Você está na página 1de 7

Analisa Perpidahan Panas Pada Refrigerator

Diajukan untuk memenuhi tugas besar Perpindahan Panas

Disusun Oleh :
Yudha Maulana Prayoga
2112142015

Dosen Pengajar MK :
Damawidjaya biksono, MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2014

I.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam Kehidupan sehari-hari banyak terjadi fenomena perpindahan panas,
baik itu dari material atau fluida yang mempunyai temperatur lebih tinggi ke
material atau fluida yang lebih redah. Dalam dunia industri fenomena perpidahan
panas tersebut dimanfaatkan untuk keperuan proses dengan menggunakan suatu
alat yang biasa isebut sebagai penukar panas atau heat exchanger. Heat exchanger
merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai media untuk memindahkan panas
dari material yang betemperatur lebih tinggi menuju material yang bertemperatur
lebih rendah.
Salah satu tipe heat exchanger yang banyak digunakan di dunia industri
adalah Bearing Heater. Dalam dunia industri pemakaian bearing merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari setiap peralatan mesin yang terpasang. Cara perawatan
dan pemasangan bearing yang baik merupakan upaya untuk mencegah kerusakan
komponen ini. Dari sebuah studi menunjukkan bahwa kasus kerusakan awal
bearing yang disebabkan oleh pemasangan bearing secara sederhana (dengan cara
dipukul) menyumbang 16 % dari total kerusakan pada bearing. Adanya kerusakan
bearing

akan

menggangu

kinerja

mesin.

Untuk mengatasi masalah ini telah dikembangkan metode pemasangan bering yang
mampu mengatasi proses pemasangan yang masih sederhana menggunakan
bearing heater. Proses ini menggunakan prinsip induksi elektromagnetik
2. Rumusan Masalah
Mengetahui prinsip kerja bearing heater dan juga mempelajari laju atau
perambatan panas yang terjadi
3. Batasan Masalah
Dalam Tugas ini, Pembahasan di batasi pada:
1. laju proses pemanasan induksi
2. Menghitung laju pemanasannya

4. Tujuan
Tujuan pembuatan tugas besar ini adalah untuk memahami prinsip kerja,
proses pemasan dan perhitungan. Serta untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perpindahan Panas.
II. LANDASAN TEORI

I.

Teori Perpindahan Panas


Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi
dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda
atau material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan
perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan
panas. Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju
perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor
dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu
daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut.
Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.
I.1 Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana
kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur
rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium
yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran
energi dan momentum.
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut
Persamaan Dasar Konduksi :

Keterangan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan kalor.konstanta positif k
disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda itu, sedangkan tanda minus
disisipkan agar memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor
mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala temperatur. (J.P. Holman, hal: 2)

Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara


laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
I.2

Konveksi
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas karena adanya

gerakan/aliran/ pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya


adalah kehilangan panas dari radiator mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll.
Menurut

cara

menggerakkan

alirannya,

perpindahan

panas

konveksi

diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan konveksi
paksa (forced convection). Bila gerakan fluida disebabkan karena adanya
perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahan panasnya disebut
sebagai konveksi bebas (free / natural convection). Bila gerakan fluida disebabkan
oleh gaya pemaksa / eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau kipas yang
menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka
perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).

Gambar 2.2. Perpindahan panas konveksi (J.P.Holman, hal:. 252).


I.3

Radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda

yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.

Gambar 2.5. Perpindahan panas radiasi (J.P.Holman, hal: 343).


Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan
melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik Bila energi radiasi
menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan , sebagian diserap dan
sebagian diteruskan seperti gambar 2.3. Sedangkan besarnya energi :

II.

Alat Pemanas Bearing


Dalam dunia industri pemakaian bearing merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari setiap peralatan mesin yang terpasang. Cara perawatan dan
pemasangan bearing yang baik merupakan upaya untuk mencegah kerusakan
komponen ini. Dari studi SKF menunjukkan bahwa kasus kerusakan awal
bearing yang disebabkan oleh pemasangan bearing secara sederhana (dengan
cara dipukul) menyumbang 16 % dari total kerusakan pada bearing. Adanya
kerusakan bearing akan menggangu kinerja mesin.
Untuk mengatasi masalah ini telah dikembangkan metode pemasangan
bering yang mampu mengatasi proses pemasangan yang masih sederhana.
Proses ini menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Melalui proses ini,

lilitan kawat akan dialiri arus listrik yang nantinya kan menghasilkan energi
bangkitan dan dengan proses induksi energi panas ditransferkan yang
selanjutnya akan memuaikan bearing, setelah dimensi bearing melewati nilai
tolenransi dari shaft , bearing dapat dipasang pada shaft tanpa melalui proses
pemukulan saat pemasangan.

Alat Pemanas bearing

III.

DATA DAN ANALISA


1. Uraian proses
Proses transfer energi pada alat pemanas bearing ini berlangsung secara konduksi,
dimana energi panas akan bergerak dari sisi dalam bearing menuju sisi luar. Sehingga
dalam proses pemanasan ini, inner side bearing akan mengalami pemanasan lebih dahulu

dibandingkan dengan outer sidenya. Sehingga model yang paling baik dari alat pemanas
bearing adalah bidang pemanasan alat pemanas yang mendekati dimensi inner
side (diameter dalam) bearing yang akan dipanaskan.

Você também pode gostar