Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik. Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan. Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
Kabupat
en
Malang
2.04
1.21
0.73
0.54
0.58
0.83
0.43
0.78
1.47
Kota
Malan
g
0.0
2
0.0
2
1.1
+
9
1.2
+
6
0.8
2
1.3
+
0
0.4
3
1.3
+
9
1.4
+
8
Kota
Batu
1.3
+
7
0.1
0
0.2
8
1.1
+
6
0.5
3
1.4
+
9
0.4
8
0.8
3
1.6
+
1
RPr
0.29
0.81
0.80
0.82
1.26
1.40
1.57
1.14
0.74
Notasi
+
+
+
+
-
RPs
1.85
1.00
1.53
1.26
1.50
0.91
0.83
1.04
1.22
Notasi
+
+
+
+
+
+
+
Pada Tabel 5.30 diatas menunjukkan bahwa kegiatan sector bangunan; dan
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan kegiatan yang dominan
pertumbuhan yang artinya kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi maupun
Kabupaten Malang mempunyai pertumbuhan menonjol. Sedangkan kegiatan yang
potensial untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Malang adalah sector
pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air
bersih; dan jasa-jasa, yang mana kegiatan ini diharapkan akan potensial
peranannya dalam memberikan kontribusi pertumbuhan propinsi Jawa Timur.
Sedangkan untuk sector-sektor seperti perdagangan, hotel dan restoran;
dan pengangkutan dan komunikasi pertumbuhannya rendah di Kabupaten Malang,
dan tinggi di tingkat Provinsi Jawa Timur yang artinya kegiatan sektoral tersebut
kurang potensial untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Malang tersebut.
Tabel 5.31 Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Malang
RPr
Notas
i
1. Pertanian
0.29
0.81
0.80
0.82
1.26
1.40
1.57
1.14
0.74
+
+
+
+
-
Lapangan Usaha
RPs
0.76
0.71
0.98
1.00
1.29
0.89
0.73
0.86
1.16
Notasi
+
+
RPr
0.29
0.81
0.80
0.82
1.26
1.40
1.57
1.14
0.74
Notasi
+
+
+
+
-
RPs
2.28
1.33
1.21
1.53
1.72
0.94
0.85
1.11
1.62
Notasi
+
+
+
+
+
+
+
Pada Tabel 5.32 diatas menunjukkan bahwa kegiatan sector bangunan; dan
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan kegiatan yang dominan
pertumbuhan yang artinya kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi maupun Kota
Batu mempunyai pertumbuhan menonjol. Sedangkan kegiatan yang potensial
untuk dikembangkan di wilayah Kota Batu adalah sector pertanian; pertambangan
dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan jasa-jasa, yang
mana kegiatan ini diharapkan akan potensial peranannya dalam memberikan
kontribusi pertumbuhan propinsi Jawa Timur. Sedangkan untuk sector-sektor
seperti perdagangan, hotel dan restoran; serta pengangkutan dan komunikasi
pertumbuhannya rendah di Kota Batu, sebaliknya tinggi di tingkat Provinsi Jawa
Timur yang artinya kegiatan sektoral tersebut kurang potensial untuk
dikembangkan di wilayah Kota Batu namun berpotensi untuk Provinsi Jatim.
5.2.3 Analisis Overlay
Kab.
Malang
Kota
Malang
RPs
L
Q
1. Pertanian
3. Industri Pengolahan
+
+
+
+
+
5. Bangunan
6. Perdagangan. Hotel & Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan. Pesewaan & Jasa Persh
+
+
9. Jasa-jasa
Kota Batu
RP
s
LQ
RP
s
LQ
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Dari Tabel 5.33 diatas, dapat diketahui bahwa sector yang dominan baik
dari pertumbuhan maupun kontribusinya di tunjukkan oleh Kabupaten Malang
adalah pertanian; pertambangan dan penggalian; serta sector jasa-jasa. Di Kota
malang adalah sector Jasa-jasa. Di Kota Batu adalah sector pertanian; listrik, gas
dan air bersih; serta sector jasa-jasa.
Dilihat dari sector yang dapat dipacu menjadi kegiatan yang dominan di
Kabupaten Malang adalah sector industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih;
bangunan; dan keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan. Di Kota Malang yakni
sector industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan,
hotel dan restoran; serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Di Kota Batu
adalah sector pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; bangunan;
perdagangan, hotel dan restoran; serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Bila dilihat dari sector yang sedang mengalami penurunan yakni untuk
Kota Malang yakni industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; perdagangan,
hotel dan restoran; serta sector keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kota
Batu yakni sector perdagangan, hotel dan restoran.
Bila dilihat dari sector yang tidak potensial baik dari kriteria pertumbuhan
maupun kontribusinya maka untuk Kota Malang adalah sector perdagangan, hotel
dan restoran; dan pengangkutan dan komunikasi. Di Kota Malang yakni sector
pertanian; pertambangan dan penggalian; dan pengangkutan dan komunikasi.
Selanjutnya untuk Kota Batu hanya sector pengangkutan dan komunikasi.
