Você está na página 1de 59

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia

pendidikan,

penilaian

atau

asesmen

diartikan

sebagaiprosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengukur


tarafpengetahuan dan keterampilan subjek didik yang hasilnya akan digunakan
untuk keperluanevaluasi.Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis yang
dilaksanakan untukmengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program
yang bersangkutan. Dalam halini termasuk di dalamnya untuk mengetahui
keberhasilan seluruh subjek belajar yang menempuh suatu program (Subali,
2010). Untuk memperoleh informasi yang berupa data kuantitatif dilakukan
melaluipengukuran baik dengan cara tes maupun non tes.
Tes merupakan alat ukur yang terstandar dan obyektif berupa suatu
pertanyaan, pernyataan, atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang siswa. Tes dapat digunakan sebagai salah satu alat
ukur yang dipakai untuk menentukan penilaian. Suatu tes dapat dikatakan sebagai
alat ukur yang baik apabila tes tersebut benar-benar dapat mengukur proses dan
hasil belajar siswa dengan sebaik-baiknya. (Sunarmi dan Imam, 2003).
Dalam pelaksanaan sebuah tes diperlukan alat ukur yang berkualitas agar
didapatkan hasil tes yang mampu menunjukkan informasi mengenai kemampuan
peserta didik secara tepat. Hasil tes yang tepat inilah yang digunakan sebagai
evaluasi hasil dan proses pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui
kualitas dari sebuah tes, diperlukan antara lain uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda dari alat ukur. Keempat aspek (validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda) yang digunakan untuk mengukur kualitas dari
sebuah tes ini saling berkaitan satu sama lain dan merupakan salah satu syarat tes
yang baik. Untuk mendapatkan tes yang baik agar dapat mengukur kemampuan
siswa dengan benar, maka diperlukan adanya pengetahuan guru mengenai
bagaimana cara mengetahui apakah sebuah tes yang sudah diberikan dapat secara
tepat mengukur kemampuan siswa atau tidak. Untuk itu laporan soal
implementasi ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui kualitas tes yang baik
untuk siswa dan cara penilaian yang tepat dilakukan oleh guru.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas soal tes (validitas, tingkat kesukaran dan daya beda)
yang diimplementasikan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang pada
materi Plantae?
2. Bagaimana cara penilaian dengan pedoman PAN dan PAP yang
diimplementasikan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang pada materi
Plantae?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas soal tes (validitas, tingkat kesukaran dan daya
beda) yang diimplementasikan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang
pada materi Plantae.
2. Untuk mengetahui cara penilaian dengan pedoman PAN dan PAP yang
diimplementasikan pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang pada materi
Plantae.
D. Manfaat
1. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai kualitas soal tes (validitas,
tingkat kesukaran dan daya beda).
2. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai cara penilaian dengan
pedoman PAN dan PAP.
E. Definisi operasional
1. Validitas merupakan mengukur apa yang diukur. Analisis validitas
digunakan untuk mengetahui kevalidan tes atau instrumen yang dibuat.
2. Reliabilitas adalah konsistensi atau kemantapan pengukuran.
3. Tingkat kesukaran jumlah soal tes yang baik ditunjukkan dengan jumlah
prosentase 25% soal sukar, 50% soal sedang, dan 25% soal mudah.
4. Soal dikatakan memiliki daya beda apabila dapat membedakan mana
siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
5. Standar penilaian menggunakan 2 acuan patokan yaitu PAN dan PAP.
6. PAN (penilaian acuan norma) merupakan penilaian yang dilakukan dengan
cara membandingkan antara skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa
dengan skor tertinggi dari kelompok dimana siswa tersebut berada.
7. PAP (penilaian acuan patokan) merupakan penilaian yang dilakukan dengan
cara membandingkan hasil tes dengan tolak ukur yang telah ditentukan
sebelumnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis yang dilaksanakan
untukmengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang
bersangkutan. Dalam halini termasuk di dalamnya untuk mengetahui keberhasilan
seluruh subjek belajar yangmenempuh suatu program.Pencapaian prestasi atau
hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakannya suatuprogram pembelajaran.
Evaluasi pencapaian hasil belajar merupakan langkah untukmengetahui seberapa
jauh target pembelajaran dapat dicapai. Kumulatif pencapaian hasilbelajar dari
seluruh bidang studi akan mencerminkan keberhasilan suatu programpendidikan
atau suatu kurikulum sekolah. Dengan demikian, kedudukan evaluasi hasilbelajar
suatu bidang studi hanyalah sebagai bagian kecil dari evaluasi pencapaian
programpendidikan (Subali, 2010). Sunarmi dan Imam(2003) menyebutkan
bahwa evaluasi disama artikan dengan penilaian. Penilaian merupakan suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Menurut Subali (2010), evaluasi hasil belajar meliputi evaluasi sumatif
(sumative evaluation) yang dikenakanpada subjek belajar/guru ataupun kurikulum
yang berlaku, dalam hubungannya denganefektivitas kegiatan belajar dalam suatu
program tertentu, dan evaluasi formatif(formative evaluation) yang dilakukan
untuk

mengetahui

keberhasilan

subjek

belajarsebagai

peserta

program

pembelajaran selama berlangsungnya proses pembelajaran.Dalam Evaluasi Proses


dan Hasil Belajar (Sunarmi dan Imam, 2003), asesmen terdiri dari 2 hal yang
dilakukan berurutan, yaitu pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah
pengumpulan data peserta didik menggunakan instrumen atau alat ukur yang
memenuhi kriteria alat ukur yang baik. Data yang dikumpulkan berupa informasi
peserta didik yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran
sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses
dan hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan
menilai tingkat pencapaian kurikulum.
Tujuan evaluasi menurut Sunarmi dan Imam (2003) secara umum adalah
untuk mengetahui apakah suatu pembelajaran efektif atau tidak. Sedangkan fungsi
evaluasi ada 6, yaitu:
1. untuk memberikan umpan balik pada guru mengenai program pengajaran
yang dilaksanakan;
2. untuk menentukan hasil atau kemajuan tiap siswa;
3. untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
dengan kemampuan minimal masing-masing siswa;
4. untuk mengamati latar belakang kesulitan belajar para siswa;
5. untuk mengetahui motivasi dan membimbing belajar siswa; dan
6. perbaikan kurikulum dan program pendidikan.
Sedangkan menurut Arikunto (2013) fungsi evaluasi ada 4, yaitu:
1. penilaian berfungsi selektif, yakni untuk mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap siswanya;
2. penilaian berfungsi diagnostik, dengan melakukan penilaian guru dapat
mengetahui kelemahan siswa dan penyebabnya sehingga guru mudah untuk
dapat mencari solusinya;
3. penilaian berfungsi sebagai penempatan, dengan menggunakan penilaian guru
dapat menentukan di kelompok mana siswa dapat ditempatkan;
4. penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, penilaian disini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.
B. Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif
Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan dalam tiga ranah, yaitu ranah
afektif atau sikap, ranah psikomotor atau keterampilan dan ranah kognitif atau
pengetahuan. Ranah kognitif sebagai evaluasi ranah hasil belajar berkenaan
dengan kemampuan pikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengetahuan
yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisai, penentuan dan penalaran dapat diartikani sebagai kemampuan
intelektual. Bloom mengklasifikasi ranah hasil belajar kognitif atas enam
tingkatan, yaitu: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand),
menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
menciptakan (create).

Evaluasi dalam ranah kognitif dapat dilakukan menggunakan teknik tes.


Teknik tes umumnya digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa berupa
hasil belajar yang mencakup pengetahuan dan keterampilan, intelegensi dan
sebagainya (Sunarmi dan Imam, 2003). Tes merupakan alat ukur yang terstandar
dan obyektif berupa suatu pertanyaan, pernyataan, atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang siswa. Tes dapat digunakan
sebagai salah satu alat ukur yang dipakai untuk menentukan penilaian. Suatu tes
dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik apabila tes tersebut benar-benar dapat
mengukur proses dan hasil belajar siswa dengan sebaik-baiknya.
C. Langkah-langkah Penyusunan Tes
Urutan langkah penyusunan tes menurut Arikunto (2013) adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan mengadakan tes.
2. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang dijadikan tes.
3. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.
4. Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek
tingkah laku terkandung dalam indikator itu.
5. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang
diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
6. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas indikator dan aspek tingkah laku
yang dicakup.
D. Validitas dan Reliabilitas
Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat
pencapaian siswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan pembelajaran.
Hasil suatu pengukuran yang berupa skor tes dapat digunakan sebagai umpan
balik baik bagi individu yang menempuh tes yaitu siswa maupun bagi guru atau
instruktur pendidikan. Setelah melakukan implementasi tes, hasil tes harus
dianalisis. Tujuan analisis hasil tes adalah untuk mengetahui validitas soal,
reliabilitas soal, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Hasil analisis hasil
tes menunjukkan kualitas soal sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas soal untuk periode berikutnya.
Analisis validitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan
instrumen tes yang dibuat. Tes dikatakan valid jika tes mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Ada beberapa macam validitas diantaranya validitas isi
dan validitas kurikuler. Tes memenuhi validitas isi bila materi tes dalam pokok5

pokok uji (butir soal) sesuai atau mencakup semua TPK yang telah dirumuskan.
Tes memenuhi validitas kurikuler bila materi tes dalam pokok-pokok uji (butir
soal) sesuai atau mencakup semua bahan atau materi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Biasanya validitas isi dan validitas kurikuler dilakukan secara
bersama-sama.
Validitas tes secara keseluruhan maupun setiap butir soal dapat diketahui
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Apabila pokok-pokok uji
dalam suatu tes secara logis dapat mengukur apa yang akan diukur berdasarkan
pendapat sendiri, orang lain, atau atas pertimbangan para ahli, maka dikatakan
tes tersebut mempunyai validitas isi, validitas konstruk, atau validitas logis.
Reliabilitas adalah konsistensi atau kemantapan pengukuran. Suatu tes
dikatakan reliabel bila dapat mengukur kapabilitas atau kemampuan seseorang
secara konsisten atau mantap sehingga menghasilkan pengukuran yang terandal
(reliabel). Suatu tes yang terandal akan memberi hasil yang sama jika diberikan
beberapa kali secara berurutan. Reliabilitas dipengaruhi oleh kejelasan
pertanyaan pokok uji dan jumlah butir soal. Makin banyak jumlah butir soal
dalam tes, biasanya tes itu makin terandal.
E. Standar Penilaian
Ada dua cara mengubah atau mengolah skor menjadi nilai. Pertama,
carapengolahan nilai dengan menggunakan acuan patokan atau kriteria, yang
biasa dikenal dengan nama Penilaian Acuan Patokan (Criterion Referenced
Evaluation). Kedua, cara pengolahan nilai dengan menggunakan acuan norma,
dan biasa disebut dengan Penilaian Acuan Norma (Norm Referenced
Evaluation). (Subali, 2010)
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara membandingkan hasil tes dengan tolak ukur yang telah ditentukan
sebelumnya. (Sunarmi dan Imam 2003). Penilaian secara PAP menentukan nilai
akhir

terhadap

seorang

peserta

ujian.Karena

dilakukan

dengan

caramembandingkan skor mentah dengan patokan atau kriteria yang telah


ditetapkan telebihdahulu, maka sifatnya absolut, sehingga sering disebut Penilaian
Absolut. (Subali, 2010)
2. Penilaian Acuan Normatif (PAN)

