Você está na página 1de 11

I.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua citacita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian
yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil
atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( khalayak dalam lingkungan
bisnis ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Bekasi, April 2014

Penyusun

II.

PENGANTAR

Khalayak (audience) merupakan factor penentukeberhasilankomunikasi. Ukuran keberhasilan


upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan-pesan yang disampaikan melalui
saluran/medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran, dipahami, dan mendapatkan
tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan komunikator.
Menurut Schramm, seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai upayanya
dari apa yang harus dikatakan , saluranapa yang akan dipergunakan, atau bagaimana
caramengatakannya,

melainkanterlebihdahulumempertanyakan

siapa

yang

akanmenjadisasaranpenyempaianpesan.
Dalam proses komunikasi massa, implikasi dari pernyataan Schramm tersebut di atas adalah,
bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disampaikannya,
khalayak terlebih dahulu mempengaruhi komunikator.
Itulah sebabnya komunikator akan berusaha mengumpulkan data dan informasi mengenai
karakteristik dari individu atau kelompok, atau warga khalayak yang akan dijadikan sasaran. Atas
dasar hal inilah baru komunikator akan dapat menentukan apa yang akan disampaikan dan
bagaimana cara menyampaikannya.
Keberhasilan setiap presentasi bergantung kepada kemampuan pembicara dalam beradaptasi
dengan khalayak (Audiens). Tanpa memperhatikan tujuan, lingkungan, atau topik, kewajiban
pertama seorang pembicara adalah menganalisis khalayak secermat-cermatnya dan seakuratakuratnya. Pengetahuan pembicara, perhatian terhadap organisasi, masalah-masalah yang terlibat
dan dedikasi terhadap proposal (usulan) atau jalannya tindakan, tidak akan menggantikan
keberhasilan pembicara dalam beradaptasi dengan khalayak. Keberhasilan dan kegagalan dalam
presentasi (pidato) sangat dipengaruhi oleh hubungan pembicara dan khalayak, karena seluruh
bentuk peresentasi (pidato) selalu melibatkan khalayak.......Struktur hubungan antara pembicara
dan khalayak menentukan motivasi, karena struktur ini menentukan bagaimana kita mempengaruhi
dan mengarahkan satu sama lain (Pembicara dan khalayak) (Hugh Duncan, 1968).

III.

MATERI

1. Khalayak atau Penyimak atau Audiens.


Khalayak, atau Penyimak, atau audiens, kata yang memiliki arti yang sama, adalah peserta
baik berupa individu atau kelompok yang ikut dalam pidato/presentasi bisnis, harus dianalisis
dengat cermat dan seakurat mungkin. Barangkali tidak ada aspek pidato presentasi lainnya yang
lebih penting dan menantang daripada analisis dan adaptasi khalayak. Karena setiap penyimak
pada setiap presentasi merupakan individu yang unik, maka setiap pesan akan disaring berdasarkan
pengalaman, kebutuhan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai penyimak. Seorang pembicara harus
menyadari bahwa setiap penyimak itu unik dan tidak dapat dianggap atau diperlakukan hanya
sebagai anggota suatu kelompok, bagian, atau organisasi.
Adanya sekelompok kecil khalayak dalam pidato presentasi menuntut pembicara untuk
memahami dan beradaptasi dengan setiap orang dalam khalayak tersebut. Adaptasi yang berhasil
bukan hanya masalah beradaptasi dengan para penyimak individu (perseorangan), karena individuindividu juga merupakan bahagian dari kelompok dan organisasi. Selain perbedaan diantara orangorang, juga terdapat persamaan yang penting. Jadi, pembicara harus menyadari bahwa sebagian
adaptasi atau analisa khalayak yang berhasil merupakan masalah pemahaman bagaimana beberapa
kelompok penyimak berfungsi bersama-sama dan faktor-faktor kolektif apa yang akan
membantunya menyesuaikan presentasi dengan kelompok penyimak. Kiefer dan Stroh (1983)
menjelaskan pentingnya konsep ini : pencapaian tingkat tertinggi dalam prestasi organisasi dan
kepuasan manusia merupakan hal yang memungkinkan. Pembicara juga mungkin menemukan
penyimak yang kurang idealis yang telah menyerahkan banyak kebutuhan dan gagasannya agar
bertahan dalam struktur organisasi.
A. Langkah-langkah Analisis Khalayak.
Terdapat beberapa langkah serta prosedur khusus yang dapat diikuti untuk menganalisis
khalayak atau penyimak, langkah-langkah dan prosedurnya berikut ini :

Langkah
Prosedur
Mempertimbangkan individu

Menganisis penyimak individu dan


perannya dalam organisasi.

Mempertimbangkan kelompok

Memahami sifat kelompok dan bagaimana individu-individu berprilaku dalam


lingkungan kelompok.

Mempertimbangkan iklim komunikasi

Menganisis keadaan tempat penyimak


bekerja.

Menganlisis khalayak

a. Mengadakan observasi.
b. Mengajukan pertanyaan.
c. Melakukan survei khalayak.
d. Mempertimbangkan karakter insan
Memilih gaya pengambilan keputusan :
a. Optimal.
b. Kolektif.
c. Otoritatif

Mengambil keputusan

2. Pertimbangan Individu.
Dalam pengertian umum, khalayak tersusun atas individu-individu dan setiap individu bersifat
unik. Penyaji yang efektif harus berupaya mengetahui sebanyak mungkin mengenai setiap
penyimak. Meskipun tidak mungkin mengetahui seluruh variable individual, hal-hal berikut ini
merupakan faktor penting untuk mempertimbangkan kapan menganalisis penyimak individual.

Pembicara mungkin mempertimbangkan apakah penyimak itu :


Peka terhadap masalah
Luwes atau kaku
Ingin tahu atau tidak
Percaya diri dan berani atau sebaliknya
Takut gagal atau bebas dari rasa takut
Sangat termotivasi atau hanya dipacu untuk berhasil
Gigih dan ulet
Toleran terhadap perbedaan
Selektif
Memiliki daya ingat
Membiarkan masa ingkubasi gagasan baru
Dapat mengantisipasi waktu energi yang produktif
Para pembicara perlu menyadari bahwa bila mereka memahami atmosfir atau iklim suatu

organisasi, akan meningkatkan pemahaman terhadap individu dalam khalayak.


A. Individu Tanggap dan Individu Pro-aksi.

Meskipun menempatkan individu-individu ke dalam kategori-kategori yang biasanya


merupakan suatu hal yang berbahaya, mungkin akan berguna bagi pembicara untuk
mempertimbangkan bahwa penyimak individualnya mungkin dianalisis secara kasar ke dalam satu
tipe atau tipe lainnya. Sebagai contoh, Chales Watson (1983) mengatakan bahwa, individu dapat
digolong kedalam tipe R (individu tanggap), atau tipe S (individu pro-aksi).
Individu atau Manajer Tipe R, adalah para manajer dengan serangkaian pikiran tanggap
mengabaikan proses perumusan dan metode pencapaian tujuan-tujuan sebelum bertindak. Watson
berpendapat, orang-orang seperti ini yakin bahwa kehidupan seseorang sampai tingkat yang
tinggi ditentukan oleh nasib dengan keberhasilan atau kegagalan yang sebagian besar ditentukan
oleh kesempatan. Jadi mereka adalah individu-individu yang peduli terhadap penggunaan
wewenang mereka, bukan pengenalan dan pembuatan kontribusi penting untuk kepentingan
organisasi mereka. Individu-individu seperti ini adalah penghindar resiko dan tidak ingin
dikesampingkan atasan karena keputusan dan berbuat salah. Dalam hal pembinaan dan persetjuan
cenderung memaksa, selalu berpatokan pada atasan dan mengikuti aturan dan prosedur secara
rinci.
Individu atau Manajer Tipe S, adalah para manajer yang memandang dunia dipenuhi
beragam peluang yang menakjubkan dan menantang. Individu atau manajer ini merupakan orangorang yang memiliki kekuasaan dan kendali atas kehidupan mereka. Bahkan, mereka adalah
orang-orang yang belajar dari kesalahan mereka, bukan mencari-cari alasan untuk menutupi
kesalahan sendiri, atau menyalahkan orang lain.Mereka memiliki kapasitas untuk bertindak
setelah memikirkan apa yang ingin mereka capai.
Untuk memahami secara lebih baik perbedaan dua jenis kepribadian tersebut, bayangkan suatu
situasi saat seorang manajer tipe R berbicara dengan manajer tipe S.
Tipe R : Smith, tahukah Anda jika terus berbuat ceroboh, Bos akan memperingatkan kita
secara tiba-tiba, dan keras. Saya tidak ingin menderita hanya karena Anda begitu
ceroboh.
Tipe S : Saya tahu apa yang Anda maksudkan, Davis. Saya cenderung ceroboh bila sedang
tergesa-gesa. Inilah yang harus saya perhatikan. Saya benar-benar tidak ingin Anda
mendapat kesulitan karena saya.
Tipe R : Ya, Saya harap hal ini tidak terjadi. Saya tidak mampu mengatasi masalah tersebut.
Jika Anda tidak berprilaku baik, saya harus melaporkan Anda.
Tipe S : Baiklah, Davis. Saya berjanji akan berhati-hati pada masa datang.
Contoh di atas menggambarkan perbedaan di antara dua individu atau manajer. Seorang
pembicara presentasi harus mendekati orang-orang tersebut secara berbeda. Sebenarnya, sebagian
besar orang mungkin tidak seluruhnya termasuk tipe R atau tipe S. Pada saat-saat atau situasi
tertentu, kita semua menunjukkan tipe masing-masing. Berkomunikasi dengan khalayak akan lebih

