Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Perkembangan Kota Purwokerto sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas yang juga ibu
kota eks karesidenan Banyumas semakin bertambah pesat. Untuk dapat menunjang kebutuhan
masyarakat, beberapa fasilitas umum dan pusat perindustrian ditambah dan ditingkatkan, mulai
dari berbagai fasilitas perbelanjaan, tempat rekreasi keluarga dan berbagai kegiatan industri
lainnya. Salah satunya adalah Pabrik Semen Panasia yang saat ini sedang dibangun oleh PT.
Sinar Tambang Arthalestari di daerah Ajibarang, Purwokerto Utara.
Prasarana transportasi dituntut harus bisa memberikan tingkat pelayanan yang
memenuhi kriteria aman, lancar, kuat, dan nyaman. Dalam kenyataannya banyak ruas jalan
yang rusak secara struktur sebelum mencapai umur rencana jalan (Kusnandar, 2005), penyebab
kerusakan jalan bisa terjadi saat perencanaan, pelaksanaan, dan saat jalan sudah operasional.
Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan lebih disebabkan pada saat perencanaan, yaitu
menetapkan nilai parameter perencanaan jalan dari aspek lalu lintas, dalam hal ini beban
kendaraan.
Konstruksi perkerasan jalan akan menerima beban kendaraan yang dilimpahkan
melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban yang dilimpahkan bergantung pada berat total
kendaraan, konfigurasi sumbu, dan bidang kontak antara roda dengan perkerasan jalan. Dengan
demikian pengaruh masing-masing kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah
sama. Oleh karena itu perlu adanya suatu beban standar, sehingga semua beban dapat
diekivalensikan ke beban standar dengan menggunakan Angka Ekivalen Beban Sumbu
Kendaraan (E).
Sehubungan dengan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan kajian
terhadap nilai angka ekuivalen dan pengaruhnya terhadap umur rencana perkerasan jalan pada
ruas jalan Ajibarang Wangon.
TINJAUAN PUSTAKA
PERKERASAN LENTUR
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1987), yang dimaksud dengan perkerasan
lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran
beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Secara
umum konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan pada tanah
dasar. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya, lapisan ini terdiri dari lapisan permukaan (surface
course), lapisan pondasi atas (base course), lapisan pondasi bawah (subbase course), dan
lapisan tanah dasar.
MUATAN SUMBU TERBERAT
Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan terhadap jalan.
Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan, bila daya dukung jalan tidak
mampu menahan muatan sumbu maka jalan akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan
Sumbu Terberat (MST) yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu.
LALU LINTAS
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang akan dipikul, berarti dari arus
lalu lintas yang hendak memakai jalan tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari
analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai jumlah kendaraan yang hendak
memakai jalan, jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenisnya, konfigurasi sumbu dari setiap
jenis kendaraan, beban masing-masing sumbu kendaraan.
VOLUME LALU LINTAS
Jumlah kendaraan yang hendak memakai jalan dinyatakan dalam volume lalu-lintas. Volume
lalu-lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama
satu satuan waktu. Untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan, volume lalu lintas dinyatakan
dalam kendaraan/hari/ 2 arah untuk jalan 2 arah tidak terpisah dan kendaraan/hari/1 arah untuk
jalan satu arah atau 2 arah terpisah.
UMUR RENCANA
Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan tersebut dibuka untuk lalulintas kendaraan sampai diperlukan suatu perbaikan yang bersifat strukural (sampai diperlukan
overlay lapisan perkerasan). Selama umur rencana tersebut pemeliharaan perkerasan jalan tetap
harus dilakukan, seperti pelapisan non struktural yang berfungsi sebagai lapis aus. Umur
rencana untuk perkerasan lentur jalan baru umumnya diambil 20 tahun dan untuk peningkatan
jalan 10 tahun. Umur rencana yang lebih besar dari 20 tahun tidak lagi ekonomis karena
perkembangan lalu-lintas yang terlalu besar dan sukar mendapatkan ketelitian yang memadai
(tambahan tebal lapisan perkerasan menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi).
