Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Avian Influenza)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi
Avian influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1
(H=hemaglutinin; N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas (burung
dan ayam) (Depkes; 2006). Avian influenza dapat disebut Highly Pathogenic Avian
Influenza (HPAI) atau yang biasa disebut flu burung.Penyakit ini menular dari unggas
ke unggas tetapi dapat pula menular ke manusia (zoonosis).Virus ini memiliki inang
alami pada burung liar.Flu burung tidak membuat burung liar sakit, tetapi mampu
membuat unggas domestik/piaraan seperti ayam dan bebek sakit bahkan mati.Penyakit
ini menular dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke manusia.Sebagian
besar kasus infeksi pada manusia berhubungan dengan adanya riwayat kontak dengan
peternakan unggas atau benda yang terkontaminasi (Nataprawira; 2006). World Health
Organization (WHO) melaporkan negara-negara yang terjangkit avian influenza adalah
Hongkong, Cina, Belanda, Vietnam, dan Thailand. Sejak pertengahan tahun 2003,
peternakan unggas di Indonesia mengalami kejadian luar biasa untuk avian influenza
terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Namun kasus avian influenza pada manusia
baru didapatkan pada bulan Juli 2005 (WHO; 2006).
Etiologi
Avian influenza merupakan infeksi akibat virus influenza tipe A. virus influenza
tipe A merupakan golongan orthomyxoviridae (IDAI; 2005). Pada permukaan virus tipe
A, ada 2 glikoprotein, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Subtipe
berdasarkan sifat H (H1 sampai H16) dan N (N1 sampai N9). Virus influenza pada
unggas dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22C dan lebih dari 30 hari
pada suhu 0C. Di dalam tinja unggas dan tubuh unggas yang sakit virus ini dapat
hidup lebih lama tetapi mati pada pemanasan 60C selama 30 menit, 56C selama 3
jam, dan 80C selama 1 menit. Virus akan mati dengan deterjen dan desinfektan
misalnya formalin cair yang mengandung iodine atau alkohol 70%.Virus H5N1 dapat
bermutasi sehingga dapat menjadi virus penyebab pandemi.
Patofisiologi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 2
Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes, setelah terjadi
penempelan
hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi
genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin genetik dari
sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan virion-virion
ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya. Dari beberapa hasil pemeriksaan
terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1
dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring (Peiris JS,et.al. 2004), dan di dalam sel
gastrointestinal (de Jong MD, 2005, Uiprasertkul M,et.al.2005). Virus H5N1 juga dapat
dideteksi di dalam darah, cairan serebrospinal, dan tinja pasien (WHO,2005).
Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah virus
bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus
influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang
mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada perbedaan
penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor yang ada pada
unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali dan terikat pada
reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari oligosakharida yang
mengandung N-acethylneuraminic acid -2,3-galactose (SA -2,3-Gal), dimana
molekul ini berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor yang ada pada
permukaan sel manusia adalah SA -2,6-galactose (SA -2,6-Gal), sehingga secara
teoritis virus flu burung tidak bisa menginfeksi manusia karena perbedaan reseptor
spesifiknya. Namun demikian, dengan perubahan hanya 1 asam amino saja konfigurasi
reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada manusia dikenali oleh HPAIH5N1.Potensi virus H5N1 untuk melakukan mutasi inilah yang dikhawatirkan sehingga
virus dapat membuat varian-varian baru dari HPAI-H5N1 yang dapat menular antar
manusia ke manusia (Russel CJ and Webster RG.2005, Stevens J. et. al. 2006).
Manifestasi Klinis
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 3
Pemeriksaan Diagnostik
Setiap pasien yang datang dengan gejala klinis seperti di atas dianjurkan untuk
sesegera mungkin dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin
(Hb, Leukosit, Trombosit, Hitung Jenis Leukosit), spesimen serum, aspirasi
nasofaringeal, apus hidung dan tenggorok untuk konfirmasi diagnostik.
Diagnosis flu burung dibuktikan dengan :
1. Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) untuk H5.
2. Biakan dan identifikasi virus Influenza A subtipe H5N1.
3. Uji Serologi :
Uji netralisasi :
didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik influensa A / H5N1 sebanyak 4
kali dalam paired serum dengan uji netralisasi. Peningkatan >4 kali lipat titer
antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan
spesimen akut (diambil <7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer
antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80.
Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang diambil
pada hari ke >14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi
lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau western blot spesifik
H5 positif.
Immunofluoresence (IFA) test : ditemukan antigen positif dengan menggunakan
antibodi monoklonal influensa A H5N1.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 4
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lain dilakukan
total.
Umumnya
ditemukan
leukopeni,
limfositopeni
dan
Penatalaksanaan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 5
2.
3.
selama ini bermanfaat dan telah dibuktikan berhasil mengatasi virus influenza lainnya
dan diekstrapolasikan untuk avian influenza. Obat-obatan antiviral tersebut adalah:
oseltamivir, zanamivir, amantadin dan rimantadin. Tetapi dilaporkan bahwa resistensi
cepat terjadi pada obat tersebut, kecuali terhadap obat penghambat neuroamidase, yaitu:
oseltamivir dan zanamivir.
Saat ini antiviral yang direkomendasikan penggunaannya pada avian influenza
adalah oseltamivir. Oseltamivir harus diberikan 48 jam setelah awitan gejala. Menurut
American Academy of Pediatrics, oseltamivir dapat diberikan pada anak dengan usia1
tahun ke atas dan tidak direkomendasikan untuk anak yang berumur kurang dari 1
tahun. Dosis untuk terapi oseltamivir adalah: 2mg/kgBB/kali, diberikan dua kali sehari
selama 5 hari. Sedangkan untuk profilaksis diberikan pada anak dengan usia 12 tahun
ke atas, diberikan sekali sehari selama 7 hari. Alternatif dosis lain yang dapat juga
digunakan menurut WHO adalah:
Anak dengan BB 15 kg
: 2x30mg/hari
: 2x45mg/hari
: 2x60mg/hari
Anak dengan BB 40 kg
: 2x75mg/hari
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 6
Selain pemberian terapi antiviral, pasien dengan infeksi avian influenza juga
diberi terapi berupa anti biotik.
Komplikasi
Influenza sering dianggap remeh beresiko menimbulkan komplikasi dengan
penyakit lain pada kelompok tertentu. Ada beberapa kelompok yang beresiko
mengalami komplikasi dengan penyakit lain bila terserang influenza yaitu usia lanjut,
anak-anak, penderita penyakit kronik, dan wanita hamil. Influenza merupakan penyakit
yang sering di jumpai namun ada juga yang bisa sembuh sendiri.
Avian influenza dapat mengakibatkan munculnya penyakit lain selama
terjangkitnya penyakit ini. Antara lain :
1. Pneumonia: 1viral; 2bacterial 3 mixed
2. Myocarditis dan pericarditis
3. Meningitis/encephalitis
4. Reyes syndrome
5. Myositis
Influenza pada kelompok tertentu dapat menimbulkan komplikasi. Influenza
menimbulkan dampak ekonomi dan menurunkan produktivitas, serta sering menyerang
petugas kesehatan. WHO memperkirakan sedikitnya 3,5 juta orang di dunia terjangkit
virus influenza setiap tahun yang menyebabkan 250.000-500.000 orang di antaranya
meningggal dunia.
Sementara itu, prof.cissy R.S Prawira Kartasasmita, ketua influenza foundation,
menjelaskan ada tiga jenis influenza, yaitu sepanjang tahun (H3N2 dan H1N1),avian
influenza (H7N7 dan H5N1) dan pandemic influenza (H1N1, H2N2 dan H3N2).
Gejala pada influenza dapat berupa demam,pilek,batuk,sakit tenggorokan,sakit kepala,
muntah pada anak, suhu badan hingga 41 derajat celcius. Virus tersebut mudah
menular melalui udara, dengan masa inkubasi 1-3 hari dan masa menular selama 8
hari. Cara pencegahan influenza padaanak dan orang dewasa adalah vaksinasi.
Prognosis
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 7
Peluang sembuh dari penyakit flu burung sangat bervariasi. Sejarah menunjukkan
bahwa prognosis awal flu burung baik, tetapi pertahanan untuk mematikan flu burung
bermutasi dengan cepat dan sering dapat memiliki tingkat kematian yang tinggi yaitu
90%.