mudah jika penyimak Anda adalah tipe S. Sayangnya, kebanyakan orang bukan tipe S, tetapi
melalui pemahaman mengenai ciri-ciri tipe R, mungkin akan memberikan pengetahuan tambahan
ke dalam sifat khalayak dan para anggota khalayak.
3. Pertimbangan Kelompok.
Tuntutan kepada para individu dalam organisasi bisnis saat ini sangat besar. Para manajer
semakin ditekan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan imajinatif-nya untuk
mempertahankan pekerjaan mereka. Tidak jarang individu berjuang untuk mempertahankan
identitas pribadi juga rasa memiliki kelompok. Kebutuhan untuk bergaul secara baik dan cocok
menjadi kuat, dan individu menjadi takut untuk berfikir atau bertindak sampai ia mengetahui apa
yang dipikirkan rekannya...... (Holleran & Holleran, 1976). Singkatnya, seseorang tidak
berprilaku sama dalam kelompok dan dalam keadaan terisolasi dari kelompok tersebut. Hal ini
tidak

berarti

bahwa,

prilaku

seseorang

dalam

suatu

kelompok lebih

baik atau lebih

buruk dibandingkan prilaku seseorang yang terpisah dari kelompok, itu hanya mengesankan bahwa
perbedaan-perbedaan penting itu ada.
Oleh karena itu, terdapat perbedaan antara mengambil keputusan sendiri dan mengambil
keputusan kelompok. Pada keadaan yang paling baik, upaya kelompok dapat menyatukan
pemikiran individu yang menciptakan gema gagasan dan paduan sudut pandang. Sedangkan
pada keadaan yang paling buruk, bagaikan ilmu kimia yang berbeda yang bekerja dalam sebuah
kelompok. Hal ini dapat menghentikan reaksi atau mengkontaminasi produk dengan
pertimbangan yang idak menentu atau komitmen yang rendah.
Dilihat dari sisi positif, keanggotaan dan partisipasi dalam kelompok menawarkan kelebihan
atas upaya individu. Berpartisipasi dalam kelompok memungkinkan penyatuan gagasan
pengetahuan, dan pengalaman. Tentu saja, hal ini memungkinkan suatu kelompok sebagai suatu
keseluruhan,mengetahui lebih banyak dibandingkan para anggotanya secara individual.
Penggabungan yang efektif dari orang-orang ke dalam kelompok dapat menimbulkan pembagian
perhatian, pengenalan tujuan-tujuan umum, pembagian informasi, penemuan pemecahan masalah,
dan pengembangan jalannya kegiatan. Kreatifitas dapat meningkat bila kesatuan individu yang
masing-masing memiliki latar belakang pengalaman yang luas datang bersama-sama (McGinnis
& Ackelsberg, 1983).
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika bekerja bersama kelompok. Tekanan
sosial. Valensi pemecahan, dominasi individual, dan tujuan sekunder yang bertentangan dapat
mempesulit kelompok untuk berfungsi secara efektif, dan mempersulit pembicara untuk
beradaptasi dengan mereka. Merupakan suatu hal yang memungkinkan bila konflik dan