Penilaian acuan normatif (PAN) atau penilaian menggunakan standar


relatif, skor pada akhir pembelajaran yang dicapai masing-masing siswa
dibandingkan dengan norma kelompoknya. Asumsinya dalam setiap kelompok
heterogen terdapat kelompok baik, sedang dan kurang. (Sunarmi dan Imam,
2003). Dengan menggunakan penilaian acuan normatif penilaian akhir
terhadapseorang peserta ujian, dibandingkan dengan prestasi seluruh peserta ujian
dengan kaidahdistribusi normal. Dengan cara ini akan dapat dilihat kedudukan
siswa di dalamkelompoknya. (Subali, 2010).
F. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Selain analisis hasil tes, dalam evaluasi menggunakan teknik tes dengan
menggunakan butir soal perlu dilakukan analisis butir soal. Analisis butir soal
bertujuan untuk menemukan soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut terhadap soal-soal tersebut agar lebih baik.
Untuk menilai suatu soal dilakukan dengan menguji taraf kesukaran dan daya
beda.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit. Soal yang terlalu mudah melemahkan usaha siswa untuk menyelesaikannya,
sedangkan soal yang terlalu sulit menurunkan minat siswa untuk mengerkannya.
Tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan dalam suatu bilangan yang disebut
indeks kesukaran dan diberi simbol P.
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan kemampuan
pembeda disebut indeks diskriminasi dan diberi notasi D.
G. Pengukuran menggunakan Soal Obyektif Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda (Multiple choice test) merupakan salah satu bentuk tes
obyektif yang paling banyak digunakan karena cakupan materi yang dapat
diujikan sangat banyak. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau
pemberitahuan

tentang

suatu

pengertian

yang

belum

lengkap.

Untuk

melengkapinya siswa harus memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban
yang disediakn. Pilihan ganda ini terdiri atas bagian keterangan dan bagian
kemungkinan jawaban atau alternatif. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu
jawaban benar dan beberapa pengecoh. (Arikunto, 2013).

H. SMA Negeri 6 Malang


SMA Negeri 6 Malang terletak diJalan Mayjen Sungkono No.58, Buring,
Kedungkandang, Malang. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1980-an dengan nama
SMA Negeri 2 Filial. SMA Negeri 6 Malang memiliki moto Vidyagata yang
artinya di sana kami menimba ilmu. Visi dari SMA Negeri 6 Malang adalah
enuju sekolah yang unggul dalam mutu, berIMTAQ, berpijak pada sikap peduli
dan berbudaya lingkungan. Sedangkan misi yang diemban oleh SMA Negeri 6
Malang sebagai berikut:
1. memenuhi 8 standard pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu menuju
sekolah standard nasional
2. meningkatkan iptek dan imtaq sebagai landasan kearifan dalam bertindak
3. meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan melalui
pengembangan sdm untuk peningkatan mutu siswa dalam prestasi
4. pengembangan ilmu melalui ekstrakurikuler sebagai optimalisasi mutu
lulusan
5. meningkatkan kemampuan siswa melalui penumbuhkembangan budaya mutu
dan semangat keunggulan
6. menumbuhkembangkan sikap peduli atau sadar lingkungan melalui
pendidikan yang berkelanjutan
Berdasarkan VISI dan MISI tersebut, SMA Negeri 6 Malang bertekat
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan semaksimal mungkin
melalui

program-program

yang

disusun

dan

dilaksanakan.

(http://www.sma6malang.sch.id/)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu
Waktu pelaksanaan implementasi soal Biologi adalah hari Kamis, 12
Maret 2015 pukul 10.00-11.00 WIB.
B. Tempat
Tempat pelaksanaan implementasi soal Biologi adalah di SMA Negeri 6
Malang, Jalan Mayjen Sungkono No.58, Kedungkandang, Malang di kelas X MIA
3.
C. Sampel
Sampel yang digunakan dalam implementasi adalah siswa kelas X MIA 3
di SMA Negeri 6 Malangdengan jumlah siswa yang mengikuti implementasi soal
adalah 32 siswa.
D. Langkah Implementasi
Adapun langkah implementasi yang dilakukan adalah:
1. Observasi ke sekolah tanggal 8 Januari 2015.
2. Mengurus ijin implementasi ke sekolah terkait pada tanggal 15 Januari 2015.
3. Berdiskusi dengan guru mata pelajaran Biologi mengenai KD yang dapat
digunakan untuk implementasi pada tanggal 12 Februari 2015.
4. Membuat tujuan berdasarkan KD dan indikator yang diberikan guru mata
pelajaran pada tanggal 14 Februari 2015.
5. Membuat soal (tes obyektif jenis pilihan ganda) sebanyak 40 soal yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada tanggal 15-22 Februari 2015.
6. Membuat tabel spesifikasi pada tanggal 25 Februari 2015.
7. Mengimplementasikan soal ke SMA Negeri 6 Malang dalam waktu 1 jam
pelajaran 60 menit pada tanggal 12 Maret 2015.
8. Mengoreksi hasil tes pada tanggal 14-15 Maret 2015.
9. Menganalisis hasil tes yang didapatkan pada tanggal 21 Maret-5 April 2015.

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Tabel 4.1 Skor Siswa

Skor
(
No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Nama Siswa

Abdul Ghofur
Aisyah Ramadhani
Anisa Aulia Rohmah
Asa Arija Imaniah
Butsania Salsabila Anindya
Delsy Treyza Hermawan
Dhea Alif Rahmasari
Dilla Hani Muhaningrum
Fiqri Febrianto
Galih Renaldi Putra
Geya Adiptadaniar
Hafizh Naufal Ardiansyah
I Dewa Putu Rai Wira
Pradnyana
Istiqomah Dwiyanti
Kadek Diah Sanitha Vidyastuti
Kemas Doyu Tatsaka
M. Rizky Triyoga
M. Hilmy Fadhila
Maulana Mohammad
Widyantama
Muchammad Soleh
Muhammad Izzul Haq
Muhammad Zaky Gymnastiar
Nadia Retno Fransheilla
Oktavian Wahyu Dwi Andieni
Pandu Setya Praja
Putri Wahyu Ningsih
Rishelia Trista Ardiani
Suhendra Adi Lanata
Tria Destiana Widyaningrum
Utariyah Maulidini
Yana Risma Aulia
Yessi Meilinda

Jawaban
Benar

jawaban benar
x 100
40

19
18
17
15
18
17
15
18
16
16
18
16

)
47,5
45
42,5
37,5
45
42,5
37,5
45
40
40
45
40

21
16
15
18
17
17

52,5
40
37,5
45
42,5
42,5

14
22
17
22
15
17
14
21
18
19
17
18
16
18

35
55
42,5
55
37,5
42,5
35
52,5
45
47,5
42,5
45
40
45

10

B. Menghitung Nilai Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Penentuan nilai PAP didasarkan pada patokan standar mutlak
sebagai berikut:
85% s.d. 100% A
75% s.d. 84% B
60% s.d. 74% C
40% s.d. 59% D
< 40% E / Tidak lulus
Hasil analisis nilai PAP siswa disajikan dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Analisis Nilai PAP Siswa

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

No.

Nama Siswa

1.

Abdul Ghofur
Aisyah Ramadhani
Anisa Aulia Rohmah
Asa Arija Imaniah
Butsania Salsabila Anindya
Delsy Treyza Hermawan
Dhea Alif Rahmasari
Dilla Hani Muhaningrum
Fiqri Febrianto
Galih Renaldi Putra
Geya Adiptadaniar
Hafizh Naufal Ardiansyah
I Dewa Putu Rai Wira
Pradnyana
Istiqomah Dwiyanti
Kadek Diah Sanitha Vidyastuti
Kemas Doyu Tatsaka
M. Rizky Triyoga
M. Hilmy Fadhila
Maulana Mohammad
Widyantama
Muchammad Soleh
Muhammad Izzul Haq
Muhammad Zaky Gymnastiar
Nadia Retno Fransheilla
Oktavian Wahyu Dwi Andieni

Jawaban
Benar
19
18
17
15
18
17
15
18
16
16
18
16

Skor

PAP

47,5
45
42,5
37,5
45
42,5
37,5
45
40
40
45
40

D
D
D
E
D
D
E
D
D
D
D
D

21
16
15
18
17
17

52,5
40
37,5
45
42,5
42,5

14
22
17
22
15
17

35
55
42,5
55
37,5
42,5

D
D
E
D
D
D
E
D
D
D
E
D
11

25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Pandu Setya Praja


Putri Wahyu Ningsih
Rishelia Trista Ardiani
Suhendra Adi Lanata
Tria Destiana Widyaningrum
Utariyah Maulidini
Yana Risma Aulia
Yessi Meilinda

14
21
18
19
17
18
16
18

35
52,5
45
47,5
42,5
45
40
45

E
D
D
D
D
D
D
D

Berdasarkan analisis data, hasil PAP menunjukkan bahwa


dari

32

siswa

yang

mengikuti

implementasi,

siswa

mendapatkan nilai E dan dinyatakan tidak lulus. Sementara 26


siswa lainnya lulus namun hanya mendapatkan nilai D. Penilaian
Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara membandingkan hasil tes dengan tolak ukur yang telah
ditentukan sebelumnya (Sunarmi dan Imam 2003). Penilaian
secara PAP menentukan nilai akhir terhadap seorang peserta
ujian. Dari hasil penilaian PAP menunjukkan bahwa berdasarkan
nilai akhir yang dibandingkan dengan hasil tes siswa, masih ada
siswa yang tidak lulus. Hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai
siswa rata-rata rendah.
C. Menghitung Nilai Penilaian Acuan Normatif (PAN)
Untuk menghitung nilai PAN terlebih dahulu harus
menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus:
SD =

X2 X
N

( )
N

Keterangan:
SD

= standar deviasi

X2
N

= tiap skor dikuadratkan dan dijumlahkan

kemudian dibagi jumlah siswa yang mengikuti tes (N)

12

( )
N

= semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu

dikuadratkan
Menggunakan rumus tersebut, diperoleh standar deviasi sebesar
5,10091042.
Penentuan nilai PAN didasarkan atas:
KELOMPOK A = 1,5 x 5,10091042 + 51,01074063
Semua siswa yang mempunyai skor 51,0107 ke atas
KELOMPOK B =0,5 x 5,10091042 + 45,90983021
Siswa yang mempunyai skor antara 45,9098 sampai dengan
51,0107
KELOMPOK C

= 40,80891979 0,5 x 5,10091042

Siswa yang mempunyai skor antara 40,8089 sampai dengan


45,9098
KELOMPOK D = 35,70800937 1,5 x 5,10091042
Siswa yang mempunyai skor antara 35,708 sampai 40,8089
KELOMPOK E = Siswa yang mempunyai skor di bawah
35,708
Hasil analisis nilai PAN disajikan dalam tabe 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Analisis Nilai PAN Siswa

No.
1.

Nama Siswa
Abdul Ghofur

Skor

X2

47,5

2256,25

4,1406

45

2025

1,6406

2.

Aisyah Ramadhani

3.

Anisa Aulia Rohmah

42,5

1806,25

-0,8594

4.

