Você está na página 1de 20

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

MEMAHAMI KERJA SAMA TIM

DISUSUN OLEH :
1. ANNISA SAFIA SHANI
2. AHLA NURUL IMAROH
3. APRILELA RAHMAWATI

FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama dan yang paling utama, Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Perilaku Organisasi yang berjudul Memahami Kerja Sama Tim ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami juga tak luput dari berbagai hambatan dan
masalah yang datang, namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak yang turut serta
membantu kami serta sarana yang mendukung, tak gentarnya usaha kami dalam
merampungkan makalah ini dan akhirnya terselesaikanlah tugas makalah ini sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Pengauditan , atas bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan serta berbagai
teknik pembelajaran dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman, dosen,
dan para pembaca sekalian. Namun, kami tetap berusaha agar makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi kita semua, khususnya kami, Amin. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semarang,13Oktober 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku
dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya,

sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang
akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim
yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain
kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik,
memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap
kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work
akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan
adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau groups didefinisikan
sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara
bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work groups) adalah kelompok
yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk
membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya
masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk
terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota
tim. Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu
anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja
keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara
itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
totalitas input para individunya.

2. RUMUSAN MASALAH
1.

Bagaimanakah Tim Kerja menjadi populer ?

2.

Apa perbedaan antara Kelompok dan Tim Kerja?

3.

Apa saja jenis jenis Tim ?

4.

Bagaimana menciptakan Tim yang kreatif?


5. Bagaimana mengubah individu menjadi pemain tim?
6. Bagaimana isu kontemporer dalam mengelola tim?

3.

TUJUAN
1. Mengetahui mengapa Tim Kerja menjadi Populer
2. Mengetahui perbedaan antara Kelompok dan Tim
3. Mengetahui apa saja jenis jenis tim
4. Mengetahui bagaimana cara menciptakan Tim yang kreatif
5. Mengetahui bagaimana cara mengubah individu menjadi pemain tim
6. Mengetahui isu isu kontemporer dalam mengelola Tim

BAB I
PEMBAHASAN
I. MENGAPA TIM MENJADI POPULER ?
Bagaimana kita menjelaskan popularitas tim dewasa ini? Bukti menunjukkan bahwa
lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan, penilaian, dan pengalaman yang bervariasi. Ketika organisasi
melakukan restrukturisasi agar bisa bersaing secara lebih efektif dan efisien, mereka
menggunakan tim sebagai cara untuk memberdayakan bakat karyawan secara lebih baik.
Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap perubahan
peristiwa ketimbang departemen-departemen tradisional atau bentuk-bentuk lain dari
kelompok-kelompok yang permanen. Tim memiliki kemempuan untuk dengan cepat
berkumpul, menyebar, berfokus ulang, dan membubarkan diri. Penjelasan lain atas
popularitas tim adalah bahwa tim merupakan cara yang efektif bagi manajemen untuk
mendemonstrasikan organisasi mereka dan meningkatkan motivasi karyawan.

II.

PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN TIM KERJA


1. Tim
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.
Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam sebuah tim
memiliki interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim memiliki tujuan
kinerja yang sama.
2. Kelompok
Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk
mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota
berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu untuk
melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar
jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi
positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja yang lebih besar
daripada jumlah masukan.
3. Perbedaan Tim dan Kelompok

Kelompok

Memiliki pemimpin yang ditunjuk


Akuntabilitas individual
Tujuan kelompok dan organisasi
sama
Hasil kerja individual
Mengadakan pertemuan pertemuan
efisien
Efektifitas secara tidak langsung
diukur oleh pengaruh bisnis
mendiskusikan,
memutuskan,
mendelegasikan pekerjaan untuk para
individu

Tim

Berbagi peran kepemimpinan


Akuntabilitas mutual dan individu
Visi atau tujuan khusus tim
Hasil kerja kolektif
Pertemuan pertemuan mendorong
diskusi terbuka
Efektifitas secara langsung diukur
dengan menilai kerja kolektif
mendiskusikan,
memutuskan,
berbagi pekerjaan

Perbedaan Kelompok Kerja dan Tim Kerja Menurut Stephen P. Robbins


Kelompok Kerja

Tim Kerja

Tujuan : berbagi informasi


Sinergi : Netral (terkadang negatif)
Akuntanbilitas : individual
Keretampilan : Acak dan Bervariasi

III.

