Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh:
Andi Amalia Nefyanti (1410029033)
Pembimbing:
dr. Diane M. Supit, Sp. A
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia adalah proliferasi 1 jenis atau lebih sel hematopoetik secara
berlebihan,ganas, sering disertai kelainan bentuk leukosit abnormal dan dapat
disertai anemia, trombositopenia dan berakhir dengan kematian (Wirawan,
2002). Faktor predisposisi leukemia belum dapat diidentifikasi secara pasti,
tetapi terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi yaitu
genetik, sinar radioaktif dan infeksi virus.
Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi leukemia akut dan
kronik. Leukemia akut dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) sedangkan
leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfositik Kronik
(LLK) dan Leukemia Mielositik Kronik(LMK) (Mansyur, 2001).
Leukemia limfoblastik akut merupakan jenis leukemia yang paling sering
didapatkan pada anak usia 1-5 tahun dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun
(80%) sedangkan pada dewasa hanya 20%. Insidensi leukemia limfoblastik
akut juga berhubungan dengan jenis kelamin dan ras.
1.2
Tujuan
BAB II
Tutorial Kasus
Identitas pasien
-
Nama
: An. AR
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 12 tahun
Alamat
Anak ke
:1
MRS
: 23 Maret 2015
Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 37 tahun
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
: SD
Ayah perkawinan ke
:1
Status perkawinan
: Duda / Cerai
Riwayat kesehatan
Nama Ibu
: Ny. TD
Umur
: 37 tahun
Alamat
: Blitar
Pekerjaan
: Tidak tau
Pendidikan Terakhir
: SD
Ibu perkawinan ke
:1
Status perkawinan
: Janda / Cerai
Riwayat kesehatan
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 7 Maret 2015 dengan
ayah kandung pasien.
Keluhan Utama :
Nyeri kaki kiri dan tangan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengalami nyeri pada kaki kiri dan tangan kiri sejak pagi hari
sebelum dibawa berobat ke rumah sakit. Orang tua pasien menyadari hal tersebut
saat melihat gaya berjalan pasien yang sedikit pincang. Sebelumnya pasien
mengalami demam tinggi terus menerus sejak 2 hari SMRS. Ayah pasien mengaku
telah memberikan paracetamol namun demam hanya turun sebentar tidak lama
kemudian demam naik lagi. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan nafsu
makan sejak mengalami demam tinggi dan terlihat sangat pucat. Oleh karena itu
ayah pasien membawa pasien untuk berobat ke poli anak RSUD AWS. Pada saat
pasien berjalan memasuki ruangan dokter, tiba-tiba pasien merasakan nyeri yang
hebat di kaki kirinya, sehingga pasien tidak bisa berjalan dan harus digendong
untuk masuk ke ruangan dokter. Kemudian dokter spesialis anak yang memeriksa
memutuskan untuk merawat inap pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien telah di diagnosa menderita ALL-L1 sejak tahun 2013. Pasien telah
menjalani kemoterapi rutin saat ini pada tahap maintenance. Awalnya pada tahun
2013 pasien masuk ke rumah sakit dengan keluhan demam dan saat dilakukan
pemeriksaan darah didapatkan nilai trombosit yang rendah sehingga pasien di
diagnosa dokter dengan demam berdarah. Setelah membaik pasien keluar dari
rumah sakit. Namun selama dirumah, pasien mengalami penurunan nafsu makan,
berat badannya menurun, malas beraktifitas dan sering demam hingga menggigil.
