Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
Michael Berlianto D
22010113220178
22010113220179
Wilson Nugraha A
22010113220180
Hendy Pratama P
22010114210158
Syaiful Rizal
22010114210159
Adriansyah M
22010114210160
Khaliza Cita K
22010114210147
Danisa Diandra
22010114210155
Annisa Fauziah
22010113210081
BAGIAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
PRESENTASI PASIEN
Keluhan Utama
Nyeri hebat di perut
Riwayat Penyakit Sekarang
BJ adalah seorang laki-laki berusia 75 tahun datang dengan ED mengeluh nyeri
perut yang semakin berat sejak 24 jam yang lalu. Dia merasakan nyeri perut difus
yang reda dengan oxycodone 5mg / acetaminophen 325 mg (Percocet) yang
dimiliki dari resep sebelumnya.Pagi ini dia merasakan nyerinya berskala 10 dari
skala 1 10, yang menjalar hingga punggungnya. Dilaporkan ada episode muntah
(berwarna kuning-hijau) sejak beberapa hari sebelumnya, dan BMterakhirnya
adalah 48 jam yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
HTN x kurang lebih 20 tahun
CAD; S/P MI 8 tahun yang lalu; s/p CAPBG x 3
CHF; EF 15% hingga 20% dari echocardiogram transesofageal 4 tahun yang lalu.
Saat ini merasakan gejala pada saat istirahat
COFD
Perdarahan GI sekunder akibat NSAID 8 bulan yang lalu
OA
S/P cholecystectomy
S/P appendectomy
Riwayat Keluarga
Ayah meninggal akibat serangan jantung pada usia 55 tahun dan ibu sehat
Riwayat Sosial
Pasien pensiunan.Dia merokok 1 bungkus per hari, sudah berkurang sejak
beberapa tahun lalu.Sebelumnya dia merokok 2 bungkus per hari selama 25 tahun.
ROS
Pasien mual dengan nafas berat, bicara agak kacau.Tidak ada keluhan nyeri dada,
semakin lemah, mudah lelah, atau peningkatan berat badan.
Pengobatan
Furosemide 40 mg p.o. BID
Digoxin 0,25 mg p.o. sehari sekali
Amlodipine 5 mg p.o. sehari sekali
Enalapril 10 mg p.o. BID
Atrovent inhaler 2 puff QID
Albuterol inhaler PRN
Colace 100 mg p.o. BID
Celecoxib 200 mg sehari sekali
Keseluruhan
PCN (hives)
Pemeriksaan Fisik
KU
pria usia lanjut terlihat sesak nafas dan nyeri perut
TV
TD : 105/65, N : 120, RR : 26, Suhu : 37,9C, Tinggi : 177 cm, Berat : 71 kg
Kulit
Hangat, kering
Leher, nnll
Supel; tidak ada JVD atau bruit; tidak ada limfadenopati atau thyromegaly
HEENT
PERRL, EOMI, benigna fundus, nares tampak jelas, TM intak
Paru
Suara paru berkurang bilateral dengan wheezing bilateral saat inspirasi dan
ekspirasi; tidak ada ronki
Jantung
S1, S2 normal dengan takikardi dan S3, S4
Abdomen
Datar, dengan nyeri tekan difus pada palpasi ringan, tidak terdengar bising usus
Genital/rectal
Kelamin pria normal; berak darah negatif
Saraf
A & 0 x 2, agak kebingungan
Lab
Na 138 mEq/L
K 3,8 mEq/L
Hct 40,8%
Cl 101 Eq/L
CO2 28 mEq/L
BUN 21 mg/dL
c. Apa saja yang menjadi faktor resiko dari stress gastritis/ulserasi pada pasien
sakit kritis?
penggunaan NSAID yang lama, merokok, usia tua, stress
d. apakah pasien ini membutuhkan terapi profilaksis untuk menurunkan faktor
resiko ulserasi?
Ya
2. Apa tujuan pharmaterapy untuk mencegah stres gastritis dan ulserasi ?
1. Antasid
a. Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O.
b. Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam
lambung menbentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga
mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang
mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.
c. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung
daripada magnesium hiodroksida.
d. Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk
magnesium klorida yang larut dan karbondioksida.