Berdasarkan pembahasan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan
pasien penyakit flu burung dapat disimpulkan bahwa ( Yuciana W.2009) :
a. Kesembuhan pasien penyakit flu burung dipengaruhi oleh epidemiologi dan kasus
b. Peluang seorang pasien flu burung yang termasuk kasus suspek untuk sembuh
lebih besar daripada meninggal, sedangkan seseorang yang termasuk kasus
konfirmasi peluangnya untuk sembuh lebih kecil daripada meninggal
c. Risiko seseorang yang termasuk kasus suspek untuk dapat sembuh lebih besar
daripada seseorang yang termasuk kasus konfirmasi
d. Risiko seseorang yang ada kontak dengan unggas untuk dapat sembuh lebih kecil
daripada seseorang yang tidak ada kontak
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 8
VIRUS
SEL HOSPES
2.1
WOC
SPIKES VIRION
SITOPLASMA
MATERI GENETIK
DIDALAM INTI SEL HOSPES
VIRION
INFLAMASI
S. PERNAFASAN
DARAH
CAIRAN
CEREBROSPINALIS
Granulasi
Chemorection
Stimulasi
Kolonisasi dalam
Menembus
Sel Mucus
Alveoli
Dinding Lambung
Nyeri Otot
Suhu Tubuh
Meningkat
Syaraf
Mucus
Meningkat
Respon Imun
& peradangan
Terjadi Iritasi
Intoleransi Aktifitas
hypertermia
Vomiting
Bersihan
Gangguan
Jalan Nafas
Pertukaran Gas
Defisit
Peerawatan Diri
Kekurangan
Menembus
Vol. Cairan
Refleks Batuk
Usus proksimal
Perdarahan
Resiko
Kelelahan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 9
Perbedaan
Indikator
SARS
Swine Influenza
Avian Influenza
Jenis virus
Virus Corona
Virus H1N1
Virus H5N1
Media penularan
Kontak langsung
Babi
Unggas
1 3 hari
dengan penderita
SARS
Masa inkubasi
2 8 hari
1 5 hari
Manifestasi klinis
Sistem respiratorik,
Deman,
sistem pencernaan,
sistem kardiovaskuler,
biasanya diare
darah
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 10
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien
(meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin dan
penanggung jawab).
2.
3.
4.
: Ya Tidak
- Sesak napas
: Ya
- Batuk
: Ya Tidak
- Pilek
: Ya Tidak
- Sakit tenggorokan
: Ya Tidak
- Diare
: Ya Tidak
Tidak
: Ada Tidak
: Ada
Tidak
: Ada Tidak
: Ada Tidak
: Ada Tidak
- Genogram
5.
Riwayat perjalanan
Dalam waktu 7 hari sebelum timbulnya gejala :
- Melakukan kunjungan ke daerah
: Ya Tidak
6.
7.
: Ya Tidak
:YaTidak
: Ya Tidak
- Memelihara unggas
: Ya Tidak
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 11
Pemeriksaan fisik
a. Status neurologi
- Tingkat kesadaran :
CM Somnolent Apatis Sopor
- Glasgow Coma Scale (GCS):
Eye :.. Motorik :.. Verbal :.
b. Status respirasi
- Jalan Napas
Bersih Ada Sumbatan
- Pernapasan
Sesak Tidak Sesak
- Frekuensi Pernapasan : ...... x /menit
- Irama Napas
Teratur Tidak Teratur
- Jenis Pernapasan
Spontan Kusmaul Cheynestokes
- Batuk
Ya Tidak
- Sputum
Ya Tidak Warna
- Konsistensi
Kental Encer
- Suara Napas
Vesikuler Ronki Wheezing Rales
- Palpasi Dada : ..................
- Perkusi Dada : .................
