Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKRAYU
Nuralisa Safitri1, M Zulkarnain2, dan Mariatul Fadilah3
1.
Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Jl. dr. Muh. Ali KomplekRSMH Palembang, Madang, Sekip,Palembang, 30126, Indonesia
Email: akulisa@hotmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Indonesia memiliki program Millenium Development Goals tahun 2015 dan target 5A dari
program tersebut adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (2002-2003) Angka Kematian Ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, (2007) Angka Kematian Ibu
adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan melonjak data terakhir pada (2012) Angka Kematian Ibu adalah
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Di provinsi Sumatera Selatan, berdasarkan laporan Indicator Database 2005
UNFPA 6th Country Programme angka kematian ibu adalah 467 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di kota
Palembang sendiri adalah 317 per 100.000 kelahiran hidup (DinKes Sumsel, 2011). Dari data profil kesehatan provinsi
Sumatera Selatan didapatkan cakupan indikator pelayanan KIA dari tahun 2009 sampai tahun 2012 mengalami
kenaikan. Untuk cakupan K1 dari tahun 2009 sebesar 94,42%, tahun 2010 sebesar 95, tahun 2011 sebesar 95,4% dan
tahun 2012 sebesar 95,7%, hal ini menggambarkan bakwa akses ibu sudah baik, artinya dari semua ibu hamil yang ada
sekitar 95% sudah terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Untuk cakupan K4 dari tahun ke tahun juga meningkat, artinya
dari semua ibu hamil yang ada 88% sudah lengkap dalam memeriksakan kehamilannya. Kuantitas yang sudah mencapai
target tersebut harusnya sebanding lurus dengan mutu atau kualitas, dalam hal ini adalah mutu pelayanan asuhan
antenatal yang diberikan. Puskesmas Makrayu merupakan salah satu dari enam puskesmas di kota Palembang yang
mendapatkan sertifikasi ISO, sehingga diharapkan puskesmas Makrayu dapat menjadi panutan bagi puskesmas lain
dalam memberikan pelayanan asuhan antenatal. Dengan demikian, mutu dalam pelaksanaan rutin asuhan antenatal yang
diberikan di Puskesmas Makrayu seharusnya sudah sesuai dengan dengan standar pelayanan yang ada. Untuk
mengetahui apakah mutu asuhan antenatal yang diberikan sudah sesuai dengan dengan standar pelayanan yang ada,
maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Mutu Pelayanan Asuhan Antenatal di
Puskesmas Makrayu.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan selama penelitian ini adalah wawancara mendalam.
Hasil Penelitian: Deskripsi karakteristik informan dapat diketahui bahwa informan berusia antara 25 tahun sampai 55
tahun. Berdasarkan pendidikan diketahui bahwa informan dengan pendidikan Diploma III sebanyak 3 orang dan Strata
II sebanyak 1 orang. Kompetensi teknis bidan dilihat dari pelatihan pelayanan antenatal dan pengetahuan bidan tentang
standar pelayanan antenatal, didapatkan hanya 1 informan yang sudah mengikuti pelatihan dengan jangka waktu yang
sudah berlangsung lama tetapi seluruh informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaatnya. Hasil
observasi sarana komponen peralatan kesehatan, didapatkan skor 100%, sarana penunjang manajemen 58,8%, prasarana
96%, hasil anamnesis 46,3%, pemeriksaan 100%. pemberian KIE 33,8%.
Saran: Untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang agar membuat suatu ukuran baku tentang penillaian mutu pelaksanaan
pelayanan antenatal di Puskesmas, membuat tim monitoring dan evaluasi untuk memantau pelaksanaan pelayanan
antenatal, memberikan pelatihan pelayanan antenatal rutin dan melengkapi sarana dan prasarana. Untuk Puskesmas
Makrayu adalah mengevaluasi tentang manajemen waktu pelayanan dengan mempertimbangkan waktu pelayanan
antenatal tidak difokuskan pada 1 (satu) hari.
Kata kunci: AKI, analisis mutu, pelayanan, asuhan antenatal
Pendahuluan
Program kesehatan ibu dan anak merupakan
salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan
Indonesia untuk menurunkan kematian dan kejadian
sakit di kalangan ibu, bayi dan anak. Dewasa ini angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan
1.
2.
3.
4.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data yang digunakan selama
penelitian ini adalah wawancara mendalam dan
observasi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Makrayu pada bulan Maret 2015. Teknik pengambilan
sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
purposive sampling. Purposive sampling digunakan
untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan
penelitian, peneliti membutuhkan Key Informant yang
sesuai dengan fokus penelitian
Informant penelitian ini antara lain :
Key Informant 1: Bidan Koordinator di Poli KIA di
Puskesmas Makrayu.
Key Informant 2: Bidan Pelaksana di Poli KIA di
Puskesmas Makrayu.
