Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri..............................................
B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel..........................................
C. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus...................................
D. Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber..........................................
BAB III : PENUTUP................................................................................................
A. Kesimpulaan............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa rangkaian sederhana yang terdiri
dari sumber tegangan, resistor dan kapasitor dalam berbagai kombinasi untuk
memperoleh nilai tegangan dan arus serta besaran lain dari rangkaian tersebut.
Rangkaian demikian disebut dengan rangkaian arus searah (DC), karena arus yang
mengalir dalam rangkaian memiliki satu arah saja. Rangkaian arus searah yang
didalamnya arah arus berubah seiringan waktu. Lampu senter dan sistem
sambungan kawat mobil adalah contoh-contoh rangkaian arus searah.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
Gambar 1 : (a)
Dalam gambar 1a, arus I harus sama dalam semua resistor itu. Dengan
memberikan V = I R untuk setiap resistor, kita mempunyai
Vax = I R1, Vxy = I R2, Vyb = I R3
Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama (kecuali untuk
kasus khusus dimana ketiga resistor itu semuanya sama). Selisih potensial
Vab yang melalui keseluruhan gabungan itu adalah jumlah selisih-selisih potensial
individu :
Vab = Vax + Vxy + Vyb = I (R1 + R2 + R3)
Atau
Vab/I = R1 + R2 + R3
Nilai Vab/I, menurut definisi adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka
Rek = R1 + R2 + R3
Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya
resistor.
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)
Gambar 1: (b)
Dalam gambar 1b, arus yang melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi
selisih potensial di antara terminal-terminal setiap resistor harus sama dan
sebanding dengan Vab. Arus dalam ketiga resistor itu I1, I2, I3, maka dari I = V/R
Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena muatan tidak
terakumulasi atau terkuras ke luar dari titik a, maka arus total I harus sama dengan
jumlah ketiga arus dalam resistor itu :
Atau
Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen Rek, I/ Vab = 1/ Rek, maka
Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang
banyaknya
resistor
paralel
:
Ini memperlihatkan bahwa arus yang diangkut oleh dua resistor paralel
berbanding terbalik dengan hambatannya. Lebih banyak arus yang melalui
lintasan yang hambatannya paling kecil.
Dengan menggunakan hukum ohm untuk arus dan tegangan pada masing-masing
resistor :
Vs = V1 + V2 + V3 = I R1 + I R2 + I R3
= I (R1 + R2 + R3) = I RT
Dimana
Dan
RT = R 1 + R 2 + R 3
Rangkaian seperti pada gambar 2 di atas merupakan salah satu contoh divisi
tegangan atau pembagi tegangan. Aturan pembagi tegangan memungkinkan kita
untuk dapat menentukan besarnya tegangan pada masing-masing resistor. Sebagai
contoh, besar tegangan pada R2 adalah
V2 = I R2
Dengan
Eliminasi I menghasilkan
Secara umum, untuk sejumlah resistor yang dihubungakan secara seri dengan
resistansi total RT dan dengan suatu tegangan Vs yang melintasi kombinasi seri
tersebut, tegangan Vx yang melintasi salah satu dari resistor Rx adalah
Rangkaian pada gambar 3 merupakan salah satu contoh divisi arus atau
pembagi arus. Persamaan divisi arus dapat dengan mudah diperoleh dari
rangkaian pada gambar 3. Diasumsikan untuk menentukan arus yang melewati R 2.
Dengan hukum ohm, I2 = G2 V dengan
Secara umum, untuk beberapa resistor yang disusun secara parallel dengan
konduktansi total GT dan dengan arus Is yang masuk ke dalam kombinasi parallel
tersebut, arus Ix yang melalui salah satu resistor dengan konduktansi Gx adalah
I R2 2 I r2 I R3 + 1 I r1 = 0
Ingat bahwa jika 2 lebih besar daripada 1, akan diperoleh nilai arus yang
berharga negatif, yang menunjukkan bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang
salah. Yaitu, jika 2 lebih besar daripada 1, arus akan berlawanan dengan arah
jarum jam. Pada sisi lain, jika 1 adalah GGL yang lebih besar, akan diperoleh
suatu nilai I positif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA