Você está na página 1de 13

ALGA COKLAT PHAEOPHYTA

http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/phaeophyta-algae-coklat/

Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena
mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang
coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara
semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik.
Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog
dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran
atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter,
terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif
mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil
serta xantofil.
Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita;
mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya
fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel
mengandung selulose dan asam alginat.
Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan
mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid.
Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan
koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar,
air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara
struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea;

alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur
dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik
Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang,
terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar).
Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran
besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain.
Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a,
klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin,
flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada
chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan,
yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi
maupun sitologinya.

Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan.
Contoh: Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas
phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak
(multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel
mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena
adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa
laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar
tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual.
a) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora
yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama
panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang
uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam
sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.
b) Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Pembuahan pada alga coklat
Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada
ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke
sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid.
Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat.

Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat
pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas.
Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula
pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat
karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan
pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat
diplontik.
Dalam daur hidupnya semua phacophyceae kecuali bangsa fucales menunjukkan
adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing
hidup sebagai individu yang bebas pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik
atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeophyceae pertumbuhannya bersifat
trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan
oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung
thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah.
Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang
beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya
dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
Ordo Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan
sporofit sama dengan tumbuhan gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang
bebas atau saling berhubungan satu sama lainnya. Hingga membentuk jaringan
pseudoparenkimatik. Alat perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain.
Sporofit menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang gametofit menghasilkan
gamet.

Suku Ectocarpaceae
Marga Ectocarpus
Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel
berinti tunggal dan plastida yang membentuk pita atau piring. Perkembangbiakan
dilakukan oleh zooid yang berflagella 2 buah dan di bentuk di dalam alat reproduksi
yang unilokuler atau plusilokuler. Alat reproduksinya biasanya terdapat pada ujungujung cabang lateral.
Gametofit

bersifat

homothallik

atau

heterothallik.

Gambet

dibentuk

dalam

gametangium yang plulilokuler yang perkembangannya identik dengan perkembangan


sporangium yang prusilokuler. Sel-sel yang terbentuk mengalami metamorfose menjadi
gamet yang berflagella 2 buah. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik.
Bangsa Dietyotales
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini
spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4
tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan
oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap
oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang
terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan
keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu.
Misal Dictyota

dichotoma yang

terbesar

di

lautan

Eropa. Skema

pergiliran

keturunan Dictyota dichotoma:


Marga Dictyota
Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu
substrat dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus
terdiri dari 3 lapis. Lapisan tengah tersusun dari sel-sel besar, terbentuk segi empat
dan berdinding tebal tanpa khromatofora. Kedua berdinding tipis dan mengandung
banyak kromotofora. Pada lapisan ini terdapat banyak rambut-rambut steril dan tidak
berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya.

Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan


aseksual dilakukan oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu
sporangium hanya dibentuk 4 aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan
secara oogami. Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu
sorus. Terdapat di kedua permukaan talusnya.
Bangsa Cutleriales
Suku Cutleriaceae
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria, zanardinia
mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama
lain, sedang gametofit cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian
keturunan dari cutleria bersifat iso morfik. Tetapi kedua marga tersebut mempunyai
kesamaan, yaitu pertumbuhan yang tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel
kelamin dan betina ukurannya tidak sama.
Marga Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang, menggarpu yang
tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi talus
bagian

atas

yang

mempunyai

rambut

yang

uniseriate.

Gametofit

bersifat

heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang menghasilkan gamet


jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian leteral. Gametofit betina
mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet betina yang bentuknya
mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih besar dan gerakannya lebih
lambat.
Bangsa Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi
menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada
bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak diantara
tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul
dalam suatu sorus pada permukaan lembaran. Gametofit dari laminariales berupa
filamen yang mikroskopik. Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.

Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya
merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga gametrofitnya
dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang
beranekaragam. Contoh:

Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai


panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan
mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai
cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, kadang-kadang
sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat terapung pada permukaan
laut.

Lessonia,sp mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.

Laminaria cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5 m.


pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daun
atau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbaharui.
Menjelang berakhirnya musim dingin terjadi pertumbuhan di bagian tengah dari
pangkal lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah lembaran-lembaran baru.

Warga Laminaria
Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom disebut
haptera. Tangkai tidak bercabang silindris atau agak memipih, diujung tangkai ini
terdapat helaian yang utuh atau terbagi kearah vertikal menjadi beberapa segmen.
Tangkai terdiri dari medula dan korteks yang dikelilingi oleh selapis sel yang
menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang unilokuler dan
terdapat pada perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda.
Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit terjadi pada saat
pembelahan reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh menjadi gametofit betina
sedang lainnya akan membentuk gametofit jantan. Gametongia akan dibentuk
setelah gametofit mencapai 2-3 sel. Terjadi pembuahan tergantung langsung pada
suhu.
Bangsa Fucales
Ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin.
Pembiakan generatif dengan oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari
ganggang ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat

gametogenesis alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya,


ganggang ini tidak menunjukkan adanya pergiliran keturunan.
Suku Fucaceae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus yang
sudah berumur beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di tengahtengahnya diperkuat oleh rusuk tengah. Bentuknya kaku dank eras seperti kulit.
Marga Fucus
Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat
tua. Berbentuk pita yang bercabangdi khotom dengan suatu rusuk tengah, melekat
pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai
gelembung udara di dalam tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu
keterapungannya letak dari gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri.
Ujung

cabang-cabang

menggelembung

dan

mengandungkoseptakel,

tempat

konseptakel berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara anatomi, talus


tersusun atas meristaderm, korteks dan medula. Di dalamnya terdapat oogonium,
anteredium, dan benang-benang mandul (parafisis). Anteredium berupa sel-sel
berbentuk jorong, duduk rapat satu sama lain pada benang-benang pendek yang
bercabang-cabang.

