Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
1. ANNISA SAFIA SHANI
2. AHLA NURUL IMAROH
3. APRILELA RAHMAWATI
Pertama-tama dan yang paling utama, Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Perilaku Organisasi yang berjudul Memahami Kerja Sama Tim ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami juga tak luput dari berbagai hambatan dan
masalah yang datang, namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak yang turut serta
membantu kami serta sarana yang mendukung, tak gentarnya usaha kami dalam
merampungkan makalah ini dan akhirnya terselesaikanlah tugas makalah ini sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Pengauditan , atas bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan serta berbagai
teknik pembelajaran dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman, dosen,
dan para pembaca sekalian. Namun, kami tetap berusaha agar makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi kita semua, khususnya kami, Amin. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semarang,13Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku
dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya,
sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang
akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim
yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain
kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik,
memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap
kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work
akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan
adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau groups didefinisikan
sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara
bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work groups) adalah kelompok
yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk
membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya
masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk
terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota
tim. Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu
anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja
keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara
itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
totalitas input para individunya.
2. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
3.
TUJUAN
1. Mengetahui mengapa Tim Kerja menjadi Populer
2. Mengetahui perbedaan antara Kelompok dan Tim
3. Mengetahui apa saja jenis jenis tim
4. Mengetahui bagaimana cara menciptakan Tim yang kreatif
5. Mengetahui bagaimana cara mengubah individu menjadi pemain tim
6. Mengetahui isu isu kontemporer dalam mengelola Tim
BAB I
PEMBAHASAN
I. MENGAPA TIM MENJADI POPULER ?
Bagaimana kita menjelaskan popularitas tim dewasa ini? Bukti menunjukkan bahwa
lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan, penilaian, dan pengalaman yang bervariasi. Ketika organisasi
melakukan restrukturisasi agar bisa bersaing secara lebih efektif dan efisien, mereka
menggunakan tim sebagai cara untuk memberdayakan bakat karyawan secara lebih baik.
Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap perubahan
peristiwa ketimbang departemen-departemen tradisional atau bentuk-bentuk lain dari
kelompok-kelompok yang permanen. Tim memiliki kemempuan untuk dengan cepat
berkumpul, menyebar, berfokus ulang, dan membubarkan diri. Penjelasan lain atas
popularitas tim adalah bahwa tim merupakan cara yang efektif bagi manajemen untuk
mendemonstrasikan organisasi mereka dan meningkatkan motivasi karyawan.
II.
Kelompok
Tim
Tim Kerja
III.
para anggota belum bertemu secara pribadi, tim virtual cenderung lebuh berorientasi
pada tugas dan lebih sedikit bertukar informasi sosial-emosional. Tidak mengejutkan,
para anggota tim virtual melaporkan kepuasan yang lebih sedikit dengan proses interaksi
kelompok daripada bila dibandingkan dengan anggota tim yang bertemu secara behadap
hadapan. Akhirnya , tim virtual mampu melakukan pekerjaan mereka meskipun
anggota anggotanya terpisah ribuan kilometer dan terpisah oleh satu lusin zona waktu
atau lebih. Tim ini memungkinkan orang orang untuk bekerja sama, yang bila tidak
demikian tidak akan bisa berkolaborasi
IV.
Menyetujui
pokok
pokok
pekerjaan
dan
cara
mereka
struktur tim. Hal ini bisa diberikan secara langsung oleh manajemen ata para anggota tim
itu sendiri. Tentu saja, kepemimpinan tidak selalu dibutuhkan.
Contoh : bukti menunjukan bahwa tim kerja yang mengelola diri sendiri sering kali
bekerja dengan lebih baik daripada tim kerja yang mempunyai pemimpin yang ditunjuk
secara formal. Para pemimpin juga bisa menghalangi kinerja yang tinggi mereka turut
campur dalam tim tim yang mengelola diri sendiri. Dalam tim yang mengelola diri
sendiri, para anggota tim menerima banyak kewajiban yang biasanya diretima dari para
manajer.
Dalam tim yang diatur secara tradisional, ada dua faktor yang penting dalam
mempengaruhi kinerja tim berbagai harapan pemimpin dan suasana hatinya. Para
pemimpin yang mengharapkan hal hal baik dari tim mereka cenderung
mendapatkannya.
