Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DENSIFICATION
YOSUA HERU IRAWAN (372496)
DENSIFICATION
Densification adalah proses pemadatan dari
residu menjadi sebuah produk yang memiliki
density yang lebih tinggi dibandingkan dengan
raw materialnya.
Densification memanfaatkan agricultural &
forestry residues (misal : sekam padi, limbah
kayu, dll)
kerugian
TEKNIK DENSIFICATION
Berdasarkan operating conditionnya,
densification dibedakan menjadi 2 kategori
yaitu:
1. hot & high pressure densification
2. cold & low pressure densification
2. pressure
Temperature adalah
parameter yang sangat
berpengaruh pada proses
densifikasi.
Compression strength pada
proses densifikasi tergantung
pada temperatur (maksimum
strength terdapat pada
temperatur 220o c)
Semakin tinggi density produk
maka semakin tinggi
temperatur yang diperlukan
3. Moisture content
Moisture mengakibatkan
terjadinya internal heat transfer
selama proses densifikasi.
moisture terlalu rendah maka
akan mengakibatkan heat
transfer tidak merata.
Moisture terlalu tinggi maka
akan mengakibatkan
pembentukan uap yang berlebih
Kandungan moisture yang ideal
10 20 %
4. Particle size
2. Size reduction
2. torrefaction
3. Additives
Penambahan additive pada raw
material bertujuan untuk
memperkuat binding effect
supaya material mudah
dipadatkan.
Beberapa additive yang dapat
ditambahkan : polyethylene,
petrolium vacum residu, pine tar
binder, dll.
Berdasarkan penelitian
penambahan 2 -5 % polyethylene
menunjukan peningkatan
calorific value
2. Binderless densification
Binderless densification
dilakukan dengan cara
fermented biomass.
2 jenis binderless densification
adalah
Wet brequetting
Dry brequetting
1. Wet briquetting
Wet brequetting terdiri dari 2 step:
1. ekstrusi fermentasi material
untuk menghasilkan briquett
yang halus dengan moisture
yang tinggi
2. mengeringkan briquett yang
halus tersebut
Dibutuhkan energi yang kecil
untuk proses ekstrusi fermentasi
material
Briquett yang dihasilkan dari
proses ekstrusi mengandung
moisture 60%
2. Dry briquetting