ANGKA EKUIVALEN BEBAN SUMBU (E)
Berat kendaraan dilimpahkan keperkerasan jalan melalui roda kendaraan yang terletak di
ujung-ujung sumbu kendaraan. Setiap jenis kendaraan mempunyai konfigurasi sumbu yang
berbeda-beda. Sumbu depan merupakan sumbu tunggal roda tunggal, sumbu belakang dapat
merupakan sumbu tunggal ataupun sumbu ganda. Dengan demikian setiap jenis kendaraan
akan mempunyai angka ekuivalen yang merupakan jumlah angka ekuivalen dari sumbu depan
dan sumbu belakang. Beban masing-masing sumbu dipengaruhi oleh titik berat kendaraan dan
bervariasi sesuai dengan muatan dari kendaraan tersebut.
FAKTOR PERTUMBUHAN LALU LINTAS (i%)
Yang dimaksud dengan pertumbuhan lalu lintas adalah pertambahan atau perkembangan lalu
lintas dari tahun ke tahun selama umur rencana. Faktor yang mempangaruhi besarnya
pertumbuhan lalu lintas adalah:
1. Perkembangan daerah tersebut,
2. Bertambahnya kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut,
3. Naiknya keinginan untuk memiliki kendaraan pribadi.
Faktor pertumbuhan lalu lintas dinyatakan dalam persen/tahun (%/thn).
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Ruas jalan Ajibarang Wangon (Purwokerto), yang terbagi atas tiga segmen, segmen
pertama berada pada koordinat -7.412329, 109.079686, segmen kedua berada pada koordinat
-7.411239, 109.073936 dan segmen ketiga berada pada koordinat -7.418782, 109.078224.
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian tugas akhir ini kebutuhan data yang digunakan meliputi data sekunder
dan data primer.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari suatu literatur sebuah buku atau didapat dari
penelitian-penelitian terdahulu dan dari instansi-instansi terkait yang berupa lay out gambar
maupun data lainnya yang berfungsi sebagai petunjuk dalam menyelesaikan penelitian ini.
Data sekunder yang terdapat dalam buku merupakan teori-teori dasar dalam sebuah penelitian.
Dari teori tersebut dapat diaplikasikan dalam sebuah proyek penelitian yang berfungsi untuk
menerapkan apa yang kita pelajari dari suatu buku dapat digunakan dilapangan.
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh, diambil, dan dikumpulkan langsung dari observasi di
lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah:
1. Survey kriteria jalan.
2. Data volume lalu lintas pada jalan yang dijadikan sebagai Lintas Harian Rata-rata (LHR)
lapangan untuk penghitungan.
Data-data tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar penghitungan untuk mencari nilai
angka ekuivalen (E) yang terjadi pada ruas jalan Ajibarang - Wangon.
3. Analisis Data
Tahap 1, menggunakan data LHR berdasarkan hasil survey sebagai kondisi awal.
Tahapan ini diasumsikan sebagai kondisi normal dan dipakai sebagai dasar analisis. Tahap 2,
menggunakan data LHR hasil survey serta perkiraan penambahan LHR yang terjadi akibat
penambahan volume lalu lintas dari PT. Sinar Tambang Arthalestari.
Adapun ketentuan dan tahapan analisis yang dilakukan dalam penilitian ini sesuai dengan aturan
Bina Marga, diantaranya meliputi, perhitungan lalu lintas harian rata-rata, penentuan umur
reencana, penentuan factor pertumbuhan lalu lintas, menentukan nilai ekuivalen kendaraan,
menentukan nilai ekuivalen kumulatif awal dan akhir umur rencana, mencari perbadingan amngka
ekuivalen awal dan akhir, dan mencari sisa umur rencana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan Angka Ekuivalen Kendaraan Ruas Jalan Ajibarang - Wangon
Peranan Jalan
: Jalan Provinsi (Dishubkominfo)
Tipe Jalan
: 2 lajur 2 arah (2/2UD)
Rencana Operasional PT. Sinar Tambang Arthalestari
: Tahun 2015
Umur Rencana
: 20 Tahun
Pertumbuhan lalu lintas (i%) :
Kendaraan ringan
: 7,75% (DDA Kab. Banyumas)
Kendaraan berat
: 7,49% (DDA Kab. Banyumas)
Tabel 1. LHR Pada Awal Umur Rencana Tahun 2013 Jalan Ajibarang Wangon
Segmen
No Jenis Kendaraan Beban Maksimum (Ton)
1
2
3
1 Kendaraan Ringan
2
4.437 1.586 4.938
2
Bus Mikro
5
1.390 1.129 1.037
3
Bus Besar
9
195
292
421
4
Truk 1.2L
8,3
1.163 169 1.272
5
Truk 1.2H
18,2
130
932
878
6
Truk 1.22
25
98
289
387
7
Trailer 1.2+2.2
31,4
10
59
69
8
Trailer 1.2-2
26,2
10
27
37
9
Trailer 1.2 - 2.2
42
1
160
161
Penghitungan LHR untuk tahun-tahun berikutnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini.