Tujuan : Kinerja Kolektif


Sinergi : Positif
Akuntanbilitas : individual dan
mutual
Keterampilan : Saling melengkapi

JENIS JENIS TIM


1. Tim Penyelesaian Masalah
Biasanya tim terdiri atas 5 samapai 12 karyawan yang dibayar per jam dari
departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggunya untuk
mendiskusikan cara cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Ini
disebut sebagai tim penyelesaian masalah.
Dalam tim penyelesaian masalah, para anggota berbagi ide atau memberikan saran
mengenai bagaimana proses dan metode kerja bisa ditingkatkan meskipun mereka jarang
sekali memiliki wewenang untuk mengimplementasikan berbagai tindakan yang mereka
usulkan secara unilateral.
Contoh : Merrill Lynch menciptakan sebuah tim penyelesai msalah untuk memikirkan
cara cara mengurangi jumlah hari yang dibutuhkan untuk membuka rekening tunai
manajemen yang baru. Dengan mengajukan pemotongan jumlah langkah dalam proses
tersebuut dari 46 langkah menjadi 36 langkah , tim tersebut mampu mengurangi hari rata
rata dari 15 menjadi 8 hari.
2. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri
Biasanya tim terdiri atas 10 sampai 15 karyawan yang melakukan pekerjaan yang
sangat berhubungan atau saling bergantung dan memikul tanggung jawab yang banyak
dari para pengawas mereka sebelumnya. Biasanya , tanggung jawab mencakup
perencanaan dan pengaturan pekerjaan, pemberian tugas kepada para anggota ,
pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan berbagai keputusn pengoperasian ,
pengambilan tindakan untuk berbagai masalah, serta kerja sama dengan para pemasok
dan pelanggan. Tim kerja yang benar benar mengelola diri sendiri bahkan memilih
anggota mereka sendiri dan mengharuskan para anggota tersebut mengevaluasi kinerja
setiap anggota. Akibatnya , posisi pengawas menjadi tidak begitu penting dan bahkan
mungkin akan dihilangkan.
3. Tim Lintas Fungsional
Tim ini adalah tim yang terdiri atas karyawan karyawan yang berasal dari tingkat
hierarkis yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda ,

yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas. Banyak organisasi telah


menggunakn kelompok kelompok yang horizontal dan melintasi batas selama
berdekade dekade.
Contoh : IBM menciptakan sebuah gugus tugas (task force) yang besar pada tahun
1960-an yang terdiri atas para karyawan dari seluruh departemen di perusahaan tersebut
untuk mengembangkan sistem 360-nya yang sangat sukses. Gugus tugas tersebut benar
benar merupakan sebuah tim lintas fungsional sementara. Demikian pula, komite yang
para anggotanya berasal dari seluruh lini departemen merupakan contoh lain dari tim
lintas fungsional.
4. Tim Virtual
Tim virtual menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota anggota
yang terpisah secara fisik untuk mencapai tujuan bersama. Sejumlah orang
dimungkinkan untuk berkolaborasi secara online menggunakan hubungan hubungan
komunikasi seperti jaringan wide area, konferensi video, atau email baik ketika mereka
hanya terpisah dengan satu ruangan maupun dengan benua
Tim virtual bisa melakukan semua hal yang dilakukan oleh tim yang lain berbagi
informasi, membuat berbagai keputusan, dan menyelesaikan tugas. Tim ini juga bisa
beranggotakan dari organisasi yang sama menghubungkan para anggota sebuah
organisasi dengan para karyawan dari berbagai organisasi lain (seperti para pemasok dan
rekan rekan bersama). Mereka bisa mengadakan rapat selama beberapa hari untuk
menyelesaikan masalah, beberapa bulan untuk menyelesaikan sebuah proyek, atau secara
tetap berdiri dalam organisasi.
Tiga faktor utama yang membedakan tim virtual dan tim yang bertemu muka secara
langsung adalah
1) Ketiadaan isyarat isyarat paraverbal dan nonverbal
2) Konteks sosial yang terbatas
3) Kemampuan untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
Dalam percakapan secara langsung, orang orang menggnakan isyarat paraverbal
(nada. Perubahan, dan volume suara) dan isyarat nonverbal (gerakan mata, ekpresi
wajah, gerakan tangan, dan bahasa tubuh yang lain). Ini membantu proses klarifikasi
komunikasi dengan memberikan arti yang lebih baik tetapi tidak ada dalam interaksi
secara online. Tim virtua sering kali mengalami hubungan sosial yang kurang baik dalam
berinteraksi langsung antar anggota. Mereka tidak bisa meniru tindakan memberi dan
menerima yang umum terjadi dari diskusi secara berhadap hadapan. Terutama ketika

para anggota belum bertemu secara pribadi, tim virtual cenderung lebuh berorientasi
pada tugas dan lebih sedikit bertukar informasi sosial-emosional. Tidak mengejutkan,
para anggota tim virtual melaporkan kepuasan yang lebih sedikit dengan proses interaksi
kelompok daripada bila dibandingkan dengan anggota tim yang bertemu secara behadap
hadapan. Akhirnya , tim virtual mampu melakukan pekerjaan mereka meskipun
anggota anggotanya terpisah ribuan kilometer dan terpisah oleh satu lusin zona waktu
atau lebih. Tim ini memungkinkan orang orang untuk bekerja sama, yang bila tidak
demikian tidak akan bisa berkolaborasi
IV.

