Você está na página 1de 7

ANALISIS FISIKA DAN KIMIA KUALITAS AIR HASIL PENYARINGAN

LIMBAH MENGGUNAKAN MODIFIED GRAVEL TECHNOLOGY (MGT)


SEBAGAI STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERSIH
DAN AIR MINUM DI SUMBERSARI MALANG
Afif Saifudin, Endah Handayani, Sinta Anggraini, Dr. Sueb M.Kes
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Malang.
Email: afif.saifudin99@gmail.com dan msueb_2000@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini menganalisis air hasil penyaringan air limbah rumah tangga menggunakan
Modified Gravel Technology (MGT) yang dilakukan mulai Februari-Maret 2015. Sampel air
limbah yang digunakan dari tiga tempat yang berbeda di kawasan padat penduduk, yaitu di
Sumbersari, Malang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil analisis fisika dan kimia
antara MGT dan spons serta untuk mengetahui peranan MGT dalam stratregi pengelolaan
sumberdaya air bersih dan air minum. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan
membandingkannya
dengan
parameter
yang
telah
ditetapkan
Permenkes
No.
492/Menkes/PER/IV/2010. Hasil dari penelitian ini terdapat perbedaan antara air hasil
penyaringan menggunakan MGT dan spons. Air hasil penyaringan menggunakan MGT memenuhi
parameter wajib yang ditetapkan dalam Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010, sedangkan air
hasil penyaringan menggunakan spons tidak memenuhi parameter wajib tersebut. MGT berpotensi
sebagai strategi pengelolaan sumberdaya air bersih dan air minum, perlu dilakukan uji
mikrobiologis dan radioaktivitas. Oleh karena itu, MGT diperlukan pengembangan lebih lanjut.
Kata kunci: air minum, analisis fisika, analisis kimia, MGT

PENDAHULUAN
Kebutuhan air bersih meningkat dari periode ke periode sesuai dengan laju
perkembangan dan tingkat pertambahan penduduk. Adanya peningkatan
kebutuhan air, mengakibatkan peningkatan penggunaan air. Di Indonesia,
kebutuhan air dipenuhi oleh air tanah. Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia
(2010), mencatat bahwa 58% kebutuhan konsumsi air bersih di Indonesia
dipenuhi oleh air tanah. Padahal, menurut Utaya (2012) jumlah air yang terdapat
di bumi kira-kira sebanyak 1,3 sampai 1,4 miliar km3. 97,5% berupa air laut,
1,75% berbentuk es, dan 0,73% air tanah. Jumlah perkiraan ketersediaan air tanah
lebih sedikit dibandingkan dengan air laut maupun air berbentuk es, namun
penggunaan air tanah lebih banyak dalam kehidupan keseharian, misalnya untuk
mandi, mencuci baju, mencuci piring, membersihakan lantai dan kaca, mencuci
motor, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi dan mencegah kelangkaan air dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kembali air limbah rumah tangga, dengan cara menyaring (Gravel
Technology) air limbah rumah tangga tanpa menggunakan bahan kimia. Cara ini
selain dapat memanfaatkan kembali air pada limbah rumah tangga, juga dapat

