Você está na página 1de 5

APAKAH ITU LABORATORIUM KLINIK

Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya


bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan promotif dan rehabilitative.
Sedangkan kalo Laboratorium Kesehatan itu sendiri adalah tempat memeriksa, menganalisa,
menguraikan, mengidentifikasi material-material (baik yang berasal dari manusia dan atau
lingkungan), secara kualitatif maupun kuantitatif.
Agar kita tidak salah kaprah tentang pengertian laboratorium tersebut!. Maka perlu kita
mengetahui Jenis-jenis laboratorium Kesehatan, yang meliputi?
Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan diagnose , contohnya :
1. Penunjang Curatif

Lab. Klinik di rumah Sakit, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan tempat Praktek
Dokter

2. Penunjang Curatif dan preventif

Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)


dan Laboratorium Kesehatan Swasta (LKS).

3. Penunjang preventif

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).

Ada juga laboratorium yang bertindak dalam kegiatan pemeriksaan dan pengawasan :

1. BPOM (Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan)


2. PPOM (Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan)

Terakhir, laboratorium yang bertindak dalam kegiatan penelitian

1. Pusat Penelitian Penyakit Menular (P3M)


2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi (P3F)
Untuk laboratorium Kesehatan Swasta terdiri atas ;

Laboratorium Klinik Umum (pratama dan utama)

Laboratorium Klinik Khusus (Mikrobiologi dan Patologi Anatomi)

Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Pratama dan Utama)

Nah untuk Laboratorium Klinik umum keberadaannya sudah tersebar sampai ke tingkat
kecamatan, sedangkan yang lainnya masih terbatas.
Siapa aja yang bekerja dalam suatu Laboratorium?
Berdasarkan PermenKes RI No.514/Menkes/Per/VI/1994, tentang Laboratorium Kesehatan
Swasta, ketenagaan minimal dalam sautu laboratorium diatur sbb :
Laboratorium Klinik Umum :
Pratama :

Penanggung Jawab : Sarjana Kedokteran/Sarjana Kedokteran Gigi/ Sarjana


Farmasi/Sarjana Biologi/ sarjana Biokimia (1 orang)

Tenaga Teknis : Analis Keseahtan (2 orang) dan Perawat Kesehatan (1 orang)

Utama :

Penanggung Jawab : Dokter spesialis Patologi Klinik (1 Orang)

Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Farmasi/Sarjana Biokomia (1 orang),


Analis Kesehatan (3 orang) dan Perawat Kesahatan (1 orang).

Laboratorium Kesehatan Masyarakat :


Pratama :

Penanggung Jawab : Sarjana Kedokteran/Sarjana Farmasi/Sarjana Biologi/sarjana


Kimia/ sarjana Biokimia (1 orang)

Tenaga Teknis : Analis Keseahtan (2 orang) atau salah satu bisa diganti dengan satu
orang asisten apoteker/Analis Kimia.

Utama :

Penanggung Jawab : : Sarjana Kedokteran/Sarjana Farmasi/sarjana Biologi/sarjana


Kimia/ sarjana Biokimia (1 orang)

Tenaga Teknis : Analis Kesehatan (3 orang) dan Perawat Kesahatan (1 orang) atau
salah satu bisa diganti dengan satu orang asisten apoteker/Analis Kimia.

Laboratorium Khusus Mikrobiologi :

Penanggung Jawab : Dokter spesialis Mikrobiologi Klinik (1 orang)

Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Biologi (1 orang), Tenaga teknis yang


ahli di bidang Mikrobiologi (1 orang), Analis Keseahtan (1 orang) dan Perawat
Kesehatan (1 orang)

Laboratorium Klinik Khusus Patologi Anatomi :

Penanggung Jawab : Dokter spesialis Patologi Anatomi (1 orang)

Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Biologi (1 orang) dapat dirangkap oleh


Dokter Spesialis Patologi Anatomi/Penanggung jawab teknis, dan tenaga teknis yang
terlatih di bidang Laboratorium Patologi Anatomi.

