Co-Singapore.
Tim Penyusun. 2005. Buku Ptunjuk Praktikum Teknik Kimia I. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.
ek
BM
Vt
m 1000
0,3 N=
1
40 500
m=6 gr
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
15
ESTERIFIKASI
2. Perhitungan Densitas
V picno = 25 ml
Zat
HCl
H2SO4
CH3COOH
C2H5OH
Massa
Massa Zat +
Massa
Densitas
Picno (gr)
23,338
22,313
23,338
22,313
Picno (gr)
51,809
66,288
49,111
42,881
Zat (gr)
28,471
43,975
25,773
20,568
(gr/ml)
1,139
1,759
1,031
0,823
ek
BM
Vt
m
1000
0,25 N=
1 0,25
36,5 300
m=10,95 gr
m
10,95 gr
V= =
=9,61ml
1,139 gr /ml
b. Variabel 2 (Katalis H2SO4)
m 1000
N=
ek
BM
Vt
m 1000
0,25 N=
2 0,98
98 300
m=3,75 gr
m
3,75 gr
V= =
=2,13 ml
1,759 gr /ml
4. Perhitungan Volume Reaktor
Asetat : Alkohol = 1 : 2
n As 1
=
n Al 2
2 n As=1 n Al
V kadar
V kadar
2
=
BM
BM
As
Al
1,031 V 0,96
0,823 V 0,98
2
=
60
46
As
0,03299 V As=0,0175 V Al
V As=0,5315 V Al
a. Variabel 1 (Katalis HCl)
Vt = VAs + VAl + Vkat
Vt Vkat = VAs + VAl
300 9,61 = VAs + VAl
290,39 = 0,5315 VAl + VAl
290,39 = 1,5315 VAl
VAl = 189,6 ml
VAs = 0,5315 VAl
VAs = 0,5315.189,6
(
(
) (
) (
Al
ESTERIFIKASI
VAs = 100,79 ml
b. Variabel 2 (Katalis H2SO4)
Vt = VAs + VAl + Vkat
Vt Vkat = VAs + VAl
300 2,13 = VAs + VAl
297,87 = 0,5315 VAl + VAl
297,87 = 1,5315 VAl
VAl = 194,5 ml
VAs = 0,5315 VAl
VAs = 0,5315.194,5
VAs = 103,37 ml
LEMBAR PERHITUNGAN
Reaksi
CH3COOH + C2H5OH C2H5COOCH3 + H2O
A
B
C
D
1. Variabel 1 (Katalis HCl)
m 1000
C A 0=
BM
ml
V kadar 1000
C A 0=
BM
ml
gr
1,031 100,79 ml 0,96
ml
1000 ml/ L
C A 0=
60 gr /mol
300 ml
C A 0=5,542 mol/ L
m 1000
C B 0=
BM
ml
V kadar 1000
C B 0=
BM
ml
gr
0,823 189,6 ml 0,98
ml
1000 ml / L
C B 0=
46 gr /mol
300 ml
C B 0=11,081 mol / L
(V N )NaOH (V sampel N HCl )
CA=
V sampel
0,3 V NaOH (5 0,25)
CA=
5 ml
C A =0,06 V NaOH 0,25
C
X A 0=1 A
CA 0
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
17
ESTERIFIKASI
Volume
(menit)
Titran (ml)
0
12
24
36
48
49,5
34,8
33,9
32,7
32
XA
2,72
1,838
1,784
1,712
1,67
0,509
0,668
0,678
0,691
0,699
C A =C A 0 ( 1X A )=5,542 ( 1 X A )
C B=C B 0 C A 0 X A=11,0815,542 X A
C c =C A 0 X A =5,542 X A
C D =C A 0 X A =5,542 X A
C
11,081
M = B0 =
=1,999
C A 0 5,542
d C A
r A=
=k 1 C A C Bk 2 C C C D
dt
k1
d C A
C C
dengan K=
r A=
=k 1 C A C B C D
k2
dt
K
C
C X C A 0 X A
( B 0C A 0 X A ) A 0 A
K
C A 0 ( 1X A )
dXA
C A0
=k 1
dt
d XA
CB0
C A 02 X A 2
CA 0
=k 1 C A 0 ( 1X A ) C A 0 (
X A )
dt
C A0
K
CA 0
d XA
C
X 2
=k 1 C A 02 ( 1X A ) ( B 0 X A ) A
dt
CA 0
K
dXA
X
=k 1 C A 0 ( 1 X A ) (M X A ) A
dt
K
Pada saat kesetimbangan
C C C
K=
=
CAC
C AO2 X A2