Lalu pasien berobat ke puskesmas dan diberikan obat jalan. Selama meminum
obat dari puskesmas, pasien mengalami perbaikan namun saat obatnya habis
keluhan-keluhan pasien muncul lagi, sehingga pasien dibawa ke puskesmas lagi
dan di puskesmas di lakukan pemeriksaan darah lengkap. Setelah hasilnya keluar,
pasien di rujuk ke RSUD AWS Samarinda. Pasien dirawat inap dan dilakukan
pemeriksaan darah dan BMP. Setelah hasilnya keluar, pasien didiagnosa dokter
dengan ALL-L1 dan sejak saat itu pasien rutin menjalani kemoterapi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Kakek pasien menderita penyakit darah atau kanker sel darah.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak :
Berat badan lahir
: 2600 gram
: 49 cm
: 33 kg
: 130 cm
Gigi keluar
: lupa
Tersenyum
: lupa
Miring
: lupa
Tengkurap
: lupa
Duduk
: lupa
Merangkak
: lupa
Berdiri
: lupa
Berjalan
: 12 bulan
: lupa
Susu sapi
Bubur susu
Tim saring
:-
Buah
Pemeliharaan Prenatal
Periksa di
: Puskesmas
Penyakit Kehamilan
:-
: Vitamin
Riwayat Kelahiran :
Lahir di
: Rumah
: Dukun bayi
: 9 bulan
Jenis partus
Pemeliharaan postnatal :
Periksa di
: Puskesmas
Keadaan anak
: Sehat
Keluarga berencana
: Tidak
IMUNISASI
Imunisasi
BCG
Polio
Campak
DPT
Hepatitis B
I
+
+
+
+
+
II
////////
+
+
+
Booster II
///////
///////
-
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 7 Maret 2015
Kesan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: E4V5M6
Tanda Vital
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Temperatur
Antropometri
Berat badan
: 33 kg
Tinggi badan
: 130 cm
Kepala
Rambut
: Hitam
Mata
Mulut
Leher
Pembesaran Kelenjar : Pembesaran KGB submandibular (-/-)
Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
: Tampak datar
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Ekstremitas
: Akral hangat (+), pitting oedem (-), capillary refill test <
2 detik, sianosis (-), pembesaran KGB aksiler (-/-),
pembesaran KGB inguinal (-/-), Terdapat peradangan
pada regio brachii dextra 1/3 distal. Tampak oedem,
teraba hangat dan didapatkan nyeri tekan.
Pemeriksaan Penunjang
24/3
27/3
29/3
30/
1/4
2/4
6/4
Nilai normal
WBC
Hb
2.210
7,5
1.090
8,8
0,9
7,4
3
0,95
7,2
0,990
8,2
1.050
7,9
0,710
7,0
4.800-10.800 /uL
11,3-14,1 gr/dl
MCV
MCH
MCH
79,3
28,2
35,5
79,6
28,5
35,8
78,2
27,5
35,2
81,6
28,2
34,6
81,5
29,2
35,8
81,6
29
35,6
107,2
27,9
26
80-100
27-34
32-36
C
HCT
PLT
21,1
39.000
24,6
16.000
21
7.000
20,8
8.000
22,9
15.000
22,2
16.000
26,9
9.000
33-41 %
150.000-450.000
URIN LENGKAP
Bj
Hb
Warna
Kejernihan
PH
Sel Epitel
Leukosit
Eritrosit
Kristal
Bakteri
27/3
1014
+3
Kuning
Jernih
+6,5
+
0-1
20-30
Ca Oxalate +2
+
KDL
SGOT
SGPT
Ur
Cr
Na
23/3
38
44
36,5
0,7
129
7/4
1005
+3
Kuning
Agak keruh
+6,5
+
2-4
10-20
Ca Oxalate +2
-
27/3
42
37
21
0,7
134
8
K
Cl
IgG Anti
4,2
99
4,2
100
-
Dengue
IgM Anti
Dengue
Tubex Test
E skala 2
: LLA L1
Diagnosis Lain
Penatalaksanaan
D51/2 ns 21 tpm
Pct tab 3x500mg
Sucralfat syr 3xcth2
Inj meropenem 3x450 mg
Entrahid 3x250 ml
Leucogen 0,5cc/hari (7 hari)
Gentamisin zalf s/s kloramfenikol zalf
Inj ranitidine 2x40 mg
Rawat luka : kompres Nacl
Betadine Kumur 2x1
Prognosis : Dubia
Follow Up
6/4
+ selulitis
P :D51/2 ns 8 tpm
Nyeri tekan
Gentamisin
zalf
s/s
kloramfenikol zalf
Inj ranitidine 2x40 mg
Rawat luka : kompres Nacl
Transfusi TC 4 unit
S : Sakit dan bengkak di lengan kiri A: ALL + febrile neutropenia
7/4
+ selulitis
10
P: D51/2 ns 21 tpm
edema (-)
Entrahid 3x250 ml
Gentamisin
zalf
s/s
kloramfenikol zalf
Inj ranitidine 2x40 mg
Rawat luka : kompres Nacl
9/4
+ selulitis
bengkak (+)
O : T 38,2 N 94x/mnt, RR 22x/mnt
P: D51/2 ns 21 tpm
Pct tab 3x500mg
zalf
s/s
kloramfenikol zalf
Inj ranitidine 2x40 mg
Rawat luka : kompres Nacl
Betadine Kumur 2x1
-
11
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang
sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum
tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel
darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan
platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah)
(IDAI,2010)
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,
Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Leukemia menurut
jenisnya dapat dibagi menjadi leukemia akut dan kronik. Leukemia akut dapat
dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia
Mieloblastik Akut (LMA) sedangkan leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) dan Leukemia Mielositik Kronik(LMK)
(Nguyen,2003)
B. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh, yaitu
berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah
putih berkisar dari 4.000 sampai 10.000/mm3.
Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah
putih digolongkan menjadi 2 yaitu : granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan
agranulosit (leukosit mononuklear) (Lukens,2004).
13
Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula sitoplasma.
Berdasarkan warna granula sitoplasma saat dilakukan pewarnaan terdapat
3 jenis granulosit yaitu neutrofil, eosinofil, dan basofil
Neutrofil
Neutrofil adalah garis pertahanan pertama tubuh
terhadap invasi oleh bakteri, sangat fagositik dan sangat
aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan terinfeksi untuk
menyerang dan menghancurkan bakteri, virus atau agen
penyebab infeksi lainnya.dan sangat aktif. Neutrofil
merupakan leukosit granular yang paling banyak,
mencapai 60% dari jumlah neutrofil merupakan leukosit
granular yang paling banyak, mencapai 60% dari jumlah
sel darah putih. Neutrofil merupakan sel berumur pendek
dengan waktu paruh dalam darah 6-7 jam dan jangka
hidup antara 1-4 hari dalam jaringan ikat.merupakan sel
berumur pendek dengan waktu paruh dalam darah 6-7
jam dan jangka hidup
Eosinofil
Eosinofil merupakan fagositik yang lemah. Jumlahnya
akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit.
Eosinofil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan
besar. Sel granulanya berwarna merah sampai merah
jingga ri dalam jaringan ikat, setelah itu neutrofil mati
sampai di jaringan terinfeksi untuk menyerang dan
menghancurkan bakteri, virus atau agen penyebab
infeksi lainnya
14
Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit
jumlahnya yaitu kurang dari 1% dari jumlah sel darah
putih. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma
yang bentuknya tidak beraturan dan basofil memiliki
fungsi menyerupai sel mast, mengandung histamin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan
heparin untuk membantu mencegah pembekuan darah
intravaskular.
15
L2 : Pada jenis ini limpoblast besar ukuran bervariasi kromatin lebih kasar
dengan satu atau lebih anak inti
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal
sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70
tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki
Leukemia Granulositik
C. Etiologi
17
Faktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali
lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan
leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan
kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital, orang yang memiliki
riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA kemungkinan
3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang
yang tidak menderita leukemia.
Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada
binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah
satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam
darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus
onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia
pada binatang.
Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia. Angka kejadian LLA dan LMA jelas sekali meningkat
setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif
rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih
besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut.
Jenis Kelamin
Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi pada laki-laki dibanding
perempuan, diperkirakan lebih dari 57% kasus baru leukemia pada laki-laki yang
terkena LLA
D.
Patofisologi
Sel ganas ALL merupakan sel precursor lymphoid (limfoblast) yang
mengalami kelainan akibat translokasi kromosom (75%) maupun delesi
kromosom. Salah satu kelainan yang ditemukan yaitu translokasi t(9;22)(q34;q11)
kromosom philadelphia, translokasi t(12;21)(p13;q22), atau pun kelainan pada
18
gen supresor tumor akibat delesi pada p16(INK4A) dan p53. Sel limfoblast akan
menempati sumsum tulang dan menggantikan element normal sumsum tulang,
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi sel darah yang normal. Anemia,
trombositopenia, dan neutropenia terjadi dengan berbagai derajat keparahan.
Limfoblast juga berproliferasi di hepar, lien, dan lymph node (Seiter, 2014).
19
Nyeri tulang dan sendi bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia dan
femur
Kelemahan tungkai kaki dan tangan
Organomegali (splenomegali dan hepatomegali)
F. Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pada
limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimosis, dan perdarahan retina. Pada
penderita LMA ditemukan hipertrofi gusi yang mudah berdarah. Kadang-kadang
ada gangguan penglihatan yang disebabkan adanya perdarahan fundus oculi. Pada
penderita leukemia jenis LLK ditemukan hepatosplenomegali dan limfadenopati.
Anemia, gejala-gejala hipermetabolisme (penurunan berat badan, berkeringat)
menunjukkan penyakitnya sudah berlanjut.