2. Sucralfate
Percobaan laboratorium dan klinis menunjukan bahwa sucralfate menyembuhkan
tukak dengan tiga cara :
a. Membentuk kompleks kimiawi yang terikat pada pusat ulkus sehingga
merupakan lapisan pelindung.
b. Menghambat aksi asam, pepsin dan garam empedu.
c. Menghambat difusi asam lambung menembus lapisan film sucralfate-albumin.
3. Antagonis Histamine-2
Tujuan utama pengobatan Ulkus untuk mengurangi rasasakit, penyembuhan ulkus
dan mencegah terjadinya residifdan komplikasi.ARH-2 menurunkan volume
2. Sucralfate
a. Sucralfate adalah suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat
dan polialuminium hidroksida. Aktifitas Sucralfate sebagai anti ulkus
merupakan hasil dari pembentukan kompleks Sucralfate dengan protein
yang membentuk lapisan pelindung menutupi ulkus serta melindungi dari
serangan asam lambung, pepsin dan garam empedu
b. Penelitian menunjukan bahwa sukralfate dapat berada dalam jangka waktu
lama dalam saluran cerna sehingga menghasilkan efek obat yang panjang.
c. Sucralfate sangat sedikit terabsorbsi disaluran pencernaan sehingga
menghasilkan efek samping sistemik yang minimal.
3. Antagonis Histamine-2
Reseptor H-2,sebuah subtipe reseptor histaminsebagai mediatorpenting dalam
asam lambung.Reseptor histaminberada pada lapisan basolateral dan sel parietal.
Adanyahistamin pada reseptor H-2 akan mengaktifasiadenilsiklase dan terjadi
peningkatan
konsentrasi
cyclic-adenosin
monophosphate(c-AMP)
intraselular.Peningkatan konsentrasi c-AMP mengaktifasi pompaproton
(hidroksida kalium ATP-ase) pada sel parietaluntuk mensekresi ion hidrogen (H+)
menggantikanposisi ion kalium (K+).
ARH-2 secara selektif dan kompetitif menghambatpengikatan histamin pada
reseptor H-2, selanjutnyamenurunkan konsentrasi c-AMP dan menurunkansekresi
ion hidrogen pada sel parietal.
Antagonis H2 menurunkan sekresi asam lambung yang distimulasi histamine
seperti halnya gastrin dan agen kolinomimetik melalui dua mekanisme.Pertama,
release histamin dari sel mirip enterokromafin oleh stimulasi gastrin dan vagus
diblok dari berikatan dengan reseptor H2 di sel pariental.Kedua, stimulasi
langsung sel pariental oleh gastrin atau asetilkolin untuk sekresi asam lambung
dihambat atau direduksi dengan adanya hambatan pada reseptor H2.Ini
menandakan penurunan konsentrasi cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase
oleh gastrin dan asetilkolin.
Secara strukturalARH-2 tidak menyerupai antagonis reseptor H-1,sehingga relatif
tidak mempengaruhi efek penghambatan pada reseptor H-1 ataupun
reseptorAutonomik.
Ada 4 jenis ARH-2 yang dikenal, yaitu: simetidin,ranitidin, famotidin dan
nizatidin. Dengan dosis standar ARH-2 dapat menurunkan sekresi asam lambung
hingga 60-70%. Pada dosis yang sesuai semua jenis ARH-2 mempunyai efikasi
8
darah, namun juga memiliki waktu paruh terpendek di antara semua PPI.
Omeprazole masih merupakan bentuk rasemik, yang terdiri atas enantiomer-R dan
enantiomer-S (esomeprazole).
Esomeprazole, S-enantiomer dari omeprazole, memiliki banyak sifat serupa
dengan omeprazole termasuk farmakokinetik yang nonlinear.Namun karena tidak
lagi bersifat rasemik, esomeprazole telah terbukti lebih efektif daripada
omeprazole rasemik.Banyak digunakan untuk mengatasi perdarahan
lambung.Umumnya obat ini diberikan secara intravena dengan loading dose
dilanjutkan dengan pemberian dosis infus yang lebih lambat, baru kemudian
dialihkan ke bentuk oral.
Lansoprazole memiliki mekanisme kerja lewat inaktivasi jalur sitokrom CYP3A4
sehingga interaksi terhadap clopidogrel lebih rendah daripada omeprazole.