Key Informant 3: Bidan Pelaksana di Poli KIA di
Puskesmas Makrayu.
Informan Triangulasi : Kepala Puskesmas Makrayu
Key Informant dipilih sebagai sampel karena
mereka yang secara langsung merasakan dan
melaksanakan pelayanan kesehatan sehingga mereka
dapat memberikan secara langsung informasi tentang
situasi dan kondisi pelayanan kesehatan dengan cakupan
pelayanan asuhan antenatal Puskesmas Makrayu. Jika
selama pengumpulan data, tidak lagi ditemukan
informasi baru, maka pengumpulan data sudah dianggap
selesai. Tetapi, jika data dari pemberi informasi masih
kurang maka Key Informant akan ditambah.Teknik
penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan
wawancara mendalam.
Hasil Penelitian
1.
Tabel 1. Karakteristik Informan Wawanacara Mendalam penelitian Analisis Mutu Kualitas Pelayanan Asuhan
Antenatal di Puskesmas Makrayu
No
1.
Nama
I.01
Umur
52
Pendidikan
D3
2.
3.
4.
I.02
I.03
IT.01
27
25
58
D3
D3
S2
Jabatan
Bidan
koordinator
Bidan pelaksana
Bidan Pelaksana
Kepala
Masa Kerja
15 Tahun
Ket
-
3 Tahun
3 Tahun
6 Tahun
Informan
Puskesmas
Deskripsi karakteristik informan dapat diketahui bahwa
informan berusia antara 25 tahun sampai 55 tahun.
Berdasarkan pendidikan diketahui bahwa informan
dengan pendidikan Diploma III sebanyak 3 orang dan
Strata II sebanyak 1 orang.
2. Hasil Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
2.1. Kompetensi Teknis Bidan dalam Pelaksanaan
Pelayanan Antenatal
Kompetensi
teknis
menyangkut
pengetahuan
keterampilan, kemampuan, dan kinerja pemberi layanan
kesehatan.
2.2. Pelatihan tentang Pelayanan Antenatal
Berikut dibawah ini adalah hasil wawancara mendalam
dengan informan terkait tentang pelatihan pelayanan
antenatal.
Key Informant 1:
Pernah ado, sekitar tahun 2012 men dak salah, yang
ngasih pelatihan dari Dinkes Kota Palembang tulah
Key Informant 2:
Harusnya sih ado, tapi yang melok tu bidan koor bae,
nah agek bidan koor itu yang ngenjuk tau ke kami apo
apo hasilnyo, kalau aku dewek belom pernah melok
Key Informant 3:
Ado ye pelatihan pelatihan antenatal tu? Ado sih tapi
caknyo aku dak pernah melok, bidan koor yang melok
itu tu
Informan Triangulasi:
Pelatihan tu ada kok, 3 bulan sekali, dari Dinkes yang
nentuin tempatnya dimana, bidan yang ikut gantigantian
2.3. Pengetahuan Informan tentang Standar
Pelayanan Antenatal.
Berikut dibawah ini adalah hasil wawancara mendalam
dengan informan terkait tentang Standar Pelayanan
Antenatal.
Key Informant 1:
Standar tu aturan-aturan samo batasan dalam kito
ngelakuke pelayanan antenatal yang sudah ditetapke,
dibuat biar pelayanannyo terarah dan lebih jelas
Key
Triangulasi
Informant 2:
Standar tu yolah pedoman, aturan, batasan yang jelas
biar ado patokan waktu ngasih pelayanan, jadi jelas
apo yang nak digawei dan harus cakmanonyo
Key Informant 3:
Standar tu yang cak 10T itukan? Yo maksudnyo itu
biar kito ado pegangan dalam kito ngasih pelayanan
Informan Triangulasi:
Standar tu yang cak 10T itukan? Yo maksudnyo itu
biar kito ado pegangan dalam kito ngasih pelayanan
2.4. Pengetahuan Informan tentang Komponen
Pemeriksaan Sesuai Standar Pelayanan Antenatal
Berikut dibawah ini adalah hasil wawancara mendalam
dengan
informan
terkait
tentang
Komponen
Pemeriksaan Sesuai Standar Pelayanan Antenatal:
Key Informant 1:
10T. Itu kito memeriksa berat badannyo, TD, LILA,
DJJ, tinggi fundus uteri, presentasi janin, imunisasi TT,
tablet tambah darah, periksa labor, tatalaksana, samo
ngasih edukasi
Key Informant 2:
Galo-galo. Mulai dari tekanan darah, LILA, berat
badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, terus
imunisasi TT, merikso HB samo gol darah kalo belom
tau, atau protein kalo ado indikasi
Key Informant 3:
Tekanan darah, berat badan, LILA, tinggi fundus
uteri, presentasi janin, DJJ, imunisasi TT, merikso
labor, edukasi jugo
Informan Triangulasi:
Kalau pendidikan sekarang 14T, namun dari dinkes
masih penerapannya 10T ditambah edukasi soalnya itu
tidak ada di 10T, semua bidan pelaksana antenatal
pasti sudah tahu
2.5. Sarana dan Prasarana yang Menunjang
Pelayanan Antenatal
Berikut dibawah ini adalah hasil wawancara mendalam
dengan informan terkait tentang sarana dan prasarana
yang menunjang pelayanan antenatal:
Key Informant 1:
Key Informant 2:
Pelayanan kitokan difokusi ke hari senin bae kareno
biar vaksinnyo sekalian, jadi pasien hari senin tu
banyak, kadang kelabakan jugolah, meskipun masih
pacak bae sih bejalan.