ketidakpuasan benar-benar ada pada saat beberapa anggota kelompok merasa puas sehingga semua
prosedur dan pemecahan ditanggung bersama oleh para anggota. Para penyimak, sebagai
anggota kelompok, mungkin secara pribadi merasa tidak puas, karena tidak diperlakukan sebagai
manusia atau diperlakukan seperti mesin.
Ingatlah, satu syarat yang harus dipahami pembicara pada saat berkomunkasi dengan
kelompok, terutama ketika para anggota kelompok sangat terpadu, adalah pemikiran kelompok.
Pemikiran kelompok, berarti bahwa para anggota kelompok yang terpadu cenderung menyetujui
pemikiran mayoritas. Semakin besar ancaman terhadap penghargaan diri (terhadap ndividu
anggota kelompok).... semakin besar pula kecenderngan mereka untuk mengambil jalan pencarian
persetujuan bersama dengan mengorbangkan pemikiran kritis (Janis, 1967). Harus diingat,
kelompok seperti itu memiliki kecendrungan meyakini bahwa keputusan mereka itu bebas dari
kesalahan. Orang-orang dalam kelompok menunjukkan kecenderungan untuk melakukan
rasionalisasi, keyakinan yang yang tidak terjawab dalam moralitas kelompok, dan kecenderungan
meniru pihak luar. Kelompok mengharapkan anggota individu untuk bekerjasama. Acapkali, dalam
dalam kelompok terdapat perasaan bahwa keputusan tersebut benar-benar bulat; anggota kelompok
akan akan memperingatkan orang lain untuk tidak mengacaukan keadaan.
4. Pertimbangan Iklim Komunikasi.
Satu faktor penting dalam menganalisis dan memahami khalayak (individu dan kelompok),
adalah iklim atau atmosfir kerja. Bisnis saat ini menghadapi tantangan besar, dengan perubahan
tekhnologi yang sangat cepat bergandengan dengan ketidak stabilan sosial dan ekonomi dalam
pasar, menyebabkan semua orang yang terlibat dalam bisnis (modern) saat ini, sering bekerja
dalam iklim yang penuh tekanan.
Jelaslah, kelangsungan hidup bergantung kepada pemikiran cerdas. Oleh karena itu, pembicara
yang efektif berupaya untuk memahami kondisi-kondisi tekanan, masalah, dan tuntutan yang
dihadapi para penyimak (audiens) pada saat mencoba melakukan pekerjaan mereka. Satu
pendekatan iklim adalah mempertimbangkan perbedaan antara system terbuka dan sistem tertutup.
Sistem terbuka lebih menerima dan menggunakan lebih banyak pemikiran kreatif inovatif daripada
system tertutup. Organisasi dan orang-orang yang tidak kreatif menggunakan frase
seperti prosedur pengopeasian standard, cara-cara yang ditetapkan untuk melakukan sesuatu,
dan mengikuti petunjuk. Sebaliknya, organisasi dan orang-orang yang terbuka menggunakan
metode da prosedur umpan balik untuk memantau: (1) sifat tugas; (2) jumlah dan jenis orang
yang terlibat; (3) pengembangan riset baru.....; (4) kemungkinan-kemungknan yang tidak
diharapkan; dan (5) perubahan lain dalam lingkungan (Mettal, 1977).