MENCIPTAKAN TIM YANG KREATIF


Berbagai macam komponen utama yang membentuk tim yang efektif dapat digolongkan
menjadi empat kategori umum yaitu :
1. Kategori Konteks
Keempat faktor kontekstual yang tampaknya sangat berhubungan secara signifikan
dengan kinerja tim adalah adanya berbagai sumber daya yang mencukupi,
kepemimpiinan yang efektif, suasana kepercayaan, serta evaluasi kinerja dan sistem
penghargaan yang mencerminkan kontribusi tim.
a) Sumber Yang Memadai
Tim adalah bagian dari sebuah sistem organisasi yang lebih besar. Sebuah tim peneliti
di divisi produk plastik Dow misalnya, hrus menghadapi berbagai anggaran,
kebijaksanaan, dan praktik yang ditentukan oleh kantor kantor Dow. Demikian halnya,
semua tim kerja mengandalkan sumber daya di luar kelompoj untuk meneruskannya.
Kekurangan sumber daya ini secara langsung juga mengurangi kemampuan tim untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan efektif. Seperti yang disimpulkan peneliti, setelah
mengamati 13 faktor yang mungkin berhubungan dengan kinerja kelompok tersebut dari
organisasi. Dukungan ini mencakup informasi yang tepat waktu, peralatan yang tepat,
kepegawaian yang memadai, dorongan, dan bantuan administratif. Tim harus menerima
dukungan yang diperlukan dari manajemen dan organisasi yang lebih besar bila ingin
berhasil dalam mencapai tujuan.
b)Kepemimpinan dan Struktur
Para anggota tim harus setuju siapa yang harus melakukan apa dan memastikan
bahwa semua anggota memberikan kontribusi yang sama dalam berbagi beban kerja.
Selain itu, tim tersebut harus menentukan jadwal, keterampilan yang perlu
dikembangkan, cara kelompok tersebut akan membuat dan mengubah berbagai
keputusan.

Menyetujui

pokok

pokok

pekerjaan

dan

cara

mereka

mengintegrasikanktrampilan ketrampilan individual membutuhkan kepemimpinan dan

struktur tim. Hal ini bisa diberikan secara langsung oleh manajemen ata para anggota tim
itu sendiri. Tentu saja, kepemimpinan tidak selalu dibutuhkan.
Contoh : bukti menunjukan bahwa tim kerja yang mengelola diri sendiri sering kali
bekerja dengan lebih baik daripada tim kerja yang mempunyai pemimpin yang ditunjuk
secara formal. Para pemimpin juga bisa menghalangi kinerja yang tinggi mereka turut
campur dalam tim tim yang mengelola diri sendiri. Dalam tim yang mengelola diri
sendiri, para anggota tim menerima banyak kewajiban yang biasanya diretima dari para
manajer.
Dalam tim yang diatur secara tradisional, ada dua faktor yang penting dalam
mempengaruhi kinerja tim berbagai harapan pemimpin dan suasana hatinya. Para
pemimpin yang mengharapkan hal hal baik dari tim mereka cenderung
mendapatkannya.
Contoh : satu peleton tentara yang berada di bawah pemimpin para pemimpin yang
mempunyai harapan harapan tinggi tampil dengan lebih baik secara signifikan dalam
pelatihan bila dibandingkan dengan peleton yang dikontrol. Selain itu, penelitian
mengungkapkan bahwa para pemimpin yang menampilkan suasanahati yang positi
mendapatkan kinerja tim yang lebih baik dan perputaran anggota yang lebih rendah.
c) Suasan Kepercayaan
Para anggota dari tim yang efektif saling mempercayai. Mereka juga mempercayai
para pemimpin mereka. Kepercayaan antar personal di antara para anggota tim
memudahkan kerja sama, mengurangi kebutuhan untuk mengawasi perilaku satu sama
lain, dan membatasi anggota anggota di sekeliling kepercayaan bahwa orang laindalam
tim tidak akan memanfaatkan mereka. Anggota tim, misalnya, cenderung mengambil
risiko dan membuka diri terhadap ancaman ketika mereka yakin bisa mempercayai orang
lain dalam tim mereka. Demikian pula, kepercayaan adalah dasar dari kepemimpinan.
Kepercayaan dalam kepemimpinan adalah penting karena memungkinkan tim tersebut
untuk bersedia menerima dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan keputusan
pimpinan mereka.
d)Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan
Evaluasi dan sistem penghargaan yang tradisional dan berorientasi secara individual
harus diubah untuk mencerminkan kenerja tim. Evaluasi kinerja individual, upah per jam
yang tetap, intensif individual, dan lain sebagainya tidak konsisten dengan
perkembangan tim berkinerja tinggi. Jadi, selain mengevaluasi dan memberi
penghargaan untuk para karyawan atas kontribusi individual mereka, kontribusi
individual mereka, manajemen harus mempertimbangakan penilaian berbasis kelompok,