X A2
=
C
( 1X A )( M X A )
C AO2 ( 1X A ) Bo X A
C AO
Konstanta kesetimbangan saat t = 48menit
2
( X Ac )
(0,699)2
K=
=
= 1,249
( 10,699 ) (1,9990,699 )
( 1X Ac ) ( M X Ac )
( C AO X A )( C AO X A )
=
C Ao ( 1X A ) ( C Bo( C AO X A ) )
ESTERIFIKASI
Mencari nilai X A
dXA
X2
= k 1 C Ao ( 1 X A ) ( M X A ) A
dt
k
dXA
X2
= k 1 5,542 ( 1 X A ) ( 1,999 X A ) A
dt
1,249
dXA
= k 1 5,542 ( 1,9992,999 X A + X 2A 0,8 X 2A )
dt
dXA
= k 1 (11,07816 , 62 X A +1,108 X 2A )
dt
dXA
= k 1 1,108 ( 9,99815 X A + X 2A )
dt
X
t
d XA
1
=k
1 dt
2
1,108
o ( X A 15 X A + 9,998 )
o
Rumus ABC
( X 2A15 X A +9,998 )=( X A 14,301)( X A0,699)
X
d XA
=0,903
0,903 ( A14,301)( X A0,699)
[ (
XA
A
B
+
d XA
X A 14,301 X A 0,699
XA
X
( A14,301)(X A0,699)
=
1
A
X A 14,301
B
X A 0,699
A ( X A 0.699 ) + B ( X A 14,301 )
( X A 14,301) ( X A 0,699 )
1= A ( X A0.699 ) +B ( X A 14,301 )
Jika XA 0,699 = 0 maka XA = 0,699
Jika XA 14,301 = 0 maka XA = 14,301
1 = -13,601 B
1 = 13,602 A
0,903
[
[
XA
XA
0,0735
d X A
d XA
( X 0,0735
0
A 14,301)
0 ( X A0,699)
XA
XA
= k1 .t
1
1
0,0735
d X A +
d XA
(
X
14,301)
(
X
0,699)
0
A
0
A
0,0664 ln
= k1. t y = mx
= k1 .t
B = - 0,0735
A = 0,0735
ESTERIFIKASI
t (x)
0
XA
0,509
y
-0,0842
xy
0
x2
0
12
0,668
-0,2045
-2,4535
144
24
0,678
-0,2298
-5,5156
576
36
0,691
-0,2943
-10,593
1296
48
0,699
2304
y =0,8127
xy=18,562
x 2=4320
x=120
k1 = m =
K=
n. xy x y
2
n . x (x)
k1
k2
k2 =
k1
K
4,714
7200
6,543 x 104
= 5,239 x 10-4 mol/men
1,249
BM
ml
V kadar 1000
C A 0=
BM
ml
gr
1,031 103,37 ml 0,96
ml
1000 ml /L
C A 0=
60 gr /mol
300 ml
C A 0=5,684 mol / L
m 1000
C B 0=
BM
ml
V kadar 1000
C B 0=
BM
ml
gr
0,823 194,5 ml 0,98
ml
1000 ml /L
C B 0=
46 gr /mol
300 ml
C B 0=11,368 mol/ L
(V N )NaOH (V sampel N HCl )
CA=
V sampel
0,3 V NaOH (5 0,25)
CA=
5 ml
C A =0,06 V NaOH 0,25
C
X A 0=1 A
CA 0
t
Volume
(menit)
Titran (ml)
XA
ESTERIFIKASI
0
12
24
36
48
79,8
64,9
42,4
40,2
34,8
4,538
3,644
2,294
2,162
1,838
0,202
0,359
0,596
0,619
0,677
C A =C A 0 ( 1X A )=5,684 ( 1X A )
C B=C B 0 C A 0 X A=11,3685,684 X A
C c =C A 0 X A =5,684 X A
C D =C A 0 X A =5,684 X A
C
11,368
M = B0 =
=2
C A 0 5,684
d C A
r A=
=k 1 C A C Bk 2 C C C D
dt
k1
d C A
C C
dengan K=
r A=
=k 1 C A C B C D
k2
dt
K
C
C X C A 0 X A
( B 0C A 0 X A ) A 0 A
K
C A 0 ( 1X A )
dXA
C A0
=k 1
dt
d XA
C
C 2X 2
CA 0
=k 1 C A 0 ( 1X A ) C A 0 ( B 0 X A ) A 0 A
dt
C A0
K
d XA
CB0
X A2
2
CA 0
=k 1 C A 0 ( 1X A ) (
X A )
dt
CA 0
K
dXA
X A2
=k 1 C A 0 ( 1 X A ) (M X A )
dt
K
C AO2 X A2
X A2
=
C
( 1X A )( M X A )
C AO2 ( 1X A ) Bo X A
C AO
Konstanta kesetimbangan saat t = 48menit