- Nyeri saat bernapas
Ya Tidak
- Menggunakan alat bantu pernapasan
Ya Tidak
c. Status kardiovaskuler
- Nadi : ..x/menit
Irama : Teratur Tidak teratur
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 12
Cyanosis Kemerahan
Tidak
Stomatitis : Ya Tidak
Lidah kotor : Ya Tidak
Saliva : Normal
- Muntah
: Ya
Abnormal
Tidak
Tidak
Tidak
- Konstipasi : Ya
Tidak
e. Ekstremitas
- Kesulitan dalam pergerakan :
Ya Tidak
- Keadaan tonus otot :
Baik Hipotoni Hypertoni Atoni
- Kekuatan otot :
f. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium meliputi darah lengkap, AGD, kimia darah, serologi, PCR,
Widal, IgM, IgG, mikrobiologi, pemeriksaan anti HIV, kultur, BTA.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 13
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu burung tanpa ABN
yang dirawat di ruang isolasi:
Intoleransi aktifitas
Nyeri
Ansietas
2. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu burung dengan ABN
ventilator yang dirawat di ruang ICU:
Cemas
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 14
No
Diagnosis Keperawatan
Intervensi keperawatan
Rasional
Takipnea,
tidak
kedalamanpernapasan
pernapasandangkal dan
hasil :
gerakandada tidak
produksi sputum,
Frekuensi nafas
.
1.
penurun-
an energi, kelemahan
(1620 x/mnt)
Kaji frekuensi /
simetris karena
ketidaknyamanan
DS :
Bunyi napas
Penurunan aliran
DO :
vesikuler
mengi, dankrekels.
udaraterjadi pada
o Ronki
Bernapas tidak
o Mengi
menggunakanalat
bantu napas
sekret
o Bunyi napas tidak
areakonsolidasi dengan
normal : ..
cairan
Batuk adalah
peningkatan
mekanismepembersihan
frekuensinapas, sekret
yangberlebihan.
o Frekuensi napas :
x/menit
Penghisapan sesuai
dengan indikasi
Merangsang batuk
ataupembersihan secara
Berikan cairan
sedikitnya 2500 ml/
alami
Cairan yang hangat
hari
memobilisasi dan
Bantu mengawasi
mengeluarkan sekret
efekpenggunaan
nebulizer.
Memudahkan
pengenceran dan
pembuangan sekret
indikasi : Mukolitik,
ekspektoran,bronkodila
mobilisasi sekret
tor, analgesik.
2.
Menunjukkan perbaikan
Kaji frekuensi,
kedalamandan
Manifestasi distress
pernapasan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 15
alveolar, gangguan
hasil :
kapasi-
Oksigenasi jaringan
kemudahan bernapas
gangguan pengiriman O2
rentang normal
Tak ada distress
pernafasan
tergantungpada derajat
keterlibatanparu dan
statuskesehatan umum
Observasi warna
Sianosis kuku
kulit,membran mukosa
menunjukkan
vasokonstriksi,sianosis
sianosis
membran mukosa
menunjukkanhipoksemi
a sistemik
Demam tinggi
bantutindakan
sangatmeningkatkan
kenyamanan untuk
kebutuhan metabolik
menurunkan demam
dan O2
paruadalah penyebab
banyaknya jumlah
sputum, perubahan
pneumonia
3.
Mempertahankan PaO2
diatas 60 mmHg
Mengevaluasi proses
SaturasiOksigen dengan
penyakit dan
pulse oksimeter
Pencegahan penularan
tandavital, khususnya
penyakit
hasil :
pada awalterapi
Anjurkan pasien
Perubahan karakteristik
tanda penularan
memperhatikan
sputum menunjukan
perbaikan pneumonia
melaporkan perubahan
danpetugas
sekunder
kesehatan.
sputum
Mencapai waktu
Cegah penyebaran
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 16
perbaikaninfeksi
menular dapat
berulang tanpa
ditularkan melalui
komplikasi
kesehatan dengan
kontak langsung.Teknik
dalam mengurangi
pasien serta
menggunakan APD
penyebaran atau
tambahan infeksi
Obat ini digunakan
Kolaborasi pemberian
untuk membunuh
anti mikrobakterial
kebanyakan mikrobial
pneumonia
4.
Evaluasi respon
Menetapkan
Peningkatan aktifitas
kelemahan, ketidak
dengan
pasienterhadap aktivitas,
kemampuan atau
kriteria hasil:
kebutuhan pasien
dan kebutuhan O2
Menunjukan
peningkatan kelemahan
vital
dalam
rentang normal
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat
akut sesuaiindikasi
Bantu pasien memilih
Tirah baring
dipertahankan untuk
menurunkan kebutuhan
metabolik, menghemat
energi untuk
penyembuhan
Meminimalkan
kelelahan dan
dilakukan pasien
membantu
keseimbangan suplai
dan kebutuhan O2
5.