mengurangi pencemaran air dan tanah. Limbah rumah tangga mempunyai


kontribusi terbesar yaitu 35% dalam pencemaran lingkungan salah satunya air
tanah tidak tertekan (unconfined water). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan hasil analisis fisika dan kimia antara MGT dan spons
serta untuk mengetahui peranan MGT dalam stratregi pengelolaan sumberdaya air
bersih dan air minum.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Utami, et al (2014), Gravel Technologi (GT) adalah suatu
teknologi konstruksi celah pasir dan celah kerikil dengan memanfaatkan bahanbahan kearifan lokal seperti batu-batuan, ijuk, arang batok kelapa dan pasir yang
diwujudkan dalam suatu konstruksi untuk menyaring limbahlimbah yang dapat
mencemari air tanah. Keefektifan yang menjadi pembeda dari teknologi ini yaitu
salah satunya memakai batu zeolit dalam penerapanya karena batu zeolit mampu
mengikat logam berat yang bersifat Pb maupun Cd dan kandungan ca dan na pada
batu zeolit mampu memperbaiki struktur tanah (sifat fisik). Sistem kerja dari GT
ini adalah menyaring berbagai macam Limbah industri, limbah domestik, serta
limbah rumah tangga yang biasanya langsung dibuang ke tempat pembuangan
(sungai) dan selanjutnya menuju air tanah. Maka pada Gravel Technologi (GT)
ini, sebelum limbah limbah tersebut dibuang harus dialirkan terlebih dahulu
kedalam buis-buis plat 1 yang terbuat dari batu bata, dalam buis plat 1 tersebut
terdapat beberapa media penyaringan yang siap untuk menyaring air limbah yang
lewat, sehingga air limbah yang melewati buis beton 1 akan mengalami degradasi
tahap 1 dan kadar pencemaran akan sedikit menurun.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini selain
membandingkan kualitas air pada tiga sampel yang berbeda, juga
membandingkan dua perlakuan. Perlakuan pertama dilakukan penyaringan
dengan menggunakan MGT, sedangkan pada perlakuan kedua dilakukan
penyaringan menggunakan spons. Variabel terikat dari penelitian ini adalah
hasil pengelolaan air limbah. Penelitian ini dimulai sejak Februari-Maret 2015
yang dilakukan di daerah Sumbersari, kecamatan Lowokwaru, Malang.
Populasi dalam penelitian ini adalah air sisa cucian yang ada di daerah
Sumbersari kecamatan Lowokwaru, Malang. Sampel didapatkan dari tiga
tempat, sumbersari gang IV (sampel 1), sumbersari gang V (sampel 2),

sumbersari gang VI (sampel 3). Teknik pengumpulan data dengan cara analisis
fisika dan kimia dari ketiga sampel yang digunakan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dua kali ulangan pada tiap sampel. Data yang diperoleh pada tiap
sampel direrata dan selanjutnya dibandingkan dengan parameter fisika dan
kimia dari Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Penyaringan Air Limbah Menggunakan MGT
No.

Analisis

1.
2.

Fisika
3.
4.

5.
5.
6.

Kimia

Sampel 1
U1
U2
Tidak
Tidak
Bau
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
Warna ada
ada
endapan endapan
arang
arang
Suhu
23,40C
23,40C
Total zat 286 ppm 286
padat
ppm
terlarut
Kekeruh 11 mg/L 11 mg/L
an
pH
6,69
6,6
Oksigen 15,2 %
15,1 %
terlarut

Sampel 2
U1
U2
Tidak
Tidak
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
ada
ada
endapan
endapan
arang
arang
23,30C
23,30C
326 ppm
312 ppm

Sampel 3
U1
U2
Tidak
Tidak
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
tidak ada
tidak ada
endapan
endapan
arang
arang
26,20C
26,20C
324 ppm
277 ppm

9 mg/L

10 mg/L

10 mg/L

8 mg/L

7,07
14,6 %

7,01
14,2 %

7,01
15,7 %

7,03
15,5 %

Tabel 2. Hasil Pengamatan Analisis Penyaringan Air Limbah Menggunakan Spons


No.
1.

Analisis
Fisika

2.
3.
4.

5.
5.
6.

Kimia

Sampel 1
U1
Bau
berbau
ada buih
(+++)
Warna
keruh
Suhu
24,40C
Total zat 258 ppm
padat
terlarut
Kekeruh 8 mg/L
an
pH
7,39
Oksigen 14,3 %
terlarut

Sampel 2
U1
berbau,
ada buih
(+++)
bening
25,10C
259 ppm

U2
berbau,
ada buih
(+++)
bening
250C
261 ppm

Sampel 3
U1
Berbau,
ada buih
(+++)
keruh
25,60C
276 ppm

U2
Berbau,
ada buih
(+++)
keruh
25,60C
265 ppm

8 mg/L

6 mg/L

5 mg/L

24 mg/L

25 mg/L

7,4
14,4 %

7,4
13,2 %

7,3
13,4 %

7,25
13 %

7,25
13,12 %

U2
berbau,
ada buih
(+++)
keruh
24,40C
258
ppm

Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia penyaringan air limbah


menggunakan MGT dan spons menunjukkan perbedaan yag cukup signifikan.
Pada analisis bau hasil penyaringan menggunakan spons masih berbau, yaitu