pembagian laba, pembagian pendapatan, intensif kelompok kecil, dan modifikasi sistem
lain yang akan menguatkan usaha dan komitmen tim.
2. Kategori Komposisi
Kategori ini meliputi variabel variabel yang berhubungan dengan bagaimana
kepegawaian tim harus disusun. Dalam bagian ini akan membahas kemampuan dan
kepribadian para anggota tim, pengalokasian peran dan perbedaan, serta ukuran,
fleksibilitas, dan pilihan para anggota untuk kerja tim
a) Kemampuan Para Anggota
Bagian dari kinerja sebuah tim bergantung pada pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan dari para anggota individualnya. Kinerja sebuah tim tidak hanya merupakan
gabungan dari berbagaikemampuan para anggota individualnya. Namun demikian,
berbagai kemampuan ini menentukan parameter yang dapat dilakukan oleh para anggota
dan seberapa efektif mereka bekerja dalam sebuah tim.
Untuk bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis ketrampilan yang
berbeda yaitu :
1) Tim membutuhkan orang orang yang memiliki keahlian teknis.
2) Tim membutuhkan orang orang yang mempunyai ketrampilan menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan agar bis mengidentifikasikan berbagai masalah,
membuat serta mengevaluasi berbagai alternatif, dan membuat pilihan pilihan
yang kompeten.
3) Tim membutuhkan orang orang yang memiliki ketrampilan mendengarkan,
memberikan umpan balik, resolusi konflik, dan ketrampilan antar personal
lainnya.
Penelitian mengenai kemampuan para anggota tim membuka beberapa wawasan
tentang komposisi dan kinerja tim. Yang pertama, ketika tugas tersebut membutuhkan
banyak pemikiran (misalnya, menyelesaikan sebuah masalah rumit seperti mengatur
ulang sebuah lini perakitan), tim yang berkemampuan tinggi (terdiri atas para anggota
yang sebagain besar pandai) bekerja secara lebih baik, terutama ketika beban kerja
didistribusikan dengan rata. (Dengan demikian, kinerja tidak bergantung pada hubungan
yang paling lemah). Tim berkemamuan tinggi juga dapat lebih menyesuaikan diri
terhadap situasi yang berubah sehingga mereka bisa mnyesuaikan pengetahuan yang dulu
secar lebih efektif agar cocok dengan serangkaian masalah yang baru.
Kedua, meskipun tim berkemampuan tinggi pada umumnyamemiliki keunggulan dari
tim dengan kemampuan lebih rendah, pernyataan ini tidak selalu benar.
Contoh : ketika yang ada tugas tugas itu sederhana (tugas tugas yang mungikin
bisa diselesaikan sendiri oleh para anggota tim individual), tim berkemampuan tinggi
tidak bekerja dengan baik, mungkin karena dalam tugas tugas seperti itu, tim

