Você está na página 1de 4

ANALISA POTENSI ENERGI ANGIN DI KAWASAN PESISIR PANTAI MERAUKE UNTUK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU


ANALISA POTENSI ENERGI ANGIN DI PESISIR PANTAI MERAUKE UNTUK
MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK
(Nusantara Eka Putera 201120201001)

Mata Kuliah Pendukung :


1. Metodologi Penelitian
2. Energi Terbarukan dan Terbaharukan
3. Pembangkit Energi Listrik
.1 Latar Belakang.
Kebutuhan energi dewasa ini kian meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Kebutuhan energi yang semakin meningkat ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang semakin meningkat.
Diketahui bahwa sebagian besar konsumsi energi komersial berasal dari minyak bumi maka suatu saat
Indonesia akan mengalami krisis energi. Berawal dari hal tersebut maka perlu dicari alternatif lain agar
kita tidak hanya tergantung kepada energi minyak akan tetapi lebih memberdayakan dan memanfaatkan
sumber-sumber energi terbarukan. Melihat letak geografis negara kita yaitu terletak pada khatulistiwa
maka kita dapat memanfaatkan energi matahari, energi angin, energi air bahkan sumber energi dari tenaga
gelombang dan perbedaan temperatur di laut. Dan salah satu energy terbarukan yang bisa di dapat pada
setiap daerah yang ada di Indonesia adalah energy angin.
Dalam usaha pemberdayaan energi maka salah satu energi terbarukan yang perlu dikembangkan adalah
energi angin. Energi angin adalah energi terbarukan yang tidak polutiv dan tersedia sepanjang masa.
Alternatif energi angin sebagai energi terbarukan sangat diperlukan pengkajiannya, sehingga tiap wilayah
di Indonesia dapat diketahui potensi energi angin yang ada.
Di kota Merauke energi ini potensial untuk dikaji dan dikembangkan untuk dikonversi kebentuk energi
lain seperti energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar potensi energi angin
yang dapat membangkitkan tenaga listrik yang ada di Kota Merauke.
Daerah Merauke merupakan salah satu dari 29 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Papua terletak
dibagian selatan yang memiliki wilayah terluas diantara kabupaten/kota di Provinsi Papua. Secara
geografis letak kabupaten merauke berada antara 1370 1410 BT dan 50 009 00 LS.
Kondisi kota Merauke yang berada dekat dengan pantai memiliki potensi energi angin yang hampir
tersedia sepanjang hari. Memperhatikan keadaan tersebut maka diperlukan suatu penelitian untuk
mengkaji potensi tenaga angin di wilayah ini dengan tujuan untuk dikonversi ke energi listrik yang dapat
dibangkitkan.
.2 Rumusan Masalah

.3 Tujuan

I.1 Tinjauan Teoritis


Energi angin
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah
katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke
daerah yang lebih dingin. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke
bawah.Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub utara ke
garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis
katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Angin dapat bergerak secara
horizontal maupun vertikal dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif.
Dalam sebuah presentasi yang diadakan sebuah perusahaan yang bernama WhyPgen dan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tanggal 14 Mei 2013 , Indonesia adalah salah satu
negara yang memiliki potensi untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Potensi tenaga
angin yang tersedia di Indonesia mencapai 9.286 MW akan tetapi sampai saat ini energi angin yang telah
digunakan lebih kurang sebesar 2 MW (BMKG, 2013).
Berikut ini akan ditampilkan peta prakiraan aliran dan kecepatan angin diseluruh Indonesia.

Gambar 2.1 Aliran angin di Indonesia


(Sumber: http://www.bmkg.go.id)
Angin di wilayah Indonesia pada umumnya bergerak dari arah timur menuju arah barat daya dengan
kecepatan angin antara 2.5 m/s sampai dengan 7.5 m/s. Kecepatan angin 7.5 m/s di Indonesia terdapat di
daerah Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Laut Bali, Laut
Banda, Laut Flores dan Perairan Selatan Merauke.
Perumusan
Menurut ilmu fisika klasik energi kinetik dari sebuah benda dengan massa m dan kecepatan v adalah E =
0,5.m.v2 , dengan asumsi bahwa kecepatan v tidak mendekati kecepatan cahaya. Rumus tersebut diatas
berlaku juga untuk menghitung energi kinetik yang diakibatkan oleh gerakan angin. Sehingga kita bisa
menuliskan sebagai berikut :

E = 0,5.m.v2(1)
Dengan :

E = Energi (joule)
m = massa udara (kg)
v = kecepatan angin (m/detik)

bila suatu blok udara mempunyai penampang A m2 , dan bergerak dengan kecepatan v m/detik, maka
jumlah massa yang melewati sesuatu tempat adalah :
m = A.v.q (kg/detik)..(2)
dengan :

m = penampang (m2)
v = kecepatan angin (m/detik)
q = kepadatan udara (kg/m3)

dengan melihat persamaan 1 dan 2, kita bisa menghitung daya yang dihasilkan dari energy angin, sebagai
berikut :
P = energy per satuan waktu
= 0,5.q.A.v3 per satuan waktu..(3)
Dengan :

P = daya (watt)
q = kepadatan udara (kg/m2)
A = penampang (m2)
v = kecepatan angin (m/det)

untuk keperluan praktis sering diperlukan rumus aproksimasi yang sederhana, yaitu hanya dengan
memperhatikan besaran kecepatan angin dan luas penampang sudu, maka didapatkan rumus sebagai
berikut :
P = k.A.v3..................(4)
Dengan :

P = daya (watt)
k = konstanta (1,3710-5)
A = penampang (m2)
v = kecepatan angin (km/jam)

dari rumus (4) besaran k dan A digambarkan sebagai konstanta. Pada prinsipnya besaran k mewakili suatu
factor seperti geseran dan efisiensi system, yang juga tergantung dari kecepatan angin v. luas penampang
sudu A tergantung dari bentuk sudu.

Untuk kecepatan

Você também pode gostar