Key Informant 3:
Katek sih, cuman kadang pasiennyo be ado yang dak
kontrol lagi padahal la diingeti, terus jugo galak lupo
bawa buku KIA. Pasien kalo senin galak rame nian tapi
dapapo sih kan besok-besoknyo jadi dak pulok rame.
Informan Triangulasi:
Tidak ada kendala berarti mengingat cakupan K1 dan
K4 tercapai namun ada pasien yang tidak control
kembali, jadi kalau diperlukan ada home visit, kalau
dari sarana prasarana dan hal lain saya rasa sudah
cukup, kalau waktu difokuskan ke satu hari itu karena
memang untuk vaksin TTnya, tapi bidan pelaksana jauh
lebih senang seharusnya.
Tabel 2. Gambaran Sarana di Puskesmas Makrayu dalam Menunjang Pelaksanaan Pelayanan Antenatal.
Kriteria
1. Peralatan
Dasar
2. Alat
pemeriksaan
laboraturiu
m
Cara Verifikasi
1. Spygnomanometer (tensi
meter)
2. Termometer
3. Stetoskop
4. Doppler
5. Reflek hammer
6. Timbangan dewasa
7. Pengukur tinggi badan
1. Hb meter
2. Alat periksa urine (protein +
reduksi)
Hasil
Keterangan
Terdapat dua tensi meter di ruang pemeriksaan,
namun satu tensimeter tidak berfungsi
Perlu dievaluasi
-
100%
Kriteria
1. Tersedia prosedur tetap tertulis
Cara Verifikasi
1. Penanganan shock anafilatik di ruang
KIA
2. Tanda bahaya kehamilan
3. Pencegahan infeksi
4. SOP ANC
1. Buku Standar Pelayanan Kebidanan
2. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Jumlah
Ket
58,8%
Kriteria
1. Tempat praktek
memadai
2. Tersedianya area
Cara Verifikasi
1. Gedung terbuat dari tembok
2. Lantai dari ubin atau plester
1. Ada tempat penerimaan dan pendaftaran
Hasil
Keterangan
-
tempat pendaftaran
3. Tersedianya area
tempat tunggu
4. Tersedia kamar
kecil yang berfungsi
5. Tersedia tempat
pelayanan yang
memadai
6. Tersedianya tempat
penyimpanan obat
dan alat medis
pasien
2. Ada ventilasi udara yang cukup
3. Pencahayaan yang cukup
1. Tersedia tempat tunggu bagi pasien
Tidak pernah
digunakan
96%
Jumlah
Pelayanan ANC
1. Identitas Ibu
2. Keluhan ibu datang
Bidan 1
3
4
Bidan 2
3
4
A
N
A
M
N
E
S
I
S
3. Menanyakan tanda-tanda
penting yang terkait dengan
kehamilan
4. Riwayat kehamilan
sekarang
5. Riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya
6. Riwayat penyakit yang
diderita ibu
7. Menanyakan status
imunisasi TT
8. Menanyakan jumlah
tablet Fe yang dikonsumsi
9. Menanyakan riwayat
obat yang dikonsumsi
10. Menanyakan pola
makan ibu selama hamil
11. Menanyakan kesiapan
menghadapi persalinan dan
menyikapi kemungkinan
terjadinya komplikasi
Jumlah
63,
6
63,
6
54,
5
36,3
36,3
63,6
54,
5
36,3
36,
3
36,
3
Rata-rata
P
E
M
E
R
I
K
S
A
A
A
N
46,3%
1. Tekanan darah
2. Timbang berat badan
100
100
1. Hasil pemeriksaan
2. Peran suami/keluarga
dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan
100
100
100
100
100
100
100
100
100%
K
I
E
3. PHBS
4. Asupan gizi seimbang
5. Persiapan persalinan oleh
nakes
6. Kapan kembali untuk
periksa ulang
7. Anjuran untuk kesehatan
ibu
8. Pentingnya imunisasi
9. Inisiasi Menyusui Dini
dan pemberian ASI
Esklusif
10. KB paska persalinan
11. Peningkatan kesehatan
intelegensia pada
kehamilan (Brain booster)
12. Persiapaan persalinan
dan kesiagaan dalam
menghadapi komplikasi
13. Gejala penyakit
menular dan tidak menular
Jumlah
30,
7
30,
7
53,
8
38,5
38,5
30,7
30,
7
23,1
46,
2
15,
4
Rata-rata
PEMBAHASAN
1.