berkemampuan tinggi menjadi bosan dan mengalihkan perhatian mereka pada


berbagaiaktivitas yang lebih menstimulasi, sementara tim berkemampuan rendah tetap
mengerjakan tugas tersebut. Tim berkemampuan tinggi harus disimpan untuk
menyelesaikan masalah masalah sulit. Jadi, mencocokan kemampuan tim dengan tugas
juga penting.
Terakhir, kemampuan tim ini juga penting. Penelitian menunjukkan bahwa para
pemimpin tim yyyang pandai membantu para anggota tim yang kurang pandai ketika
mereka berjuang mengerjakan sebuah tugas. Tetapi, seorag pemimpin yang kurang
pandai bisa menetralkan pengaruh dari sebuah tim berkemampuan tinggi.
b) Kepribadian
Kepribadian memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perilaku karyawan
individual.hal ini juga bisa diperluas sampai perilaku tim. Banyak dimensi yang
diidentifikasikan dalam model kepribadian Big Five relevan dengan tingkat ekstraversi,
kecocokan, sikap berhati hati keterbukaan terhadap pengalaman, dan stabilitas
emosional cenderung mendapat penilaian manajerial yag lebih tinggi untuk kinerja tim.
Semakin lama, kita mempelajari mengapa sifat ini begitu penting utuk kinerja tim.
Sebagai contoh, orang orang yang berhati hati sangatlah berharga karena mereka
cakap dalam mendukung anggota anggota tim dan juga cakap dalam merasakan
kapan dukungan tersebut benar benar dibutuhkan. Orang orang ekstaver lebih baik
dalam melatih dan memotivasi para anggota tim yang sedang berjuang. Apabila sebuah
tim dihadapkan dengan sebuah kesesuaian yang buruk antara bagamana tim mereka
disusun dan lingkungan kerja mereka (sebagai contoh, ketika sebuah tim disusun dengan
longgar tetapi harus dikoordinasi secara ketat dalam sebuah proyek), anggota anggota
tim yang stabilsecara emosional lebih kritis karena mereka lebih baik dalam
menyesuaikan diri dan membantu orang lain menyesuaikan diri. Tim ysng terdiri atas
orang orang yang terbuka lebih memanfaatkan teknologi komputer dalam membuat
berbagai keputusan. Orang orang yang terbuka saling berkomunikasi secara lebih baik
dan mengeluarkan banyak ide, yang membuat tim yang terdiri atas berbagai orang yang
terbuka menjadi lebih kreatif dan inovatif. Ketika sebuah perubahan tak terduga terjadi,
tim yang terdiri atas para anggota yang berhati hati stabil secara emosional dan terbuka
menyesuaikan diri dan menghadapi perubahan dengan baik.
Kepribadian juga mempengaruhi bagaimana tim merespons lingkungan sekitar
mereka. Sebagai contoh, tim yang ekstraver dan tim yang patuh merespons secara negatif
terhadap berbagai penghargaan kompetitif individual. Karena dorongan dorongan

individualistis seperti ini cenderung bertentangan dengan sifat sosial tim ekstraver dan
tim yang patuh
Komposisi kepribadian adalah penting untuk keberhasilan tim. Komposisi
kepribadian sangat baik untuk menyusun tim dengan orang orang yang ekstraver,
patuh, berhati hati, stabil secara emosional, dan terbuka. Manajemen juga harus
meminimalkan ketidaktetapan di dalam tim mengenai berbagai sifat ini.
c) Mengalokasikan Peran
Tim memiliki kebutuhan yang berbeda, dan orang orang harus dipilih untuk sebuah
tim untuk memastikan bahwa sebuah peran terisi. Tim kerja yang berhasil memiliki
orang orang untuk mengisi semua peran ini berdasarkan ketrampilan dan pilihan
pilihan mereka. (Pada banyak tim, para individu akan memainkan banyak peran). Para
manajer perlu memahami kekuatan kekuatan individual yang bisa dihadirkan oleh
setiap orang untuk sebuah tim, memilih anggota anggota dengan kekuatan dipikirkan
mereka, dan mengalokasikan tugas tugas pekerjaan yyang sesuai dengan gaya gaya
yang disukai oleh para anggota. Dengan mencocokan pilihan pilihan individual
terhadap berbagai permintaan peran tim, para manajer meningkatkan kemungkinan
bahwa anggota anggota tim tersebut akan bekerja sama dengan baik.
d)Keragaman
Ketika sebuah tim memiliki keragaman dalam hal kepribadian, gender, usia,
pendidikan, spesialisasi fungsional, dan pengalaman, terdapat kemungkinan yang lebih
besar bahwa tim tersebut akan memiliki karakteristik karakteristik yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas tugasnya secara efektif. Tim tersebut mungkin menghadapi
lebih banyak konflik dan kurang menguntungkan karena banyaknya posisi yang
dipekenalkan dan diterima. Namun bukti yang ada biasanya mendukung kesimpulan
bahwa tim heterogen bekerja secara lebih efektif dibandingkan tim homogen. Pada
dasarnya, keragaman memicu konflik, menstimulasi kreativitas, dan menghasilkan
pembuatan keputusan yang lebih baik.
e) Ukuran Tim
Secara umum, tim yang paling efektif memiliki kurang dari 10 anggota. Ketika suatu
tim memiliki terlalu banyak anggota, kekohesifan dan akuntanbilitas bersama menurun,
kemalasan sosial meningkat, dan semakin banyak oarang yang enggan berbicara dengan
orang lain. Lagipula, tim tim besar memiliki kesulitan untuk dapat saling
berkoordinasi, terutama ketika terdapat tekanan waktu. Dengan demikan, para manajer

