Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pengertian
B. Etiologi
Penyakit pedikulosis disebabkan
oleh parasit Pediculus yang biasa
kita kenal dengan kutu. Kutu hampir
tak dapat dilihat, merupakan
serangga tak bersayap yang mudah
menular dari orang ke orang melalui
kontak badan dan karena pemakaian
bersama baju atau barang lainnya.
C. Klasifikasi
Ada 3 jenis kutu yang menyerang manusia, yaitu :
1. Pedikulosis Kapitis
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma
yang disebut Peduculus humanus capitis pada kulit kepala.
Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya (nits) di dekat
kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut
dengan suatu substansi yang liat. Telur akan menetas menjadi
tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai
maturasinya dalam tempo 2 minggu.
2. Pedikulosis Korporis
Pedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus
humanus corporis pada badan. Keadaan ini menghinggapi
orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam lingkungan
yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya.
3Pedikulosis Pubis
Pedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus
pubis( crab louser; kutu kemaluan ) sangat sering dijumpai.
Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah genital dan
terutama ditularkan lewat hubungan seks.
D. Pengobatan
Permethrin merupakan pengobatan kutu yang
paling aman, paling efektif dan paling nyaman.
Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen
atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi
tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena
bisa menimbulkan komplikasi neurologis.
Kadang digunakan piretrin. Ketiga obat tersebut
bisa menimbulkan iritasi. 10 hari setelah
pemakaian, ketiga obat tersebut harus
dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang
baru menetas. Infestasi pada alis atau bulu
mata sulit untuk diobati, kutu biasanya diambil
dengan menggunakan tang khusus. Jeli minyak
polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di
bulu mata.
Skabies
1. Pengertian
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh investasi dan sensitisasi (kepekaan)
terhadap Sarcoptes scabiei var. huminis dan
produknya (Adhi Djuanda. 2007: 119-120).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh tungau (mite) yang mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia
atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah
Sarcoptes scabiei (Isa Ma'rufi, Soedjajadi K,
Hari B N, 2005,http: //journal.unair.ac.id,
diakses tanggal 30 September 2008).
2.Etiologi
Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman
sarcoptes scabei. Secara morfologik sarcoptes
scabei merupakan tungau kecil berbentuk oval
punggungnya cembung dan bagian perutnya
rata berwarna putih kotor dan tidak memiliki
mata. Sarcoptes betina yang berada di lapisan
kulit stratum corneum dan lucidum membuat
terowongan ke dalam lapisan kulit.
Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina
bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut
menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda.
Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina
dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan
kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.
3. Klasifikasi
Klasifikasi scabies antara lain :
1) Scabies pada orang bersih, yaitu ditandai dengan
lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya
sehingga jarang dijumpai.
2) Scabies nodular, yaitu lesi berupa nodus cokelat
kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah
tertutup, terutama pada genetalia laki-laki. Nodus ini
timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau
scabies.
3) Scabies yang ditularkan melalui hewan,yaitu sumber
utamanya adalah anjing, kelainan ini berbeda dengan
scabies manusia karena tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genetalia eksterna. Lesi biasanya
terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan
binatang kesayangannya. Kelainan ini hanya bersifat
sementara karena kutu binatang tidak dapat melanjutkan
siklus hidupnya pada manusia.
Next,,,
4) Scabies pada bayi dan anak, yaitu lesi scabies pada
anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan dan kaki, dan sering terjadi
infeksi sekunder impetigo sehingga terowomgan jarang
ditemukan.
5) Scabies terbaring ditempat tidur, yaitu kelainan yang
sering menyerang penderita penyakit kronis dan pada
orang yang lanjut usia yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur terus. Sehingga orang itu dapat menderita
scabies dengan lesi yang terbatas.
6) Scabies Norwegia atau scabies krustosa, ini ditandai
oleh lesi yang luas dengan krusta,skuama generaisata
dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predleksi biasanya
kulit kepala yang berambut, telinga, bokong,siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang disertai distrofi kuku,
namun rasa gatal tidak terlalu menonjol tetapi sangat
menular karena jumlah tungau yang menginfeksi sangat
banyak (ribuan).
5.Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya
dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi
kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul
pada pergelangan tangan.
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap secret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel,
dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau.
Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal adalah efektif
terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau
atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah
diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat topical :
1) Belerang endap (sulfur
presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau
krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur
presipitatum 5% dalam minyak sangat aman
dan efektif
Askep teori
PENGKAJIAN
Biodata (identitas pasien dan penanggung jawab).
Keluhan Utama
Rasa gatal terutama pada malam hari.
Tonjolan kulit (lesi) berwarna putih keabu-abuan sepanjang
sekitar 1 cm.
Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.
Tindakan keperawatan Dx 1
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.
1. Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat
lokasinya.
2. Berikan perawatan kulit sesering mungkin.
3. kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic.
Rasional
1. Mengetahui dimana letak nyeri yang dirasakan klien
dan seberapa besar tingkat nyeri yang dirasakannya.
2. Agar tidak terjadi lesi atau luka pada daerah kulit
yang di serang oleh kuman.
3. Membantu mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien.
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR