Você está na página 1de 3

Agar terjadi dilatasi servik, diperlukan kontraksi uterus dengan intensitas sekurangkurangnya 15 mmHg.

Kontraksi uterus yang berlangsung secara normal dapat menimbulkan


tekanan intrauterin sampai 60 mmHg.
Dengan data diatas, maka disfungsi uterus dapat dibedakan menjadi :
Disfungsi uterus hipotonik :
o

Tidak ada tonus basal

Kontraksi uterus memiliki pola gradasi normal ( synchronous ) tetapi

Tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus tidak cukup kuat untuk
menyebabkan terjadinya dilatasi servik.

Disfungsi hipertonik ( incoordinate uterine dysfunction)


o

Basal tonus meningkat dan atau

Kekacauan dalam gradasi tekanan yang ditimbulkan oleh his akibat tekanan
yang ditimbulkan oleh his dibagian tengah uterus lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh bagian fundus dan atau adanya peristiwa asinkronisme dari
rangsang yang berasal dari cornu.

GANGGUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF


Gangguan persalinan secara klinis dibagi menjadi :
1. Lebih lambat dari kemajuan persalinan yang normal (protraction disorder)
dan atau

2. Terhentinya kemajuan persalinan (arrest disorder)


Persalinan kala I fase aktif bila dilatasi servik sudah mencapai sekurang-kurangnya 4 cm
Active phase arrest
Handa dan Laros (1993) : Active-phase arrest adalah bila dalam waktu 2 jam tidak terdapat
kemajuan pada dilatasi servik
Angka kejadian : 5% pada nulipara dengan kehamilan aterm (menurut Friedman pada tahun
1978, angka kejadian ini tidak berubah sejak tahun 1950 )
His tidak adekwat adalah bila kekuatannya 180 Montevideo Unit dan keadaan ini terdapat
pada 80% kasus terhentinya fase aktif (active-phase arrest).
Protraction disorder
Definisi keadaan ini lebih sulit ditentukan.
WHO : dalam partograf dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan protraction adalah
kecepatan dilatasi servik 1 cm per jam untuk waktu minimum 4 jam.
Kriteria active phase arrest dan protraction disorder menurut American College of
Obstetricians and Gynecologist dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Sebelum menegakkan diagnosa arrest selama persalinan kala I maka kedua kriteria berikut
harus dipenuhi:
1. Dilatasi servik sudah lebih dari 4 cm.
2. His dengan kekuatan 200 Montevideo Unit selama 10 menit sudah berlangsung
selama 2 jam tanpa diikuti dengan perubahan pada servik.
GANGGUAN PERSALINAN KALA II

Desensus kepala terutama terjadi setelah dilatasi servik lengkap.


Sebagian besar dari seven cardinal movement of labor berlangsung pada kala II.
Akibat dari adanya kelainan CPD umumnya terlihat pada kala II.
Batas waktu kala II pada nulipara adalah 2 jam ( 3 jam pada kasus dengan anestesi regional)
dan pada multipara adalah 1 jam ( 2 jam pada kasus dengan anestesi regional).
DERAJAT PENURUNAN (station) PADA AWAL PERSALINAN
Engagemen = desensus diameter biparietal janin sampai setinggi spina ischiadica maternal
(station 0).
Terdapat kaitan erat antara bagian terendah janin yang masih tinggi saat memasuki persalinan
dengan kejadian distosia yang akan terjadi.

Periksa keadaan servik, presentasi dan posisi janin, turunnya bagian terbawah janin dan
keadaan panggul kemudian buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang akan
dikerjakan, misalnya pada letak kepala :

berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500cc dektrosa 5% dimulai dengan 12 tetes permenit,
dinaikan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah supaya
servik dapat membuka .
Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak memperkuat his setelah pemberian
beberapa lama, hentikan dulu dan ibu dianjurkan beristirahat. Pada malam hari berikan obat penenang
misalnya valium 10 mg dan esoknya dapat diulang lagi pemberian oksitosin drips.
Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
Bila semua his kuat tetapi kemudianterjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah, dan partus telah
berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, tidak ada ginanya memberikan oksitosin
drips, sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obstetric
lainnya (ekstraksi vakum atau forsep, atau seksio sesarea.

Você também pode gostar