harus berusaha mempertahankan jumlah anggota yang kurang dari 10 orang dalam
merancang tim yang efektif. Apabila ukuran suatu unit kerja alami yang ada lebih besar
dan Anda menginginkan usaha tim, pertimbangkan untuk memecah kelompok tersebut
menjadi beberapa subtim.
f) Fleksibilitas Anggota
Tim dengan para individu yang fleksibel memiliki anggota yang mampu
menyelesaikan tugas anggota lainnya. Ini benar benar merupakan nilai tambah untuk
sebuah tim karena tim tersebut sangat meningkatkan kemampuan adaptasinya dan
menjadikannya tidak terlalu bergantung pada satu orang anggota saja. Jadi, memilih
anggota yang menghargai fleksibilitas, kemudian melatihnya untuk bisa melakukan
pekerjaan anggota lain, seharusnya menghasilkan kinerja tim yang lebih tinggi.
g)Preferensi Anggota
Tidak semua karyawan adalah seorang pemain tim. Bila diberikan pilihan, banyak
karyawan yang memilih untuk tidak terlibat dalam suatu tim. Ketika individu yang lebih
suka bekerja sendiri diminta untuk bergabung dalam sebuah tim, terdapat ancaman
langsung untuk moral tim dan kepuasan anggota. Ini menunjukan bahwa, ketika memilih
anggota ti, preferensi individual harus dipertimbangkan seperti halnya kemampuan,
kepribadian, dan ketrampilan. Tim yang berkinerja tinggi cenderung terdiri atas orang
orang yang lebih suka bekerja sama dalam suatu bagian kelompok.
3. Kategori Rancangan Kerja
Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara kolektif
untuk menyelesaikan tugas tugas yang signifikan. Tim tersebut harus lebih dari sekadar
nama. Katergori rancangan kerja mencakup berbagai variabel seperti kebebasan dan
otonomi, peluang menggunakan berbagai ketrampilan dan bakat yang berbeda
(keanekaragaman ketrampilan), kemampuan menyelessaikan seluruh tugas atau produk
yang bisa diidentifikasi (identitas tugas), dan mengerjakan suatu tugas atau proyek yang
mempunyai pengaruh yang substansial pada orang lain (arti tugas). Bukti menunjukan
bahwa karakteristik karakteristik ini meningkatkan motivasi anggota dan efektivitas tim.
Berbagai karakteristik rancangan kerja ini memberikan mitivasi karena meningkatkan rasa
tanggung jawab dan kepemilikan para anggota atas pekerjaan tersebut serta membuat
pekerjaan tersebut lebih menarik untuk dikerjakan
4. Kategori Proses

Kategori terakhir yang terkait dengan efektivitas tim adalah variabel proses.Variabel
proses mencakup komitmen anggota untuk suatu tujuan bersama, pembentukan tujuan tim,
efektivitas tim, tingkat konflik yang teratur, dan meminimalisasi social loafing.
1. Tujuan Umum
Tim yang efektif mempunyai tujuan umum dan berarti yang memeberikan
pengarahan, momentum, dan komitmen untuk para anggotanya. Tujuan ini adalah
sebuah visi, dan lebih luas daripada tujuan tujuan khusus.
2. Tujuan Khusus
Tim yang berhasil adalah tim yang mengubah tujuan umum mereka menjadi tujuan
kinerja yang realistis, bisa diukur, dan khusus. Seperti tujuan meningkatkan kinerja
individu, tujuan juga memberi semangat untuk tim. Tujuan tujuan khusus ini
memudahkan komunikasi yang jelas. Hal ini juga membantu tim mempertahankan
fokus mereka untuk mendapatkan berbagai macam hasil. Selain itu, knsisten dengan
penelitian mengenai tujuan individual, tujuan tim harus menantang. Tujuan tujuan
yang sulit diketahui dapat meningkatkan kinerja tim di atas kriteria kriteria yang
ditentukan
3. Efektivitas Tim
Tim yang efektif mempunyai rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin
bisa berhasil, hal ini sebagai efektivitas tim. Keberhasilan menghasilkan keberhasilan.
Tim yang berhasil saat ini memiliki keyakinan lebih bahwa esok mereka akan lebih
berhasil sehingga memotivasi mereka untuk berusaha lebih giat. Semakin banyak hal
yang dapat dilakukan oleh para anggota tim, semakin besar kecenderungan tim
tersebut untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemapuan menunjukkan rasa
percaya diri.
4. Tingkat Konflik
Konflik dalam sebuah tim tidak selalu buruk. Tim yang sama sekali tidak memiliki
konflik kemungkinan besar menjadi apatis dan stagnan. Dengan demikian, konflik
sebenarnya bisa meningkatkan efektivitas tim. Tetapi, tidak semua jenis konlik bisa
menghasilkan hal ini. Konflik konflik hubungan konflik konflik yang didasarkan
pada ketidakcocokan antar personal, ketegangan, dan dendam terhadap orang lain
hampir selalu tidak baik. Namun, dalam tim yang melakukan berbagai aktivitas yang
tidak rutin, perselisihan antar anggota tentang isi tugas tidaklah mengganggu.
5. Kemalasan Sosial

