Você está na página 1de 13

KATA PENGANTAR

Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa


memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada makhluknya
terutama manusia. Demikian pula salam serta salam kepada junjungan kita
Nabiullah Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita sampai
akhir zaman. Yang dengan keyakinan itu kami dapat menyelesaikan makalah yang
kami susun dengan tepat waktu.
Disadari betul bahwa kami sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan
yang dhaif yang sudah pasti secara sosial sangat membutuhkan bantuan dari orang
lain. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami dengan tangan terbuka menerima kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Serang, 23 April 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri..............................................
B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel..........................................
C. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus...................................
D. Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber..........................................
BAB III : PENUTUP................................................................................................
A. Kesimpulaan............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa rangkaian sederhana yang terdiri
dari sumber tegangan, resistor dan kapasitor dalam berbagai kombinasi untuk
memperoleh nilai tegangan dan arus serta besaran lain dari rangkaian tersebut.
Rangkaian demikian disebut dengan rangkaian arus searah (DC), karena arus yang
mengalir dalam rangkaian memiliki satu arah saja. Rangkaian arus searah yang
didalamnya arah arus berubah seiringan waktu. Lampu senter dan sistem
sambungan kawat mobil adalah contoh-contoh rangkaian arus searah.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri


Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
Bagaimanakah Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
Bagaimanakah Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri


Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber

BAB II
PEMBAHASAN
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri

Gambar 1 : (a)
Dalam gambar 1a, arus I harus sama dalam semua resistor itu. Dengan
memberikan V = I R untuk setiap resistor, kita mempunyai
Vax = I R1, Vxy = I R2, Vyb = I R3
Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama (kecuali untuk
kasus khusus dimana ketiga resistor itu semuanya sama). Selisih potensial
Vab yang melalui keseluruhan gabungan itu adalah jumlah selisih-selisih potensial
individu :
Vab = Vax + Vxy + Vyb = I (R1 + R2 + R3)
Atau
Vab/I = R1 + R2 + R3
Nilai Vab/I, menurut definisi adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka
Rek = R1 + R2 + R3
Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya
resistor.
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)

Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan


jumlah hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar
daripada setiap hambatan individu.
B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

Gambar 1: (b)
Dalam gambar 1b, arus yang melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi
selisih potensial di antara terminal-terminal setiap resistor harus sama dan
sebanding dengan Vab. Arus dalam ketiga resistor itu I1, I2, I3, maka dari I = V/R

Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena muatan tidak
terakumulasi atau terkuras ke luar dari titik a, maka arus total I harus sama dengan
jumlah ketiga arus dalam resistor itu :

Atau

Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen Rek, I/ Vab = 1/ Rek, maka

Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang
banyaknya
resistor
paralel
:

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen


sama dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan
individunya. Hambatan ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan
individu.
Resistor-resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus dalam setiap
resistor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati resistor-resistor itu
dan berbanding terbalik dengan setiap hambatan. Kapasitor-kapasitor paralel
ditambahkan secara langsung karena muatan pada setiap kapasitor sebanding
dengan tegangan bersama yang melewati kapasitor-kapasitor itu dan berbanding
langsung dengan kapasitansi setiap kapasitor. Untuk kasus khusus dua resistor
paralel,

Karena Vab = I1 R1 = I2 R2, maka didapat

Ini memperlihatkan bahwa arus yang diangkut oleh dua resistor paralel
berbanding terbalik dengan hambatannya. Lebih banyak arus yang melalui
lintasan yang hambatannya paling kecil.

C. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tengangan/Arus


Ada dua hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap
(steady state) di mana hukum ini lebih dikenal dengan nama hukum kirchhoff,
yaitu :
1. Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus
sama dengan nol.
2. Pada setiap titik percabangan, jumlah arus yang masuk melalui titik
tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Hukum pertama kirchhoff tentang tegangan sering dinamakan hukum
simpal, karena pada kenyataannya beda potensial di antara dua titik dalam suatu
rangkaian dalam keadaan tunak selalu konstan.
Dalam aplikasi hukum tegangan kirchhoff, sebuah loop arus biasanya
dijadikan referensi. Rangkaian pada gambar 2 adalah sebuah rangkaian seri karena
arus yang sama mengalir malalui semua resistor.
Jumlah tegangan yang melintasi resistor-resistor adalah
V1 + V2 + V3

Yang sama dengan tegangan pembangkitan yang melintasi sumber tegangan :

Dengan menggunakan hukum ohm untuk arus dan tegangan pada masing-masing
resistor :
Vs = V1 + V2 + V3 = I R1 + I R2 + I R3
= I (R1 + R2 + R3) = I RT

Dimana

Dan
RT = R 1 + R 2 + R 3
Rangkaian seperti pada gambar 2 di atas merupakan salah satu contoh divisi
tegangan atau pembagi tegangan. Aturan pembagi tegangan memungkinkan kita
untuk dapat menentukan besarnya tegangan pada masing-masing resistor. Sebagai
contoh, besar tegangan pada R2 adalah
V2 = I R2

Dengan

Eliminasi I menghasilkan

Secara umum, untuk sejumlah resistor yang dihubungakan secara seri dengan
resistansi total RT dan dengan suatu tegangan Vs yang melintasi kombinasi seri
tersebut, tegangan Vx yang melintasi salah satu dari resistor Rx adalah

Untuk persamaan ini, Vs dan Vx harus berpolaritas berlawanan, yang


bermakna bahwa untuk lintasan tertutup, salah satunya harus menjadi jatuh
tegangan dan yang lainnya adalah pembangkitan tegangan. Jika keduanya adalah
pembangkitan tegangan atau keduanya adalah jatuh tegangan, persamaan harus
berta1nda negatif. Tegangan Vs yang diperlukan tidak harus sebuah sumber
tegangan. ini hanya merupakan tegangan total yang melintasi kombinasi resistor.