33,8%
karena makin tinggi pendidikan seseorang makin besar
keinginannya untuk memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam pelaksanaan tugasnya. Dalam
hal lama kerja dapat disimpulkan bahwa bahwa
pengalaman yang dimiliki oleh informan dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan dalam memberikan
pelayanan sudah cukup banyak. Menurut hasil
penelitian Marfungah (2013) tentang Hubungan Antara
Lama Kerja Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan
Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Surakarta didapatkan
adanya hubungan yang signifikan antara lama kerja
dengan kinerja bidan di wilayah Surakarta dengan p=
0,000.
2. Kompetensi Teknis Bidan dalam Pelaksanaan
Pelayanan Antenatal
Seorang bidan harus memiliki kompetensi teknis
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan
dan penampilan yang baik dalam melaksanakan
kesehatan (Zulvadi, 2010).
1. Pelatihan tentang pelayanan antenatal
Pelatihan adalah satu bentuk proses
pendidikan, melalui pelatihan sasaran belajar
akan memperoleh pengalaman yang akhirnya
akan menimbulkan perilaku kepada mereka
(Notoatmodjo, 1988). Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Mariana (2004) bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pelatihan
yang diperoleh dengan kualitas pelayanan
Puskesmas
48,52%
59,38%
45,00%
19,69%
52,50%
73,13%
(Sumber:Riskesdas 2010)
KESIMPULAN
1.
2.
3.
SARAN
1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang
a. Membuat suatu ukuran baku tentang mutu
pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas
sehingga mutu pelayanan antenatal dapat dinilai
dengan parameter yang lebih konkrit sehingga
diharapkan dapat menekan angka morbiditas
dan mortalitas ibu.
b. Dinas Kesehatan membentuk tim monitoring
dan evaluasi untuk memantau pelaksanaan dan
penerapan pelayanan antenatal di Puskesmas.
c. Memberikan pelatihan pelayanan antenatal
dengan standar yang terbaru.
d. Melengkapi sarana dan prasarana yang ada di
Puskesmas untuk mendukung pelayanan.
2. Untuk Puskesmas
a. Mengevaluasi tentang manajemen waktu
pelayanan antenatal dengan tidak memadatkan
waktu pelayanan pada 1 hari. Dengan
penambahan hari pelayanan, diharapkan waktu
menjadi lebih efisien guna didapatkan pelayanan
yang lebih maksimal.
b. Memantau penerapan SOP pelayanan antenatal.
c. Melengkapi sarana dan prasana untuk
menunjang proses pelayanan antenatal.
d. Sarana dan prasarana penunjang yang telah
tersedia dilakukan perawatan dan pemeliharaan
dengan baik.
3. Untuk Bidan Puskesmas
a.
DAFTAR ACUAN
Al-Assaf, A. F, (2009). Mutu Pelayanan Kesehatan
(Prespektif Internasional). Jakarta: EGC.
Amirudin, Ridwan. (2007). Pendekatan Mutu dan
Kepuasan
Pelanggan
dalam
pelayanan
Kesehatan. Makassar: Unhas.
Azwar,A. (1990). Program Menjaga Mutu Pelayanan
Kesehatan. Yayasan Penerbit IDI, Jakarta.
Crosby, Phillip B. 1980. Quality is Free : The Art of
Making Quality Certain. New. York : Mac Graw
Hill Book.
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. (2011) Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Laporan
Perkembangan
Pencapaian
Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia.
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategis
Departemen Kesehatan Tahun 2005 2009.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI (2011). Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2010. Balai Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Standar Pelayanan
Kebidanan. Dirjen Binkesmas. Jakarta.
Elvira, K. (2012). Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam
Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas
Singkawang Tengah Kota Singkawang Tahun
2012. Skripsi. Universitas Indonesa.
Hasmoko, Emanuel . (2008). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi
kinerja
klinis
perawat
berdasarkan penerapan system pengembangan
manajemen kinerja klinis (SPMKK) di ruang
rawat inap rumah sakit panti wilasa citarum
semarang. Tesis. Universitas Dipenogoro.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta.
Kunwahyuningsih Asih. (2008). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap
standar pelayanan antenatal di kabupaten
Magelang. Tesis Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Lily Yulaikhah. (2009). Seri Asuhan Kebidanan
kehamilan. Jakarta: EGC.