Analisis lain berdasarkan pada perbedaan fungsional antara dua belahan otak. Otak sebelah kiri
memproses informasi dengan cara analitik yang logis, sedang otak sebelah kanan memproses
informasi dengan cara holistic atau spasial. Dalam bisnis, kedua jenis pemikiran tersebut
merupakan hal yang sangat penting. Namun, banyak perusahaan yang tidak menghargai
(menghukum) orang yang berfikir kreatif. Para pembicara presentasi perlu menyadari bahwa, bila
mereka memahami atmosfir atau iklim dalam suatu organiasi, maka akan meningkatkan
pemahamanya terhadap individu dalam khalayak. Sikap pegawai, metode pengoperasian, serta
cara menyimak dan menanggapi dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja.
5. Menganalisis dan Beradaptasi dengan khalayak.
Terdapat beberapa prosedur khusus yang dapat diikuti untuk menganalisis khalayak atau
penyimak, adalah sebagai berikut :

Mengamati. Karena presentasi melibatkan orang-orang yang bekerja dengan Anda,


memanfaatka observasi sebagai alat untuk memahami para penyimak yang sebenarnya, atau
penyimak yang potensial merupakan hal yang masuk akal. Jenis pertanyaan apa yang
diajukan beragam orang tersebut?. Bagaimana mereka melakukannya dibawah tekanan?,
bagaimana mereka berinteraksi dengan atasan, rekan kerja, dan/atau para pegawainya?.

Mengajukan Pertanyaan. Salah satu cara terbaik untuk memperoleh informasi adalah
mengajukan pertanyaan. Berbincaglah dengan orang-orang yang bekerjasama dan mengenal
aggota khalayak Anda. Cobalah utukmenemukan minat utama, perhatian, sikap, sesuatu yang
mengesalkan, gagasan favorit penyimak, dan seterusnya. Ajukanlah pertanyaan kepada
khalayak mengenai diri dan sikap mereka sebelum mempersiapkan presentasi Anda.

Survei Khalayak Anda. Untuk memperoleh informasi, persiapkan dan sebarkanlah kuesioner
pada calon khalayak Anda. Kuesioner formal digunakan untuk survey sejumlah orang, tapi
jika memunkinkan cobalah melakukan survey nonformal terhadap penyimak atau calon
penyimak. Melalui kuesioner dapat diketahui apa yang khalyak inginkan dan hargai.

Mempertimbangkan Karakter Insani. Semua penyimak adalah manusia, dan mereka berbagi
kebutuhan pokok dan keinginan bersama semua orang, tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Parnes (1977) menganjurkan kita untuk mempertimbangkan naluri, seperti rasa lapar dan
seks, sebagai data- apakah hal ini merupakan rasa sakit, gairah, rangsangan atau hal-hal lain
yang mungkin kita warisi atau pelajari. Menurutnya factor-faktor ini merupakan data yang
terhimpun dar totalitas pengalaman manusia. Bahkan, secara khusus, kebutuhan dapat
dipandang sebagai sekumpulan hasil yang dicari-cari orang. Anda sebaiknya memanfaatkan
semua cara etis untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang penyimak Anda.
Kesempatan Anda untuk berhasil dalam pidato presentasi bergantung kepada hal ini.

Setelah semua hal diatas di pahami maka langkah selanjutnya adalah beradaptasi dengan
khalayak sehingga pesan yang kita sampaikan akan dimengerti oleh khalayak.
6. Mengambil Keputusan.
Khalayak, baik individu maupun kelompok, pada akhirnya harus mengambil keputusan
berkenaan dengan beragam proposal yang dibuat untuk mereka. Sebagai seorang pembicara yang
efektif, Anda menginginkan keputusan-keputusan tersebut menguntungkan Anda dan proposal
Anda sebesar-besarnya. Untuk meningkatkan kemungkinan yang akan terjadi, factor penting
lain dalam pemahaman khalayak Anda adalah pengetahuan bagaimana keputusan-keputusan
dibuat oleh individu, kelompok, dan organisasi.
Ada tiga macam keputusan yang berbeda perlu dipertimbangkan, yaitu :
1. Keputusan Opsional. Keputusan ini memungkinkan pilihan bebas antara beragam
pilihan yang tidak terikat. Sebagaimana diterangkan oleh Littlejohn (1983), seorang
petani, misalnya, mungkin menanam setiap jenis jagung yang diinginkannya, tanpa
memperhatikan kebiasaan tetangganya.
2. Keputusan

Kolektif. Keputusan

jenis

ini

melibatkan

interaksi

pihak

dalam

pengambilan sebuah keputusan,yang hasilnya untuk kepentingan bersama.