Asa Arija Imaniah

37,5

1406,25

-5,8594

5.

Butsania Salsabila A

45

2025

1,6406

6.

Delsy Treyza
Hermawan

42,5

1806,25

-0,8594

(X

)2
17,144568
36
2,6915683
6
0,7385683
6
34,332568
36
2,6915683
6
0,7385683
6

13

PA
N
B
C
C
D
C
C

7.

Dhea Alif Rahmasari

37,5

1406,25

-5,8594

8.

Dilla Hani
Muhaningrum

45

2025

1,6406

9.

Fiqri Febrianto

40

1600

-3,3594

10.

Galih Renaldi Putra

40

1600

-3,3594

11.

Geya Adiptadaniar

45

2025

1,6406

12.

Hafizh Naufal A

40

1600

-3,3594

13.

I Dewa Putu Rai Wira


P

52,5

2756,25

9,1406

14.

Istiqomah Dwiyanti

40

1600

-3,3594

15.

Kadek Diah Sanitha


V

37,5

1406,25

-5,8594

16.

Kemas Doyu Tatsaka

45

2025

1,6406

17.

M. Rizky Triyoga

42,5

1806,25

-0,8594

18.

M. Hilmy Fadhila

42,5

1806,25

-0,8594

19.

Maulana Mohammad
W

35

1225

-8,3594

20.

Muchammad Soleh

55

3025

11,6406

21.

Muhammad Izzul
Haq

42,5

1806,25

-0,8594

22.

Muhammad Zaky G

55

3025

11,6406

37,5

1406,25

-5,8594

42,5

1806,25

-0,8594

35

1225

-8,3594

52,5

2756,25

9,1406

45

2025

1,6406

23.
24.

Nadia Retno
Fransheilla
Oktavian Wahyu Dwi
A

25.

Pandu Setya Praja

26.

Putri Wahyu Ningsih

27.

Rishelia Trista
Ardiani

28.

Suhendra Adi Lanata

47,5

2256,25

4,1406

29.

Tria Destiana W

42,5

1806,25

-0,8594

30.

Utariyah Maulidini

45

2025

1,6406

34,332568
36
2,6915683
6
11,285568
36
11,285568
36
2,6915683
6
11,285568
36
83,550568
36
11,285568
36
34,332568
36
2,6915683
6
0,7385683
6
0,7385683
6
69,879568
36
135,50356
84
0,7385683
6
135,50356
84
34,332568
36
0,7385683
6
69,879568
36
83,550568
36
2,6915683
6
17,144568
36
0,7385683
6
2,6915683

14

D
C
D
D
C
D
A
D
D
C
C
C
E
A
C
A
D
C
E
A
C
B
D
C

31.

Yana Risma Aulia

40

1600

-3,3594

32.

Yessi Meilinda

45

2025

1,6406

6
11,285568
36
2,6915683
6

Berdasarkan analisis data, hasil PAN menunjukkan bahwa


dari

32

siswa

yang

mengikuti

implementasi,

siswa

mendapatkan nilai A, 2 siswa mendapatkan nilai B, 14 siswa


mendapatkan nilai C, 10 siswa mendapatkan nilai D dan 2 siswa
mendapatkan nilai E. Siswa yang mendapatkan nilai A adalah
semua siswa yang mempunyai skor 51,0107 ke atas. Siswa yang
mendapatkan nilai B adalah semua siswa yang mempunyai skor
antara

45,9098

sampai

dengan

51,0107.

Siswa

yang

mendapatkan nilai C adalah siswa yang mempunyai skor antara


40,8089 sampai dengan 45,9098. Siswa yang mendapatkan nilai
D adalah semua siswa yang mempunyai skor antara 35,708
sampai 40,8089. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai E
adalah siswa yang mempunyai skor di bawah 35,708.
Penilaian
Acuan
Normatif
(PAN)
atau

penilaian

menggunakan standar relatif, skor pada akhir pembelajaran yang


dicapai

masing-masing

siswa

dibandingkan

dengan

norma

kelompoknya (Sunarmi dan Imam, 2003). Dengan cara ini akan


dapat dilihat kedudukan siswa di dalam kelompoknya (Subali,
2010). Berdasarkan kegunaan PAN, maka dapat diketahui bahwa
dalam kelas yang diimplementasikan ada 5 kelompok siswa
berdasarkan hasil skor tes yang didapatkan. Masing-masing
predikat yang diberikan, dari A sampai dengan E menunjukkan
kedudukan tiap siswa dalam kelas. Siswa yang mendapatkan nilai
A menunjukkan bahwa kedudukan siswa dalam kelas adalah
pada kelompok atas, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai E
menunjukkan bahwa siswa memiliki kedudukan di kelompok
bawah.
Hasil analisis cara penilaian menggunakan PAN dan PAP
yang sudah dilakukan, dapat dibandingkan hasilnya. Siswa Kelas

15

D
C

X MIA-3 yang skornya dianalisis menggunakan PAN menujukkan


siswa yang mendapat skor 52,5 mendapat nilai A, sedangkan
skor 52,5 tersebut jika dianalisis dengan menggunakan PAP
mendapat nilai D. Hal ini karena pada analisis PAN yang
dibandingkan hanya dengan skor siswa yang didapat dengan
skor tertinggi yang ada pada kelas/kelompok tersebut. Pada cara
penilaian dengan PAP, yang dibandingkan yaitu antara skor hasil
perolehan siswa dengan standart atau ketetapan yang sudah
ada, sehingga pada analisis PAP skor 52,5 jika dibandingkan
dengan ketetapan yang sudah ada akan mendapat nilai D.
Artinya, pada kelas tersebut (X MIA-3) memiliki rata-rata
kemampuan siswa yang rendah karena dilihat dari hasil analisis
dengan

PAN,

memang

skor

tertinggi

yang

didapat

siswa

memberikan penilaian yang tinggi pula yaitu nilai A, sedangkan


bila dibandingkan dengan standart atau ketetapan pada sekolah,
nilai tertinggi di kelas itu mendapat nilai yang rendah yaitu D.
D. Derajat Kesukaran
Derajat Kesukaran dihitung menggunakan rumus:
B
Indeks Kesukaran (P)=
JS
Keterangan:
B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan
benar
JS = jumlah siswa yang mengikuti tes
Derajat kesukaran diklasifikasikan berdasarkan

ketentuan

berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1 adalah soal mudah
Hasil Analisis Derajat kesukaran disajikan dalam tabel
berikut
Tabel 4.4 Hasil Analisis Derajat Kesukaran

Nomor Soal

Siswa

Indeks

Kriteria

16

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

yang
menjaw
ab
benar
9
3
12
5
13
3
20
11
7
13
9
32
14
19
16
13
21
15
2
6
15
20
24
13
11
18
20
25
15
5
23
11
15
7
17
24
11
3
28
7

Kesukar
an
0,28125
0,09375
0,375
0,15625
0,40625
0,09375
0,625
0,34375
0,21875
0,40625
0,28125
1
0,4375
0,59375
0,5
0,40625
0,65625
0,46875
0,0625
0,1875
0,46875
0,625
0,75
0,40625
0,34375
0,5625
0,625
0,78125
0,46875
0,15625
0,71875
0,34375
0,46875
0,21875
0,53125
0,75
0,34375
0,09375
0,875
0,21875

Soal
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Mudah
Sukar

Berdasarkan analisis data dari 40 soal yang dibuat 13 soal


dinyatakan sukar, 21 soal sedang dan 6 soal mudah. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
17

Soal yang terlalu mudah melemahkan usaha siswa untuk


menyelesaikannya,

sedangkan

soal

yang

terlalu

sulit

menurunkan minat siswa untuk mengerjakannya. Rasio antara


soal mudah, sedang dan sulit adalah 1:2:1. Berdasarkan hasil
analisis, indeks kesukaran soal tidak sesuai dengan pernyataan
Sunarmi (tanpa tahun), yaitu soal yang baik adalah soal yang
memiliki perbandingan jumlah antara soal yang mudah, sedang
dan sukar sebesar 1:2:1 atau 25% mudah: 50% sedang: 25%
sukar. Jika soal berjumlah 40, maka seharusnya 10 soal sukar, 20
soal sedang dan 10 soal mudah. Selain itu, menurut Arikunto
(2013), butir-butir item tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai
butir item yang baik apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu
sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain derajat
kesukaran tes tersebut adalah sedang atau cukup.
E. Daya Beda
Sebelum

mencari

daya

beda,

terlebih

dahulu

siswa

dikelompokkan menjadi kelompok atas dan kelompok bawah


berdasarkan skor yang diperoleh. Karena jumlah siswa genap,
maka kelompok atas dan kelompok bawah langsung bisa
ditentukan dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu 16
siswa kelas atas dan 16 siswa kelas bawah seperti yang terlihat
pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pembagian Kelompok Atas dan Kelompok Bawah

Nama Siswa
Muchammad Soleh
Muhammad Zaky Gymnastiar
I Dewa Putu Rai Wira
Pradnyana
Putri Wahyu Ningsih
Abdul Ghofur
Suhendra Adi Lanata
Aisyah Ramadhani
Butsania Salsabila Anindya
Dilla Hani Muhaningrum
Geya Adiptadaniar
Kemas Doyu Tatsaka

Nilai
55
55
52,5

Kelompok
Atas
Atas
Atas

52,5
47,5
47,5
45
45
45
45
45

Atas
Atas
Atas
Atas
Atas
Atas
Atas
Atas

18

Rishelia Trista Ardiani


Utariyah Maulidini
Yessi Meilinda
Anisa Aulia Rohmah
Delsy Treyza Hermawan
M. Rizky Triyoga
M. Hilmy Fadhila
Muhammad Izzul Haq
Oktavian Wahyu Dwi Andieni
Tria Destiana Widyaningrum
Fiqri Febrianto
Galih Renaldi Putra
Hafizh Naufal Ardiansyah
Istiqomah Dwiyanti
Yana Risma Aulia
Asa Arija Imaniah
Dhea Alif Rahmasari
Kadek Diah Sanitha Vidyastuti
Nadia Retno Fransheilla
Maulana Mohammad
Widyantama
Pandu Setya Praja

45
45
45
42,5
42,5
42,5
42,5
42,5
42,5
42,5
40
40
40
40
40
37,5
37,5
37,5
37,5
35

Atas
Atas
Atas
Atas
Atas
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah
Bawah

35

Bawah

Daya beda dihitung menggunakan rumus:


B
B
Daya Beda= A B
J A JB
Keterangan:
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab
BB

soal tes dengan benar


= banyaknya siswa

kelompok

bawah

yang

menjawab soal tes dengan benar


JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
Kriteria penentuan daya beda diklasifikasikan sebagai
berikut:
Soal dengan daya beda 0,70 sampai 1,00 soal

diterima
Soal dengan daya beda 0,40 sampai 0,69 soal

diterima dan diperbaiki


Soal dengan daya beda 0,20 sampai 0,39 soal
diperbaiki

19

Soal dengan daya beda 0,00 sampai 0,19 soal

ditolak
Soal dengan daya negatif soal jelek

Hasil analisis daya beda disajikan dalam tabel 4.6.


