Você está na página 1de 4

SISTEM KESEHATAN NASIONAL DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraaan


pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap
langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang undang Dasar 1945.
Dalam mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja perlu pendekatan system
kesehatan. Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian bahwa System is interconnected
parts or elements in certain pattern of work, maka di system kesehatan kesehatan dan
keselamatan kerja dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian
pembentuk system yang berupa aktor-aktor pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam
sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem. Sistem ini perlu dijalan kan
dengan tata kelola yang baik (good governance).
Dalam konteks good governance terdapat berbagai fungsi dalam keselamatan dan
kesehatan kerja, sebagai berikut:
Regulator: Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Fungsi regulator Kementerian Tenaga Kerja telah dinyatakan dalam: Undang Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahwa: Bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional
-

Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya

Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien

Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina normanorma perlindungan kerja;

Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang


memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Industrialisasi. Teknik dan teknologi Undang undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan
Undang undangNomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996, tentang system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya baik
sumber daya manusia, keuangan, kesehatan, produksi, dan lain sebagainya. Aspek K3 tidak akan
berjalan tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya.
Sehingga diperlukan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Tujuan dari
Sistem Manajemen K3 adalah untuk mengelola risiko yang ada dalam perusahaan agar kejadian
yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah.
Sistem manajemen K3 adalah bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan
sumbe rdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkaian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Pemberi anggaran: Kementerian Kesehatan/ Pemerintah pusat. Pemerintah daerah, masyarakat,
dan lembaga swasta.
Pengalokasian dana pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan melalui prencanaan
anggaran dengan mengutamakan upaya kesehatan prioritas secara bertahap and terus ditingkat
jumlah pengalokasiannya sehingga sesuai dengan kebutuhan. Hal ini termasukJ aminan
Kesehatan Nasional untuk tenaga kerja. Sesuai dengan UU No. 3 tahun 1992 pasal 1 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), program Jamsostek upaya perlindungan bagi tenaga
kerja dalam bentuk santunan berupa uangs ebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang
hilanga tau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggald unia. Akhir
tahun 2004, pemerintah menerbitakan undang undang tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial. Sistem Jaminan Sosial Nasional (national social security system) adalah sistem
penyelenggaraan program Negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar
setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya
kesejahteraan social bagi seluruh penduduk Indonesia.
Jaminan social diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidakd ikehendaki yang dapat
mengakibatka hilangnya atau berkurangnya pendapatan seseorang, baik karena memasuki usia
lanjut atau pensiun, maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain

sebagainya. Dan pada tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara JaminanS osial. Asuransi kesehatan yang di berada dibawah naungan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial diantaranya : Askes, Jamkesmas, ASBRI, Taspen, Jamsostek, dan
lain sebagainya.
-

Pemberi pelayanan

: RS pemerintah dan swasta, pelayanan kesehatan di tempat kerja.

Pengembangan SDM : perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan, lembaga pelatihan


ahli K3.

Aktor aktor yang ada adalah: Pemerintah yang terdiri atas pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten/ kota. Aktor pemerintah banyak berperan sebagai regulator dan steward
dalam system kesehatan.
Direktur Pengawas yaitu Menteri Tenaga Kerja yang melakukan pengawasan

pelaksanaan umum terhadap Undang undang K3. Pegawai pengawas ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang undang K3 dan membantu pelaksanaannya.
Panitia pengawasan keselamatan dankesehatank erja (P2K3), bertugas memperkembangkan
kerjasama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurusd antenaga kerja
dalam tempat tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang K3.
Swasta: lembaga lembaga swasta yang bergerak di system kesehatan ada banyak.
Ahli K3 merupakan instansi instansi pemerintah dan instansi isntansi swasta yang
dapatmengoperasikan K3 dengantepat, samasepertipegawaipengawasahli K3 ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang undang K3 dan membantu
pelaksanaannya.
Swasta

: Lembaga-lembaga swasta yang bergerak di sistem kesehatan ada banyak. Untuk


rumahsakit terdapat dua jenis pelayanan kesehatan swasta, yaitu rumahsakit
publik berdasar badan hukum Yayasan atau Perkumpulan, dan rumahsakit private
dengan dasar hukum PT. DI samping itu ada BP swasta, pabrik obat swasta,
distributor alat farmasi dan rumahsakit, apotik dan sebagainya. Lembaga swasta
berperan aktif pula dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia dengan
adanya perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan milik lembaga swasta.

Masyarakat

: masyarakat merupakan objek sekaligus pelaku system kesehatan. Masyarakat


yang bekerja mendapatkan jaminan kesehatan oleh perusahaan atau tempat
dimana ia bekerja.

http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/usingjoomla/extensions/components/content-component/article-categories/74-langkah-1menggunakan-konsep-konsep-universal-untuk-memahami-masalah-yang-terjadi-di-kia
http://safelindo.blogspot.com/2008/12/peraturan-perundang-undangan-dibidang.html

Você também pode gostar