1. Lalu-Lintas Rencana
Lalu lintas yang direncanakan (LHR) pada tahun ke-3 ketika pabrik mulai beroperasi
dengan menggunakan rumus LHRawal*(1+i)n, maka didapatkan sebagai berikut :
Segmen 1
LHR kendaraan ringan pada tahun 2015
= 4.437* (1+7,75%)3 = 5.551 Kend
LHR kendaraan berat (bus besar) pada tahun 2015
= 195 * (1+7,49%)3 = 242 Kend
Segmen 2
LHR kendaraan ringan pada tahun 2015
= 1.586 * (1+7,75%)3 = 1.984 Kend
LHR kendaraan berat (bus besar) pada tahun 2015
= 292 * (1+7,49%)3 = 363 Kend
Segmen 3
LHR kendaraan ringan pada tahun 2015
= 4.938 * (1+7,75%)3 = 6.177
LHR kendaraan berat (bus besar) pada tahun 2015
= 421 * (1+7,49%)3 = 523 Kend
Dari contoh perhitungan diatas maka dapat dibuat tabel LHR untuk seluruh jenis
kendaraan pada tahun-tahun berikutnya. Untuk perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. LHR Pada Tahun 2015 Untuk Tiap Segmen
No
Jenis Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kendaraan Ringan
Bus Mikro
Bus Besar
Truk 1.2L
Truk 1.2H
Truk 1.22
Trailer 1.2+2.2
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 - 2.2
2
5
9
8,3
18,2
25
31,4
26,2
42
LHR 2015
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
5.551
1.984
6.177
1.739
1.412
1.297
242
363
523
1.444
210
1.580
161
1.157
1.090
122
359
481
12
73
86
12
34
46
1
199
200
Tabel diatas merupakan data perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada tahun
2015 sebelum terjadi penambahan kendaraan berat dari PT. Sinar Tambang Arthalestari.
Jumlah penambahan kendaraan berat yang digunakan PT. Sinar Tambang Arthalestari pada
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.
No
Beban
Maksimum
(Ton)
LHR 2015*
LHR 2015**
Segmen
1
Segmen
2
Segmen
3
Segmen
1
Segmen
2
Segmen
3
5.551
1.984
6177
5.551
1.984
6.177
Kendaraan
Ringan
Bus Mikro
1.739
1.412
1297
1.739
1.412
1.297
Bus Besar
242
363
523
242
363
523
Truk 1.2L
8,3
1.444
210
1.580
1.444
210
1.580
Truk 1.2H
18,2
161
1.157
1.090
207
1.157
1.090
Truk 1.22
Trailer
1.2+2.2
25
122
359
481
122
359
481
12
73
86
12
73
234
12
34
46
12
169
46
199
200
199
200
7
8
9
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 2.2
31,4
26,2
42
Keterangan :
* LHR normal
** LHR setelah terjadi penambahan kendaraan
Penambahan kendaraan yang terjadi hanya pada jenis kendaraan Truk 1.2H, Trailer
1.2+2.2 dan Trailer 1.2-2. Sedangkan jumlah kendaraan pada umur rencana 20 tahun ditambah
dengan jumlah penambahan kendaraan yang digunakan oleh PT. Sinar Tambang Arthalestari
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. LHR Umur Rencana 20 Tahun Tiap Segmen
No
Jenis Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kendaraan Ringan
Bus Mikro
Bus Besar
Truk 1.2L
Truk 1.2H
Truk 1.22
Trailer 1.2+2.2
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 - 2.2
2
5
9
8,3
18,2
25
31,4
26,2
42
Segmen
1
2
19.744 7.057
6.185 5.024
827
1.238
4.931
717
596
3.952
416
1.225
42
250
42
250
4
678
3
21.973
4.614
1.785
5.393
3.723
1.641
441
157
683
Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal / ganda
kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu
tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).
Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan
menurut rumus dibawah ini :
Sumbu tunggal
8.160
8.160
Konfigurasi beban sumbu pada berbagai jenis kendaraan beserta angka ekuivalen kendaraan
dalam keadaan kosong (min) dan dalam keadaan bermuatan (max) berdasar Manual No.