Tentukan karakteristik
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 17
kriteria hasil:
Menyatakan nyeri
hilang atau terkontrol
ada
dalam
beberapa
konstan, ditusuk.
Selidiki perubahan
Menunjukan rileks,
karakter/ lokasi /
peningkatan aktifitas
dengan tepat
intensitas nyeri
Pantau tanda-tanda
Perubahan frekuensi
jantung/TD
vital
menunjukan bahwa
pasien mengalami nyeri
Kolaborasi pemberian
6.
Gangguan pemenuhan
kurang dari kebutuhan
terpenuhi selama
perawatan dengan
kebutuhan metabolik
kriteria hasil:
sering
sekunder, anoreksia,
Menunjukan
distensi abdomen
peningkatan berat
Meningkatkan masukan
keadaan hangat
badan
Menunjukan
peningkatan nafsu
makan
Berikan perawatan
mulut
setiap hari
muntah
Mengetahui
perkembanganm status
nutrisi
7.
Kebutuhan volume
setiap 4 jam
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 18
berlebihan (demam,
Membran
berkeringat banyak,
lembab
muntah, hiperventilasi)
mukosa
evaporasi
Merupakan indikator
kelembaban membran
langsung keadekuatan
Pengisian
volume cairan
kapiler
lidah)
vital
Tanda-tanda
stabil
muntah
Tingkatkan pemasukan
dehidrasi
Menurunkan resiko
DENGAN VENTILATOR
No.
Diagnosis Keperawatan
1.
b.d
yang
penting untuk
O2/CO2 ditandai
dengan kriteria :
menentukan kebutuhan
dengan :
Peningkatan kerja
DS : DO :
efektif
melalui
Intervensi keperawatan
Rasional
gagal napas
Pemahaman penyebab
masalah pernapasan
tepat dukungan
Tidak ada
ventilator
Observasi pola napas
- Pola napas
penggunaan otot
menggunakan ventilator
bantupernapasan
ventilator dapat
atau retraksi
mengalami
Pasien dengan
hiperventilasi sebagai
H2O
patient display
upaya memperbaiki
pH
pneumonia
PaCO2
: 7.35 7.45
: 35 45
status oksigenasi
Auskultasi secara
www.saktyairlangga.wordpress.com
Memberikan informasi
Page 19
(perburukan)
mmhg
PaO2
: 80 95
mmhg
Sat O2
: 95 100 %
BE
: -2.5 2.5
periodikkualitas bunyi
mengenai distribusi
Perubahan simetrisitas
menunjukan tidak
pernapasan sesuai
atau terjadinya
ada perlawanan
barotrauma
(fighting)
Isi balon
Penyesuaian
dibutuhkan pada
trakea/endotrakea sesuai
Volume Tidal,
kebutuhan sehinggatidak
frekuensi pernapasan
bocor
Cek sirkuit/selang
ventilator terhadap
diset/program
Siapkan alat-alat
cegah pengiriman
volume dan
meningkatkan tekanan
bila diperlukan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 20
mencegah distribusi
gas dan media
pertumbuhan bakteri
Kolaborasi :
Untuk memberikan
pasien
yang memerlukan
ventilator dilepas untuk
sementara
Seting ventilator
mengacu pada pola
yang ditentukan
berdasar pada
penyakit,kondisi pasien
Observasi konsentrasi
2.
O2 (FiO2) yang
diberikan
darah
b.d
hasil :
penumpukan sekret,
sumbatan mukus,
ketidakmampuan pasien
ditandai dengan :
Peak
Inspiratory
Airway
Pressure
Obstruksi dapat
disebabkan oleh
DO :
napas
sekret
DS : -
(puncak
ETT
Evaluasi gerakan dada
napas
paru, menunjukkan
- Alarm ventilator
> 40 cmH2O)
berbunyi
- Jalan napas terdapat
Sekret
encer
dan
mudah di suctioning
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 21
sekret (kental)
- Hasil pemeriksaan
AGD
tidak normal
(atelektasis/pneumonia)
(dihisap)
menyebabkan bunyi
nafas ronki/mengi)
program
Tanda-tanda vital :
bronkus kanan,
sesuai umur
bandingkan dengan
sehingga terjadi
TD 90/60-140/90mmHg
AGD :
aman
menyebabkan tension
PH
: 7.35 7.45
pneumothoraks
PaCO2 : 35 45 mmhg
PaO2
berlebihan, peningkatan
mempunyai reflek
SatO2 : 95 100 %
BE
sensory yang
menyebabkan
banyak ronki
ketidakmampuan
: 80 95 mmhg
: -2.5 2.5
Penghisapan sekresi
Lakukan penghisapan
dari 15 detik
ETT. (ingat 1x
penghisapan tidak lebih
dari 15 detik)
Meningkatkan
keefektifanusaha batuk
Meningkatkan drainase
periodik
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 22
Membantu/menjamin
kebutuhan
Kolaborasi :
Meningkatkan ventilasi
pada semua segmen
paru & membantu
drainase sekret
Pemberian obat
bronkodilator mukolitik
encernya sekret
Tindakan bronchoscopy
Untuk mengeluarkan
sekret dan sumbatan
dengan langsung
melihat lokasi di bagian
paru sebelah mana
3.