Tabel 4.6 Hasil Analisis Daya Beda

Nomor
Soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

Siswa yang
menjawab
benar
Kelas
Kelas
Atas
Bawah
6
3
3
0
5
6
1
4
6
7
3
0
11
9
8
3

0,1875
0,1875
-0,0625
-0,1875
-0,0625
0,1875
0,125
0,3125

4
7
7

3
6
2

0,0625
0,0625
0,3125

16
7
12

16
7
7

0
0
0,3125

9
8
10
9
1
4
9
13
14
7
5
10
11
13
7
3

5
5
11
6
1
2
6
9
10
6
6
8
9
12
7
2

0,25
0,1875
-0,0625
1,5
0
0,125
0,1875
0,25
0,25
0,0625
-0,0625
0,125
0,125
0,0625
0
0,0625

14

0,3125

Daya
Beda

Kriteria Soal

Ditolak
Ditolak
Jelek
Jelek
Jelek
Ditolak
Ditolak
Diterima dan
diperbaiki
Ditolak
Ditolak
Diterima dan
diperbaiki
Ditolak
Ditolak
Diterima dan
diperbaiki
Diperbaiki
Ditolak
Jelek
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Diperbaiki
Diperbaiki
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Diterima dan
diperbaiki
Diterima dan
diperbaiki

20

32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

8
8
4
10
9

3
7
3
7
15

0,3125
0,0625
0,0625
0,1875
-0,375

8
3
13
3

3
0
15
4

0,3125
0,1875
-0,125
-0,0625

Ditolak
Ditolak
Ditolak
Jelek
Diterima dan
diperbaiki
Ditolak
Jelek
Jelek
Ditolak

Berdasarkan analisis data, dari 40 soal yang dibuat


berdasarkan kriteria daya beda, 7 soal jelek, 24 soal ditolak, 3
soal diperbaiki dan 6 soal diterima dan diperbaiki. Setelah
dilakukan analisis, dari semua soal yang telah dibuat tidak ada
satupun soal yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
soal

masih

sangat

kurang.

Daya

pembeda

soal

adalah

kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa


yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah). Karena tidak ada soal yang
diterima, artinya soal yang diimplementasikan belum bisa
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai.
Bila dikaitkan antara hasil daya beda yang diperoleh
dengan hasil tingkat kesukaran yang tidak sesuai dengan kriteria
soal yang baik yaitu perbandingan soal mudah : sedang : sukar
sebesar 1:2:1 atau 25% mudah : 50% sedang : 25% sukar, maka
terdapat hubungan di antara keduanya. Jika hasil tingkat
kesukaran tidak sesuai dengan ketentuan, maka hasil daya
bedanya akan jelek. Artinya soal yang kami buat masih belum
dapat membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan
kemampuan rendah.
F. Validitas
Validitas butir soal diketahui dengan cara membandingan
r hitung setiap soal dengan r tabel 2 arah skala 0,05. Soal

21

dikatakan valid jika hasil r hitung lebih besar daripada r tabel (


r xy > r 0,05

).

r hitung dapat dicari menggunakan rumus:


N XY ( X )( Y )
r xy =
2
2
( N x 2( X ) )( N y 2( Y ) )

Hasil r hitung dari setiap butir soal dibandingkan dengan r tabel


dua arah skala 0,05 yaitu 0,3120.
Hasil analisis validitas butir soal disajikan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Validitas Butir Soal

Nomor
Soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

r hitung
0,015
0,177
-0,32
-0,434
-0,069
-0,092
-0,313
-0,129
0,005
-0,539
0,015
0
-0,084
-0,04
-0,28
-0,006
-0,432
-0,126
-0,221
0,043
0,028
-0,012
0,102
-0,038
-0,308
-0,27
-0,076
-0,04
-0,004
-0,164
0,324

r tabel

0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120
0,3120

0,05

Validitas
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
VALID

VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID

22

32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
VALID
0,3120
TIDAK VALID
0,3120
TIDAK VALID
Berdasarkan analisis validitas yang dilakukan, dari 40 soal
0,033
-0,004
-0,178
0,104
-0,61
0,284
0,53
-0,052
-0,213

yang diimplementasikan hanya 2 soal yang dikatakan valid yaitu


soal nomor 31 dan 38. Analisis validitas bertujuan untuk
mengetahui tingkat kevalidan instrumen tes yang dibuat. Tes
dikatakan valid jika tes mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Butir soal dikatakan valid jika mempunyai dukungan besar
terhadap skor total. Karena banyaknya soal yang dinyatakan
tidak valid, menunjukkan bahwa butir soal belum menunjukkan
korelasi dengan skor total yang diperoleh siswa. Bila dikaitkan
antara daya beda dengan validitas, maka antara keduanya
terdapat hubungan. Jika daya beda soalnya jelek, maka tingkat
validnya rendah (tidak valid). Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis daya beda yang kebanyakan soalnya ditolak, begitupula
dengan hasil analisis validitas butir soal yang menunjukkan
bahwa sebagian besar soal tidak valid.
Selain dilihat dari validitas butir soalnya, dilihat juga
validitas konstruk dan validitas isi. Berdasarkan tabel 4.8 yang
terlampir pada lampiran 4 terlihat bahwa tes sudah memenuhi
validitas konstruk dan isi. Dikatakan tes tersebut memenuhi
validitas konstruk, jika tes tersebut telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Dikatakan tes tersebut
memenuhi validitas isi jika materi tes dalam pokok-pokok uji
(butir soal) sesuai atau mencakup semua TPK yang telah
dirumuskan.
G. Reliabilitas
Untuk mencari reliabilitas soal digunakan rumus berikut:

23

r=

)
( n1n )(1 M ( nM
)
nS
2
t

M= rerata skor total


Standar deviasi (St2) dicari menggunakan rumus:
2
( X )
2
X N
2
S=
N
Dalam laporan ini tidak dapat dicari reliabilitas soal karena
implementasi

soal

hanya

dilakukan

satu

kali.

Sementara

prasyarat soal dapat dikatakan reliabel adalah soal telah diujikan


ulang kepada subjek yang sama dengan hasil perolehan yang
sama dengan hasil skor perolehan pertama.
Reliabilitas

adalah

konsistensi

atau

kemantapan

pengukuran. Suatu tes dikatakan reliabel bila dapat mengukur


kapabilitas atau kemampuan seseorang secara konsisten atau
mantap

sehingga

menghasilkan pengukuran

yang

terandal

(reliabel). Suatu tes yang terandal akan memberi hasil yang


sama jika diberikan beberapa kali secara berurutan. Reliabilitas
dipengaruhi oleh kejelasan pertanyaan pokok uji dan jumlah butir
soal. Karena implementasi hanya dilakukan satu kali, maka hasil
tes

tidak

dapat

dianalisis

reliabilitasnya.

Sehingga

hasil

implementasi belum bisa dikatakan reliabel atau tidal reliabel.

24

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi, berdasarkan nilai PAP
siswa hanya mampu mendapatkan nilai D dan ada yang tidak
lulus (dinyatakan dengan nilai E). Berdasarkan hasil analisis PAN,
4 siswa mendapatkan nilai A, 2 siswa mendapatkan nilai B, 14
siswa mendapatkan nilai C, 10 siswa mendapatkan nilai D dan 2
siswa mendapatkan nilai E. untuk kualitas butir soal yang
diimplementasikan, berdasarkan tingkat kesukaran soal-soal
yang diimplementasikan belum seimbang antara soal mudah,
sukar dan sulit. Sedangkan berdasarkan daya beda, belum ada
soal yang diterima sehingga hasil tes belum bisa membedakan
antara siswa kelompok atas dengan siswa kelompok bawah.
Untuk validitas, butir soal yang diimplementasikan masih banyak
yang tidak valid. Hal ini menunjukkan bahwa butir soal belum
mendukung skor total. Sedangkan untuk reliabilitas belum bisa
ditentukan karena soal hanya diimplementasikan sekali.
B. Saran
1. Dalam penyusunan soal agar disesuaikan dengan tujuan dan
materi pembelajaran serta dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing

agar

hasil

tes

benar-benar

menunjukkan

kemampuan siswa.
2. Sebelum menyusun alat ukur, sebaiknya juga melakukan
observasi proses pembelajaran agar lebih tahu kemampuan
awal siswa dan sejauh mana materi telah diterima oleh siswa.
3. Untuk melakukan implementasi sebaiknya lebih sering
berdiskusi dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran.
4. Dalam menganalisis, sebaiknya lebih teliti dan hati-hati agar
tidak terjadi kesalahan dalam menghitung.
5. Sebaiknya dalam implementasi, dilakukan lebih dari satu kali
atau lebih dari satu kelas sehingga uji reliabilitas dapat
dilakukan.

25

26

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi
Kedua. Jakarta: PT. Bina Aksara
SMA Negeri 6 Malang. 2015. Sejarah dan Visi Misi
Sekolah.http://www.sma6malang.sch.id/, (Online). Diakses
pada tanggal 13 April 2015
Subali, Bambang. 2010. Penilaian, Evaluasi dan Remidiasi Pembelajaran
Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta, FMIPA, Jurusan Biologi.
Sunarmi dan Imam, Triastono. 2003. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Malang:
FMIPA Universitas Negeri Malang.

27

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Soal Implementasi
ULANGAN HARIAN
PLANTAE
Pilihlah salah satu jawaban yang benar
dengan cara menghitamkan bulatan (

a. Spermatophyta
b. Angiospermae
c. Anthoceropsida
d. Pterydophyta
e. Magnoliopsida
6. Tumbuhan lumut yang tampak

pada huruf a, b, c, d atau e di Lembar

sehari-hari berwarna hijau

Jawaban Komputer (LJK) yang telah

adalah bagian dari....


a. Gametofit
b. Sporofit
c. Protonema
d. Sporangium
e. Protalium
7. Sporofit pada tumbuhan

tersedia menggunakan pensil 2B!


1.

Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri

2.

sebagai berikut, yaitu..


a. Kormophyta
b. Atracheophyta
c. Thallophyta
d. Tracheophyta
e. Pterophyta
Lumut digolongkan ke dalam
tumbuhan peralihan antara kormophyta

dan thallophyta, karena..


a. Daun lumut berklorofil
b. Jumlah spesiesnya banyak
c. Memiliki daun sejati
d. Belum berakar sejati
e. Bersifat diploid
3. Tumbuhan yang tidak mempunyai

4.

pembuluh angkut adalah


a. Paku-pakuan dan lumut hati
b. Lumut daun dan paku air
c. Lumut hati dan lumut daun
d. Tumbuhan biji dan paku-pakuan
e. Tumbuhan biji dan lumut daun
Tumbuhan lumut mempunyai
habitat di tempat yang lembab.
Tumbuhan tersebut disebut...
a. Halofit
b. Saprofit
c. Xerofit
d. Higrofit
e. Hidrofit

5. Dibawah ini yang termasuk ke

lumut adalah generasi yang


menghasilkan...
a. Protonema
b. Gamet
c. Anteridium
d. Spora
e. Arkegonium
8. Perhatikan struktur tumbuhan
lumut berikut!

Bagian yang ditunjukkan anak


panah adalah...
a. Sporangiofor
b. Spora
c. Sporozoid
d. Sporangium
e. Sporangia
9. Apa peran tumbuhan lumut dalam
peristiwa suksesi
a. Sebagai pencegah erosi
b. Sebagai tumbuhan perintis
c. Sebagai zat hara
d. Sebagai produsen bagi hewan kecil
e. Sebagai penyedia air

dalam klasifikasi Bryophyta


adalah.