Individu bisa bersembunyi di dalam suatu kelompok. Mereka bisa terlinat dalam
kemalasan sosial dan tidak mengerahkan banyak usaha dalam kelompok karena
kontribusi individual mereka tidak bisa diidentifikasi. Tim yang efektif mengurangi
kecenderuangan ini dengan cara membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab
dalam tingkat individual dan tingkat tim.
V.

MENGUBAH INDIVIDU MENJADI PEMAIN TIM


1. Tantangan
Poin disampaikan sebelumnya dimaksudkan untuk menguraikan bahwa suatu
rintangan yang substansial menggunakan tim tim kerja adalah penolakan individual.
Tantangan terbesar dalam membentuk pemain tim adalah ketika:
a. Kultur nasional sangat individualistis
b. Tim diperkenalkan ke sebuah organisasi yang kokoh dan dari dulu menghargai
pencapaian individual.
2. Membentuk Pemain Tim
a. Seleksi
Beberapa oarang sudah memiliki ketrampilan ketrampilan anatr personal
untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim,
selain ketrampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan tersebut, kita
juga harus memastikan bahwa calon karyawan bisa memenuhi peran peran tim
mereka, begitu pula dengan berbagai persyaratan teknis.
Banyak calon karyawan yang tidak memiliki ketrampilan tim. Hal ini sangat
benar bagi mereka yang bersosialisasi di sekitar kontribusi individual. Ketika
dihadapkan dengan calon calom karyawan seperti ini, para manajer biasanya
memiliki tiga pilihan. Para calon karyawan bisa menjalani pelatihan untuk
memuat mereka menjadi pemain tim. Bila hal ini tidak mungkin atau tidak
berhasil, dua pilahn lain adalah memindahkan individu tersebut ke unit lain di
dalam organisasi tersebut, tanpa tim tim (bila kemungkan ini ada), atau tidak
mempekerjakan karyawan tersebut.
b. Pelatihan
Dalam nada yang lebih optimis, sebagian besar orang yang tumbuh dalam
iklim pentingnya prestasi prestasi individual bisa dilatih untuk menjadi pemain
tim. Para ahli pelatihan mengadakan berbagai latihan yang memungkinkan
karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Mereka
biasanya

memberika

lokakarya

(workshop)

untuk

membantu

karyawan

meningkatkan ketrampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negoisasi,


manajemen konflik, dan pelatihan.
c. Penghargaan
Sistem penghargaan harus diolah kembali untuk mendorong usaha usaha
kooperatif dibandingkan usaha usaha kompetitif. Promosi, kenaikan gaji, dan
berbagai bentuk penghargaan lainnya harus diberikan kepada para individu demi
keefektifan mereka sebagai anggota tim kolaboratif. Ini tidak berarti kontribusi
kontribusi individual tak diabaikan, bahkan hal ini diimbbangi dengan berbagai
kontribusi yang tidak mementingkan diri sendiri untuk tim tersebut.
Contoh contoh perilaku yang seharusnya mendapatkan penghargaan
mencakup pelatihan para kolega baru, berbagi informasi dengan rekan rekan
tim, membantu menyelesaikan berbagai konflik tim, dan menguasai banyak
ketrampilan baru yang penting tetapi kurang dikuasai oleh tim tersebut
Terakhir, jangan melupakan penghargaan intrinsik yang bisa di dapat para
karyawan dari kerja sama tim. Tim menciptakan persahabatan. Sesuatu yang
menyenangkan dan memuaskan untuk menjadi bagian integral dari sebuah tim
yang berhasil. Peluang untuk terlibat dalam perkembangan pribadi dan membantu
rekan rekan tim untuk berkembang dapat menjadi suatu pengalaman yang sangat
menyenangkan dan bermanfaat bagi para karyawan.
VI.

