Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tuba uterina
Tuba uterina (oviduk suatu tuba fallopi) membentak dari kornu uteri
ke tempat dekat ovarium dan merupakan akses perjalanan ovum
menuju rongga uterus. Tuba uterina memiliki panjang yang bervariasi,
mulai dari 8 sampai 14 cm, dan ditutupi oleh peritoneum, sedangkan
lumennya dilapisi oleh membrane mukosa. Masing-masing tuba
uterina dibagi menjadi bagian interstitial, isthmus, ampula, dan
infundibulum. Ketebalan tuba uterine berbeda-beda; bagian tersempit
(isthmus) berdiameter 2-3 mm dan bagian terlebar (ampula)
berdiameter antara 5-8 mm. tuba uterine dikelilingi seluruhnya oleh
peritoneum, kecuali diperlekatkan mesosalping. Secara umum, otot
tuba uterine terdiri atas dua lapisan-lapisan dalam yang sirkular dan
lapisan luar yang longitudinal.
Ovarium
Ovarium adalah organ yang bentuknya hampir seperti buah badam
(almond-shaped) yang berfungsi sebagai tempat perkembangan dan
pengeluaran ovum serta sintesis dan sekresi hormon steroid. Ukuran
ovarium cukup bervariasi. Selama masa subur, ovarium memiliki
panjang 2,5-5cm, lebar 1,5-3 cm, dan tebal 0,6-1,5 cm. Setelah
menopause, ukuran ovarium jauh berkurang.
Ovarium melekat ke ligamentum latum melalui mesovarium.
Ligamentum utero ovarikum, yang juga disebut ligamentum ovarii
proprium, membentang dari bagian lateral dan posterior uterus, tepat
dibawah insersi tuba, ke ekstremitas uterine (bawah) ovarium.
Ligamentum suspensorium ovarii membentang dari ekstremitas
tubaria (atas) ovarium kedinding panggul. Ligamentum ini dilalui
pembuluh dan saraf ovarium.
Struktur umum ovarium paling baik dipelajari melalui potongan
melintang, karena dapat dibedakan dua bagian, yaitu korteks dan
medulla. Korteks, atau lapisan luar, memiliki ketebalan yang
bervariasi sesuai usia dan menjadi semakin tipis seiring dengan
bertambahnya usia. Dilapisan inilah terletak ovum dan folikel de
Graaf. Medulla terdiri atas jaringan ikat longgar yang bersambungan
dengan mesovarium. Terdapat banyak arteri dan vena serta sejumlah
kecil serabut otot polos yang bersambungan dengan serabut di
ligamentum suspensorium ovarii, serabut otot berperan dalam
pergerakan ovarium. (Norman, 2010)
awal sampai menjadi 10 kali lipat, atau peningkatan massa sebesar 1000
kali lipat. Ketika folikel membesar, ovum sendiri tetap tertanam di dalam
massa sel granulosa yang terletak pada sebuah kutup folikel.
Hanya Satu Folikel yang Mengalami Pematangan Penuh Setiap Bulan, dan
Sisanya Mengalami Atresia.
Setelah pertumbuhan selama satu minggu atau lebih tetapi sebelum
terjadi ovulasi salah satu dari folikel mulai tumbuh melebihi semua
folikel yang lain; sisa 5 sampai 11 folikel yang tumbuh berinvolusi (suatu
proses yang disebut atresia), dan sisa folikel ini dikatakan menjadi atretik.
Penyebab atresia masih belum diketahui, tetapi didalilkan sebagai
berikut: Sejumlah besar estrogen yang berasal dari folikel yang tumbuh
paling cepat tersebut bekerja pada hipotalamus untuk lebih menekan
kecepatan sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior, denagn cara ini
menghambat pertumbuhan lebih jauh folikel-folikel yang kurang
berkembang. Oleh karena itu folikel yang paling besar dapat melanjutkan
pertumbuhannya karena pengaruh efek-efek umpan balik positif
instrinsik yang dimilikinya, setelah semua folikel yang lain berhenti
tumbuh dan mengalami infolusi.
Proses atresia tersebut penting, karena biasanya peristiwa tersebut
normalnya hanya membuat satu folikel tumbuh sampai cukup besar untuk
berovulasi setiap bulan; hal ini mencegah lebih dari satu anak yang
berkembang dalam setiap kehamilan. Folikel tunggal tersebut mencapai
diameter 1-1,5 cm pada saat ovulasi dan disebut sebagai folikel matang.
Ovulasi
Ovulasi pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari terjadi
pada 14 hari sesudah menstruasi dimula. Tidak berapa lama sebelum
ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan
cepat, dan daerah kecil pada bagian tengah kapsul folikular, yang disebut
stigma, akan menonjol seperti puting. Dalam waktu 30 menit kemudian,
cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma, dan sekitar 2 menit
kemudian, stigma akan robek cukup besar menyebabkan cairan yang lebih
kental, yang menempati bagian tengah folikel, mengalami evagiansi
keluar. Cairan ini membawa ovum bersamanya, yang dikelilingi oleh
massa dari beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut korona radiata.
Permulaan Ovulasi
Skema permulaan ovulasi, menunjukkan peran LH dalam jumlah besar
yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. LH tersebut
menyebabkan sekresi hormon-hormon steroid folikular dengan cepat, yang
mengandung progesteron. Dalam waktu beberapa jam akan berlangsung
dua peristiwa, keduanya dibutuhkan untuk ovulasi: (1) Teka eksterna
yaitu
melemahnya
dinding,
menyebabkan
makin
dalam korpus
luteum
mengembangkan
retikulum
Fungsi primer dari estrogen adalah untuk menimbulkan proliferasi sel dan
pertumbuhan jaringan organ-organ kelamin dan jaringan lain yang
berkaitan dengan reproduksi.
Efek Estrogen pada Uterus dan Organ Kelamin Luar Wanita. Selama masa
kanak-kanak, estrogen disekresi hanya dalam jumlah kecil, tetapi pada saat
pubertas, jumlah yang disekresi pada wanita di bawah pengaruh hormonhormon gonadotropin hipofisis meningkat sampai 20 kali lipat atau lebih.
Pada saat ini, organ-organ kelamin wanita akan berubah dari yang dimiliki
seorang anak menjadi yang dimiliki seorang wanita dewasa. Ovarium,
tuba fallopii, uterus, dan vagina, semuanya bertambah besar. Selain itu,
genitalia eksterna membesar, dengan deposisi lemak pada mons pubis dan
labia mayora dan disertai pembesaran labia minora. Selain itu, estrogen
juga mengubah epitel vagina dari tipe kuboid menjadi bertingkat, yang
dianggap lebih tahan terhadap trauma dan infeksi daripada epitel sel
kuboid prapubertas. Infeksi vagina pada anak sering dapat disembuhkan
dengan pemberian estrogen hanya karena estrogen dapat meningkatkan
ketahanan epitel vagina.
Selama beberapa tahun pertama sesudah pubertas, ukuran uterus
meningkat menjadi dua sampai tiga kali lipat, tetapi yang lebih penting
daripada bertambahnya ukuran uterus adalah perubahan yang berlangsung
pada endometrium uterus di bawah pengaruh estrogen. Estrogen
menyebabkan terjadinya proliferasi yang nyata stroma endometrium dan
sangat meningkatkan perkembangan kelenjar endometrium, yang nantinya
akan membantu memberi nutrisi pada ovum yang berimplantasi. Efek ini
akan dibicarakan nanti di bab yang berkaitan dengan siklus endometrium.
Efek Estrogen pada Tuba Fallopii. Estrogen berpengaruh pada mukosa
yang membatasi tuba fallopii, sama seperti efek estrogen terhadap
endometrium uterus. Estrogen menyebabkan jaringan kelenjar lapisan
tersebut berproliferasi, dan yang penting, estrogen menyebabkan jumlah
sel-sel epitel bersilia yang membatasi tuba fallopii bertambah banyak.
Aktivitas silia juga meningkat. Silia tersebut selalu bergerak ke arah
Fungsi-Fungsi Progesteron
Efek Progesteron pada Uterus. Sejauh ini fungsi progesteron yang paling
penting
adalah
untuk
meningkatkan
perubahan
sekretorik
pada
Gambar 3. Sekresi dan efek hormon pada siklus reproduksi wanita (Tortora, 2009)
yang tertinggal adalah yang terletak di bagian lebih dalam dari kelenjar
yang tersisa serta pada kripta endometrium. Di bawah pengaruh estrogen,
yang disekresi dalam jumlah lebih banyak oleh ovarium selama bagian
pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan
cepat. Permukaan endometrium akan mengalami epitelisasi kembali dalam
waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya menstruasi.