Sekarang apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh laboratorium-laboratorium


tersebut, dibawah ini kemampuan minimal yang di persyaratkan untuk laboratorium yang
berdasarkan kepada alat yang di gunakan sekaligus kemungkinan pencemaran/ limbah yang
di akibatkannya. Ukuaran ini tentu saja dapat di lengkapi dengan kegiatan serta volume
pemeriksaan laboratorium tersebut.
Laboratorium Klinik Umum :

Hematologi

Hemostasis

Urinalisa

Tinja

Kimia Klinik

Immunologi

Mikrobiologi

Laboratorium Kesehatan Masyarakat :

Kimia Lingkungan

Pemeriksaan Jasaboga

Laboratorium Khusus Mikrobiologi :

Mikrobiologi Klinik

Laboratorium Klinik Khusus Patologi Anatomi :

Histopatologi

Sitopatologi

Histokimia

Imminopatologi

Patologi Molekuler

Berbicara kesehatan, maka setiap laboratorium harus mempunyai sarana pengolahan limbah
masing-masing dan kebutuhannya disesuaikan dengan laboratoriumnya. Karena pada
umumnya limbah laboratorium kesehatan tidak terlalu banyak karena itu limbah laboratorium
di lakukan secara sederhana saja, misalnya :

Limbah non-klinik : dibakar/ditimbun

Limbah Klinik padat : dibakar/ditimbun

Limbah Klinik cair : di endapkan dengan pembubuhan desinfektan dan kaporit.

Limbah dapat diartikan sebagai materi yang dihasilkan dari proses suatu kegiatan, yang tidak
memberikan aspek ekonomi dan harus dibuang. sehingga untuk penambahan serta penjelasan
penanganan dan pengolahan suatu limbah pada laboratorium kesehatan, di bawah ini tempat
yang harus dibuat oleh setiap laboratorium untuk suatu limbah padat maupun cair dimana
kebutuhan tergantung suatu laboratorium, meliputi :
1. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah cair.

Terbuat dari tembok, dibangun terpisah/terisolir.

Ukuran tergantung dari keperluan, disesuaikan dengan volume limbah cair yang
dihasilkan oleh laboratorium tersebut dalam sehari, seminggu atau sebulan.

Bak penampung bisa lebih dari satu buah. Kesemuanya harus tertutup.

Cairan yang telah jernih (dengan system pengendapan dan pembubuhan desinfektan)
dapat dialirkan ke perairan umum.

2. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah padat

Terbuat dari tembok (permanen) atau drum (non-permanen).

Harus memiliki alat penutup, untuk menghindari pemindahan bibit penyakit oleh lalat.

Penyediaan bak atau drum bisa lebih dari satu buah tergantung dari volume limbah
padat yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut, dalam sehari, seminggu atau
sebulan. Begitu juga ukuran bak disesuaikan dengan keperluan.

Pembakaran limbah bisa dilakukan. Kalo bisa, diusahakan limbah yang dihasilkan
perhari langsung dibakar hari itu juga jangan dibiarkan sampai terlalu banyak
tertimbun.

Pisahkan penampungan limbah medic padat dengan limbah non medic padat.

Penanganan limbah padat ini bisa juga dengan cara di timbun, namun pada umumnya
ini dihindari karena bisa mengundang masalah baru di kemudian hari.

Limbah medic padat jangan dibuang bahkan diharamkan dibuang ke tempat


pembuangan sampah umum, karena hal demikian sama dengan memindahkan bibit
penyakit.

Nah, supaya tubuh kita tetap terjaga kesehatannya berarti kita harus melakukan pemeriksaan
laboratorium (cek up) secara rutin sesuai pada tempatnya. Jika kita termasuk orang yang
senang dengan kegiatan laboratorium harus di waspadai tentang penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja, apa-an tuh?
Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang timbul sewaktu atau setelah bekerja bisa juga di
artikan sebagai penyakit yang diakibatkan lingkungan kerja, dimana lingkungan kerja itu
situasi dan kindisinya tidak memadai.
Ada faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat menjadi penyebab bagi timbulnya penyakit
akibat kerja, yaitu meliputi factor fisik, factor kimia, factor biologi, factor fisiologik dan
factor psikologik.
Jadi, jika kita akan melakukan pemeriksaan klinik, ya anda harus tau bagaimana laboratorium
klinik tersebut. Lain lagi jika laboratorim untuk menguji mutu makanan dan minuman.
Demikain catatan ringkas ini saya sajikan mudah-mudahan saja dapat menambah wawasan
tentang laboratorium kesehatan.
Karena jika kita sakit maka yang memeriksa kita adalah analis kesehatan dari laboratorium
klinik tersebut, dimulai dari pengambilan sampel dan pemeriksaannya.

Você também pode gostar