Contoh : satu peleton tentara yang berada di bawah pemimpin para pemimpin yang
mempunyai harapan harapan tinggi tampil dengan lebih baik secara signifikan dalam
pelatihan bila dibandingkan dengan peleton yang dikontrol. Selain itu, penelitian
mengungkapkan bahwa para pemimpin yang menampilkan suasanahati yang positi
mendapatkan kinerja tim yang lebih baik dan perputaran anggota yang lebih rendah.
c) Suasan Kepercayaan
Para anggota dari tim yang efektif saling mempercayai. Mereka juga mempercayai
para pemimpin mereka. Kepercayaan antar personal di antara para anggota tim
memudahkan kerja sama, mengurangi kebutuhan untuk mengawasi perilaku satu sama
lain, dan membatasi anggota anggota di sekeliling kepercayaan bahwa orang laindalam
tim tidak akan memanfaatkan mereka. Anggota tim, misalnya, cenderung mengambil
risiko dan membuka diri terhadap ancaman ketika mereka yakin bisa mempercayai orang
lain dalam tim mereka. Demikian pula, kepercayaan adalah dasar dari kepemimpinan.
Kepercayaan dalam kepemimpinan adalah penting karena memungkinkan tim tersebut
untuk bersedia menerima dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan keputusan
pimpinan mereka.
d)Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan
Evaluasi dan sistem penghargaan yang tradisional dan berorientasi secara individual
harus diubah untuk mencerminkan kenerja tim. Evaluasi kinerja individual, upah per jam
yang tetap, intensif individual, dan lain sebagainya tidak konsisten dengan
perkembangan tim berkinerja tinggi. Jadi, selain mengevaluasi dan memberi
penghargaan untuk para karyawan atas kontribusi individual mereka, kontribusi
individual mereka, manajemen harus mempertimbangakan penilaian berbasis kelompok,
pembagian laba, pembagian pendapatan, intensif kelompok kecil, dan modifikasi sistem
lain yang akan menguatkan usaha dan komitmen tim.
2. Kategori Komposisi
Kategori ini meliputi variabel variabel yang berhubungan dengan bagaimana
kepegawaian tim harus disusun. Dalam bagian ini akan membahas kemampuan dan
kepribadian para anggota tim, pengalokasian peran dan perbedaan, serta ukuran,
fleksibilitas, dan pilihan para anggota untuk kerja tim
a) Kemampuan Para Anggota
Bagian dari kinerja sebuah tim bergantung pada pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan dari para anggota individualnya. Kinerja sebuah tim tidak hanya merupakan
gabungan dari berbagaikemampuan para anggota individualnya. Namun demikian,
berbagai kemampuan ini menentukan parameter yang dapat dilakukan oleh para anggota
dan seberapa efektif mereka bekerja dalam sebuah tim.
Untuk bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis ketrampilan yang
berbeda yaitu :
1) Tim membutuhkan orang orang yang memiliki keahlian teknis.
2) Tim membutuhkan orang orang yang mempunyai ketrampilan menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan agar bis mengidentifikasikan berbagai masalah,
membuat serta mengevaluasi berbagai alternatif, dan membuat pilihan pilihan
yang kompeten.
3) Tim membutuhkan orang orang yang memiliki ketrampilan mendengarkan,
memberikan umpan balik, resolusi konflik, dan ketrampilan antar personal
lainnya.
Penelitian mengenai kemampuan para anggota tim membuka beberapa wawasan
tentang komposisi dan kinerja tim. Yang pertama, ketika tugas tersebut membutuhkan
banyak pemikiran (misalnya, menyelesaikan sebuah masalah rumit seperti mengatur
ulang sebuah lini perakitan), tim yang berkemampuan tinggi (terdiri atas para anggota
yang sebagain besar pandai) bekerja secara lebih baik, terutama ketika beban kerja
didistribusikan dengan rata. (Dengan demikian, kinerja tidak bergantung pada hubungan
yang paling lemah). Tim berkemamuan tinggi juga dapat lebih menyesuaikan diri
terhadap situasi yang berubah sehingga mereka bisa mnyesuaikan pengetahuan yang dulu
secar lebih efektif agar cocok dengan serangkaian masalah yang baru.
Kedua, meskipun tim berkemampuan tinggi pada umumnyamemiliki keunggulan dari
tim dengan kemampuan lebih rendah, pernyataan ini tidak selalu benar.