Pemeriksaan penunjang
1. Pada pemeriksaan darah tepi
Penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan
kadang-kadang leukopenia (25%).Pada penderita LMA ditemukan
penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan
limfositosis
lebih
dari
50.000/mm3,sedangkan
pada
penderita
20
G. Penatalaksanaan
Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase
yang digunakan untuk semua orang. Tahap 1 adalah terapi induksi. Tujuan dari
tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian besar sel-sel
leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Terapi induksi kemoterapi biasanya
memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat menghancurkan
banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia. Sitostatika yang
digunakan pada pengobatan induksi terdiri dari prednisone (PRED), vincristine
(VCR), L-Asparaginase (L-Asp), Daunorubicin (DNR), dan methotrexate
( MTX ) intratekal. Tahap 2 adalah konsolidasi dan tahap 3 intenfikasi. Setelah
mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang bertujuan
untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga
timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan
kemudian. Tahap 4 adalah rumatan/maintenance. Pada tahap ini dimaksudkan
untuk mempertahankan masa remisi.
21
22
(Cerebrospinal-meningeal leukemia)
T-cell leukemia
Mixed leukemia (bilineage leukemia)
23
Mempengaruhi
lemak.Menambah
protein.Inhibisi
adipositas,
metabolisme
gluconeogenesis
pada
aksis
osteoporosis,
karbohidrat,
dan
dan
katabolisme
hypothalamus-pituitary-adrenal.
Imunosupresi.
sindroma
(hiperglikemia)
protein
cushing,
hipertensi,
hiperglikemia,
L-Asparaginase
Methotrexate
6-Mercaptopurine
Doxorubicin, Daunorubicin
24
Mekanisme kerja : didalam tubuh mengalami konversi oleh enzim sitokrom P-450
menjadi 4-hidrosisiklofosfamid dan aldosfamid dan menghambat perkembangan
progesif sel-sel ganas
Efek samping : mielosupresi, perdarahan sistitis (dicegah dengan pemberian
Mesna), kardiomiopati, SIADH , stomatitis, mual, muntah dan alopesia.
Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang
yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat
disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu,
transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang
rusak karena kanker
Kriteria evaluasi terapi
a. Semua kasus LLA harus di registrasi dengan baik, evaluasi faktor risiko
dan kemudian bandingkan hasil terapi yang kita peroleh dengan hasil
terapi yang ada diliteratur.
b. Hasil terapi induksi dievaluasi setelah terapi 6 minggu dengan melakukan
aspirasi sumsum tulang.
c. Remisi komplit (complete remission) :
- Hasil pemeriksaan aspirasi sumsum tulang didapatkan leukemic blast
kurang dari 5% dari 200 sel berinti
- Tidak didapatkan sel leukemi pada pemeriksaan darah tepi
- Tidak didapatkan sel leukemi pada pemeriksaan cairan cerebrospinal
- Tidak didapatkan infiltrasi sel leukemi pada bagian organ tubuh yang lain.
d. Remisi tidak komplit (incomplete remission) :
- Didapatkan 5-20% sel blast pada sumsum tulang. Dilakukan ulangan
pemeriksaan sumsum tulang 7-14 hari kemudian.
-
e. Kambuh/relap (Relapse) :
Lebih dari 20% blast diantara 200 sel inti pada sumsum tulang
Dan/ atau didapatkan leukemic blast pada darah tepi
Dan/atau cerebromeningeal leukemia ; adanya limfoblast pada apusan dari
25
Demam Neutropenia
Neutropenia merupakan keadaan yang sering terjadi pada pasien
keganasan, yang dapat diakibatkan oleh infiltrasi sel keganasan pada sumsum
tulang atau dampak mielosupresif kemoterapi. Kondisi neutropenia tersebut
seringkali disertai demam yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi maupun
proses noninfeksi, misalnya defisiensi imun akibat perjalanan penyakit keganasan,
efek samping kemoterapi ataupun reaksi transfusi. Pemberian antibiotik yang
tepat sangat diperlukan pada pasien keganasan dan neutropenia yang mengalami
demam akibat infeksi terutama pasien yang mengalami bakteremia. Kasus
keganasan terbanyak yang dirawat inap di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM dalam 1 tahun kurun waktu penelitian adalah LLA. Hal ini sesuai
dengan laporan epidemiologi bahwa jenis keganasan terbanyak pada anak adalah
leukemia akut, terutama LLA. Neutropenia pada pasien leukemia akut dapat
terjadi akibat infiltrasi sel keganasan secara primer pada sumsum tulang (misalnya
pada pasien yang belum mengalami remisi dan pasien yang mengalami relaps)
maupun akibat dampak mielosupresif kemoterapi (misalnya pasien yang telah
mengalami remisi atau belum mengalami remisi namun sudah berada pada
minggu-minggu terakhir fase induksi kemoterapi.