28

10. Apa peran tumbuhan Marchantia

adalah...

polymorpha...
a. Sebagai bahan kosmetik
b. Sebagai obat batuk dan

a. Tropofil

sesak napas
c. Sebagai bahan makanan
d. Sebagai obat penyakit hati
e. Sebagai obat diare
11. Berikut adalah cirri-ciri
tumbuhan.
1) Mempunyai sorus
2) Gametofit lebih dominan
3) Mempunyai protonema
4) Mempunya tulang daun
sejajar
5) Tingkat sporofit lebih
dominan alam hidupnya.
6) Mempunya protalium
Ciri-ciri paku adalah.....
a. 1,2, dan 3
b. 1,5, dan 6
c. 2,3, dan 4
d. 3,4, dan 5
e. 4,5, dan 6
12. Daun paku yang berfungsi
sebagai penghasil spora
disebut...
a. Mesofil
b. Tropofil
c. Hidrofil
d. Tropofit
e. Sporofil
13. Ciri-ciri Plantae :
1) terdapat jaringan pembuluh
2) fase dominan gametofit
3) fase dominan sporofit
4) belum memiliki akar batang,
dan daun sejati
yang termasuk ciri Pterydophyta
adalah...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
14. Pada tumbuhan paku, daun yang

b. Mikrofil
c. Sporofil
d. Sporofit
e. Spermatofit
15. Tumbuhan paku memiliki daun
sporofil dan daun tropofil yang
berfungsi untuk...
a. Daun sporofil untuk
fotosintesis,daun tropofil
untuk menghasilkan spora
b. Daun sporofil untuk
menghasilkan gamet,daun
tropofil untuk menghasilkan
spora
c. Daun sporofil untuk
menghasilkan spora,daun
tropofil untuk fotosintesis
d. Daun sporofil untuk
menghasilkan spora,daun
tropofil untuk menghasilkan
gamet
e. Daun sporofil untuk
menghasilkan gamet,daun
tropofil untuk fotosintesis
16. Salah satu contoh tumbuhan
paku homospora adalah...
a. Tanduk rusa
b. Selaginella
c. Adiantum cuneatum
d. Paku semanggi
e. Psilotum
17. Reproduksi tumbuhan paku
yang hanya menghasilkan satu
jenis spora saja misalnya
Lycopodium clavatum
disebut....
a. Isospora
b. Homospora
c. Paku peralihan
d. Heterospora
e. Zigospora

berfungsi untuk penghasil spora

29

18. Generasi sporofit tumbuhan


paku adalah generasi yang
menghasilkan....
a. Protonema
b. Protalium
c. Antheridium
d. Arkegonium
e. Gamet
19. Peran tumbuhan Asplenium
nidus adalah....
a. Sebagai tanaman hias
b. Sebagai obat
c. Sebagai makanan
d. Sebagai bahan kosmetik
e. Sebagai obat luka
20. Salah satu persamaan
tumbuhan paku dan tumbuhan
lumut adalah....
a.
Memiliki pembuluh
angkut
b.
Memiliki akar berupa
c.

rizhoid
Telah memiliki akar,

d.

batang dan daun sejati


Mengalami pergiliran
keturunan dalam siklus

e.

hidupnya
Habitatnya di air dan di

darat
21. Tumbuhan berbiji sering
disebut antofita sebab...
a. Mempunyai bunga sebagai
alat perkembangbiakan
b. Berlembaga sebagai hasil
perkawinan
c. Beralat kelamin jelas
d. Mempunyai biji terlindung
oleh daun buah
e. Alat kelamin tidak terlihat
jelas
22. Semua jenis

spermatophyta

mampu menghasilkan...
a. Buah
b. Bunga
c. Strobilus
d. Rhizome
e. Biji

23. Gymnospermae

dan

Angiospermae tergolong dalam


divisi Spermatophyta karena...
a. Menghasilkan sel gamet
b. Menghasilkan biji
c. Mempunyai bunga
d. Mempunyai strobilus
e. Menghasilkan buah
24. Pada
pembuahan
ganda
Angiospermae,

endosperm

atau daging buah dihasilkan


dari pembuahan inti generatif
dengan...
a. Inti
kandung

lembaga

primer
b. Sel telur
c. Inti
kandung

lembaga

sekunder
d. Inti sinergid
e. Inti antipoda
25. Fertilisasi pada tumbuhan dari
golongan Angiospermae terjadi
di dalam...
a. Stigma
b. Stilus
c. Ovarium
d. Ovulum
e. Karpelum
26. Tumbuhan spermatophyta yang
dimanfaatkan

sebagai

bahan

pokok dalam pembuatan gula


pasir adalah...
a. Zea mays
b. Oryza sativa
c. Ginkgo biloba
d. Imperata cylindrica
e. Saccharum officinarum
27. Tumbuhan berbiji yang banyak
dimanfaatkan sebagai makanan pokok
adalah...
a. Zea

mays

dan

Saccharum

officinarum
b. Zea mays dan Oryza sativa
c. Oryza sativa dan Saccharum
officinale
d. Riccia fluitans

dan

Hibiscus

rosasinensis

30

e. Zea

mays

dan

Solanum

lycopersicum
28. Tanaman berikut yang kayunya dapat
dimanfaatkan

untuk

bangunan

adalah...
a. Pinus merkusii
b.
Elais guineensis
c. Nicotiana tabacum
d.
Arecha catechy
e. Aloe vera
29. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi
2 subdivisi, yaitu tumbuhan berbiji
terbuka

(Gymnospermae)

tumbuhan

berbiji

dan
tertutup

(Angiospermae). Di bawah ini yang


merupakan ciri khas tumbuhan berbiji
tertutup adalah....
a. Biji tumbuh pada permukaan
megasporofit
b. Bakal bijinya diselubungi bakal
buah
c. Makrosporagium

dan

mikrosporagium terpisah satu


sama lain
d. Akarnya berupa akar tunggang
dan batangnya bercabang
e. Sporofit
tersusun
dalam
strobilus yang berumah dua
30. Pengamatan terhadap suatu tumbuhan
menunjukkan
bercabang,

ciri-ciri
berakar

berdaun,

berbiji,

strobilus.

Dari

batang
tunggang,

dan

terdapat

ciri-ciri

tersebut,

tumbuhan tersebut digolongkan ke


dalam...
a. Monokotil
b. Dikotil
c. Gymnospermae
d. Cryptogame
e. Angiospermae
31. Di bawah ini yang
tumbuhan
adalah...
a. Cemara
b. Melinjo
c. Cycas

dari

kelas

d. Ginkgo biloba
e. Zamia sp.
32. Dari deretan tumbuhan berikut yang
seluruhnya

termasuk

ke

dalam

kelompok Gymnospermae adalah...


a. Cemara, damar, pinus, pisang
b. Pakis haji, pinus, damar, melinjo
c. Cemara, pinang, pakis haji,
pinus
d. Alang-alang, damar, melinjo,
pakis haji
e. Damar, alang-alang, pakis haji,
cemara
33. Berikut yang

merupakan

Angiospermae adalah...
a. Cycadinae
b. Monocotyledoneae
c. Coniferinae
d. Ginkgoinae
e. Gnetinae
34. Angiospermae

kelas

sering

disebut sebagai tumbuhan


berbiji

tertutup.

Disebut

berbiji tertutup karena bakal


bijinya ditutupi oleh...
a. Kulit buah
b. Endosperm
c. Daun buah (karpelum)
d. Kulit biji tebal
e. Berada dalam strobilus
35. Dalam daur hidup tumbuhan
angiospermae,
merupakan

yang
mikrospora

adalah...
a. Serbuk sari
b. Buluh serbuk sari
c. Benang sari
d. Kepala sari
e. Tangkai sari

36. Kekerabatan tumbuhan dapat dilihat


termasuk
Coniferine

dari ciri morfologinya.


1) Batang tinggi bercabang
2) Daun bertulang menjari
3) Akar serabut
4) Daun bertulang sejajar

31

5) Bagian bunga berjumlah lima atau

dicotyledoneae, sedangkan

kelipatan lima
Ciri morfologi tumbuhan monokotil

angiospermae adalah

adalah...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 3 dan 5
37. Pernyataan di bawah ini yang

coniferae
38. Perhatikan skema siklus hidup
Angiospermae berikut!

paling benar tentang perbedaan


gymnospermae

dan

angiospermae adalah...
a. Pembuahan pada
gymnospermae berupa
pembuahan tunggal,
sedangkan angiospermae
berupa pembuahan ganda
b. Alat reproduksi generatif
pada gymnospermae berupa

Pada skema yang bernomor 1 dan 2


adalah...
a. Megasporangia dan Megaspora
b. Megasporangia dan Mikrosporangia
c. Mikrospora dan Megaspora
d. Megasporangia dan Mikrospora
e. Megaspora dan Mikrospora
39. Ciri khas yang membedakan

bunga, sedangkan

Angiospermae dengan kelompok

angiospermae berupa

tumbuhan lainnya adalah...


a. Bunga sejati dengan bakal biji di

strobilus (konus)
c. Bakal biji pada
gymnospermae dilindungi
oleh daun buah (karpel),
sedangkan angiospermae

b.
c.

dalam bakal buah


Memiliki akar tunggang
Memiliki pembuluh angkut xylem

d.

dan floem
Bagian bunga

e.

empat, atau lima


Dapat mengalami pertumbuhan

tidak dilindungi oleh daun


buah (karpel)
d. Pembuluh angkut dari
bawah ke atas pada
gymnospermae berupa
xilem, sedangkan
angiospermae berupa
trakeid
e. Salah satu nama kelas dari

kelipatan

dua,

sekunder
40. Di bawah ini yang merupakan famili dari
kelas monokotil adalah...
a. Famili Papilionaceae
b. Famili Minosaceae
c. Famili Malvaceae
d. Famili Poaceae
e. Famili Casuarinaceae

gymnospermae adalah

32

Lampiran 2
KUNCI JAWABAN
PLANTAE

11

21

31

12

22

32

13

23

33

14

24

34

15

25

35

16

26

36

17

27

37

18

28

38

19

29

39

10

20

30

40

33

Lampiran 3
Tabel 4.1 Skor Siswa
N
o.

Nama
Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Abdul
Aisyah
Anisa
Asa
Butsania
Delsy
Dhea
Dilla
Fiqri
Galih
Geya
Hafizh
I Dewa Putu
Istiqomah
Kadek Diah
Kemas Doyu
M. Rizky
M. Hilmy
Maulana
M. Soleh

1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1

2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

3
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0

4
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0

5
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1

6
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

7
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0

8
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

9
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1

1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0

1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0

1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
3
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1

1
4
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1

Nomr Soal
1 1 1
5 6 7
0 0 1
0 0 1
1 0 1
1 1 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
0 0 1
1 1 0
0 0 1
0 0 1
0 0 0
1 1 0
0 0 1
1 0 1
1 1 1
0 0 1
0 0 0
1 1 1
1 1 0

1
8
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0

1
9
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1

2
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1

2
2
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1

2
3
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1

2
4
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1

2
5
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0

2
6
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0

2
7
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1

2
8
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1

2
9
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1

3
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

21 M.Izzul
22 M. Zaky
23 Nadia
24 Oktavian
25 Pandu
26 Putri
27 Rishelia
28 Suhendra
29 Tria
30 Utariyah
31 Yana
32 Yessi
Total siswa
benar

No
.

