Você está na página 1de 17
PEMBUATAN LARUTAN PENGGUMPAL UNTUK PROSES SEDIMENTASI DENGAN MEMANFAATKAN SLUDGE YANG MENGANDUNG Fe DAN Al Bambang Widiono Laporatorium Limbah Jurusan Teknik Kimia Politekaik Negeri Matang ‘Tilp. 0341 51341 Fax ; 0341 404420 Abstrak : Pengolahan air di PDAM secara kentinyy menghasitkan timbah padat berupa Sludge dari proses sedimeatasi. Sludge ini menimbulkan permasalahan bagi PDAM, karena jumlahnya relatif besar schingga memerlukan penanganan khusus, Apabila sludge langsung dibuang kembali ke sungai, juga akan memberi dampak negatif bagi sungai tersebut. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan cara memanfaatkan sludge tersebut sebagai larutan Penggumpal untuk membantu proses sedimentasi, Pengendapan pasia proses sedimentasi dilakukan dengan cara penambahan keagulan Poly Alumunium Chloride (PAC). Pada proses ini, Koagulan yang ermuatan positif akan mengikat partikel koloid kecil yang bermuatan negatif pada air, setingga ‘membentuk flok AM(OH),. Sludge basil proses sedimentasi di PDAM yang sebagian besar mengandung AL(OH)S dikeringkan dan direaksikan dengan asam sulfat. Perbandingan berat lumpur kering dan asam sulfat adalah | : 2. Konsentrasi asam sulfat yang digunakn adalah 1M, 1.5M, 2M, 2,5M dan 3M, dengan suhu pereaksian yang, digunakan adalah 30°C, 40°C, 50°C, 60°C, dan 70°C. selama pereaksian ditakukan Pengadukan dengan magnetic stirer pada skala kecepotan 3 selama I5 menit setelah suhu pereaksian tercapai. Dari basil peccobaan didapatkan bahwa larutan penggumpal variable IMSO dan 1,5M70 mempunyai efektifitas penorunan Kkekeruhan yang tinggi pada air baku yaitu sampai betkisar 5 NTU, Kinerja larutan penggurnpal ini dipengarihi oleh pH-nys Kata Kunci : Sedimentasi, Jumpur, air Abstract : Water processing in PDAM by continue process, produce yield solid waste in the form of sludge from sedimentation process. This sludge makes some problems for PDAM, because the amount is big enough $0 that need special handlings. If the sludge Is thrown directly to the river, it will give negative impact for the river. This research is one of the effort to overcome the problems, that i by exploiting the sludge mentioned as coagulant t0 assist sedimentation process.Precipitation in sedimentation process was done by addition of Poly Alumunium. Chloride coagulant (PAC). In this process, coagulant which ts contain positive ion wili fasten smaller collaid particle which is contain negative ion in the water, that forming flock AN(OH)s. Sludge results of sedimentation process in PDAM that mostly contain AKOH)s dried and reacted with sulphuric acids. Heavy comparison of dry sludge and sulphuric acic are I : 2. The concentration of sulphuric acid that used are 1M, 1,5M, 2M, 25M, and 3M, with temperature of reaction that used are 30°C. 40°C, 50°C, 60°C, and 70°C. During the reacilon, t mixed by mageti stirrer at speed scale 3 during 15 minstes aftr the temperature of reaction is done. From attempt result, got that liquid coagulant with variable 1MSO and 1,5M70 having the highest efectvity degradation of turbidity standart water that is about 5 NTU, Performance of this liquid ‘coagulant is influenced by its pH. Keywords : Sedimentation, sludge, water 163 Bambang Widiono, Pembuatan larutan penggumpal untuk prases sedimentasi dengan memanfacikan sludge yang, smengandune Fe dan AI Pendahuluan _ Untuk mendapatkan air yang dapat digunakan (dikonsumsi) oleh masyarakat, maka dilakukan beberapa tahap pengolahan air. Air baku yang digunakan diembil dari air sungai yang banyak mengandung zat organik maupun anorganik, yang sebagian besar bersumber dari fimbah rumah tangga yang berada di sekitar sungaitersebut. Dimana zat-zat ini akan meningkatkan kekeruhan air sungai. Dengan kondii air baku dengan tingkat kekeruhan yang