Pengendalian asam lambung dicapai lebih cepat dengan pemberian lansoprazole
oral dibandingkan PPI lainnya; meskipun setelah 24 jam efek ini relatif sama saja
antara semua PPI. Lansoprazole juga memiliki efek after-night yang relatif baik
dalam mengendalikan asam lambung.
Pantoprazolememiliki mekanisme kerja agak berbeda karena PPI ini tidak terlalu
berpengaruh ke sistem sitokrom CYP2C19, melainkan lebih ke CYP2D9. US
Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan pernyataan pada bulan
Oktober 2010 yang menyatakan bahwa pemakaian clopidogrel bersama
omeprazole dapat menurunkan kadar clopidogrel aktif dalam darah; dengan
pantoprazole yang merupakan inhibitor lemah terhadap CYP2C19 adalah
alternatif untuk kasus ini. Dalam bentuk intravena obat ini relatif stabil
dibandingkan PPI intravena lainnya yang cepat berubah warna setelah dilarutkan.
Untuk kasus refluks asam lambung, omeprazole telah terbukti lebih unggul
daripada ranitidine maupun cimetidine dalam memperbaiki gejala.Adapun, dalam
kondisi refluks asam lambung, omeprazole hanya berfungsi mengatasi masalah
produksi asam lambung dan tidak mengatasi masalah refluks itu sendiri.Jumlah
penderita yang menunjukkan perbaikan kira-kira 2 kali lipat lebih banyak pada
penderita yang mendapat omeprazole, dibandingkan H2-receptor antagonist.Hasil
serupa juga telah diperlihatkan pada perbandingan lansoprazole dan
ranitidine.Demikian pula dengan penggunaan pada kasus perdarahan lambung.PPI
dapat menghentikan perdarahan lambung dengan cukup baik, sedangkan H2receptor antagonist tidak.
10
Kardiovaskular
B. Sucralfate
Gastrointestinal
11
Informasi aspek keamanan terkini terkait produk obat golongan PPI yang
diperoleh dari US FDA menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan peningkatan
risiko penurunan kadar magnesium (hypomagnesemia) jika digunakan dalam
jangka waktu panjang.
Hypomagnesemiadilaporkan terjadi pada pasien dewasa yang menerima PPI
minimal 3 bulan, tetapi sebagian besar hypomagnesemiaterjadi setelah 1 tahun
terapi dengan PPI.
Kadar serum magnesium yang rendah menyebabkan efek samping serius termasuk
muscle spasm(tetany), irregular heartbeat(arrhytmias) dan convulsions(seizures),
namun tidak semua pasien mempunyai gejala-gejala tersebut.
Dokter disarankan untuk memeriksakan kadar magnesium darah pasien sebelum
memulai terapi PPI jangka waktu panjang, dan secara periodik selama masa
pengobatan.
KLINIS:
1. Tim bedah ICU memutuskan memberikan H-2 receptor antagonist untuk
profilaksis. Hasil lab(pagi):
Na: 141 mEq/L
K: 4.3 mEq/L
BUN: 29 mg/dl
SCr: 1.9 mg/dl
Glu: 180 mg/dl
WBC: 11.2103/mm3
Hgb: 11.4 g/dl
Berdasar keputusan tim, manakah sediaan yang cocok untuk pasien? Cimetidine,
ranitidine, dan famotidine.
Sediaan yang dipilih untuk pasien ini adalah ranitidine oleh karena efek dari obat
bertahan cukup lama.
Cimetidine
Ranitidine
12
Famotidine
Ekskresi
Urin
Urin
Diabsorbsi
setelah
pemberian
secara
oral dan mencapai
kadar puncak di
plasma
kira-kira
dalam 2 jam, masa
paruh eliminasi 3-8
jam.
Urin
2. Pagi tadi ditemukan bahwa pembacaan pH menunjukkan 2.0 dan 3.0 selama
terapi yang diberikan. Perawat mencatat perhitungan terakhir residu nasogastric
terdapat cairan dengan sedikit darah dan hemoglobin terakhir 9.8 g/dl.Anda
memeriksa catatan medis dan menemukan semua terapi yang dikehendaki sudah
tercatat dan diberikan. Tim berencana akan di ekstubasi hari ini dan dipindah ke
ruang rawat inap.
Berdasar informasi di atas, apa regimen profilaksis yang seharusnya diberikan?