Nama
Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Abdul
Aisyah
Anisa
Asa
Butsania
Delsy
Dhea
Dilla
Fiqri
Galih

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0

0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

9 3

3
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1

3
2
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0

1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
2

1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5

3
3
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1

1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
3

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
3

1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
2
0

0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1

Nomor Soal
3 3 3 3
4 5 6 7
1 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
0 1 1 0
0 1 1 0
0 1 1 1
0 1 1 0
1 0 0 0

0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
7

3
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
3

3
9
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1

0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
9

4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2

0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
4

0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
9

0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
6

0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
3

Total

Nilai

19
18
17
15
18
17
15
18
16
16

47,5
45
42,5
37,5
45
42,5
37,5
45
40
40

1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
2
1

0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
5

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0

0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
5

1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
2
0

1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
2
4

1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
3

0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1

1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8

1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
2
0

1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
2
5

1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
5

0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
5

11
12

Geya
Hafizh
I Dewa
13
Putu
14 Istiqomah
15 Kadek Diah
Kemas
16
Doyu
17 M. Rizky
18 M. Hilmy
19 Maulana
20 M. Soleh
21 M Izzul
22 M Zaky
23 Nadia
24 Oktavian
25 Pandu
26 Putri
27 Rishelia
28 Suhendra
29 Tria
30 Utariyah i
31 Yana
32 Yessi
Total siswa
benar

1
1

0
0

1
1

0
0

1
0

1
1

1
1

0
0

1
1

0
0

18
16

45
40

21

52,5

0
0

0
0

1
0

0
0

1
0

1
1

0
0

0
0

1
1

0
1

16
15

40
37,5

18

45

1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
2
3

0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1

1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
5

0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1

1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
7

1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
2
4

1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1

0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
8

0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1

17
17
14
22
17
22
15
17
14
21
18
19
17
18
16
18

42,5
42,5
35
55
42,5
55
37,5
42,5
35
52,5
45
47,5
42,5
45
40
45

Lampiran 4
Tabel 4.8 Validitas Isi dan Validitas Konstrak

Soal
1.Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
yaitu..
a. Kormophyta
b. Atracheophyta
c. Thallophyta
d. Tracheophyta
e. Pterophyta
2.Lumut digolongkan ke dalam tumbuhan peralihan
antara kormophyta dan thallophyta, karena..
a. Daun lumut berklorofil
b. Jumlah spesiesnya banyak
c. Memiliki daun sejati
d. Belum berakar sejati
e. Bersifat diploid
3. Tumbuhan yang tidak mempunyai pembuluh
angkut adalah.
a. paku-pakuan dan lumut hati
b. lumut daun dan paku air
c. lumut hati dan lumut daun

Materi
Ciri-ciri morfologi
tumbuhan lumut
(Bryophyta)

Tujuan
1. Siswa kelas X semester 2
mampu mendeskripsikan
ciri-ciri morfologi
tumbuhan lumut
(Bryophyta) dengan benar
melalui pengamatan.

Validit
as isi

Validita
s
konstra
k

d. tumbuhan biji dan paku-pakuan


e. tumbuhan biji dan lumut daun
4.Tumbuhan lumut mempunyai habitat di tempat
yang lembab. Tumbuhan tersebut disebut....
a. Halofit
b. Saprofit
c. Xerofit
d. Higrofit
e. Hidrofit
5.Dibawah ini yang termasuk ke dalam klasifikasi
Bryophyta adalah.
a. Spermatophyta
b. Angiospermae
c. Anthoceropsida
d. Pterydophyta
e. Magnoliopsida
6.Tumbuhan lumut yang tampak sehari-hari
berwarna hijau adalah bagian dari....
a. Gametofit
b. Sporofit
c. Protonema
d. Sporangium
e. Protalium
7.Sporofit pada tumbuhan lumut adalah generasi
yang menghasilkan...
a. Protonema
b. Gamet

Klasifikasi tumbuhan
lumut

Daur hidup tumbuhan


lumut

2. Siswa kelas X semester 2


mampu
mengidentifikasikan
tumbuhan lumut dengan
benar melalui
pengamatan
3. Siswa kelas X semester 2
mampu menjelaskan daur
hidup tumbuhan lumut
dengan runtut dan benar
melalui kajian literatur

c. Anteridium
d. Spora
e. Arkegonium
8.Perhatikan struktur tumbuhan lumut berikut!

Bagian yang ditunjukkan anak panah adalah...


a. sporangiofor
b. spora
c. sporozoid
d. sporangium
e. sporangia
9.Apa peran tumbuhan lumut dalam peristiwa
suksesi?
a. Sebagai pencegah erosi
b. Sebagai tumbuhan perintis
c. Sebagai zat hara
d. Sebagai produsen bagi hewan kecil
e. Sebagai penyedia air
10.Apa peran tumbuhan Marchantia polymorpha?
a. Sebagai bahan kosmetik
b. Sebagai obat batuk dan sesak napas
c. Sebagai bahan makanan
d. Sebagai obat penyakit hati
e. Sebagai obat diare

Peranan tumbuhan
lumut bagi manusia
dan lingkungan

4. Siswa kelas X semester 2


mampu menjelaskan
peranan tumbuhan lumut
bagi manusia dan
lingkungan dengan benar
melalui diskusi

11.Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan.


1). Mempunyai sorus
2). Gametofit lebih dominan
3). Mempunyai protonema
4). Mempunya tulang daun sejajar
5). Tingkat sporofit lebih dominan alam hidupnya.
6). Mempunya protalium
ciri-ciri paku adalah.....
A. 1,2, dan 3
B. 1,5, dan 6
C. 2,3, dan 4
D. 3,4, dan 5
E. 4,5, dan 6
12.Daun paku yang berfungsi sebagai penghasil
spora disebut
a. mesofil
b. tropofil
c. hidro fil
d. tropofit
e. sporofil
13.Ciri-ciri Plantae :
1) terdapat jaringan pembuluh
2) fase dominan gametofit
3) fase dominan sporofit
4) belum memiliki akar batang, dan daun sejati
yang termasuk ciri Pterydophyta adalah...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3

Ciri-ciri morfologi
tumbuhan paku
(Pteridophyta)

5. Siswa kelas X semester 2


mampu mendeskripsikan
ciri-ciri morfologi
tumbuhan paku
(Pteridophyta) dengan
benar melalui
pengamatan

c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
14.Pada tumbuhan paku, daun yang berfungsi untuk
penghasil spora adalah...
a. tropofil
b. mikrofil
c. sporofil
d. sporofit
e. spermatofit
15.Tumbuhan paku memiliki daun sporofil dan daun
tropofil yang berfungsi untuk..
a. Daun sporofil untuk fotosintesis,daun tropofil
untuk menghasilkan spora
b. Daun sporofil untuk menghasilkan gamet,daun
tropofil untuk menghasilkan spora
c. Daun sporofil untuk menghasilkan
spora,daun tropofil untuk fotosintesis
d. Daun sporofil untuk menghasilkan spora,daun
tropofil untuk menghasilkan gamet
e. Daun sporofil untuk menghasilkan gamet,daun
tropofil untuk fotosintesis
16.Salah satu contoh tumbuhan paku homospora
adalah :
a. tanduk rusa
b. Selaginella
c. Adiantum cuneatum

Klasifikasi tumbuhan
paku

6. Siswa kelas X semester 2


mampu menjelaskan
klasifikasi tumbuhan paku
dengan benar melalui
pengamatan

d. paku semanggi
e. Psilotum
17.Reproduksi tumbuhan paku yang hanya
menghasilkan satu jenis spora saja misalnya
Lycopodium clavatum disebut....
a. Isospora
b. Homospora
c. Paku peralihan
d. Heterospora
e. Zigospora
18.Generasi sporofit tumbuhan paku adalah generasi
yang menghasilkan....
a. Protonema
b. Protalium
c. Antheridium
d. Arkegonium
e. Gamet
19.Peran tumbuhan Asplenium nidus adalah....
a. Sebagai tanaman hias
b. Sebagai obat
c. Sebagai makanan
d. Sebagai bahan kosmetik
e. Sebagai obat luka
20.Salah satu persamaan tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut adalah....
a.
Memiliki pembuluh angkut
b.
Memiliki akar berupa rizhoid
c.
Telah memiliki akar, batang dan daun

Daur hidup tumbuhan


paku

Peranan tumbuhan
paku bagi manusia

Perbedaan tumbuhan
lumut dan paku

7. Siswa kelas X semester 2


mampu menjelaskan
daur hidup tumbuhan
paku dengan runtut dan
benar melalui
pengamatan charta

8. Siswa kelas X semester 2


mampu menguraikan
peranan tumbuhan paku
bagi manusia dengan
benar melalui diskusi
9. Siswa kelas X semester 2
mampu menjelaskan
perbedaan tumbuhan
lumut dan paku dengan
benar melalui diskusi

sejati
d.

Mengalami pergiliran keturunan


dalam siklus hidupnya
e.
Habitatnya di air dan di darat
21.Tumbuhan berbiji sering disebut antofita sebab...
a. Mempunyai bunga sebagai alat
perkembangbiakan
b. Berlembaga sebagai hasil perkawinan
c. Beralat kelamin jelas
d. Mempunyai biji terlindung oleh daun buah
e. Alat kelamin tidak terlihat jelas
22.Semua jenis spermatophyta mampu
menghasilkan...
a. buah
b. bunga
c. strobilus
d. rhizome
e. biji
23.Gymnospermae dan Angiospermae tergolong
dalam divisi Spermatophyta karena...
a. Menghasilkan sel gamet
b. Menghasilkan biji
c. Mempunyai bunga
d. Mempunyai strobilus
e. Menghasilkan buah
24.Pada pembuahan ganda Angiospermae,
endosperm atau daging buah dihasilkan dari
pembuahan inti generatif dengan...
a. Inti kandung lembaga primer
b. Sel telur

Ciri-ciri morfologi
tumbuhan berbiji
(Spermatophyta)

Klasifikasi tumbuhan
berbiji

10.Siswa kelas X semester 2


mampu mendeskripsikan
ciri-ciri morfologi
tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) dengan
benar melalui pengamatan

11.Siswa kelas X semester 2


mampu menjelaskan
klasifikasi tumbuhan berbiji
dengan benar melalui
pengamatan

Metagenesis tumbuhan 12.Siswa kelas X semester 2


berbiji
mampu menjelaskan
metagenesis tumbuhan
berbiji dengan runtut dan

c. Inti kandung lembaga sekunder


d. Inti sinergid
e. Inti antipoda
25.Fertilisasi pada tumbuhan dari golongan
Angiospermae terjadi di dalam...
a. Stigma
b. Stilus
c. Ovarium
d. Ovulum
e. Karpelum
39.Perhatikan skema siklus hidup Angiospermae
berikut!

