Você está na página 1de 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN VI
UJI KARATERISTIK SENYAWA KELOMPOK NITROGEN
(AMINA, AMIDA DAN NITRO)

o
OLEH
o
o
o
o
o

NAMA
STAMBUK
KELOMPOK
JURUSAN
ASISTEN

: SISKA PEBRIANI
: F1C113081
: VI
: KIMIA
: MUSHADDIQ

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organik maupun
senyawa anorganik, atupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini kita
akan membahas mengenai salah satu senyawa organik sederhana, atau lebih spesifik
lagi kita akan membahas tentang amina dan amida. Amina merupakan keluarga
amonia yang terdapat di alam dan memainkan peranan penting dalam banyak
teknologi modern. Salah satu manfaat dari amina yaitu dapat digunakan sebagai
pereda nyeri yang kita kenal dengan nama morfina, yang dijumpai pada biji opium
dan putresina yaitu salah satu dari beberapa poliaminan yang menyebabkan bau tidak
enak dari daging busuk. Diamina yang paling banyak dibuat oleh manusia yaitu 1,6
diamino heksana, digunakan dalam sintesis nilon. Turunan amina yang dikenal
sebagai garam kuartener juga menyentuh kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk
detergen sintetik. Beberapa neorotoksin juga termasuk dalam keluarga ini. Senyawa
tersebut meracun karena mengganggu peranan asetilkolina, juga garam amonium
kuartener yang beperan dalam transmisi impuls syaraf. Amida dapat diturunkan dari
asam, dimana gugus OH diganti dengan NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti
dengan asli.
Amida adalah turunan dari asam karboksilat yang bersifat netral.
Pembentukan senyawa amida dapat dilakukan dengan mereaksikan suatu amina
karboksilat dengan suatu asil halida atau anhidrida asam pada kondisi yang cocok.

Untuk mengetahui lebih dalam senyawa amina dan amida maka dilakukan percobaan
ini.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi
senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2. Bagaimana memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan
amina, amida dan nitro.

C. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini, yaitu:
1. Mempelajari dan menjelaskan salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan
perbedaan gugus fungsi.
2. Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan amina, amida
dan nitro.

D. Manfaat
Dapat mempelajari dan memperkenalkan salah satu identifikasi senyawa
berdasarkan perbedaan gugus fungsi, dan dapat memberikan pemahaman identifikasi
secara kimia senyawa golongan amina, amida dan nitro.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
Test karakteristik senyawa kimia untuk mendeteksi senyawa-senyawa ini
jarang dilakukan. Biasanya dilakukan dengan penentuan gugus fungsional dengan
menggunakan spektroskopi inframerah, analisis unsur dan tes kelarutan. Tes reaksi
yang dapat dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus fungsi tersebut salah satunya
adalah tes CuSO4 atau dikenal dengan tes biuret. Tes ini dipakai untuk menunjukkan
adanya amina yang larut dalam air dan mempunyai berat molekul rendah. Hasil tes
ini positif bila terbentuk warna biru atau hijau kebiru-biruan (Anwar, 1994).
Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan mengganti satu, dua atau tiga
hidrogen dari amonia dengan organik. Seperti amonia, amina bersifat basa. Pada
kenyataannya amonia adalah jenis basa organik penting diatom. Amina digolongkan
menjadi amina primer, amina sekunder, dan amina tersie, tergantung apakah satu, dua
atau tiga gugus organik yang melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat
berupa alkil dan aril dan kedua gugus tersebut dapat berbeda atau satu sama lain.
Sama halnya dengan amonia, amonia membentuk larutan basa (alkali) dengan air.
Amina juga dapat bereaksi dengan asam kuat membentuk garam alkalamonium (Hart,
1983).
Turunan senyawa alpha asam amino sebagai amida maupun poliamida
dengan bebagai asam lemak dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba dan

surfaktan. Turunan asam lemak dengan asam amino tersebut telah banyak
dikembangkan sebagai antimikroba yang memberikan efek yang positif dan
efektif terhadap jenis mikroba seperti Escherichia coli, Staphylococcusaureus,
Pseudomonas, Aeruginosa, Microccus luteus, Bacillus cerceus Dan Candida
albicans.
Proses nitrasi adalah masuknya gugus nitro ke dalam zat-zat organik atau kimia
lainnya dengan menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat. Proses nitrasi
dibedakan menjadi 2 macam proses, yaitu pembuatan senyawa nitro dan pembuatan ester
nitrat dimana atom N berikatan dengan atom O. Kegunaan asam sulfat dalam proses
tersebut sebagai zat penarik air (dalam reaksi nitrasi akan terbentuk air), sehingga reaksi
dapat berlangsung sempurna(Purnawan,2010).
Reaksi pembentukan amina terutama amina primer dapat berlangsung
melalui reaksi ritter yang dimodifikasi dengan bahan dasar senyawa alkil klorida 1,7,7trimetil-2-kloro bisiklo. Heptana dengan tahapan reaksi pembentukan amida melalui
proses dehidroklorinasi-hidrasi dan tahap hidrolisis dalam suasana basa pada amida yang
diperoleh. Sehingga ada jalur reaksi lain dalam mensistensi golongan amina terutama
yang berbahan dasar senyawa golongan alkil halida.
Secara umum terdapat tiga jenis amina, yaitu monometil amina (MMA),
dimetil amina (DMA), dan trimetil amina (PMA). Pada kondisi reaksi setimbang, TMA
diperoleh dengan selektifitas tertinggi tetapi produk ini kurang diharapkan karena nilai
ekonomisnya rendah dan membentuk aseotrop dengan MMA dan DMA. Metil amina
merupakan senyawa organic yang berupa gas tidak berwarna pada suhu ruang, senyawa

ini diperoleh dari hasil penggantian atom hydrogen dari amoniak dengan gugus lain
(metil secara umum terdapat tiga amina, yaitu primer, tsekunder, dan tersier, yang secara
berurutan menunjukkan gugus metil yang terdapat pada senyawa ini) (Nasikin,2012).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Waktu dilakukannya praktikum ini pada tanggal 20 oktober 2014, bertempat


di laboratorium kimia organik, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan bahan
1. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu: Tabung reaksi, Pipet tetes,
Penangas air, Gelas kimia, Gelas ukur Dan Labu semprot.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu: NaOH 1 M, H2SO4 1 M,
Asetamida, Urea, Kertas lakmus, Aquades, H2SO4 pekat, NaOH 10%.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


identifikasi senyawa organik dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa organik
tertentu berdasarkan perbedaan gugus fungsi dengan mereaksikan terhadap pereaksi
tertentu. Untuk mengetahui sifat kimia dan fisika dari suatu senyawa organik, maka
perlu dilakukan uji karakteristik kimia dengan penambahan pereaksi-pereaksi
tertentu.

B. Pembahasan

Dalam uji karakteristik kimia digunakan pereaksi tertentu yang dapat bereaksi
secara selektif dengan gugus fungsional organik. Hasil reaksi ini menghasilkan
perubahan yang dapat dengan mudah diamati seperti dihasilkannya asetamida larut
kertas lakmus merah menjadi biru dan ketika dicium baunya amis. Pada urea larut
kertas lakmus merah dan ketika dicium larutan tidak berbau. Pada uji karakteristik
asetamida dan urea yang merupakan amida, dapat larut dalam air. Hal ini disebabkan
karena dalam strukturnya asetamida dan urea mengandung nitrogen yang mempunyai
sepasang elektron bebas dalam suatu orbital nitrogen. Elektron bebas tersebut
menyebabkan penyebaran muatan-muatannya tidak merata dan memiliki momendipol
yang lebih besar dari pada nol. Karena momendipol yang lebih besar dari pada nol
tersebut maka amida digolongkan sebagai senyawa yang polar dan berdasarkan
persamaan sifat kepolaran dengan air sehingga keduanya dapat larut. Suatu amida
dapat mengalami hidrolisis oleh asam kuat melalui pemanasan. Pada hidrolisis
dengan basa kuat, asetamida dan urea dengan penambahan NaOH yang di panaskan,
struktur senyawa keduanya yang merupakan suatu amida akan berubah menjadi nitril,
yaitu senyawa yang mengandung gugus C-N dan melepas NH3. Asetamida dan urea
pada penambahan larutan H2SO4 yang dipanaskan, struktur senyawa keduanya yang
merupakan suatu amida akan berubah menjadi nitril, yaitu senyawa yang
mengandung gugus C-N dan terbentuk HSO4. Pada uji ini uap yang dihasilkan
bersifat asam, sehingga ketika melewati kertas lakmus biru mengakibatkan perubahan
warna menjadi merah.

Dalam percobaan ini untuk senyawa casein didapat hasil dengan bau amis, hal
ini disebabkan karena casein merupakan senyawa urine. Umumnya urine organik
berbau tidak enak dan dari hal ini dapat diketahui bahwa casein merupakan amina.
Dalam pemanasan urea, menggunakan kertas lakmus yang dibasahi dengan air untuk
menunjukkan bahwa dalam urea tersebut terdapat senyawa basa. Dalam hal ini, kertas
lakmus tersebut berubah warnanya dari merah menjadi biru karena adanya pengaruh
senyawa tersebut yang dapat dilihat dari teori asam-basa Bronsted Lowry, karena N
melepaskan 1 pasang elektron kepada H. hal inilah yang menyebabkan urea bersifat
basa dan ini juga menandakan bahwa urea didalam urea terdapat gugus amina.
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CONH-) dan juga protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya senyawa
kompleks antara Cu2+ dengan N dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam amina
yang terikat pada peptida, mampu memberikan warna biru dan tetrapeptida serta
peptide kompleks memberikan warna merah.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., 1994,
Erlangga,Jakarta.Hart, H., 1983,

Você também pode gostar