01/MN/BM/83, dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Konfigurasi Beban sumbu Kendaraan
Perhitungan nilai ekuivalen kendaraan secara manual dapat dilihat pada contoh uraian
dibawah ini.
- Mobil penumpang (sumbu depan 50 %; sumbu belakang 50 %) Beban maksimum
= 2 Ton
E
= E sb. tunggal + E sb. tunggal
= 0,0002255 + 0,0002255
= 0,0004511
-
Jenis
Kendaraan
Truk 1.2H
Trailer 1.2
2
+ 2.2
Trailer 1.2 3
2
Total/hari
Total/tahun
Beban
Maks
(Ton)
18,2
Jumlah
Kendaraan/Segmen
1
2
3
45
-
E Kumulatif/Segmen
E
5,026
Segmen 1
226,99
Segmen 2
-
Segmen 3
-
31,6
148
3,908
579,72
26,2
136
6,118
831,67
45
136
148
226,99
82.852,88383
831,67
303.560,2832
579,72
211.597,3284
Dimana:
Wt = jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif.
w18 = beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun.
n = umur pelayanan (tahun).
g = perkembangan lalu lintas (%).
Perhitungan angka ekuivalen kumulatif kendaraan untuk tiap segmen dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 5. Angka Ekuivalen (E) Kendaraan Segmen 1 Per Hari
No.
Jenis Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kendaraan Ringan
Bus Mikro
Bus Besar
Truk 1.2L
Truk 1.2H
Truk 1.22
Trailer 1.2+2.2
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 - 2.2
Total
Keterangan:
*normal
**ada penambahan kendaraan
2013
4.437
1.390
195
1.163
130
98
10
10
1
7.434
LHR
2015* 2015**
5.551
5.551
1.739
1.739
242
242
1.444
1.444
161
207
122
122
12
12
12
12
1
1
9.285
9.330
Ekuivalen Standar
0,000451
0,017621
0,300568
0,217413
5,026408
2,741573
3,908327
6,117907
10,182923
Jenis Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kendaraan Ringan
Bus Mikro
Bus Besar
Truk 1.2L
Truk 1.2H
Truk 1.22
Trailer 1.2+2.2
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 - 2.2
Total
2013
1.586
1.129
292
169
932
289
59
27
160
4.643
LHR
2015* 2015**
1.984
1.984
1.412
1.412
363
363
210
210
1.157
1.157
359
359
73
73
34
169
199
199
5.791
5.927
Ekuivalen Standar
0,000451
0,017621
0,300568
0,217413
5,026408
2,741573
3,908327
6,117907
10,182923
Keterangan:
*normal
**ada penambahan kendaraan
Jenis Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kendaraan Ringan
Bus Mikro
Bus Besar
Truk 1.2L
Truk 1.2H
Truk 1.22
Trailer 1.2+2.2
Trailer 1.2-2
Trailer 1.2 - 2.2
Total
2013
4.938
1.037
421
1.272
878
387
69
37
161
9.200
LHR
2015*
6.177
1.297
523
1.580
1.090
481
86
46
200
11.480
2015**
6.177
1.297
523
1.580
1.090
481
234
46
200
11.628
Ekuivalen Standar
0,000451
0,017621
0,300568
0,217413
5,026408
2,741573
3,908327
6,117907
10,182923
Keterangan:
*normal
**ada penambahan kendaraan
Dari tabel angka ekuivalen (E) diatas dapat dicari nilai ekuivalen (E) kumulatif untuk tahuntahun selanjutnya. Perubahan nilai ekuivalen hanya terjadi pada jenis kendaraan berat yang
diakibatkan adanya penambahan jumlah kendaraan dari PT. Sinar Tambang Arthalestari.
Untuk perhitungan manualnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini.
- Contoh :
a. Angka ekuivalen (E) kumulatif untuk umur rencana 20 Tahun
Diketahui.
- E kumulatif/hari pada tahun 2013 untuk jenis kendaraan ringan, segmen I.
= 2,0015 + 24,464
(tabel 5)
= 26,465 /hari
E total = 9.659,9 /tahun
n
= 20 Tahun
g
= 7,75 %
(1 + ) 1
Dimana:
Wt = jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif.
w18 = beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun.
n = umur pelayanan (tahun).
g = perkembangan lalu lintas (%).
Maka:
w18
= 9.659,9
(1 + 7,75%)20 1
= 9.659,9
7,75%
= 430.003,49 (untuk tahun ke 20)
= 490.560,73
7,49%
= 21.220.223,5
b. Angka ekuivalen kumulatif setelah adanya penambahan kendaraan dari PT. Sinar
Tambang Arthalestari pada tahun 2015.