2
( X Ac )
(0,677)2
K=
=
= 1,073
( 10,677 ) ( 20,677 )
( 1X Ac ) ( M X Ac )
Mencari nilai X A
( C AO X A )( C AO X A )
=
C Ao ( 1X A ) ( C Bo( C AO X A ) )
ESTERIFIKASI
2
dXA
X
= k 1 C Ao ( 1 X A ) ( M X A ) A
dt
k
dXA
X 2A
= k 1 5,684 ( 1X A )( 2X A )
dt
1,073
dXA
= k 1 5,684 ( 23 X A + X 2A 0 , 932 X 2A )
dt
dXA
= k 1 (11,36817 , 052 X A +0,387 X 2A )
dt
dXA
= k 1 0 , 387 ( 29,37544,062 X A + X 2A )
dt
X
t
d XA
1
=k 1 dt
2
0,387
o ( X A 44,062 X A +29,375 )
o
Rumus ABC
( X 2A44,062 X A +29,375 )=( X A 43,385)( X A 0,677)
XA
d XA
=2,584
2,584
0 (X A 43,385)(X A0,677)
X
( A43,385)( X A 0,677)
=
1
[(
XA
A
X A 43 , 385
A
B
+
d XA
X A 43,385 X A 0 , 677
B
X A 0 , 677
A ( X A 0,677 ) + B ( X A 43,375 )
( X A 43,385 ) ( X A0,677 )
1= A ( X A0,677 ) + B ( X A 43,385 )
Jika XA 0,677 maka XA = 0,677
Jika XA 43,385 maka XA = 43,385
1 = -42,708 B
1 = 42,708 A
2,584
[
[
XA
XA
0,0234
d X A
dXA
( X 0,0234
0
A 43,385)
0 ( X A 0,677)
XA
XA
= k1 .t
1
1
0,0234
d X A +
dXA
0 (X A 43,385)
0 (X A 0,677)
0,0605 ln
( X A 43,385 ) (0,677)
( X A0 ,677 ) (43,385)
= k1. t y = mx
= k1 .t
B = - 0,0234
A = 0,0234
ESTERIFIKASI
k1
t (x)
0
XA
0,202
y
0,0211
xy
0
x2
0
12
0,359
0,0452
0,5423
144
24
0,596
0,1279
3,0702
576
36
0,62
0,1485
5,3445
1296
48
0,677
2304
y =0,3427
xy=8,957
x 2=4320
x=120
n. xy x y
2
n . x ( x)
K=
k1
k2
k2 =
3,661
7200
k1
K
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi:
ESTERIFIKASI
ESTERIFIKASI
NAMA
GROUP
: Mochammad Arief A.
NIM: 21030112130101
NIM: 21030112140180
Taufik Nuraziz
NIM: 21030112140179
: 18/RABU
2.
esterifikasi.
Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta keseimbangan pada
3.
proses esterifikasi.
Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta reaksi pada proses
4.
esterifikasi.
Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi pada proses esterifikasi.
II. PERCOBAAN
II.1
Bahan Yang Digunakan
1. Asam Asetat
2. Etanol
3. Indikator PP
4. Katalis HCl & H2SO4 (0,25 N)
5. NaOH 0,3 N (dalam 500 ml)
6. Aquadest
II.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ESTERIFIKASI
10. Erlenmeyer
II.3
Cara Kerja
1. Merangkai alat
2. Mencampurkan asam asetat 100,79 ml dan katalis HCl 9,61 ml, panaskan
sampai suhu 60oC.
3. Panaskan etanol 189,6 ml sampai suhu 60oC.
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut ke
dalam labu leher tiga.
5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 60oC kembali, sampel
diambil 5 ml mulai dari to dengan waktu pengambilan setiap 12 menit dan
dihentikan setelah mendapat hasil volume titran konstan sebanyak 3 kali.