Asam traneksamat guna menjaga hemostasis.Diberikan sebagai profilaksis karena
ditemukan cairan dari pipa nasogastric dengan sedikit darah sehingga curiga
adanya perdarahan pada saluran cerna bagian atas.
3. Hari ini, perawat mencatat tekanan darah turun 90/50 mmHg, nadi:125x/menit,
normo sinus rythm. Hemoglobin 8.5 g/dl. 2 flabot 500 ml saline telah diberikan
dan mampu meningkatkan tekanan darah menjadi 115/80 mmHg, nadi:
105x/menit. Setelah hemodinamik stabil, EGD dijalankan.Gastroenterologist
menggambarkan terdapat lesi kecil dan banyak pada lambung yang mengeluarkan
darah.
Apa terapi farmakologis yang akan anda sarankan?
Terapi cimetidine awal dihentikan terlebih dahulu dan diganti dengan obat
golongan PPI yaitu omeprazole karena pada kasus perdarahan saluran cerna atas
pemberian antagonis H2 reseptor kurang bermanfaat dalam mencegah perdarahan
ulang SCBA.
4. Tiga hari kemudian aspirasi nasogastrik tidak ditemukan adanya darah tetapi
hasil tes guaiac positif. Pasien mendapat transfusi darah 2 kantong PRBC dan
13
cara
menghambat
transportasi
NA+,
K+,
CL-,
dan
menghambat resorpsi air dan elektrolit. Mula kerjanya lebih cepat dan
efek diuretiknya lebih kuat daripada golongan tiazid, oleh karena itu
tiazid. Waktu paruhnya pendek sehingga perlu diberikan 2 atau 3 kali
sehari.
Efek samping furosemid dalam dosis tinggi
menyebabkan
14
gejala
dan
mengurangi
hospitalisasi
terutama
karena
memburuknya jantung.
3. Amlodipine 5 mg p.o 1 kali sehari
Antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium)
yang menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui
membran ke dalam otot polos vaskular dan otot jantung, sehingga
mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung.
Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara selektif, di
mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular
15
dibandingkan
sel
otot
jantung.
sebagai
vasodilator
arteri
perifer
yang
dapat
dan
kecepatan
menurunkan
detak
jantung,
beban
selanjutnya
kerja
akan
jantung.
menyebabkan
terjadinya
hipotensi
akut.
oksigen
miokardial
serta
kebutuhan
energi.
angina,
dosis
amlodipine
satu
kali
sehari
dapat
serta
penggunaan
tablet
nitrogliserin.
16
17
beta
blocker,
digoxin,diuretik,ephedri,
ephineprin,
18
gagal jantung akut yang selalu disertai kelebihan (overload) cairan yang
bermanifestasi sebagai kongesti paru atau edema paru. Digoxin karena
pada digoxin dapat memperlambat kecepatan ventrikel sedangkan pada
digoxin tidak mengurangi mortalitasdapat memperbaiki gejala- gejala
dan mengurangi hospitalisasi terutama karena memburuknya jantung.
Enalapril Competitive inhibitor dari angiotensin-converting enzyme
(ACE); mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor yang poten; menghasilkan kadar angiotensin II yang
lebih rendah yang mana dapat menyebabkan peningkatan aktivitas renin
dalam plasma dan mereduksi sekresi aldosteron.
19
PEMBELAJARAN MANDIRI
1.Bagaimana cara mencampur dan menyimpan suspensi Omeprazol dan
Lansoprazol ?
JAWAB:
Prosedur pencampuran Omeprazol
1 .Buka kapsul Omeprazol 20 mg dan kosongkan isinya ke mortar
2. Ambil Injeksi Natrium Bikarbonat 8,4% dari ampul menggunakan 5 filter
tuangkan ke beaker
3. Ambil setengah Natrium Bikarbonat 8,4%
mortar
5. Gunakan larutan Natrium bikarbonat tambahan untuk membilas sisa obat dari
mortar dan tuangkan ke dalam wadah.
6.Buat volume terakhir dengan larutan Natrium Bikarbonat 8,4%
7. Kocok dan beri label
Penyimpanan:
Dinginkan (lebih) atau pada suhu kamar (8 jam). Simpan dalam botol plastic
amber / oral syringe
21
23