ISU KONTEMPORER DALAM MENGELOLA TIM


a. Tim dan Manajemen Mutu Total
Salah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu total (TQM- Total Quality
Management) adalah penggunaan tim. Hakikat TQM adalah perbaikan proses, dan
pelibatan karyawan merupakan bagian vital dari perbaikan proses. Dengan kata lain
TQM menuntut manajemen untuk memberikan dorongan kepada karyawan berbagi
gagasan dan bertindak terhadap apa yang mereka sarankan. Dalam merancang tim
pemecah masalah dan kualitas sebaiknya tim memiliki kriteria sebagai berikut :

Tim harus cukup kecil agar efisien dan efektif


Dilatih dengan benar dengan keterampilan-keterampilan yang akan dibutuhkan

anggotanya
Dialokasikan cukup waktu untuk bekerja pada masalah-masalah yang mereka

rencanakan untuk ditangani


Diberikan otoritas (wewenang) untuk memecahkan masalah dan melaksanakan
tindakan korektif

Masing masing mempunyai seseorang yang bisa diandalkan untuk membantu


tim menghindari hambatan-hambatan yang timbul.

b. Tim dan keanekaragaman angkatan kerja


Mengelola

keaneka

ragaman

pada

tim

adalah

suatu

tindakan

yang

menyeimbangkan. Keanekaragaman memberikan perspektif segar mengenai isu-isu,


tetapi hal itu membuat lebih sukar untuk mempersatukan tim dan mencapai
kesepakatan. Berikut ini keuntungan dan kerugian dari keanekaragaman anggota tim :
Keuntungan
1.
Perspektif yang beraneka ragam
2.
Terbuka secara lebar untuk ide baru
3.
Interpretasi beraneka ragam
4.
Meningkatkan kreativitas
5.
Meningkatkan flesibelitas
6.
Meningkatkan keahlian memecahkan masalah
Kerugian

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ambigu
Kompleksitas
Kekacauan
Salah paham
Sulit menemukan kesepakatan tunggal
Sulit menyetujui tindakan khusus

c. Menyegarkan kembali Tim Dewasa


Tim yang berkinerja baik, pada suatu waktu bukanlah jaminan akan terus
demikian, tim yang efektif dapat saja menjadi macet atau mengalami penurunan. Halhal yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang mengalami kejenuhan
dan penurunan kinerja adalah :
1. Siapkan anggota untuk menangani masalah kematangan atau kedewasaan.
Hendaknya mereka tidak kehilangan semangat atau kepercayaan akan konsep tim
ketika konflik-konflik muncul kepermukaan.
2. Tawarkan pelatihan penyegaran ulang. Bila tim mulai macat, mungkin membantu
untuk memberi mereka pelatihan penyegaran dalam komunikasi, pemecahan

konflik, proses tim, dan keterampilan serupa. Ini dapat membantu anggota untuk
memperoleh kembali kepercayaan dan keyakinan akan satu sama lain.
3. Tawarkan pelatihan lanjutan. Keterampilan yang berhasil untuk masalah mudah
bisa tidak cukup untuk masalah yang lebih sukar. Jadi tim dewasa sering dapat
mengambil

manfaat

dari

pelatihan

lanjutan

untuk

membantu

anggota

mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, antar- pribadi dan teknis yang


lebih kuat.
4. Dorong tim untuk memperlakukan

pengembangan mereka sebagai suatu

pengalaman belajar yang terus menerus. Seperti TQM, tim hendaknya


mendekatkan pengembangan mereka sendiri sebagai bagian dari pencarian
perbaikan yang terus menerus.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam
sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.
2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk
mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota
berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya.
3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim penyelesaian masalah, Tim Kerja yang Mengelola Diri
Sendiri , Tim lintas fungsional dan Tim Virtual.
4.

Ciri ciri tim yang efektif apabila : memiliki tujuan yang sama, antusiasme yang
tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, Resolusi konflik,
Shared power, keahlian, dan Evaluasi.

5. Kategori untuk menciptakan tim yang kreatif antara lain :


1. Kategori Konteks
a) Sumber Yang Memadai
b) Kepemimpinan dan Struktur
c) Suasana Kepercayaan
d) Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan
2. Kategori Komposisi
a) Kemampuan Para Anggota
b) Kepribadian
c) Mengalokasikan Peran
d) Keragaman
e) Ukuran Tim
f) Fleksibilitas Anggota
g) Preferensi Anggota
3. Kategori Rancangan Kerja
4. Kategori Proses
a)
Tujuan Umum
b)
Tujuan Khusus
c)
Efektivitas Tim
d)
Tingkat Konflik
e)
Kemalasan Sosial
6. Mengubah individu menjadi pemain tim
a) Tantangan
b) Membentuk Pemain Tim
a. Seleksi
b. Pelatihan
c. Penghargaan
7. Isu kontemporer dalam mengelola tim
a) Tim dan Manajemen Mutu Total
b) Tim dan keanekaragaman angkatan kerja
c) Menyegarkan kembali Tim Dewasa

DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks Jakarta.
Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks Jakarta

Você também pode gostar