berbau deterjen, sedangkan hasil penyaringan MGT tidak ditemukan bau deterjen
(tidak berbau). Selain itu, hasil penyaringan menggunakan spons masih
menghasilkan air yang keruh (tanda masih adanya deterjen), sedangkan air hasil
penyaringan MGT jernih/bening. Hal ini dapat disebabkan pada MGT terdapat
arang (karbon), yang berfungsi mengurangi bau dan menjernihkan air.
Penggunaan karbon aktif sebagai suatu adsorben sudah dikenal sejak lama, selain
dapat menghilangkan warna, rasa dan bau pada air yang ditimbulkan oleh
mikroorganisme, karbon aktif juga menghilangkan kandungan phenol dalam air.
(Udyani, 2013). Lebih lanjut dijelakan bahwa arang (karbon) dapat mengadsorbsi
lebih banyak bahan berbahaya dibandingkan adsorben lainnya. Arang (karbon)
dapat mengadsorbsi timbale asetat, strychnine, DDT, obat (termasuk kokain,
iodine, penisilin, aspirin, fenobarbital), dan zat anorganik (klorin, timbal, dan
merkuri) (Anonim, 2005). Seperti yang dikemukakan (Cheremisinoff N. P., 2002:
139), beberapa komponen organik pada air limbah resisten terhadap degradasi
secara biologis dan beberapa mikroba itu mungkin beracun atau menganggu (bau,
rasa, dan warna) meskipun dalam jumlah yang sedikit. Konsentrasi mikroba itu
tidak akan bisa dihilangkan dengan metode konvensional. Dibutuhkan karbon
aktif untuk menghilangkan kontaminan tersebut.
Data hasil analisis fisika dan kimia air hasil penyaringan menggunakan
MGT menunjukkan bahwa air tersebut memenuhi parameter wajib yang
ditetapkan oleh Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 untuk kualitas standart
air minum. Namun, hasil tersebut tidak langsung menyatakan kelayakan air hasil
penyaringan menggunakan MGT dapat digunakan untuk air minum, karena ada
beberapa parameter wajib lain yang harus dipenuhi. Parameter wajib lain tersebut
antara lain, parameter mikrobiologi dan kimia anorganik. Selain itu, berdasarkan
data analisis fisika hasil penyaringan menggunakan MGT menunjukkan masih
ditemukannya buih pada sampel 1 dan sampel 2. Permasalahan ini dapat diatasi
dengn menambahkan jumlah arang (karbon), karena berdasarkan penelitian yang
dilakukan Udyani (2013) menunjukkan bahwa adsorbs deterjen dengan karbon
aktif kenaikan laju liquida meningkatkan jumlah deterjen yang terserap. Sesuai
dengan rancangan alat MGT pada penelitian ini yang menggunakan sistem aliran

air dari atas ke bawah, sehingga arang (karbon) dapat menyerap deterjen lebih
banyak.
Selain itu, data hasil analisis fisika dan kimia air hasil penyaringan
menggunakan MGT menunjukkan bahwa MGT memiliki potensi sebagai strategi
pengelolaan sumberdaya air minum. Namun, diperlukan pengembangan lebih
lanjut dari MGT yang sudah di uji ini, misalnya dengan menambahkan batu zeolit.
Batu zeolit jika dipasang dalam MGT dapat berfungsi untuk menyaring kotoran
kasar dan mengikat kandungan logam dalam air.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia terdapat perbedaan antara air
hasil penyaringan menggunakan MGT dan spons. Air hasil penyaringan
menggunakan MGT memenuhi parameter wajib yang ditetapkan dalam
Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010, sedangkan air hasil penyaringan
menggunakan spons tidak memenuhi parameter wajib tersebut. MGT berpotensi
sebagai strategi pengelolaan sumberdaya air bersih dan air minum, perlu
dilakukan uji mikrobiologis dan radioaktivitas. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan lebih lanjut MGT.
Saran untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan uji mikrobiologis
dan radioaktivitas untuk memenuhi parameter wajib, serta uji yang lain untuk
memenuhi

parameter

tambahan

yang

diatur

dalam

Permenkes

No.

492/Menkes/PER/IV/2010. Dibutuhkan inovasi baru untuk MGT, misalnya


bagaimana cara untuk mengurangi jumlah koliform fekal jika dari uji
mikrobiologis ditemukan koliform fekal melebihi parameter yang ditetapkan.
Apabila MGT yang sudah dikembangkan telah lulus semua uji, sebaiknya segera
di implementasikan ke masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada bapak Dr. Sueb M.Kes selaku pembimbing dalam
penelitian ini, yang selalu memberikan saran dan kritik yang membangun. Terima
kasih kepada Pak Udin dan Mbak Pipit selaku Laboran lantai 1 Biologi, FMIPA
UM, yang telah memberikan ijin untuk melakukan analisis fisika dan kimia.