6. Metode analisis
7. Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP,
kemudian sampel dititrasi dengan NaOH 0,3 N. Amati perubahan warna
yang terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi warna merah muda hampir
hilang. Catat kebutuhan titran. Menghentikan pengambilan sampel setelah
5 kali pengambilan.
8. Ulangi langkah di atas untuk variabel jenis katalis H2SO4 dengan volume
asetat 103,37 ml, katalis H2SO4 2,13 ml dan etanol 194,5 ml.
9.
II.4
Hasil Percobaan
10. Picno kosong (biru) = 23,338 gr
11.
Picno kosong (putih) = 22,313 gr
a. HCl
12.Picno isi = 51,809 gr
m 51,80923,338 gr
=1,139 gr /ml
13. = =
v
25 ml
b. Asam Asetat
14.
Picno isi = 49,111 gr
m 49,11123,338 gr
= =
=1,031 gr /ml
15.
v
25 ml
c. H2SO4
16.
Picno isi = 66,288 gr
m 66,28822,313 gr
= =
=1,759 gr /ml
17.
v
25 ml
d. Etanol
18.
Picno isi = 42,881 gr
m 42,88122,313 gr
= =
=0,823 gr /ml
19.
v
25 ml
20.
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
3
ESTERIFIKASI
1. HCl
21.
N=
m 1000
ek
BM
Vt
m
1000
1 0,25
36,5 300
23. m=10,95 gr
m
10,95 gr
=9,61ml
24. V = =
1,139 gr /ml
22. 0,25 N=
ek
41. N=
BM
Vt
m 1000
2 0,98
42. 0,25 N=
98 300
43. m=3,75 gr
m
3,75 gr
=2,13 ml
44. V = =
1,759 gr /ml
45. Vt = VAs + VAl + Vkat
46. Vt Vkat = VAs + VAl
47. 300 2,13 = VAs + VAl
48. 290,87 = VAs + VAl
49. VAs = x
50. VAl = 290,87 x
25.
26.
51.
52.
53.
) (
) (
Asetat : Alkohol = 1 : 2
n As 1
=
n Al 2
2 n As=1 n Al
Al
ESTERIFIKASI
54.
As
55.
Al
As
56.
57.
58.
59.
60.
Al
ESTERIFIKASI
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
MENGET
AHUI
90. PRAKTIKAN
ASISTEN
91.
92.
93.
MARSYA
94.
OLEH
2. Memperlihatkan
ESTERIFIKASI
B. Dasar Teori
Reaksi kimia terdiri dari 2 macam yaitu, reaksi irreversible dan reaksireversible.
Reaksi irreversible adalah reaksi kimia yang tidak dapat dapat kembali lagi menjadi
reaktan setelah terbentuknya suatu produk. Reaksi reversible adalah suatu reaksi
kimia yang berlangsung dua arah, yaitu produk dapat membentuk reaktan kembali.
Pada reaksi kesetimbangan kimia, dapat terjadi reaksi dua arah (reversible).
Berdasarkan fasa reaktan dan produk suatu reaksi, reaksi kesetimbangan dibedakan
menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan
homogen adalah reaksi kesetimbangan yang memiliki fasa reaktan dan produk
sama. Misalkan reaktan berwujud gas dan produk juga berwujud gas.
Kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang memiliki fasa reaktan
dan produk tidak sama. Misalkan reaktan berwujud padat dan produk berwujud gas.
Hukum kesetimbangan menyatakan jika reaksi sudah mencapai kesetimbangan,
tidak akan terjadi perubahan konsentrasi reaktan dan produk.
Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien
reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya. Tetapan
kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu tertentu. Jika reaktan dan
produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan ditulis dengan
simbol Kc. Tetapan
kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial ditulis dengan simbol Kp.
Pada reaksi heterogen, tetapan kesetimbangan tidak menyertakan zat yang
berwujud padat atau cair. Tetapan kesetimbangan memiliki beberapa manfaat antara
lain yaitu:
1.
2. Meramalkan
berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi produk dan reaktan
pada keadaan apapun.
ESTERIFIKASI
1.
3. Perubahan
4. Perubahan
5. Katalis.
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion H+.
Walaupun telah dikatalisis, untuk mencapai keseimbangan masih dibutuhkan
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
8
ESTERIFIKASI
NO
DIPERIKSA
TANGGAL
KETERANGAN
TANDA TANGAN
ESTERIFIKASI
1.
2.
11 Desember 2014