5.2.4 Analisis Shift-Share dengan Keunggulan Spesialisasi dan Kompetitif
5.2.4.1 Sector Pertanian
Tabel 5.34 Hasil Analisis Shift Share untuk Sektor Pertanian untuk SWP 2
No
Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Malang
2 Kota Malang
3 Kota Batu
Spesialisasi
2,280,452.68
-2,088,130.51
79,345.35
Kompetitif
0.02
-0.04
0.03
Spesialisasi
70,015.43
-317,425.64
-29,804.01
Kompetitif
-0.006
-0.081
0.003
Spesialisasi
Kompetitif
-1,044,670.47
716,818.33
-271,270.10
0.028
-0.001
0.010
Spesialisasi
Kompetitif
-94,965.03
51,184.52
3,096.48
0.014
0.000
0.030
Dari hasil analisis Shift-Share, Kota Malang dan Kota Batu sama-sama
memiliki keunggulan baik spesialisasi maupun kompetitif. Namun sebaliknya
untuk Kabupaten Malang hanya memiliki keunggulan kompetitif namun tidak
memiliki keunggulan spesialisasi untuk sector listrik, gas dan air bersih.
5.2.4.5 Sector Bangunan
Tabel 5.38 Hasil Analisis Shift Share untuk Sektor Bangunan untuk SWP 2
No
Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Malang
2 Kota Malang
3 Kota Batu
Spesialisasi
-211,575.72
-84,378.77
-23,365.63
Kompetitif
0.04
0.02
0.06
Spesialisasi
-795,429.76
1,404,970.76
233,491.21
Kompetitif
-0.01
-0.01
-0.01
Untuk sector perdagangan, hotel dan restoran pada Tabel diatas dapat
diketahui bahwa tidak ada Kabupaten/Kota yang mempunyai keunggulan
kompetitif. Sebalikanya untuk keunggulan spesialisasi hanya Kabupaten Malang
yang tidak memiliki spesialisasi untuk sector ini, sedangkan untuk Kota Malang
dan Kota Batu memilki keunggulan spesialisasi untuk sector ini wailaupun tidak
kompetitif. Sehingga hanya Kabupaten Malang yang tidak memiliki keunggulan
baik spesialisasi maupun kompetitif untuk sector ini.
5.2.4.7 Sector Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 5.40 Hasil Analisis Shift Share untuk Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
untuk SWP 2
No
Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Malang
2 Kota Malang
3 Kota Batu
Spesialisasi
-641,491.50
-614,131.86
-57,512.52
Kompetitif
-0.02
-0.03
-0.02
Spesialisasi
Kompetitif
-186,704.99
315,164.69
-13,603.73
0.003
-0.011
0.008
Spesialisasi
Kompetitif
624,369.36
615,928.48
79,622.98
0.01
0.01
0.03
1
2
3
Spes
S
S
NS
1. Kabupaten
Malang
Comp CA CD CA
Spes
NS NS
S
2. Kota Malang
Comp CD CD CA
Spes
S
NS NS
3. Kota Batu
Comp CA CA CA
Sumber: BPS, berbagai edisi, yang diolah
4
NS
CA
S
CA
S
CA
Sektor
5
NS
CA
NS
CA
NS
CA
6
NS
CD
S
CD
S
CD
7
NS
CD
NS
CD
NS
CD
8
NS
CA
S
CD
NS
CA
9
S
CA
S
CA
S
CA
Keterangan:
CA
: Competitive Advantage.
CD
: Competitive Disadvantage.
S
: Specialized.
NS
: Not Specialized.
Berdasarkan hasil analisis Shift-Share (S-S) atas keunggulan kompetitif
dan spesialisasi menurut sectoral Kabupaten/Kota di SWP 2 Jawa Timur, secara
keseluruhan terlihat bahwa tidak semua sector di Kabupaten/Kota berspesialisasi
maupun berkompetitif secara bersamaan.
Sehingga secara keseluruhan efek alokasi di setiap Kabupaten/Kota di WP
2 Jawa Timur menunjukkan nilai yang negatif, yang artinya kurang meratanya
distribusi pendapatan atau kesempatan kerja diatanra sector ekonomi dengan
keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing sector.
Jika kita deskripsikan Kabupaten/Kota dengan sector-sektor yang memiliki
keunggulan kompetitif maupun spesialisasi untuk sector pertanian yakni
Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Untuk sector industri pengolahan yakni hanya
Kota Malang. Untuk sector listrik, gas dan air bersih yakni Kota Malang dan Kota
Batu. Untuk sector jasa-jasa yakni Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota
Batu. Untuk sector pertambangan dan penggalian; dan bangunan; serta
perdagangan, hotel dan restoran tidak ada Kabupaten/Kota yang memiliki
keunggulan kedua-duanya.
5.2.5 Analisis Tipologi Klassen
Hasil analisis Tipologi untuk Kabupaten/Kota di Satuan Wilayah
Pengembangan 2 Provinsi Jawa Timur terlihat bahwa hanya Kota Malang yang
masuk dalam kuadran I yaitu daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high
growth and growth region), merupakan daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibandingkan
rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita Provinsi. Seperti yang terlihat
pada Tabel dibawah, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rata-rata Kota
Surabaya sebesar 7.49% dan Rp. 18.273.135.42 yang mana lebih besar dari
tingkat pertumbuhan dan pendapatan ekonomi rata-rata Provinsi yakni sebesar
WP 2
Kabupaten Malang
Kota Malang
Kota Batu
Jawa Timur
PDRB
Per Kapita
6366847.72
18273135.42
8125174.37
9733686.88
Pertumbuhan
Ekonomi
6.55
7.49
7.80
6.54
Kuadran
2
1
2