Pada skema yang bernomor 1 dan 2 adalah...


a. Megasporangia dan Megaspora
b. Megasporangia dan Mikrosporangia

benar melaui studi literatur

c. Mikrospora dan Megaspora


d. Megasporangia dan Mikrospora
e. Megaspora dan Mikrospora
26.Tumbuhan spermatophyta yang dimanfaatkan
sebagai bahan pokok dalam pembuatan gula pasir
adalah...
a. Zea mays
b. Oryza sativa
c. Ginkgo biloba
d. Imperata cylindrica
e. Saccharum officinarum
27.Tumbuhan berbiji yang banyak dimanfaatkan
sebagai makanan pokok adalah...
a. Zea mays dan Saccharum officinarum
b.Zea mays dan Oryza sativa
c. Oryza sativa dan Saccharum officinale
d.Riccia fluitans dan Hibiscus rosasinensis
e. Zea mays dan Solanum lycopersicum
28.Tanaman berikut yang kayunya dapat
dimanfaatkan untuk bangunan adalah...
a. Pinus merkusii
b. Elais guineensis
c. Nicotiana tabacum
d. Arecha catechy
e. Aloe vera
29.Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi 2 subdivisi,
yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Di bawah

Peran tumbuhan berbiji


secara ekonomi dan
ekologi

Ciri-ciri tumbuhan
Gymnospermae

13.Siswa kelas X semester 2


mampu menganalisis
peran tumbuhan berbiji
secara ekonomi dan
ekologi dengan benar
melalui studi literatur

14.Siswa kelas X semester 2


mampu mendiskripsikan

ini yang merupakan ciri khas tumbuhan berbiji


tertutup adalah....
a. biji tumbuh pada permukaan megasporofit
b. bakal bijinya diselubungi bakal buah
c. makrosporagium dan mikrosporagium terpisah
satu sama lain
d. akarnya berupa akar tunggang dan batangnya
bercabang
e. sporofit tersusun dalam strobilus yang berumah
dua
30.Pengamatan terhadap suatu tumbuhan
menunjukkan ciri-ciri batang bercabang, berakar
tunggang, berdaun, berbiji, dan terdapat strobilus.
Dari ciri-ciri tersebut, tumbuhan tersebut
digolongkan ke dalam...
a. Monokotil
b. Dikotil
c. Gymnospermae
d. Cryptogame
e. Angiospermae
31.Di bawah ini yang termasuk tumbuhan dari kelas
Coniferine adalah...
a. Cemara
b. Melinjo
c. Cycas
d. Ginkgo biloba
e. Zamia sp.
32.Dari deretan tumbuhan berikut yang seluruhnya
termasuk ke dalam kelompok Gymnospermae

ciri ciri tumbuhan


Gymnospermae dengan
benar melalui pengamatan

Klasifikasi

15.Siswa kelas X semester 2

adalah...
a. Cemara, damar, pinus, pisang
b. Pakis haji, pinus, damar, melinjo
c. Cemara, pinang, pakis haji, pinus
d. Alang-alang, damar, melinjo, pakis haji
e. Damar, alang-alang, pakis haji, cemara

mampu menjelaskan
klasifikasi tumbuhan

33.Berikut yang merupakan kelas Angios-permae


adalh...
a. Cycadinae
b. Monocotyledoneae
c. Coniferinae
d. Ginkgoinae
e. Gnetinae

Gymnospermae

34.Ciri khas yang membedakan Angiospermae


dengan kelompok tumbuhan lainnya adalah...
a. Bunga sejati dengan bakal biji di dalam
bakal buah
b. Memiliki akar tunggang
c. Memiliki pembuluh angkut xylem dan floem
d. Bagian bunga kelipatan dua, empat, atau lima
e. Dapat mengalami pertumbuhan sekunder

Ciri-ciri tumbuhan
Angiospermae

35.Angiospermae sering disebut sebagai tumbuhan


berbiji tertutup. Disebut berbiji tertutup karena bakal
bijinya ditutupi oleh...
a. Kulit buah
b. Endosperm
c. Daun buah (karpelum)

Gymnospermae dengan
benar melalui studi
literatur
V

16.Siswa kelas X semester 2


mampu mendiskripsikan
ciri ciri tumbuhan
Angiospermae dengan
benar melalui
pengamatan

d. Kulit biji tebal


e. Berada dalam strobilus
36.Dalam daur hidup tumbuhan angiospermae, yang
merupakan mikrospora adalah...
a. Serbuk sari
b. Buluh serbuk sari
c. Benang sari
d. Kepala sari
e. Tangkai sari
40.Di bawah ini yang merupakan famili dari kelas
monokotil adalah...
a. Famili Papilionaceae
b. Famili Minosaceae
c. Family Malvaceae
d. Family Poaceae
e. Family Casuarinaceae
38.Kekerabatan tumbuhan dapat dilihat dari ciri
morfologinya.
6) Batang tinggi bercabang
7) Daun bertulang menjari
8) Akar serabut
9) Daun bertulang sejajar
10) Bagian bunga berjumlah lima atau kelipatan
lima
Ciri morfologi tumbuhan monokotil adalah...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 3 dan 5

Reproduksi
Angiospermae

Perbedaan tumbuhan
dikotil dan monokotil

17.Siswa kelas X semester 2


mampu menjelaskan
reproduksi Angiospermae
dengan benar melalui
studi literatur

18.Siswa kelas X semester 2


mampu membedakan
tumbuhan dikotil dan
monokotil dengan benar
melalui pengamatan

37.Pernyataan di bawah ini yang paling benar


tentang perbedaan gymnospermae dan angiospermae
adalah...
a. Pembuahan pada gymnospermae berupa
pembuahan tunggal, sedangkan
angiospermae berupa pembuahan ganda
b. Alat reproduksi generatif pada gymnospermae
berupa bunga, sedangkan angiospermae berupa
strobilus (konus)
c. Bakal biji pada gymnospermae dilindungi oleh
daun buah (karpel), sedangkan angiospermae
tidak dilindungi oleh daun buah (karpel)
d. Pembuluh angkut dari bawah ke atas pada
gymnospermae berupa xilem, sedangkan
angiospermae berupa trakeid
e. Salah satu nama kelas dari gymnospermae
adalah dicotyledoneae, sedangkan
angiospermae adalah coniferae

Perbedaan tumbuhan
Gymnospermae dan
Angiospermae

19.Siswa kelas X semester 2


mampu membedakan
tumbuhan
Gymnospermae dan
Angiospermae dengan
benar melalui
pengamatan

Lampiran 5 Refleksi masing-masing anggota


Nama

: Fatimah Dewi Ratna Swari/ 120341421970


Pada

awal

membuat

soal

Kelompok

kami

semester,

dan

kami

mendapat

tugas

mengimplementasikannya

memilih

SMA

Negeri

di

untuk

sekolah.

Malang

untuk

implementasi soal, karena SMA Negeri 6 Malang merupakan


sekolah saya dulu sewaktu SMA dan saya kenal dekat dengan
guru biologinya, yaitu Pak Dadik Purnomo. Awalnya saya
bingung, apakah soal yang diimplementasikan itu membuat
sendiri, bagaimana cara menyesuaikan soal dengan materi yang
sedang diajarkan Pak Dadik pada waktu implementasi dan
pelajaran,

apakah

soal

yang

saya

buat

terlalu

sulit,

dll.

Pertanyaan yang bermacam-macam itu muncul pada awal Bu


Narmi memberikan tugas pada kami.
Setelah

berjalan

beberapa

minggu,

Bu

Narmi

mengajarkan kami tentang bagaimana cara membuat soal yang


baik, tipe soal apa saja yang ada, bagaimana analisis dan kriteria
asesmen yang benar, dll. Dari pelajaran tersebut, seiring dengan
berjalannya waktu saya dapat memahami itu semua. Namun,
untuk membuat soal dengan beberapa tipe tertentu memang
sangat sulit sekali, apalagi bila tidak diseimbangkan dengan
latihan. Setelah mempelajari materi tersebut, kami sekelompok
bertiga (saya, fina, dan rizky) mengurus surat ijin ke fakultas dan
dinas pendidikan lalu ke SMA Negeri 6 Malang. Akhirnya saya
janjian dengan Pak Dadik, mendiskusikan materi dan waktu
implementasi soal.
Hal

yang

implementasi

paling
soal

membuat
bukan

saya

bingung

bagaimana

mengimplementasikannya saja atau menyusun 40 soal

ketika
cara
yang

akan diuji cobakan pada siswa, namun justru cara mengatur

siswanya,

mengkondisikan

siswa

seperti

melakukan

ujian

beneran, karena siswa kelas X MIA 3 yang menjadi kelas uji coba
implementasi soal ini menurut saya, kelas yang termasuk sulit
untuk disiplin. Entah karena saya bukan guru aslinya atau
bagaimana hingga saya berfikir mungkin saya harus merasakan
apa yang dulu pernah saya lakukan. Teringat masa SMA dulu,
saat guru PPL sedang mengajar pasti saya ada saja alasan untuk
keluar kelas dan ramai sendiri, sehingga ada kesan yang sangat
lucu

dan

pengalaman

yang

sangat

menyenangkan

ketika

mengimplementasikan soal ini.


Setelah mengimplementasikan soal, kamu sekelompok
(saya, fina dan rizky) membuat laporan implementasi soal yang
berisi analisis butir soal meliputi daya beda, tingkat kesukaran,
validitas soal, reliabilitas, cara penilaian dengan PAN dan PAP.
Menurut saya, analisis ini sangat perlu dilakukan dan dipelajari,
karena sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh membuat
soal yang asal-asalan saja. Harus sesuai dengan tujuan (validitas
konstruk) dan sesuai dengan materi (validitas isi). Ada beberapa
kriteria soal yang baik diantaranya yaitu dapat membedakan
kemampuan siswa yang tinggi, rendah dan sedang, sehingga kita
perlu melakukan analisis atau uji daya beda untuk mengetahui
apakah soal yang kita buat sudah dapat membedakan siswa
yang berkemampuan tinggi, rendah dan sedang.
Menurut saya, adanya latihan implementasi soal ini
sangat perlu dilakukan, karena sebagai seorang calon guru
pengalaman sangat diperlukan untuk mengajar nantinya di
sekolah, termasuk membuat soal dan menganalisis setiap butir
soalnya. Saya sendiri merasa tugas implementasian soal ini
sangat

bermanfaat,

selain

menambah

pengalaman,

pengetahuan, saya menjadi paham bagaimana membuat soal


yang baik sesuai standart dan tidak asal-asalan. Selain itu,

dengan adanya
mengukur

pengimplementasian soal ini, saya dapat

seberapa

paham

siswa

terhadap

materi

dan

kemampuannya seberapa. Untuk kedepannya, semoga tugas


mengimplementasikan soal ini terus dilakukan dengan kelompok
kecil berdua-dua atau maksimal bertiga, karena dengan begitu
implementasi soal akan efektif.