Diketahui.
(1 + 7,49%)3 1
= 490.560,73
7,49%
= 1.584.663,237
-
Wt Total
= 1.596.695,58+ 82.852,75
= 1.679.548,342
Dengan menggunakan persamaan yang sama maka Hasil perhitungan nilai ekuivalen (E)
kumulatif segmen 1, 2 & 3 untuk tiap tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Angka Ekuivalen Kumulatif (E) Kendaraaan Berat Segmen I /Tahun
Tahun
E Kumulatif*
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
490.565,08
1.017.873,49
1.584.677,29
2.193.934,70
2.848.825,49
3.552.767,60
4.309.434,98
5.122.776,74
5.997.037,80
6.936.781,01
7.946.910,99
9.032.699,71
10.199.814,00
11.454.345,14
12.802.840,68
14.252.338,53
15.810.403,76
17.485.168,09
19.285.372,26
21.220.411,72
E
Kumulatif**
490.565,08
1.017.873,49
1.667.530,04
2.276.787,45
2.931.678,24
3.635.620,35
4.392.287,73
5.205.629,49
6.079.890,55
7.019.633,76
8.029.763,74
9.115.552,45
10.282.666,74
11.537.197,89
12.885.693,42
14.335.191,27
15.893.256,51
17.568.020,83
19.368.225,00
21.303.264,47
E
0
0
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
82.852,75
1.491.349,45
Keterangan:
* Nilai E kumulatif sebelum adanya penambahan kendaraan berat
** Nilai E kumulatif setelah adanya penambahan kendaraan berat
Dari tabel diatas dapat dicari pengurangan umur rencana untuk segmen I,
Diketahui:
-
= 1,4 Tahun
Pada segmen I terjadi pengurangan umur rencana sebesar 7% atau 1,4 tahun dari umur
yang direncanakan atau sisa umur rencana yang terjadi akibat adanya penambahan kendaraan
berat adalah sebesar 18,6 tahun.
Tabel 9. Angka Ekuivalen Kumulatif (E) Kendaraaan Berat Segmen II /Tahun
Tahun
E Kumulatif* E Kumulatif**
E
2013
2.783.664.44
2.783.664.44
0.00
2014
5.775.825.34
5.775.825.34
0.00
2015
8.992.099.10
9.295.659.02
303.559,92
2016
12.449.271.76 12.752.831.68
303.559,92
2017
16.165.386.65 16.468.946.57
303.559,92
2018
20.159.838.55 20.463.398.47
303.559,92
2019
24.453.474.89 24.757.034.82
303.559,92
2020
29.068.704.60 29.372.264.53
303.559,92
2021
34.029.615.01 34.333.174.94
303.559,92
2022
39.362.097.62 39.665.657.54
303.559,92
2023
45.093.983.17 45.397.543.09
303.559,92
2024
51.255.186.94 51.558.746.87
303.559,92
2025
57.877.864.88 58.181.424.81
303.559,92
2026
64.996.581.40 65.300.141.32
303.559,92
2027
72.648.489.79 72.952.049.71
303.559,92
2028
80.873.526.11 81.177.086.03
303.559,92
2029
89.714.617.65 90.018.177.58
303.559,92
2030
99.217.906.95 99.521.466.88
303.559,92
2031
109.432.992.62 109.736.552.54 303.559,92
2032
120.413.188,21 120.716.748.13 303.559.92
5.464.078.63
Keterangan:
* Nilai E kumulatif sebelum adanya penambahan kendaraan berat
** Nilai E kumulatif setelah adanya penambahan kendaraan berat
Perhitungan pengurangan umur rencana untuk segmen II dpat dilihat pada uraian dibawah ini,
Diketahui:
-
= 4,5%
Tabel 10. Angka Ekuivalen Kumulatif (E) Kendaraaan Berat Segmen III /Tahun
Tahun
E Kumulatif* E Kumulatif**
E
2013
2.924.653,93
2.924.653,93
0
2014
6.068.364,44
6.068.364,44
0
2015
9.447.538,86
9.659.136,19
211.597,33
2016
13.079.813,45 13.291.410,78
211.597,33
2017
16.984.145,41 17.195.742,74
211.597,33
2018
21.180.911,83 21.392.509,16
211.597,33
2019
25.692.016,06 25.903.613,39
211.597,33
2020
30.541.001,99 30.752.599,32
211.597,33
2021
35.753.176,97 35.964.774,30
211.597,33
2022
41.355.743,85 41.567.341,18
211.597,33
2023
47.377.942,99 47.589.540,32
211.597,33
2024
53.851.204,85 54.062.802,18
211.597,33
2025
60.809.314,03 61.020.911,36