Kemudian, selama satu setengah minggu berikutnya yaitu, sebelum terjadi
ovulasi ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stroma
bertambah banyak dan karena pertumbuhan kelenjar endometrium serta
pembuluh darah baru yang progresif ke dalam endometrium. Pada saat
ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan 3 sampai 5 milimeter.
yang berimplantasi.
Menstruasi.
Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan,
korpus luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon
ovarium (estrogen dan progesteron) menurun dengan tajam sampai kadar
sekresi yang rendah terjadilah menstruasi.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron,
terutama progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama
adalah penurunan rang-sangan terhadap sel-sel, endometrium oleh kedua
hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri
menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama 24
jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok,
yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik,
GnRH dalam jumlah yang cukup. Banyak pusat saraf dalam sistem
"limbik" otak (sistem untuk pengaturan psikis) menghantarkan sinyal ke
dalam nukleus arkuatus untuk memodifikasi intensitas pelepasan GnRH dan
frekuensi pulsasi, sehingga menyediakan suatu penjelasan parsial mengenai
mengapa faktor-faktor psikis sering memodifikasi fungsi seksual wanita.
Hormon Inhibin dari Korpus Luteum Menghambat Sekresi FSH dan LH.
Selain dari efek umpan ba-lik oleh estrogen dan progesteron, terdapat
hormon lain yang kelihatannya ikut berperan, khususnya inhibin, yang
disekresikan bersama dengan hormon seks steroid oleh sel-sel granulosa
dari korpus luteum ovarium dengan cara yang sama seperti sel-sel Sertoli
menyekresikan inhibin pada testis pria. Hormon tersebut mempunyai efek
yang sama pada wanita seperti halnya pada priamenghambat sekresi
FSH, dan sedikit menghambat LH lewat kelenjar hipofisis anterior. Oleh
karena itu, diyakini bahwa hormon inhibin mungkin cukup penting dalam
menyebab-kan berkurangnya sekresi FSH dan LH pada akhir siklus
bulanan seksual wanita.
Ovarium
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan
posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Di
samping itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan
oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Pada masa pubertas ovarium
berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar dan 0,6-1,5 tebal. Pada salah
satu pinggirnya terdapat hilus, tempat keluar masuknya pembuluh-
chorionic
gonadotropin
(hCG)
yang
dihasilkan
oleh
Endometrium
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus
mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan
aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid,
yaitu.
o Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid
mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam
hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami
desintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelanjarkelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
o Fase pascahaid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan
berlangsung 4 hari.
o Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase
ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase
proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
mengalami
menunjukkan
suasana
mitosis.
fase
Sebagian
menstruasi
sediaan
di
masih
manaterlihat
getah
yang
makin
lama
makin
nyata.
Daam
peningkatam
dari
fase
sekresi
dini,
dengan
Faktor-faktor enzim :
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim
hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen
dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta
dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan
stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis
mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas
pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase
proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke
stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila
terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya
kadar progesteron, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan dan merusakkan
bagian sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu, timbul
gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi
Faktor prostaglandin :
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan
berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
perdarahan pada haid.
BAB III
KESIMPULAN
Siklus menstruasi merupakan siklus terjadinya pembentukan disertai pengeluaran
sel telur dari ovarium ke dalam uterus di sertai dengan penebalan dinding
endometrium dengan tujuan untuk memudahkan terjadinya nidasi apa bila terjadi
pembuahan. Pada umunya wanita mengalami siklus menstruasi yang berbedabeda sesuai dengan aktifitas hormonal yang bekerja pada tubuh setiap individu.
Siklus menstruasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk kesehatan reproduksi
wanita dewasa dan mempersiapkan kehamilan. Siklus menstruasi tidak selamanya
akan berjalan akan ada fase dimana tidak akan terjadi menstruasi yang sering di
sebut dengan menopause. Hal ini disebabkan karena sudah tidak mampunya
ovarium
menghasilkan
ketidakseimbangan hormon.
hormon
estrogen
sehingga
menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, ed. Williams Obstetrics 22nd
Professional, 2001.
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. EGC, Jakarta.
Gant, Norman F,. Cunningham, F Gray. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan
Obsentri. Jakarta. EGC
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta.
EGC.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 10th edition. Philadelphia;
WB Saunders, 2000.
Price, Sylvia A., Lorraine M.W. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran :EGC, 1995.
Putz, Reinhard and Reinhard pabst. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi
22. Jakarta. EGC.
Schnatz, Rebecca Heuer. 2011. Female Reproductive Organ Anatomy . [Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1898919-overview#showall