Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Banyaknya
kasus
dengan
gejala
struma
menjadikan
bahan
TUJUAN
Tujuan dari disusunnya refreshing ini adalah sebagai pembelajaran
pribadi yang dapat didiskusikan bersama dan menjadi bahan pemacu
untuk mengembangkan dan menyempurnakan hasil ini. Refreshing ini
juga sebagai tugas yang diberikan dalam melengkapi kewajiban di
stase bedah RSUD Cianjur.
BAB II
II.1
ANATOMI
II.1.1 Embriologi
Perkembangan kelenjar tiroid dimulai pada minggu ke empat masa
embrio dan menjadi kelenjar endokrin pertama yang muncul pada manusia. Kelenjar
tiroid muncul sebagai struktur yang primitif pada minggu ke tiga kehamilan, yang
berasal dari dasar lidah di foramen cecum. Sel endoderm di dasar dari faring menebal
yang menjadi prekursor untuk membentuk prekursor dari tiroid medial yang turun di
leher anterior untuk struktur yang membentuk tulang hyoid dan
laring dan
stroma organ. Inilah yang disebut kapsul sejati dari kelenjar tiroid. Bagian luar dari
kapsul sejati dikembangkan oleh fascia pretrechal. Ini merupakan kapsul semu yang
disebut perithyroid. Bagian anterior dan lateral fascia berkembang dengan baik,
bagian posterior tipis dan longgar yang memungkinkan pembesaran kelenjar tiroid
posterior.
Arteri
Terdapat tiga arteri yang mengaliri organ tiroid yaitu arteri thyroidea
superior, arteri thyroidea inferior dan terkadang arteri thyroidea ima.
Masing-masing arteri tersebut berasal dari percabangan yang berbeda-beda, pada
arteri thyroidea superior merupakan percabangan dari a. carotis komunis externa.
Pada a. thyroidea inferior kanan berasal dari a. subclavia kanan dan a. thyroidea
inferior kiri berasal dari truncus thyreocervikalis. Arteri thyroidea ima adalah cabang
langsung dari aorta.
Vena
Kelenjar tiroid mempunyai 3 vena yang berkaitan langsung yaitu vena
thyroidea superior dan vena thyroidea medialis yang berujung di vena jugularis
interna, sedangkan vena thyroidea inferior berujung pada vena anonyma kiri.
Persarafan pada kelenjar tiroid
Pada kelenjar tiroid persarafan simpatis simpatis yaitu serabut saraf
dari ganglia simpatis superior dan medial. Serabut saraf parasimpatis yang berasal
dari nervus vagus hingga mencapai kelenjar tiroid melalui percabangan n. laringeus
externus dan n. reccurrens.
Sistem Limfatik
Tiroid mempunyai hubungan dengan sistem limfatik yang luas.Pada
bagian cranial lobus thyroideus sistem limfatik kelenjar tiroid dimulai dan mengalir
mengikuti a. thyroidea superior yang kemudian berujung ke dalam lymphonodi
cervikalis profundus.
II.2
HISTOLOGI
II.3
FISIOLOGI
Pada kelenjar tiroid terdapat 3 macam hormon yaitu hormon tiroksin
BAB III
PEMBAHASAN
III.1
DEFINISI
Struma yang biasa disebut Goiter mempunyai definisi yaitu pembesaran
ukuran yang abnormal dari kelenjar tiroid yang dapat disebabkan dari kelainan atau
gangguan pada glandula tiroid.
III.2
ETIOLOGI
Pembesaran atau terdapatnya struma pada kelenjar tiroid dapat terjadi karena
sel-sel yang ada di kelenjar tersebut bertambah besar atau volume jaringan kelenjar
serta sekitarnya yang bertambah sebagai dari akibat pertumbuhan yang tidak
terkontrol yang dapat disebabkan oleh kelainan tiroid. Goiter/struma dapat disebabkan
kekurangan yodium akibat autoregulasi kelenjar tiroid. Terjadi stimulasi oleh TSH
karena rendahnya kadar hormon tiroksin dalam darah. Masuknya bahan yang bersifat
goitrogenik yang biasanya terkandung dalam makanan, obat, air dan rokok yang
sebabkan terganggunya yodium masuk ke dalam sel folikuler kelenjar tiroid. Adanya
gangguan congenital yang menimbulkan gangguan sistem hormon tiroid. Pada
kelebihan yodium sehingga proses iodinisasi dalam kelenjar tiroid menjadi terhambat.