211.597,33
2026
68.288.585,58 68.500.182,91
211.597,33
2027
76.328.054,57 76.539.651,89
211.597,33
2028
84.969.679,78 85.181.277,11
211.597,33
2029
94.258.562,73 94.470.160,06
211.597,33
2030
104.243.183,01 104.454.780,33 211.597,33
2031
114.975.651,34 115.187.248,67 211.597,33
2032
126.511.981,56 126.723.578,89 211.597,33
3.808.751,91
Keterangan:
* Nilai E kumulatif sebelum adanya penambahan kendaraan berat
** Nilai E kumulatif setelah adanya penambahan kendaraan berat
Perhitungan pengurangan umur rencana untuk segmen III dpat dilihat pada uraian dibawah ini,
Diketahui:
-
Pada segmen ketiga terjadi pengurangan umur rencana sebesar 3,01% atau 0,62 tahun
dari umur yang direncanakan atau sisa umur rencana yang terjadi akibat adanya penambahan
kendaraan berat adalah sebesar 19,38 tahun.
KESIMPULAN
1.
Angka ekuivalen (E) normal yang terjadi pada segmen 1 untuk umur rencana 20 tahun
sebesar 21.220.411,72, setelah ada penambahan kendaraan berat terjadi perubahan angka
ekuivalen sebesar 1.491.349,45, yang artinya akan mengurangi umur rencana sebesar 7%
atau 1 tahun 4 bulan.
2.
Angka ekuivalen (E) normal yang terjadi pada segmen 2 untuk umur rencana 20 tahun
sebesar 120.413.188,21, setelah ada penambahan kendaraan berat terjadi perubahan angka
ekuivalen sebesar 5.464.078,63, yang artinya akan mengurangi umur rencana sebesar
4,5% atau 10,8 Bulan.
3.
Angka ekuivalen (E) normal yang terjadi pada segmen 3 untuk umur rencana 20 tahun
sebesar 126.511.981,56, setelah ada penambahan kendaraan berat terjadi perubahan angka
ekuivalen sebesar 3.808.751,91, yang artinya akan mengurangi umur rencana sebesar
3,8% atau 7,22 Bulan.
SARAN
1. Untuk dapat mengurangi beban yang terjadi pada suatu struktur perkerasan yang
diakibatkan oleh kendaraan berat dapat dilakukan dengan cara memperbanyak jumlah roda
atau memperbanyak jumlah sumbu kendaraan dari single axle menjadi tandem atau
menjadi tridem.
2. Untuk penelitian selanjutnya, karena faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan tidak
hanya terjadi akibat perubahan angka ekuivalen kendaraan, maka perlu juga diteliti
mengenai kondisi cuaca (curah hujan), faktor drainase, material konstruksi perkerasan,
serta pengaruh dari akibat beban berlebih kendaraan (overload)
DAFTAR PUSTAKA
American Association of State Highway and Transportation Officials, 1993. AASHTO Guide
for Design of Pavement Structures 1993, Washington, DC: AASHTO.
Basuki, Imam., 1998. Hubungan Daya Dukung Tanah Terhadap Nilaie RR Dalam
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya, Vasthu, No.02/Th. VI Juni 1998,
hal.1-6.
Bina Marga. 1983. Manual Pemeliharaan Jalan, Jilid IA: Perawatan Jalan. Departemen
Pekerjaan Umum.
Bina Marga. 2005. Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode
Lendutan. Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987 UDC : 625.73 (02).
Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan
Indonesian (MKJI) No.036/T/BM/1997. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
Herijanto, Wahju dkk, 2007, Dampak Beban Lalu Lintas Terhadap Peningkatan Nilai
Kerusakan Jalan Surabaya, Indonesia.
Budi, Agus, 2008, Studi Pengaruh Beban Belebih (Overload) Terhadap Pengurangan Umur
Rencana Perkerasan Jalan Sumatera Utara, Indonesia
Sutrisno, Adi, 2011, Analisa tebal perkerasan lentur Dengan metode analisa komponen, aashto
1993, Dan austroads 1992 Kalimantan, Indonesia.