cukup tinggi ini, maka dilakukan proses pengolahan yang —bertujuan untuk ‘menurunkan ekeruhannya. Proses yang, digunaken antara lain proses sedimentasi, dimana proses ini merupakan proses. pengendapan socara gravitasi dengan bantuan zat kimis, salah satunya adalah PAC. Hasil samping dari proses sedimentasi ini adalah sludge. Selama ini, sludge yang berasal dari proses pengolahan air di PDAM belum dimanfaatkan, schingga menjadi rmasalah baik bagi instansi terkait maupur masyarakat sekitar. Karena —_setelah sedimentasi, sludge langsung dibuang ke perairan lagi. Di dalam sludge terscbut mengandung Fe(OH); dan Al(OH)s sebagai akibat dari penambahan koagulan Pol Aluminium Chloride (PAC). Sehingga bi dibuang ke perairan, maka kandungan mineral dalam air khususnya Al dan Fe akan meningkat, yang —_-mengakibatkan terganggunya kehidupan mikroorganisme di dalamnya. apabila sludge hasit pengolahan air pada proses sedimentasi langsung dibuang ke perairan, maka kandungan Fe dan Al dalam air akan bertambah. Sehingga perlu dilakukan pemanfaatan Fe dan Al dalam — sludge. Salah satu cara pemanfaatannya adalah dengan mereaksikan sludge tersebut dengan asam sulfat (H,SO,), sehingga terbentuk garam- garam Fe dan Al sulfat yang dapst digunakan sebagai koagulan. Yang jadi permasafahannya adalah dari berbagai konsentrasi asam sulfat yang digunakan yaitu 1M, 1,5M, 2M, 2,5M, dan 3M, Konsentrasi manakah yang menghasilkan koagulan yang paling baik, sehinggs dapat digunakan dalam proses pengolahan air. Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makbluk fidup lainnya. Schingga akan mempunyai fungsi bagi kehidupan yang tidak akan dapat tergantikan oleh senyawa fainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutubkan air, mulaj dari membersihkan iri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalymenyiapkan makanan dan minuman dan aktifitas tainnya, Oleh karena ity keberadazn air sangat penting bagi Kelangsungan fhidup —manusia maupun makhluk hiudup lainnya Dalam penggunaannya sehari-hari, air dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu air bersih dan air minum. Dua jenis air ini seperti mempunyai arti yang sama, tetapi bila dilihat dari arti katanya mempunyai pengertian yang berbeda. Air bersih adalah “air yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan rumah tangga (mandi, mencuci piring, mencuci pakaian)tetapi tidak dpat Tangsung — diminum, —karena_— masih mengandung bakteri pathogen” (Valentinus Darsono,1995:119). Sedangkan air minum sendiri adalah “air yang memenuhi peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 01/BIRHUKMASM/1975, tentang syarat-syarat_ dan pengawasan kualitas air minum” (Valentinus Darsono, 1995:119). Syarat-syarat Air Minum Air yang dapat diminum adalah air yang memenuhi standart keschatan, sehingga harus memenuhi syara i minum yang telah ditentukan. Di segi kuaitas, syarat air minum yang harus dipenubi antara lain; a. Syarat Fisik * Air tidak boleh berwamna “Air thdak boleh berasa «Air tidak boleh berbau + Mempunyai suhu di bawah sla udara (sejuk 490) + Air harus jernih Syarat ~syarat_mengenai kekeruhan dan wara dipenuhi dengan cara penyaringan dalam —pengolahannya, Semua syarat tersebut tidak boleh melebihi dari yang tentukan, dibawah ini merupakan kreteria 164 DISTILAT - 2urnai Teknologi Separasi, Valume I Nomor 2 Nopember 2008 - ISSN 1978-8789 dari syarat_air_ minum (bersih) secara fisik,(Totok Sutrisno,dkk,2004:21) Tabel 1 Ambang Batas Syarat Air Minum Secara Fisik Kadir (bilangan) Radar yang disyarathen—_pilangen) idak “Keasaman 70-85 Di bewah sebagai PK 165 dan dt 235 95 Bahor-bahan Tidak melebihi SO Tidak ada melt relebihi 150001 Womna (kala Tidak melebini Tidak Peco) kesatvan meledini 50 besatuan Rasa Tidak : Bao smengganegy Tidak —_mengganggy Syarat Kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-2at mineral atau zat-zat tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan, Dibawah ini adalah syarat air minum secara kimia menurut WHO (Totok ‘Sutyisno,dkk,2004:22). Syarat Bakteriologik Air minum tidak boleh mengandung bakteri- ‘bakteri patogen sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi —batas-batas_yeng —_ telah ditentukannya, yaitu 1 “Colifi0O mi air(Totok Sutrisno dkk, 2004:23) Air yang telah mangandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pomeriksaan bakteriologik, —_ditakukan dengan men indikator bakteri golongan Coli.(Totok Sutrisno,dkk,2004:23) Pengolahan Air Minum Secara umum, proses pengolahan air_minum yang dilakuken di PDAM meliputi screening, sedimentasi, dan Klorinasi, Setiap proses pada pengolahan air ini memiliki tujuan tertentu, proses sereening berfungsi untuk menghilangkan zat padat yang mempunyai ukuran partikel yang besar (kasar), dengan cara melewatkan air pada saringan (filter). Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel halus yang lolos dari sereening secara gravitasi. Dan proses Klorinasi adalah proses pengolahan yang bertujuan untuk membush mikroorganisme, -yang_—_—biasanya menggunakain Natrium Hipoklorit (NaOCl) atau kaporit, Tabel 2 Syarat Air Minum Secara Kimia Menurat WHO Parameter Persyaratan pH 70-85 Alkalinity : NHN ppm 05 NO;-N ppm ft NO3-N ppm 40 CL ppm 200 SO, ppm 200 KMnO,cons ppm 10 T.s ppm : T, Hardness - 100-50 Ca"* ppm 15 Mg" ppm 50 T.Fe ppm 03 T.Mnppin o T.Cu ppm 10 T.Pb ppm a TZn ppm 50 T.Crppm 0,05 Ce ppm - T.Mgppm sa T. As ppm 02, TT. FF ppm 10 CN ppm 0,01 Phenol ppm 0001+ RChloride ppm ~ T.ca : Radio -10° c/ml Activity -10* c/ml General - Bacteria : Catiform MPN 10 bacteria All_year 165 Bambang Widlono, Pembuctan arutan penggumpal untuk proses sedimentast dengan memianfaatkan sludge yang, mmengandung Fe dan Al Pengolahan Pendahuluan Sebelum air mengalami proses pengolahan, perlu dilakukan pembersihan- pembersihan agar mempercepat dan memperlancar "proses_—_pengolahan selanjutnye (Sugiharto, 1987). Proses yang dilakukan tethadap air sebelum dilakukan pengolahan antara lain pengambilan benda ferapung, dan pengambilan benda yang dapat _mengendap, misalnya pasir. Tahap pengolahan pendahuluan bertujuan untuk menaban benda-benda terapung yang berukuran besar, Bendabenda ini harus dihilangkan agar tidak merusak alat-alat dalam unit pengolahan berikutnya. Tahap pretreatment dapat dilakukan melalui penyaringan atau filtrasi_— dengan menggunakan saringan kasar yang terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat karena air sungai yang digunakan sebagai ‘bahan baku pengolahan air mengandung ‘padatan-padatan kasar dengan ukuran yang, bbesur. Agar tidak menghambat aliran air baku yang masuk ke proses pengolahan, ‘maka saringan ini harus sesering mungkin dibersihkan, Karena bila tidak, maka padatan-padatan akan terkumpul dan ‘menyumbet saluran masuk air baku, Minyak ddan lemak yang sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga yang berada di permukaan air akan tersaring pada kewat kkasa bersama dengan benda kasar lainnya. Pengolahan tahap pretreatment akan ‘berpengaruh pada hasil pengolahan tingkat primer (Kristanto, 2002). engolahan Awal (Primary Treatment) Menurut Gintings (1992), padatan halus, zat wama yang larut maupun tersuspensi tidak tersaring pada proses penyaringan pada pengolahan pendahuluan, Proses pengolahan air pada prinsipnya terdiri dari tabapan-tahapan untuk memisahkan air dari padatan-pedatan, yaitu dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau dengan memisahkan bagian-bagian padatan yang mengapung (Kristanto, 2002), Proses penanganan awal (primary) terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut : Penysringan Pada proses penyaringan ini, padatan-padatan yang mengapung dan berukuran besar dihilangkan dari air sungai sebagai air baku dengan cara mengalirkan air tersebut melalui saringan. Agar tidak mengalami peryumbatan pada saluran ait masuk, make —pembersihan — terhadap saringan harus sering ditakukan. Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil Setelah melalui tahap penyaringan, air baku kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap pertama. Fungsi dari tangki pengendap pertama ini adalah untuk mengendapkan pertikel-pertikel padat yang tidak tersaring pada tahap penyaringan, seperti pasir. Pengendapan padatan ini didasaskan pada gaya gravitasi_tanpa enambahan bahan-bahan kimia. Untuk instalasi jpenjernihan air minum yang air bakunya ‘cukup jernih, tangki pengendap pertama ini tidsk "diperlukan. Pada Pengendapan pertama ini, aliran air harus 2004), % Penggabungan flok-flok yang terbentuk pada- proses koagulasi _schingga ferbentuk flok-flok yang lebih besar dan dapat_mengendap melalui_mekanisme tumbukan (Degreemont, 1987). Proses Koagulasi dan Flokulasi Proses Koagulasi Dalam proses koagulasi, selain terjadi reaksi Kimia yang — sangat Kompleks, juga terjadi_koagulasi elektrokinetik, _perikinetik, dan orthokinetik. Latar belakang terjadinya Koagulasi adalah terjadinya reduksi zeta potensial, berubahnya « daya —tarik menarik antar molekul (gaya Van Der Waals) yang mengakibatkan tidak adanya keseimbangan antara daya tolak menolak —akibat elektrostatik zeta potensial dan daya tarik menarik Van Der Waals. ae) q \Potencial ie DE oe) | i ae) ein etnias Gambar 1. Resultan Zeta Potensial dan gaya ‘Van Der Waals 167 Bambong Widiono, Pembuoton larutan pengguntpal untuk proses sedimentasi dengan memanfoatkan sludge yang ‘mengandung Fe dan At Langkah-langkah proses kimia koogulasi sebagai berikut : Pada pembubuhan koagulan, tetjadi disosiasi hidrotisis ion metal menjadi muatan —positif yang ~—_kompleks Iydrosometalic. Kompiek hydrosometalic adalah potyvalen, bermuatan positif yang, tinggal dan kemudian diadsorosi ‘peda permukaan koloid bermuatan negatif, mereduksi zeta potensial pada saat koloid dalam keadaan destabilisasi. Partikel yang didestabilisasi bersama_—_-kompleks hydrosometalik yang diserap penggumpal yang disebabkan daya tarik menarik gaya Van’ Der Waals. Gaya ini dibantu oleh pengadukan air yang perlahan, Pada proses penggumpalan sifat pengadukan sangat penting Karena akan menyebabkan artikel destabilisasi pecah dan menyatu. Penggumpalan dari partikel destabilisasi timbul dikarenakan adanya Jembatan interpartikulat yang menyebabkan interaksi kimia antara gugus reaksi Pengadukan disini penting karena terjadi kontak interpartikulat. Dosis koagulan sengaja dibuat berlebihan dimaksudken untuk menghasilkan kompleks hydrosometalik positif yang diperlukan. Ekses dari kompleks ini akan menyebabkan polimerisasi berlanjut sampai_ terbentuk metalik hidroksid yang tidak larut AKOH)s dan anit’ menjadi super tepat oleh hidroksida. Pada pembentukan metalik hidroksid, terjadi ikatun koloid negatif dengan exdapan yang dikenal dengan presipitst atau “sweep coagulation” (koagulasi tilang). Pendapat semula bahwa reduksi zeta potensial terjadi Karena reduksi ion metal dari garam Koagulan, Sekarang ‘ercermati bahwa kejadian dasarnya adalah akibat —muatan posi ‘Kompleks hydrosometalik yang diperbesar. Spesies dari kompleks ion polyvalen metalik lebih efektif pada koagulasi dispersi Koloidal daripada_kompleks monovalen, sehingga garam metalik polyvalen selau digunakan untuk Kogulasi. Pada suspensi koloid yang encet, kecepatan koagulasi sangat rendah, disebabkan oleh kecilnya konsentrasi partikulat yang, menyebabkan ketidakmampuan Kontak —_sejuntlah inerpartikulat. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan arus_balik endapan dalam upaya mengkondisiken. sitat-sifat koagulasi seperti dijelaskan datas. Penambahan dosis_koagulan yang, berlebihan bahkan akan menstabilkan koloid. Koagulasi koloid oleh polimer ‘organik terjadi akibat interaksi kimia yang dikenal dengan Bridging. Polimer mempunyai gugus yang bisa terionisasi seperti karboksil, amino dan silfonik dan gugus ini mengikat bagian atau gugus reaktif pada permukaan—koloid (Tjokrokusumo, 1999). Proses Fiokulast Pembentukan flok dengan ukuran optimal 1 mm — 1,0 mm) memerlukan pengadukan secara perlahan. Pengadukan perlahan pada proses flokulasi direncanakan untuk memaksimatkan kontak antar partikel dan flok, sehingga terbentuk flok-flok yang mudah diendapkan dan disaring. Agar hal tersebut dapat tercapai, bak flokulasi harus terbagi untuk tiap perubahan kecepatan pengadukan yang menurun, Tujuan lain dari Pembagian bak tesebut adalah untuk mencegah terjadinya aliran singkat yang dapat memeceh flok, dan agar dapat terjadi Penurunan enetgi pengadukan dari besar, medium, dan kecil. Untuk memastikan bahwa eliran singkat tidak terjadi, dilakukan pemasangan sekat pada dacrah pergantian tahapan pengadukan flokulasi. Secara garis besar, mekanisme terbentuknya flok terdiri dari X Tahap destabilisasi koloid % Tahap pembentukan mikroflok x Tahap pengembangan mikroflok % Tahap pembentukan makroflok ‘Yang membedakan antara koagulasi dan flokulasi adalah kecepatan pengadukan, dimana flokulasi_memerlukan kecepatan Pengadukan yang lebih rendah dari pada Koagulasi, Proses koagulasi memerlukan pengadukan cepat, karena : % Untuk dapat melarutkan koagulan dalam air % Mendistribusikan koagulan secara culkup dan merata %* Untuk dapat menghasilkan flok-flok Partikel halus sebagai inti koagulan 168 DISTULAT - Jurna} Teknologi Separasi, Volume | Nomor 2 Nopertber 2008 - 18S Sedangkan proses flokulasi_memerlukan pengadukan lambat, karen : Memberi kesempatan kepada flok-flok kecil yang sudahterkoagulasi untuk bergabung menjadi flok-flok yang. ukurannya semakin besar X Memudahkan flokulan dengan lengan- lengannya untuk mengikat flok-flok Kecit menjadi ikatan flok yang ukurannya semakin membesar % Mencegah pecahnya Kembali flok-flok ‘yang sudah terbentuk Dalam proses flokulasi, terdapat dua jenis flokulasi yaitu flokulasi perikenetik dan flokulasi orthokinetik. Flokulasi perikenetik adalah proses flokulasi yang disebabkan oleh Kontak interpartikel dan gerak Brown, Gerak Brown adalah gerak bebas partikel koloid dalam medium yang selatu lurus dan akan patah bill bertabrakan dengan partike) koloid yang tia (Syukri S., 1999:456), Sedangkan flokulasi orthokinetik adalah proses flokulasi yang dihasilkan oleh kontak interpartikel dari gerakan fluida akibat adukan (Tjokrokusumo, 1999), Gambar 2. Destabilisasi kol Kecepatan penggumpalan dari flok-flok ditentuken ofeh banyaknya benturan yang ferjadi antar partikel koloid dan efektifitas dari benturan tersebut. Destabilisasi pertikel dapat juga terjadi arena : IN 1978-8799 » Kontak yang terjadi karena gerakan acak (gerak Brown) » Kontak yang terjadi Karena adanya pengaduka * Kontak yang dihasilkan dalam proses pengendapan partikel Jar Test Suatu larutan yang mengandung_partikel- partikel kecil dan dapat dianggap stabil bila partikel-partikel ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek, selain ity bila partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu , bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat. Hal ini disebabkan Karena mwatsa elektris pada permukaan partikel-partikel adalah sama, sehingga terjadi gaya tolak menolak antara partikel " satu dengan Jeiaaya.Dengan penambahan Koagulan, maka stabilitas akan ferganggn, karena sebagian kecil koagulan tinggal terlarut dalam air. Moleku! koagu‘an jai akan menempel pada permukaan koloid dan mengubah muatan elektrisnya Karena sebagian molekul bermuatan posit Sedangkan