Kekurangan cairan
keseimbangan cairan
meningkatkan
yang adekuat
teratur
frekuensi jantung,
Kriteria Hasil:
DS : -
Terhidrasi secara
mengurangi volume
DO :
adekuat dibuktikan
nadi.
- Turgor kulit
- Balance cairan
dapat diidentifikasi
dengan penurunan
detik
batas normal
sekret.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 23
Memberikan informasi
pengeluaran dan
keseimbangan cairan
umum.
Membantu mengurangi
demam dengan
tempat tidur
mekanisme evaporasi.
Kolaborasi :
Mencegah terjadinya
dan parenteral
Pemberian terapi
antipiretik
Mengurangi demam
hipotalamus.
4.
Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi
perawatan
Kriteria Hasil :
sakit
adekuat,
Menunjukkan
Untuk mengetahui
ditandai dengan
peningkatan berat
menunjukkan
DS : -
badan mendekati
penurunan motilitas
DO :
normal
- BB :kg, TB :cm
Menunjukkan
yang berhubungan
perilaku atau
dengan pembatasan
perubahan pola
pemasukan cairan,
- Hasil pemeriksaan
hidup untuk
elektrilt
meningkatkan dan
tidak normal
atau
hipoksemia
mempertahankan
sesuai program
Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
normal
www.saktyairlangga.wordpress.com
Menghindari terjadinya
Page 24
5.
dingin
pencernaan.
Gangguan pemenuhan
Kebutuhan perawatan
ADL
kenyamanan dan
Kriteri Hasil :
hygiene
imobilisasi, ditandai
Membantu
dengan
kebutuhannya selama
jam
meningkatkan sirkulasi
DS :-
perawatan
Meningkatkan
DO :
mencegah terjadinya
kontraktur pada
muskuloskeletal.
sepenuhnya oleh
perawat
knockdown
atropi otot.
telah sadar
Mencegah terjadinya
Melatih keseimbangan
tubuh.
Mencegah terjdinya
dekubitus
6.
Gangguan komunikasi
Kebutuhan komunikasi
Kaji kemampuan
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
pola komunikasi
ventilasi mekanik,
Pasien dapat
pengganti
ditandai
mengungkapkan
dengan :
keinginannya atau
DS : -
keluhanya
dapat berkomunikasi
DO :
Hubungan terapeutik
Lakukan komunikasi
dan tulisan
perawat - pasien,
dan
pasien-keluarga, dan
ventilasi mekanik
pasien dapat
tetap terjaga
menggunakannya
perawat-pasien
pengobatan relaksan
Pasien kooperatif
pada program
mengalami gangguan
pengobatan dan
verbal
bila diperlukan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 25
perawatan
Mempertahankan pola
komunikasi keluarga
ajarkan cara-cara
berkomunikasi yang
sudah dipahami pasien
7.
Resiko tinggi
Pencegahan penularan
penyebaran
infeksi
konsisten dilakukan
tanganpenting dalam
Kriteria hasil:
mengurangi transien
perjalanan penyakit
tanda infeksi
Gunakan alat
nosokomial dan
komplikasi proses
sesuai prosedur.
penyakit.
Teknik mencuci
Menghindari
penyebaran infeksi
setiap 48 jam.
Menghindari
pertumbuhan virus
dalam sirkuit.
Kolaborasi :
melalui ETT.