Contoh : ketika yang ada tugas tugas itu sederhana (tugas tugas yang mungikin
bisa diselesaikan sendiri oleh para anggota tim individual), tim berkemampuan tinggi
tidak bekerja dengan baik, mungkin karena dalam tugas tugas seperti itu, tim
individualistis seperti ini cenderung bertentangan dengan sifat sosial tim ekstraver dan
tim yang patuh
Komposisi kepribadian adalah penting untuk keberhasilan tim. Komposisi
kepribadian sangat baik untuk menyusun tim dengan orang orang yang ekstraver,
patuh, berhati hati, stabil secara emosional, dan terbuka. Manajemen juga harus
meminimalkan ketidaktetapan di dalam tim mengenai berbagai sifat ini.
c) Mengalokasikan Peran
Tim memiliki kebutuhan yang berbeda, dan orang orang harus dipilih untuk sebuah
tim untuk memastikan bahwa sebuah peran terisi. Tim kerja yang berhasil memiliki
orang orang untuk mengisi semua peran ini berdasarkan ketrampilan dan pilihan
pilihan mereka. (Pada banyak tim, para individu akan memainkan banyak peran). Para
manajer perlu memahami kekuatan kekuatan individual yang bisa dihadirkan oleh
setiap orang untuk sebuah tim, memilih anggota anggota dengan kekuatan dipikirkan
mereka, dan mengalokasikan tugas tugas pekerjaan yyang sesuai dengan gaya gaya
yang disukai oleh para anggota. Dengan mencocokan pilihan pilihan individual
terhadap berbagai permintaan peran tim, para manajer meningkatkan kemungkinan
bahwa anggota anggota tim tersebut akan bekerja sama dengan baik.
d)Keragaman
Ketika sebuah tim memiliki keragaman dalam hal kepribadian, gender, usia,
pendidikan, spesialisasi fungsional, dan pengalaman, terdapat kemungkinan yang lebih
besar bahwa tim tersebut akan memiliki karakteristik karakteristik yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas tugasnya secara efektif. Tim tersebut mungkin menghadapi
lebih banyak konflik dan kurang menguntungkan karena banyaknya posisi yang
dipekenalkan dan diterima. Namun bukti yang ada biasanya mendukung kesimpulan
bahwa tim heterogen bekerja secara lebih efektif dibandingkan tim homogen. Pada
dasarnya, keragaman memicu konflik, menstimulasi kreativitas, dan menghasilkan
pembuatan keputusan yang lebih baik.
e) Ukuran Tim
Secara umum, tim yang paling efektif memiliki kurang dari 10 anggota. Ketika suatu
tim memiliki terlalu banyak anggota, kekohesifan dan akuntanbilitas bersama menurun,
kemalasan sosial meningkat, dan semakin banyak oarang yang enggan berbicara dengan
orang lain. Lagipula, tim tim besar memiliki kesulitan untuk dapat saling
berkoordinasi, terutama ketika terdapat tekanan waktu. Dengan demikan, para manajer
harus berusaha mempertahankan jumlah anggota yang kurang dari 10 orang dalam
merancang tim yang efektif. Apabila ukuran suatu unit kerja alami yang ada lebih besar
dan Anda menginginkan usaha tim, pertimbangkan untuk memecah kelompok tersebut
menjadi beberapa subtim.
f) Fleksibilitas Anggota
Tim dengan para individu yang fleksibel memiliki anggota yang mampu
menyelesaikan tugas anggota lainnya. Ini benar benar merupakan nilai tambah untuk
sebuah tim karena tim tersebut sangat meningkatkan kemampuan adaptasinya dan
menjadikannya tidak terlalu bergantung pada satu orang anggota saja. Jadi, memilih
anggota yang menghargai fleksibilitas, kemudian melatihnya untuk bisa melakukan
pekerjaan anggota lain, seharusnya menghasilkan kinerja tim yang lebih tinggi.
g)Preferensi Anggota
Tidak semua karyawan adalah seorang pemain tim. Bila diberikan pilihan, banyak
karyawan yang memilih untuk tidak terlibat dalam suatu tim. Ketika individu yang lebih
suka bekerja sendiri diminta untuk bergabung dalam sebuah tim, terdapat ancaman
langsung untuk moral tim dan kepuasan anggota. Ini menunjukan bahwa, ketika memilih
anggota ti, preferensi individual harus dipertimbangkan seperti halnya kemampuan,
kepribadian, dan ketrampilan. Tim yang berkinerja tinggi cenderung terdiri atas orang
orang yang lebih suka bekerja sama dalam suatu bagian kelompok.
3. Kategori Rancangan Kerja
Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara kolektif
untuk menyelesaikan tugas tugas yang signifikan. Tim tersebut harus lebih dari sekadar
nama. Katergori rancangan kerja mencakup berbagai variabel seperti kebebasan dan
otonomi, peluang menggunakan berbagai ketrampilan dan bakat yang berbeda
(keanekaragaman ketrampilan), kemampuan menyelessaikan seluruh tugas atau produk
yang bisa diidentifikasi (identitas tugas), dan mengerjakan suatu tugas atau proyek yang
mempunyai pengaruh yang substansial pada orang lain (arti tugas). Bukti menunjukan
bahwa karakteristik karakteristik ini meningkatkan motivasi anggota dan efektivitas tim.
Berbagai karakteristik rancangan kerja ini memberikan mitivasi karena meningkatkan rasa
tanggung jawab dan kepemilikan para anggota atas pekerjaan tersebut serta membuat
pekerjaan tersebut lebih menarik untuk dikerjakan
4. Kategori Proses
Kategori terakhir yang terkait dengan efektivitas tim adalah variabel proses.Variabel
proses mencakup komitmen anggota untuk suatu tujuan bersama, pembentukan tujuan tim,
efektivitas tim, tingkat konflik yang teratur, dan meminimalisasi social loafing.
1. Tujuan Umum
Tim yang efektif mempunyai tujuan umum dan berarti yang memeberikan
pengarahan, momentum, dan komitmen untuk para anggotanya. Tujuan ini adalah
sebuah visi, dan lebih luas daripada tujuan tujuan khusus.
2. Tujuan Khusus
Tim yang berhasil adalah tim yang mengubah tujuan umum mereka menjadi tujuan
kinerja yang realistis, bisa diukur, dan khusus. Seperti tujuan meningkatkan kinerja
individu, tujuan juga memberi semangat untuk tim. Tujuan tujuan khusus ini
memudahkan komunikasi yang jelas. Hal ini juga membantu tim mempertahankan
fokus mereka untuk mendapatkan berbagai macam hasil. Selain itu, knsisten dengan
penelitian mengenai tujuan individual, tujuan tim harus menantang. Tujuan tujuan
yang sulit diketahui dapat meningkatkan kinerja tim di atas kriteria kriteria yang
ditentukan
3. Efektivitas Tim
Tim yang efektif mempunyai rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin
bisa berhasil, hal ini sebagai efektivitas tim. Keberhasilan menghasilkan keberhasilan.
Tim yang berhasil saat ini memiliki keyakinan lebih bahwa esok mereka akan lebih
berhasil sehingga memotivasi mereka untuk berusaha lebih giat. Semakin banyak hal
yang dapat dilakukan oleh para anggota tim, semakin besar kecenderungan tim
tersebut untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemapuan menunjukkan rasa
percaya diri.
4. Tingkat Konflik
Konflik dalam sebuah tim tidak selalu buruk. Tim yang sama sekali tidak memiliki
konflik kemungkinan besar menjadi apatis dan stagnan. Dengan demikian, konflik
sebenarnya bisa meningkatkan efektivitas tim. Tetapi, tidak semua jenis konlik bisa
menghasilkan hal ini. Konflik konflik hubungan konflik konflik yang didasarkan
pada ketidakcocokan antar personal, ketegangan, dan dendam terhadap orang lain
hampir selalu tidak baik. Namun, dalam tim yang melakukan berbagai aktivitas yang
tidak rutin, perselisihan antar anggota tentang isi tugas tidaklah mengganggu.
5. Kemalasan Sosial
Individu bisa bersembunyi di dalam suatu kelompok. Mereka bisa terlinat dalam
kemalasan sosial dan tidak mengerahkan banyak usaha dalam kelompok karena
kontribusi individual mereka tidak bisa diidentifikasi. Tim yang efektif mengurangi
kecenderuangan ini dengan cara membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab
dalam tingkat individual dan tingkat tim.
V.
memberika
lokakarya
(workshop)
untuk
membantu
karyawan
anggotanya
Dialokasikan cukup waktu untuk bekerja pada masalah-masalah yang mereka
keaneka
ragaman
pada
tim
adalah
suatu
tindakan
yang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ambigu
Kompleksitas
Kekacauan
Salah paham
Sulit menemukan kesepakatan tunggal
Sulit menyetujui tindakan khusus
konflik, proses tim, dan keterampilan serupa. Ini dapat membantu anggota untuk
memperoleh kembali kepercayaan dan keyakinan akan satu sama lain.
3. Tawarkan pelatihan lanjutan. Keterampilan yang berhasil untuk masalah mudah
bisa tidak cukup untuk masalah yang lebih sukar. Jadi tim dewasa sering dapat
mengambil
manfaat
dari
pelatihan
lanjutan
untuk
membantu
anggota
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam
sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.
2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk
mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota
berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya.
3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim penyelesaian masalah, Tim Kerja yang Mengelola Diri
Sendiri , Tim lintas fungsional dan Tim Virtual.
4.
Ciri ciri tim yang efektif apabila : memiliki tujuan yang sama, antusiasme yang
tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, Resolusi konflik,
Shared power, keahlian, dan Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks Jakarta.
Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks Jakarta