III.3
PATOGENESIS
Kekurangan iodium menyebabkan terjadinya struma yang dapat
menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid yang terus berlanjut
menjadi penghambatan pada pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Proses
tersebut menyebabkan hipofisis mensekresi TSH sebanyak mungkin guna memenuhi
kebutuhan sehingga menyebabkan TSH berproduksi lebih dari seharusnya. Karena
berlebihnya sekresi TSH sebabkan sel-sel tiroid mengsekresi tiroglobulin dalam
jumlah yang besar ke dalam folikel serta kelenjar tumbuh makin lama makin
bertambah besar karena proses tersebut. Peningkatan pembentukan T3 dan T4 tidak
tercapai disebabkan kekurangan iodium dan menyebabkan ukuran folikel makin
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinisnya berasal dari peningkatan metabolisme basal
KLASIFIKASI
- Nodusa : neoplasma
b. Toksik (hipertiroid)
- Difus
memenuhi kebutuhan supply iodine yang terbatas. Sehingga terdapat vesikel pucat
dengan sel epitel kolumner tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi kelenjar juga akan
bertambah. Jika iodine menjadi adekuat kembali (diberikan iodine atau kebutuhannya
menurun) akan terjadi perubahan di dalam struma koloides atau kelenjar akan menjadi
fase istirahat.
b. Struma Colloides Diffusa
Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan excessive akan
tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal, pubertas, laktasi, kehamilan,
stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan
kembali normal dengan mengalami involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan
koloid dan ukuran kelenjar membesar.
c. Struma Nodular
Biasanya terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan sequelae dari
struma colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai akibat kebutuhan excessive
yang lama dari tiroksin. Ada gangguan berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi
pada masing-masing periode kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan).
Sehingga terdapat daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal.
Ada daerah nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid yang
hiperinvolusi.
Tiap folikel normal melalui suatu siklus sekresi dan istirahat untuk
memberikan kebutuhan akan tiroksin tubuh. Saat satu golongan sekresi, golongan lain
istirahat untuk aktif kemudian. Pada struma nodular, kebanyakan folikel berhenti
ambil bagian dalam sekresi sehingga hanya sebagian kecil yang mengalami
hiperplasi, yang lainnya mengalami hiperinvolusi (involusi yang berlebihan/mengecil)
III.6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan kadar TSH, T3 total, Free T4, dan T4 total.
2. Radiologi
Thorax adanya deviasi trakea, retrosternal struma, coin lesion (papiler), cloudy
(folikuler).
Leher AP lateral evaluasi jalan nafas untuk intubasi pembiusan.
3. USG
Dilakukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Di samping itu, dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat atau kistik serta dapat dimanfaatkan untuk
penuntun dalam tindakan biopsy aspirasi jarum halus.
4. Scanning tiroid
Memakai uptake I131 yang didistribusikan ke tiroid untuk menentukan fungsi
tiroid.
Normalnya
uptake 15-40
dalam
24
jam.
Bila
uptake > normal disebut hot area, sedangkan jika uptake < normal disebut cold
area (pada neoplasma).
5. Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus ( FNAB )
Pemeriksaan sel nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum halus. Cara
pemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis suspek maligna ataupun
benigna.
III.7
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif/medikamentosa
a. Indikasi :
- Usia tua
- Pasien sangat awal
- Struma residif
- Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3
b. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl
c. Struma toksik :
- Istirahat total
- PTU 100-200 mg (propilthiouracil)
Merupakan obat anti-tiroid, dimana bekerjanya dengan prevensi pada sintesis
dan akhir dari tiroksin. Obat ini bekerja mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan
dosis 3x 100 mg/hari tiap 8 jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid
dilanjutkan dengan dosis maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18 bulan.
Lugol 5 10 tetes
Obat ini membantu mengubah menjadi tiroksin dan mengurangi vaskularisasi
serta kerapuhan kelenjar tiroid. Propanolol lebih baik dalam mengurangi vaskularisasi
dan kerapuhan kelenjar. Dosis 3 x 5-10 mg/hari selama 14 hari.
2. Radioterapi
Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang telah diterapi dengan
obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi radioterapi adalah pasien pada
awal penyakit atau pasien dengan resiko tinggi untuk operasi dan untuk pasien dengan
hipotiroid rekuren. Radioterapi merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil dan
anak-anak.
3. Operatif
a. Isthmulobectomy , mengangkat isthmus
b. Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram
c. Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat
d. Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagian
kiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.