Hukum kedua kirchhoff tentang arus lebih dikenal dengan hukum


percabangan, karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini
diperlukan untuk rangkaian multisimpal yang mengandung titik percabangan
ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunak, tidak ada akumulasi muatan listrik
pada setiap titik dalam rangkaian, ddengan demikian jumlah muatan yang masuk
pada suatu titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.
Gambar 3 berikut adalah sebuah contoh rangkaian penerapan hukum percabangan
arus.

Dalam aplikasi hukum kirchhoff untuk arus, satu titik dipilih


sebagai node atau referensi, yang sering ditandai dengan tanda ground.
Rangkaian pada gambar 3 adalah sebuah rangkaian paralel karena tegangan V
yang sama melintas semua resistor.
Pada titik non-ground (yang ditandai dengan (+)), jumlah arus yang
memasuki setiap resistor, I1 + I2 + I3, sama dengan arus yang memasuki titik ini
dari sumber arus : I1 + I2 + I3 = Is
Dengan hubungan itu hukum ohm untuk arus pada masing-masing resistor,
dihasilkan

adalah konduktansi total dari kombinasi resistor hubungan paralel.

Rangkaian pada gambar 3 merupakan salah satu contoh divisi arus atau
pembagi arus. Persamaan divisi arus dapat dengan mudah diperoleh dari
rangkaian pada gambar 3. Diasumsikan untuk menentukan arus yang melewati R 2.
Dengan hukum ohm, I2 = G2 V dengan

Dengan mengeliminasi V menghasilkan

Secara umum, untuk beberapa resistor yang disusun secara parallel dengan
konduktansi total GT dan dengan arus Is yang masuk ke dalam kombinasi parallel
tersebut, arus Ix yang melalui salah satu resistor dengan konduktansi Gx adalah

D. Rangkaian dengan lebih dari satu sumber

Gambar 4 : Rangkaian berisi dua sumber dan tiga resistor eksternal

Gambar 4 memperlihatkan suatu rangkaian yang terdiri dari 2 buah baterai


dengan hambatan dalam r1 dan r2 beserta 3 buah resistor luar. Dapat menentukan
arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi dari GGL (gaya gerak
listrik) dan hambatan, yang kita anggap nilainya telah diketahui. Kita tidak dapat
memperkirakan arah arusnya kecuali kita telah mengetahui baterai mana yang
memiliki GGL terbesar, namun sebenarnya kita tidak perlu mengetahui arah arus
dalam rangkaian untuk menganalisisnya.
Kita dapat menganggap arus mengalir ke arah mana saja, dan memecahkan
persoalan tersebut berdasarkan suatu asumsi. Jika asumsi kita salah, kita akan
memperoleh arah arus yang sebenarnya berlawanan arah dengan asumsi semula.
Kita anggap saja I mengalir searah dengan jarum jam, yang seperti yang
terlihat pada gambar 4. Dengan menggunakan hukum pertama kirchhoff saat kita
melintasi simpal dengan arah yang telah diasumsikan semula berawal dari titik a.
Tinggal rendahnya potensial pada sisi resistor untuk arah arus yang dipilih
ditandai dengan tanda plus dan minus pada gambar. Perhatikan bahwa potensial
turun saat melintasi sumber GGL pada titik c dan d dan potensial naik saat
melintasi sumber GGL antara f dan g.
Mulai dari titik a, dengan menerapkan hukum kirchhoff 1, diperoleh :
I R1

I R2 2 I r2 I R3 + 1 I r1 = 0

Dengan demikian untuk arus I diperoleh :

Ingat bahwa jika 2 lebih besar daripada 1, akan diperoleh nilai arus yang
berharga negatif, yang menunjukkan bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang
salah. Yaitu, jika 2 lebih besar daripada 1, arus akan berlawanan dengan arah
jarum jam. Pada sisi lain, jika 1 adalah GGL yang lebih besar, akan diperoleh
suatu nilai I positif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:

Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri

Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)


Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan
jumlah hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar
daripada setiap hambatan individu.

Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen


sama dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan
individunya. Hambatan ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan
individu.
B. Saran
Kami harapkan kepada segenap pembaca, agar mencari referensi lain yang ada
hubungannya dengan makalah ini, agar dapat menambah wawasan lebih luas.
Kami sebagai penulis dengan tangan terbuka menerima keritikan dan saran demi
kelancaran tugas-tugas berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Saleh,Muh.2010. Dasar-dasar Elektronika. Universitas Muhammdiyah Makassar:


Makassar
Young,dkk.2001. Fisika Universitas edisi ke sepuluh jilid 2. Erlangga: Jakarta See more at: http://nary-junary.blogspot.com/2013/03/rangkaian-arussearah.html#sthash.oCC7Le0v.dpuf [22 april 2015]

Você também pode gostar