Terima kasih pula kepada pihak lain yang telah membantu terlaksananya
penelitian dan penulisan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2005. The Benefits of Charcoal. Waymarks 1277 TN 37305 USA.
(online), (http://www.google.co.id/url?www.sdadefend.comCharcoalHIV-M.pdf) , diakses 28 Maret 2015
Casiday, Rachel et.al. 1999. Treating the Public Water Supply: What Is In Your
Water, and How Is It Made Safe to Drink?. Washington: Department of
Chemistry, Washington University.
Cheremisinoff, N. P. 2002. Handbook of Water and Wastewater Treatment
Technologies. USA: Reed Elsevier Group. Hal 139-142 (Online),
(https://books.google.co.id/books?id=sP5Bj3pByTsC&pg=PA142&lpg
=PA142&dq=wastewater+treatment+by+gravel+technology&source=bl
&ots=attua1PDj&sig=lIeJ79ObmnNuzmGLCLDcehvQGdg&hl=id&sa=X&ei=aC
8XVejOFcKruQTypoLQDg&ved=0CDwQ6AEwAjgK#v=onepage&q
=wastewater%20treatment%20by%20gravel%20technology&f=false),
diakses 29 Maret 2015
EPA. Tanpa tahun. Onsite Wastewater Treatment Systems Technology Fact Sheet
11 Recirculating Sand/Media Filters. (Online),
(https://www.norweco.com/pdf/EPA/625R00008tfs11.pdf), diakses 29
Maret 2015
Gleick, W. 2000. MetodePenelitian. Jakarta: PT Grasindo
Hastuti, Utami Sri; Nisa, Ana Syarifatun; Witjoro, Agung. 2012. Analisis
Mikrobiologi Minuman Teh Seduhan Berbeda Merk Berdasarkan Nilai
Mpn Coliform Di Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi .FKIP UNS. Surakarta: FKIP UNS
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 2000.
Kementerian Pekerjaan Umum Sekretaris Jenderal - Pusat Kajian Strategis. 2010.
Kajian Keterpaduan Pengembangan Air Baku, Air Bersih Dan Sanitasi.
Jakarta:
Kim Ree-Ho, Ssangho Lee, JinwooJeong, Jung-Hun Lee danYeong-Kwan Kim.
2007. Reuse greywater and Rainwater Using Fiber Filter Media and
Metal Membrane. Desalination. No.202:326-332
Linsley, Ray K. 1995. Teknik Sumber Daya Air, Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Maksum Radji, Heria Oktavia dan Herman Suryadi 2008 Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok
(Online)
http://www.google.com/url?q=http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/arti
cle/download/Diakses 29 Agustus 2013
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka
Pertama. Kharisma Putra Utama, Jakarta.

Prihatin, Rohani B. 2013. Problem Air Bersih di Perkotaan, 5 (7). (Online),


(http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20SingkatV-7-I-P3DI-April-2013-31.pdf), diakses 23 Januari 2015
Sumantri, Arif, 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Cetakan
Texas A&M Agrilife Extension. 2011. On-Site Sewage Facilities. (Online),
(http://ossf.tamu.edu/sandgravel-filter/), diakses 29 maret 2015
Udyani, Kartika. 2013. Adsorpsi Deterjen Dalam Air Meggunakan Adsorben
Karbon Aktif pada Kolom Fluidisasi. Jurnal Itats Surabaya. (online),
(http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/ADSORPSIDETERGEN-DALAM-AIR-MENGUNAKAN-ADSORBENKARBON-AKTIF-PADA-KOLOM-FLUIDISASI.pdf), diakses 29
Maret 2015
Unicef Indonesia. Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan.
(Online), (http://www.unicef.org/indonesia/id/A8__B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf), diakses 23 Januari 2015
Utami, R. S., Susilo, S.Y., Majid, S.A. 2014. Gravel Technology (GT)
SebagaiAntisipasiPeningkatanPencemaran Air Tanah TidakTertekan
(Unconfinied Water). LombaKaryaTulisIlmiah Green Scientific
Competition 2014
Wisnuwardhani, Fenty et al. Tanpa Tahun. Analisis Kecenderungan Penggunaan
Sitem Penyediaan Air Bersih Di Perumahan Bank Tabungan Negara
(Btn) Padang Harapan Bengkulu. (Online),
(http://eprints.undip.ac.id/3997/1/01-FEnti,_Pranoto.pdf), diakses 23
Januari 2015

Você também pode gostar