Tiap

anteredium

menghasilkan

64

spermatozoid.

Suatu

spermatozoid terutama terdiri dari bahan inti, suatu bintik mata dan 2 bulu cambuk
pada sisinya. Bulu cambuk yang pendek menghadap ke muka dan mempunyai
rambut-rambut mengkilat. Oogonium berupa suatu badan yang duduk diatas tangkai,
terdiri dari 1 sel saja dan mengandung 8 sel telur. Zigot lalu membentuk dinding
selulose dan pectin, melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu yang
diploid.
Familia Sargassaceae
Sargassum terdapat di laut daerah tropik atau subtropik di belahan bumi bagian
selatan. Akan tetapi fragmen yang terputus terbawa arus melintas laut atlantik ke
daerah yang beriklim dingin di benua Eropa. Jenis-jenis yang banyak sekali tumbuh di

sepanjang pantai Australia, India, Srilangka, Jepang, China dan Indonesia. Di


Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasan dan bahan makanan.
Talus dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi
kesan seakan-akan tubuhnya mempunyai akar, batang, dan daun pada bagian
tangkainya terdapat banyak cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering
disebut filoid. Di dekat filoid ini terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang
mengandung konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik.
Susunan sel
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari
tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari
fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan
gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas
lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu
gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya
berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya
sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam
sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan
organisme.

Pada

tumbuhan,

dinding-dinding

sel

sebagian

oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa,

besar

terbentuk

dan ligninsebagai

penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun


dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu,
dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat
yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat
tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.

Alat Gerak
Alat

gerak

pada

Phacophyta

benepa

jlagel

yang

terletak

pada

sel-sel

perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan terdapat
di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak
ada yang panjang mempunyai rambut-rambut mengkilat menghadap kemuka dan
yang pendek menghadap ke belakang. Dekat dengan keluarga flogel terhadap bintik
mata yang berwarna kemerah-merahan.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

Perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi

Perkembangbiakan secara sporik dengan membentuk spora

Dilihat dari sporangiumnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


a) Pembentukan Unilokuler, dimiliki oleh anggota Phaeophyta yang uniseluler
Terjadi dari sel terminal dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda
berbentuk bulat panjang atau bulat telur. Ukurannya lebih kecil dari sel semula. Inti
tunggal mengalami pembelahan meioses kemudian diikuti pembelahan mitosis
sehingga dihasilkan 32-64 inti. Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi
proteplas yang berinti satu. Masing-masing protoplas mengalami metamorfose
membentuk zoospora perflagel dua yang terletak di bagian lateral dengan panjang
flagel yang tidak sama. Flagel yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang
panjang diarahkan kedepan.
b) Pembentukan plurilokuler dimiliki oleh anggota phaeophyta yang multiseluler
Berasal dari sel terminal yang pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi
pembelahan tranversal secara berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12
sel.pembelahan vertikal dimulai dari deretan sel bagian tengah dan kemudian
terbentuklah kubus yang letaknya teratur sebanyak 20-40 deretan. Protoplas pada
masing-masing sel mengalami sultamorfosa menjadi zoospora yang memiliki 2

stagel. Diikuti dengan talus yang bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yang
bersifat unilokuler dan atau plorilokuler.

Perkembangbiakan secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium yang


plurilokuler. Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:
1.

Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat
dibedakan mana jantan dan mana betina). Contoh: ulva

2.

Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet betina
memiliki ukuran besar dan gamet jantan memiliki ukuran kecil). Contoh:
codium

3.

Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh: volvox

Contoh-Contoh Phaephyta

Sargassum binderi (Sonder)

Nama latin : Sargassum binderi


Spesifikasi : Batang gepeng (1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm,
percabangan alternate teratur, oppsite (kiri-kana). Cabang utama yang pendek (1-2
cm) diatas holdfast. Daun lonjong, pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm ujung
runcing.
Sebaran : Tubuh pada substrat batu umumnya di daerah rataan terumbu dekat
bagian ujung luar yang terkena gerakan air relatif lebih kuat dan konstan.
Potensi : Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan jenis
sargassum lainnya.

Sargassum Polycystum

Nama latin : Sargassum Polycystum C.A Argadh


Spesifikasi : Ciri-ciri umum. Thallia silidris berduri-duri kecil merapat hodfast
membentuk

cakram

kecil

dengan

diatasnya

secara

karaktersitik

terdapat

perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan


percabangan utama tumbuh rimbun.

Sebaran : Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan


merupakan algae endemic perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di perairan
nusantara terutama di Kalimatan.
Potensi : Bisa dimanfaatkan sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya belum
diketahui. Tidak dibudidayakan.

Turbin Conoides (J. Agardh)

Nama Latin : Turbinaria Conoides (J. Argadh) Kuetzing


Nama Daerah : Rumput Coklat Corong
bSpesifikasi : Batang silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan,
Holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berkspansi radial.
Percabangan berputar sekeliling batang utama. Daun merupakan kesatuan yang
terdiri dari tangkai dan lembaran.
Sebaran : Umumnya terdapat di daerah rataan terumbu, menempel pada batu.
Tersebar luas di perairan Indonesia.
Potensi : Algae ini mengandung alginat dan iodin. Potensi eksport ke Jepang.
Peranan Ganggang Coklat (Phaeophyta)
Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:

Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan

Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri


tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium
alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak
digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah
pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan
pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.

Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan


mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.

Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk


mencegah penyakit gondok).

Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya


digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim)
serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi)
dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).

Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena
kaya komponen Na, P, N, Ca.

Você também pode gostar