oloid biasanya _bermuatan negatif. Jar Test didesain untuk menunjukkan sift dasar dan tingkat pengolahan dengan bahan-bahan_ kimia yang kemudian akan terbukti efektif pada roses pengolahan air dalam sksle penuh. Bahan-bahan kimia yang _ditambahkan dalam air dapat dievaluasi pada skala laboratorium dengan alat Jar Test. Proses flokuiasi sebenamya tidak bisa diganggu, Karena bila terganggu biasanya flok-flok yang sudah besar akan pecaf, sehingga “Kecepatan pengendapan akan menjadi lambat. Efisiensi proses flokulasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kadar dan jenis zat tersuspensi, pH larutan (setelah penambahan koagulan), kadar dan jenis koagulan, wakty daa kecepataa pergadukan dan beberapa macam ion terlarut yang tertentu (seperti sulfat, fosfat, dan sebagainya). Faktor-faktor ini Jika kurang optimal dapat mengganggu Jjalannya proses flokulasi. Jar Test dapat digunakan untuk mencari nilai-nilai yang optimal melalui percobaan dalam {aboratorium, 169 Bambang Widiono, Pembuatan larutan penggunpel untuk proses sedimentasi dengan memanfaalan sludge yong rmengandng Fe don Al Jar Test memberikan data mengenai kondisi coptimiom untuk parameter-parameter proses, seperti * Dosis koagulan dan flokulan x pH * Wama * Waktu dan intensitas, ser kecepatan pengadukan * Waktu pengendapan Poly Aluminium Chloride (PAC) Dalam psoses pengolahan air di PDAM, biasanya menggunakan Poly Aluminium Chloride (PAC) sebagai koagulan. PAC merupakan suatu persenyawaan. kompleks, ion hidroksil serta ion alurninium bertaraf Klorinasi yang berlainan sebagai pembentuk polynuclear. PAC adalah jenis koagulan ‘baru sebagai has rset dan pengembangan teknologi pengolahan air. Sebagai unsur dasamya adalah aluminium yang. berhubungan dengan unsur lain membentuk unit yang berulang dalam suaru ikatan rantai molekul yang cukup panjang. Pada PAC unit benilangnya adalah AI-OH. Rumus cecipirik untuk PAC adalah (ALOW),Cloala dimana o=3 dan m=10. dengan demikian PAC menggabungkan netralisasi dan kemampuan menjembatani partikel-partikel Koloid sehingga koagalan bergabung lebih efisien, Apabila koagulan dimasukkan ke dalam air maka akan terjdi reaksi dissosiasi dan hidrasi, dilanjutkan reaksi polimerisasi, Dissosiasi adalah proses pemisahan kation dan anion (Degseemont, 1991). Reaksi penguraian (Disosiasi) AIC, AT + gr Reaksi hidrolisa ALCl, + 3,0 ——~» AWOH), + 3HICI Polimerisasi ion kompleks (GLO + HO {ANGH.0),011)"" + 4:0. (AI(H,0),0H)* + HO. > (AIGO}(OH))"* + 4,0 Mekanisme pembentukan flok (Al(OH)s) seperti halnya yang terjadi pada Al(SO,)s, yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini PAC mempunyai benyek — kelebihan. dibandingkan jenis Koagulan yang lain, diantaranya : % PAC dapat bekerja pada tingkat pH lebih luas. Dengan demikian pengoreksian pH tidak perlu, kecuali Jenis air tertentu yang sangat spesifik. sesamin ae tim a lee ee eons f z / wae a Na 2.6 « . 3 tN BN eS OAS Gambar 3. Mekanisme pembentukan flok (AKOH);) pada Al(S0,); % Abtifitas Kerja koagulan PAC tidak terpenganuh oleh suhu, Karena struktur molekul polimer panjang, maka akan totap aktif meskipun keadaan sub lebih, rendah maupun lebih tinggi * Kekeruhan tidak akan _bertambah meskipun penambahan dosis berlebihan. * PAC adalah garam basa aluminium ‘Klorida yang mengandung sedikit sulfat, yang didalam air dengan kadar aluminium —10%-(2% — dinyatakan sebagai A103) dan dapat _bekerja optimal pada pH 6-9 (Christine V., 2004:25). Ton aluminium dalam PAC yang bermuatan —positif dapat berinteraksi dengan _partikel-pastikel tersuspensi dalam ait yang bermaatan negatif, schingga membentuk gumpalan- ‘gumpalan yang lebih besar dalam waktu yang singkat dan akhimya mengendap. Spesifikasi dari PAC : lL. AhOs 12-13% 2. oN sebagai amoniak <0,01% 3. Ton sulfat 35% 4, Logam Arsen

Você também pode gostar