Hampir seluruh episode neutropenia disertai demam. Neutrofil yang
berfungsi sebagai sel fagosit sangat berperan penting dalam sistem imunologis.
Keadaan neutropenia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga pasien menjadi
mudah terinfeksi. Mahmud S dkk dalam penelitiannya pada 50 pasien anak usia
26
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesis
Teori
Kasus
- Leukemia limfoblastik akut merupakan - Anak perempuan usia 12 tahun,
jenis
leukemia
yang
paling
sering
didiagnosa
saat
menentukan
didiagnosis
prognosisnya.
leukemia
Jika umur
dan
menjalani
selama kehamilan
Terdapat riwayat
LLA
keluarga
yang
Kegagalan
progresif
sumsum
menyebabkan
tulang
yang
anemia
dan
Pemeriksaan Fisik
Teori
Kasus
- Dikatakan demam bila suhu > T 38,2 N 98x/mnt, RR 24x/mnt
-
37,5
Ane (-/-), ikt (-/-), sia (-), Rho (-/-),
Pada LLA biasanya ditemukan
Whz (-/-), BU(+) N, Nyeri tekan (-)
Organomegali
(splenomegali
hepatomegali (-), splenomegali (-),
dan hepatomegali)
akral hangat (+),
Pada selulitis dapat ditemukan
Terdapat peradangan pada regio brachii
kulit yang bengkak, kemerahan
dextra 1/3 distal. Tampak oedem, teraba
hangat dan nyeri tekan. Pada
hangat dan didapatkan nyeri tekan.
pasien ini terjadi neutropenia.
Neutrofil
sebagai
yang
sel
berfungsi
fagosit
sangat
Keadaan
tahan
pasien
tubuh
menjadi
sehingga
mudah
terinfeksi.
Pemeriksaan Penunjang
Teori
Kasus
29
-Penderita
leukemia
jenis
sumsum
tulang
dan
sehingga
menyebabkan
Anemia,
leukopenia
dan
mielosupresif
kemoterapi
terakhir
fase
induksi
kemoterapi.
Penatalaksanaan
Teori
Kasus
30
keganasan
cefotaxim,
yang
adalah
termasuk
D51/2 ns 21 tpm
Inj meropenem 3x450 mg
Paracetamol tab 3x500mg
Sucralfat syr 3xcth2
Inj ranitidine 2x40 mg
Entrahid 3x250 ml
Gentamisin zalf s/s kloramfenikol
zalf
Rawat luka : kompres Nacl
Betadine Kumur
adekuat
terhadap
sefalosposrin.
Paracetamol
diberikan
sebagai
sekresi
asam
lambung
sucralfat
untuk
dan
untuk
mencegah
pertumbuhan kuman.
31
32
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pasien an. AR, perempuan, berusia 12 tahun, datang dengan keluhan utama
adanya nyeri pada kaki kiri dan tangan kiri. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosis pada pasien ini adalah
Leukimia limpositik akut. Tatalaksana yang diperoleh pasien ini adalah terapi
umum, terapi simptomatis dan terapi kausal. Secara umum, penegakan diagnosis,
alur penatalaksanaan sudah sesuai dengan literatur yang ada.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Permono B, Sutaryo, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar
Hematologi-onkologi anak. Jakarta: IDAI, 2010. H. 197-206
2. Basso G, Buldini B, de Zen L, Orfao A. Acute Leukemias.
Haematologica.2001;86:67592.
3. Seiter K. Acute Lymphoblastic Leukemia. Emedicine. 2005.
4. Wirawan wijaya. Pravelensi leukemia dijawa barat , 2002
5. Mansyur T. Pencegahan secara dini terkena Leukimia 2001.
6. Lukens JN, Rodgers GM, Paraskevaz F, Glader B, editors. Wintrobes
Clinical Hematology. 11th edition. Philadelphia, New York, London,
Hongkong, Sydney, Tokyo, Lippincott Williams & Wilkins, 2004
7. Nguyen
D,
Diamond
LW,
Braylan
RC.
Flow
cytometry
in
34