Nama : Fina Zakiyah/ 120341421985


Semester ini adalah kali ketiga saya bertemu lagi dengan
Bu

Narmi.

matakuliah

Setelah
morfologi

sebelumnya
tumbuhan

bertemu
dan

beliau

Kemampuan

dengan
Dasar

Mengajar, semester ini saya bertemu beliau lagi dengan


matakuliah Evaluasi Pendidikan. Pada awal semester kami diberi
tugas untuk melakukan implementasi soal Biologi yang kami buat
sendiri ke sekolah. Tahap yang harus kami lakukan selain
membuat soal adalah mengurus administrasi ke sekolah yang
akan dijadikan tempat implementasi. Untuk membuat soal,
pertama kami harus mengetahui KD. Setelah KD kami harus
menurunkan menjadi indikator dan tujuan. Soal yang kami buat
harus memenuhi validitas isi dan konstruk agar bisa mengukur
ketercapaian tujuan.
Saya masuk dalam kelompok 5 bersama saudari Fatimah
dan saudara Rizky. Karena kebetulan saudari Fatimah adalah asli
orang

Malang,

maka

kami

memutuskan

untuk

melakukan

implementasi ke SMA almamater saudari Fatimah yaitu di SMA


Negeri 6 Malang. Melalui saudari Fatimah kami langsung bisa
menemui Bapak Dadik selaku salah satu guru pengampu mapel
Biologi di SMA 6 ini. Saat kami hubungi, ternyata Beliau sangat
open

dengan

implementasi.

permintaan
Sesuai

kami

dengan

untuk

bisa

permintaan

melakukan
Bu

Narmi,

implementasi akan dilakukan dengan jadwal minggu kedua


hingga keempat bulan Februari. Kebetulan pada minggu-minggu
tersebut materi Biologi yang diajarkan oleh Bapak Dadik ke kelas
yang diajarnya adalah materi tentang Plantae.
Selama persiapan dan pelaksanaan implementasi terdapat
banyak hambatan yang kami hadapi. Kendala pertama yang saya
rasakan

adalah

kurangnya

di

awal

komunikasi

mengurus

antara

saya

administrasi.
dengan

kedua

Karena
teman

kelompok yang lain, kami mengalami beberapa kesalahpahaman


sehingga terjadi beberapa waktu kami saling mangkel satu
dengan

yang

lain.

Kendala

selanjutnya

adalah

jadwal

implementasi yang molor. Implementasi yang kami rencanakan


pada pertengahan Februari molor hingga pertengahan Maret. Hal
ini terjadi karena SMA 6 Malang memiliki agenda sekolah yang
padat

sehingga

berakibat

molornya

pemberian

materi

pembelajaran. Kendala terakhir adalah dalam menyusun laporan


implementasi. Tidak ada pembagian tugas yang jelas dalam
kelompok untuk menyelesaikan laporan implementasi sehingga
pengerjaan laporan implementasi sangat mepet dan tidak
dikerjakan secara berkelompok.
Dari matakuliah Evaluasi Pendidikan dari awal bulan Januari
hingga sekarang, saya merasa telah mendapat begitu banyak
pembelajaran. Selain pembelajaran mengenai evaluasi dalam
bidang

pendidikan

saya

juga

belajar

untuk

ikhlas

dan

menghargai orang lain melalui kegiatan implementasi. Dalam

kegiatan impelmentasi saya benar-benar mengerti maksud dari


peribahasa berat sama dipikul ringan sama dijinjing, karena
memang ketika dikerjakan bersama sesuatu akan terasa lebih
ringan. Pembelajaran yang paling penting bagi saya sebagai
calon guru adalah bahwa tugas guru tidak hanya mengajar. Tapi
juga

mempersiapkan,

bertanggungjawab

untuk

mengajar,
tidak

menganalisis

mengulang

kesalahan

dan
yang

dilakukan setelah melakukan evaluasi. Membuat soal tidak


sesimpel menghilangkan kata dari sebuah pertanyaan, tapi
membuat soal juga tentang mengoreksi kesalahan.

Nama : Rizky Alfarizy/ 120341421984


A. Sebelum Implementasi Soal

Pada semester 6 ini saya mendapatkan mata kuliah


Evaluasi Pendidikan. Salah satu tugas dari mata kuliah Evaluasi
Pendidikan

adalah

membuat

soal

yang

nantinya

akan

diimplementasikan di sekolah yang kami inginkan. Sebelum


mengimplementasikan

soal

di

sekolah,

maka

yang

harus

dilakukan terlebih dahulu adalah mengurus perizinan untuk


mengimplementasikan soal terhadap sekolah yang terkait dan
membuat soal. Kami memutuskan untuk memilih SMAN 6 Malang
sebagai sekolah yang akan kami jadikan tempat implementasi
soal. Pemilihan SMAN 6 Malang ini karena rekan anggota
kelompok saya merupakan alumni dari SMAN 6 Malang yaitu
Saudari Fatimah Dewi R. S.
Setelah menetapkan sekolah

yang kami tuju, maka

selanjutnya menembusi guru biologi yang bersangkutan di


sekolah tersebut yaitu Pak Dadik. Kamipun pergi ke sekolah
untuk menembusi Pak Dadik. Setelah bertemu dengan Pak Dadik,
kemudian kami berbicara mengenai kegiatan implementasi soal
yang akan kami lakukan di SMAN 6 Malang. Pak Dadik sangat
bersedia jika kami akan melakukan kegiatan implementasi soal di
sekolah ini. Setelah disetujui oleh Pak Dadik, maka selanjutnya
kami mengurus surat perizinan untuk melakukan kegiatan
implementasikan soal di sekolah tersebut.
Pengurusan surat izin melalui beberapa tahap yaitu
meminta lembar perizinan yang berisi terkait tujuan perizinan,
melengkapi

tanda

tangan

yang

ada

di

lembar

perizinan,

mengurus surat izin di fakultas, dan mengurus surat izin di Dinas


Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Kendala yang kami
hadapi adalah ketika melengkapi tanda tangan yang ada di
lembar perizinan, jika tanda tangan belum lengkap maka kami
harus

mencari

tanda

tangan

di

keesokan

harinya.

Saat

melengkapi tanda tangan, kami sedikit kesulitan mencari tanda

tangan kepala jurusan karena setiap kali ingin meminta tanda


tangan beliaunya tidak ada mungkin dikarenakan beliau sangat
sibuk. Tapi, alhamdulillah kami akhirnya dapat melengkapi semua
tanda tangan. Setelah tanda tangan lengkap maka selanjutnya
oleh pihak fakultas akan diurus surat perizinannya. Kami harus
menunggu 2 hari untuk selesainya surat perizinan dari pihak
fakultas. Setelah surat perizinan dari fakultas selesai, selanjutnya
mengantarkannya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Malang yang terletak di Jl. Veteran, Malang. Ketika mengurus
surat perizinan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang
selesainya cukup lama hampir 4 jam. Hal ini karena saat itu
banyak yang sedang mengurus surat.
Setelah

surat

perizinan

dari

Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan Kota Malang selesai, maka kami mencari waktu


yang kosong untuk mengantarkan surat tersebut ke SMAN 6
Malang. Setelah kami memberikan surat perizinan terhadap
pihak TU sekolah. Kami disuruh untuk menemui Pak Dadik untuk
mengkonfirmasi.

Kami

bertemu

dengan

Pak

Dadik

untuk

membicarakan masalah jadwal ulangan yang akan digunakan


untuk mengimplementasikan soal, tipe soal yang akan dibuat,
jumlah soalnya, kelas yang akan digunakan, materi yang akan
dibuat soal, dan sebagainya. Pak Dadik meminta kami untuk
membuat tipe soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal dengan
materi Plantae untuk kelas X.
Setelah membicarakan mengenai soal kepada Pak Dadik,
maka kami membuat soalnya. Kami mau tidak mau harus
membaca mengenai materi Plantae dari berbagai sumber,
diutamakan buku SMA agar kami tahu sejauh mana cakupan
materinya. Sebelum membuat soal, kami harus menentukan
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan. Kebetulan kami sudah
mendapatkan tujuan pembelajaran dari Pak Dadik, namun

beberapa ada yang kami modifikasi dari tujuan pembelajaran


yang ada dalam RPP yang diberikan oleh Pak Dadik. Setelah
tujuan selesai, maka kami membuat soal sesuai dengan tujuan
yang ada. Kami berencana membuat soal sebanyak 50 soal. Hal
ini agar Pak Dadik sendiri yang nantinya akan memilih soal
sebanyak 40 butir soal yang dirasa baik.
Setelah soal selesai dibuat, maka kami pergi menemui Pak
Dadik untuk menanyakan soal dan memastikan jadwalnya
kembali. Kamipun bertemu dengan Pak Dadik, beliau meminta
untuk meninggalkan soalnya saja biar beliau yang akan memilih
dan mengoreksi soalnya. Beliau mengatakan jika ulangannya
akan

diadakan

minggu

terakhir

bulan

Februari.

Minggu

berikutnya kami bertemu dengan Pak Dadik untuk mengambil


soalnya, kemudian soal tersebut akan kami perbaiki dan cetak.
Kali ini beliau mengatakan jika jadwal ulangannya diundur,
karena

anak

kelas

belum

selesai

materi

plantaenya.

Pengunduran jadwal ulangannya ini disebabkan karena Pak Dadik


sibuk menyambut kunjungan dari Thailand, sehingga kegiatan
belajar mengajar mejadi terhambat.
B. Saat Implementasi Soal
Hari implementasi soal sudah tiba, ketika berada di dalam
kelas kami sangat gerogi. Karena ini merupakan pertama kalinya
kami berdiri di depan murid-murid. Kedua teman saya tidak mau
atau malu ketika akan membuka kelas dan mereka menyuruh
saya untuk membuka kelas. Mau tidak mau saya harus membuka
kelas. Saya sebenarnya juga gerogi ketika akan membuka kelas.
Sebelum

memulai

ujian,

sambil

menunggu

lembar

jawaban yang diambilkan oleh Pak Dadik. Saya menanyakan


kesiapan murid-murid kelas X-MIA 3 untuk menghadapi ulangan
ini. Kebanyakan mereka menjawab belum belajar dan belum

siap. Hal ini karena semua murid tidak memiliki buku paket dan
hanya mengandalkan pada presentasi materi kelompok. Menurut
kami, ini akan berdampak terhadap hasil belajar siswa nantinya.
Setelah waktu ulangan tiba, lembar jawaban dan soal
dibagikan. Walaupun awalnya suasana kelas agak begitu ramai,
tapi menjelang ulangan suasana mulai sepi dan hening. Waktu
ulanganpun berakhir, sebelum murid keluar dari kelas. Kami
meminta murid untuk menulis pesan dan kesan di secarik kertas.
C. Sesudah Implementasi Soal
Setelah implementasikan soal, maka selanjutnya adalah
merekap nilai. Melihat PAN, PAP, daya beda, tingkat kesukaran,
validitas, dan reliabilitas. Maaf, mungkin kelompok saya bisa
dikatakan masih belum kompak karena dimungkinkan kesibukan
masing-masing individu sehingga pembagian tugasnya tidak
begitu jelas. Bisa dikatakan kami menyelesaikan laporan ini
menggunakan sistem tambal. Jadi, ketika ada anak yang
mengerjakan bagian tertentu maka anak yang lain mengerjakan
atau menambahkan bagian yang kurang atau belum. Hal ini
sebaiknya

dihindarkan,

karena

terkesan

individualis.

Ini

merupakan pelajaran bagi kami agar tidak mengulangi hal


seperti

ini

kedepannya.

Tapi,

alhamdulillah

melalui

tugas

implementasi soal ini kami belajar bagaimana menghargai orang


lain. Selain itu, ketika membuat soal kita memang harus tingkat
kemampuan peserta didik kita, sehingga apa yang diinginkan
bisa

tercapai.

Mudah-mudahan

melalui

tugas

membantu saya kelak ketika menjadi guru. Aamiin.

ini

dapat

Você também pode gostar