Pemberian antibiotik
Pemeriksaan kultur
Menghindari masuknya
Program pengobatan
keluarga mengenai
pada
efektif baik di RS
kapan dilaksanakan
kesepakatan pasien-
pasien.
pendidikan kesehatan
perawat dalam
DS :
Setelah diberikan
kerjasama mencapai
- Keluarga menanyakan
penjelasan,demonstrasi,
tujuan
diderita pasien.
pemahaman,
sejauh mana
DO :
pengetahuan keluarga
pengetahuan keluarga
www.saktyairlangga.wordpress.com
Dengan mengetahui
Page 26
- Keluarga bertanya
pasien.
mengurangi
- Keluarga pasien
pasien.
kecemasan.
tampak
manfaat pemasangan
Dengan mengetahui
IMPLEMENTASI
1.
Jelaskan tentang perjalanan penyakit dan tanda-tanda terjangkit flu burung serta
cara pencegahannya.
2.
Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil akhir dari pemeriksaan
laboratorium dan foto toraks.
3.
Informasikan mengenai cara pencegahan dan tempat yang memiliki resiko tinggi
untuk penyebaran flu burung.
4.
Informasikan kepada pasien dan keluarga untuk kontrol 1(satu) minggu setelah
pulang atau datang setiap saat bila dirasa ada keluhan.
5.
Jelaskan kepada paien dan keluarga tentang tata cara minum obat/terapi yang
dibawa pulang.
6.
7.
8.
EVALUASI
1.
2.
3.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 27
4.
5.
6.
7.
Tidak terjadi penyebaran infeksi baik di dalam tubuh pasien maupun orang lain
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 28
PENUTUP
Kesimpulan
Avian influenza disebabkan disebabkanvirus avian influenza tipe A yang terdiri
darisubtipe H1 sampai H16 dan N1 sampai N9.Virus ini cepat bermutasi karena
bersifatantigenic shift dan drift . Hal ini dapatmembuatnya patogen bagi manusia
yangberakibat fatal.Hingga saat ini belum terjadipenularan flu burung dari manusia ke
manusia,demikian juga belum ditemukan vaksin yangkhusus untuk mencegah infeksi
virus H5N1pada manusia.Untuk menghindari terjadinyagenetic reassortment yang
dapat berkembangmenjadi pandemi dapat diberikan vaksin flumanusia atau oseltamivir
dosis tunggal selama7 sampai 10 hari pada orang yang berisikotinggi.Selain itu upaya
preventif utama harusdilakukan, seperti menjaga perilaku higienis,memakai masker,
meningkatkan systemimunitas serta membinasakan unggas yangterinfeksi virus avian
influenza.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
NEMISERY2010.M AKALAH
Daulay, Rini Savitri. 2008. Avian Influenza. Diakses tanggal 17 September 2011 dari FK
Universitas Sumatera Utara Web Site:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2020/1/08E00076.pdf
FLU BURUNG.ORG. 2010. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FLU BURUNG DAN FLU BABI. DIAKSES TANGGAL
19 SEPTEMBER 2011 WEB SITE:HTTP://FLUBURUNG.ORG/PERBEDAAN-DAN-PERSAMAAN-FLU-BURUNGDAN- FLU - BABI.ASP
KUSUMAWARDHANA, IRDHAM. 2006. DETEKSI CEPAT VIRUS AVIAN INFLUENZA DENGAN ANIGEN DAN
PENENTUAN SUBTIPE H5 MENGGUNAKAN REVERSE TRANSCRIPTION-PCR(POLYMERASE CHAIN
REACTION). DIAKSES TANGGAL 19 SEPTEMBER 2011 DARI IPB WEB SITE:
HTTP:// REPOSITORY .IPB.AC.ID / HANDLE /123456789/46236?SHOW= FULL
ORGANIZEDWISDOM TEAM WITH NICOLE KINSEY AS THE REVIEWER.2011. RESEARCH NOTES ON H1N1
VS. H5N1.D IAKSES TANGGAL 19 SEPTEMBER 2011 WEB SITE :
HTTP:// WWW.ORGANIZEDWISDOM .COM /H1N1_VS._H5N1
Kumala, Widyasari. 2011. Avian Influenza: Profil dan Penularan pada Manusia. Diakses
tanggal 20 September 2011 dari FK Universitas Trisakti Web Site:
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/widyasari%281%29.pdf.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 30
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 31