3. Keputusan Otoritas. Keputusan jenis ini dibuat atas paksaan. Ini merupakan cara
pengambilan keputusan tercepat, tetapi keputusan cepat dapat juga dilakukan
dengan pengambilan keputusan opsional. Tentu saja, melalui implikasi, keputusan
kolektif merupakan keputusan paling lamban.
MENANGGAPI PERHATIAN KHALAYAK
Pembicara dalam presentasi bisnis harus siap menanggapi pertanyaan khalayak. Salah satu
aspek terpenting dari presentasi bisnis yang efektif adalah cara menjawab pertanyaan dan
sanggahan khalayak, sebab sesi tanya jawab mungkin bisa lebih penting dari presentasi itu sendiri.
Namun, acapkali penyaji bersikap negatif terhadap sesi tanya jawab. Penyaji yang baik seharusnya
melihat pertanyaan-pertanyaan sebagai peluang, dari pada menganggapnya sebagai sebagai
hambatan (menganggap akan menghancurkan presentasi).
Selain memiliki kemampuan untuk menjawan atau menanggapi pertanyaan verbal, juga
diharapkan mampu membaca umpan balik non verbal dari khalayak secermat mungkin.
Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap isyarat nonverbal memberikan kesempatan kepada
penyaji untu mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dengan demikian bisa meyakinkan penyimak
yang masih ragu-ragu terhadap sesuatu hal.

Prinsip prinsip menangani pertanyaan dan sanggahan khalayak.


Enam belas saran berikut ini akan membantu penyaji dalam menangani pertanyaan dan
sanggahan khalayak secara efektif.
1. Sadarilah bahwa menangani pertanyaan dan sanggahan akan membantu keberhasilan
presentasi.
2. Yakinlah bahwa pertanyaan dan sanggahan merupakan peluang yang sangat berharga bagi
penyaji.
3. Penyaji harus berlatih menangani pertanyaan dan sanggahan.
4. Sampaikanlah bahwa satu pertanyaan akan mendorong penyimak untuk menanggapi.
5. Bersedia menunggu pertanyaan pertama.
6. Berikan jawaban yang jelas.
7. Gunakan tkhnik mengulang kembali pertanyaan dan sanggahan sebelum memberi tanggapan.
8. Tidak ada pertanyaan yang bodoh.
9. Amatilah prilaku nonverbal.
10. Perlihatkan sikap sabar pada saat mendengar pertanyaan dan sanggahan, juga dalam menjawab
atau menanggapinya.
11. Jika tidak mengetahi jawaban atau tidak leluasa untuk menjawab, katakanlah terus terang.
12. Cobalah untuk tidak membiarkan sebagian orang mendominasi pertanyaan.
13. Mintalah dengan tegas agar pertanyaan relevan dengan topik diskusi.
14. Jangan menanamkan pertanyaan lebih dahulu pada khalayak.
15. Dukunlah pertanyaan-pertanyaan selama presentasi.
16. Perlakukan sanggahan sebagai pertanyaan.
Menghadapi situasi negatif
Adakalanya penyaji benar-benar menghadapi pertanyaan dan sanggahan yang sifatnya
bermusuhan, yang diarahkan kepadanya, kepada prusahaan, kepada produk, atau kepada
jasanya. Anda tahu kapan merasa terpojok, tapi tetaplah mengucapkan terima kasih kepada
penanya, lalu jawablah tidak benar jika memang faktanya tidak demikian. Hal-hal yang
mengerikan secara hipotesis merupakan persoalan memperluas maksud yang dibuat dalam
presentasi menuju pada perbedaan yang sangat besar. Tanggapan mengenai hal-hal hipotesis
tersebut harus merupakan penjelasan yang masuk akal, untuk mengarahkan agar tidak merusak
presentasi secara keseluruhan. Menangani pertanyaan atau sanggahan yang sulit, seharusnya
dianggap sebagai suatu masukan yang menyenangkan, atau jawablah secara humor.

IV.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembicara dalam presentasi bisnis harus memperhatikan khalayak dimulai dari Menganalisis
penyimak individu dan kelompok serta perannya dalam organisasi, mempertimbangkan iklim lalu
beradaptasi dengan khalayak tentunya harus siap menanggapi feedback baik positif ataupun
negatif dengan bijaksana sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan sesuai dengan
tujuan.
B. Kritik Dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Você também pode gostar