Você está na página 1de 5

GANGGUAN KEPRIBADIAN CEMAS (MENGHINDAR)

I.

DEFENISI
Gangguan kepribadian menghindar adalah suatu kondisi psikiatri yang dicirikan
dengan rasa malu yang ekstrim seumur hidup, selalu merasa tidak adekuat, dan
menolak kritik. Pasien pada gejala ini masih mentoleransi hubungan interpersonal,
tetapi takut untuk dipermalukan, ditolak, dan selalu menghindari orang lain.
Dalam pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa ke-III (PPDGJ-III),
gangguan kepribadian cemas (mengindar) masuk dalam kriteria diagnosis gangguan
kepribadian khas (F60). Gangguan kepribadian khas tidak berkaitan langsung dengan
kerusakan atau penyakit otak berat atau dengan gangguan jiwa lain. Gejala-gejala
yang termasuk dalam gangguan ini sudah timbul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa. Jalan pikirannya masih masuk akal atau realistik (bukan
nonrealistik seperti pada psikosis) hanya sudah diluar proporsi dari keadaan dan
lingkungan dimana ia berada.
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan sensitifitas yang
besar pada penolakan dan mengarah pada kehidupan yang suka menyendiri.
Meskipun pemalu, mereka tidak asosial dan menunjukkan keinginan yang besar untuk
sebuah hubungan, tetapi mereka membutuhkan kepastian yang kuat pada penerimaan
tanpa kritik. Individu seperti ini umumnya dikenal memiliki sifat rendah diri.

II.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1-10% dari populasi umum.
Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan keluarga Gangguan kepribadian
ini dapat dikatakan sebagai gangguan yang umumnya dimiliki oleh individu.

III.

DIAGNOSIS

Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan kepribadian menghindar:


Pola pervasif hambatan sosial, perasaan tidak adekuat, dan hipersensitivitas
terhadap evaluasi negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:

Menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang


bermakna, karena takut akan kritik, celaan, atau penolakan.

Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.

menahan diri dalam hubungan intim karena takut dipermalukan atau diejek

preokupasi pada kritikan dan penolakan dalam situasi sosial

terhambat dalam hubungan intrapersonal yang baru karena perasaan yang tidak
adekuat

Memandang diri tidak layak secara sosial, secara pribadi tidak menarik, atau
lebih rendah daripada orang lain

Sangat enggan untuk mengambil resiko atau terlibat dalam kegiatan baru karena
mereka merasa malu

Pedoman Diagnostik menurut PPDGJI-III:

Gangguan kepribadian cemas (menghindar) dengan ciri-ciri:


a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.
b. Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang
lain.
c. Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial.
d. Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan
disukai.
e. Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik.
f. Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan
kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari atas.

Selain melalui PPDGJ III dan DSM-IV, kita juga bsa menggunakan strategi penilaian
standar psikologis seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2)
dan anamnesis yang terstruktur untuk gangguan axis II (SCID-II) untuk membantu
dalam diagnosa gangguan kepribadian cemas (menghindar) ini.
IV.

GAMBARAN KLINIS
Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gejala klinis utama

dari gangguan kepribadian menghindar, dan sifat kepribadian utama pasien adalah
pemalu. Individu dengan gangguan ini menginginkan kehangatan dan keamanan
hubungan dengan orang lain, tetapi mereka membenarkan keinginan mereka untuk

menghindari hubungan karena takut akan penolakan. Ketika berbicara dengan


seseorang,

mereka

mengekspresikan

ketidakpastian,

menunjukkan

kurangnya

kepercayaan diri, dan berbicara dengan merendahkan diri. Karena mereka waspada
terhadap penolakan, mereka takut untuk berbicara di depan umum atau untuk
melakukan permintaan orang lain. Mereka cenderung salah menafsirkan komentar
orang lain sebagai sesuatu yang merendahkan atau mengejek. Penolakan suatu
permohonan menyebakan mereka menarik diri dari orang lain dan merasa terluka.
Aktivitas atau pekerjaan yang mereka pilih adalah aktivitas atau pekerjaan yang
terhindar dari interaksi sosial, seperti menjadi polisi hutan. Individu-individu ini
umumnya tidak mau memasuki hubungan kecuali mereka diberi jaminan kuat akan
penerimaan tanpa kritik. Akibatnya, mereka sering tidak memiliki teman dekat
atau orang kepercayaan.
Pada gangguan kepribadian cemas (menghindar), kandungan kognisi menjalin
hubungan timbal balik patologis dengan struktur kognisi (misalnya perangkat
penyusunan informasi), dimana hubungan ini yang bertanggung jawab atas terjadinya
gangguan. Sifat terlalu curiga adalah pusat dari seluruh gangguan. Individu dengan
gangguan ini secara konstan memeriksa lingkungan mencari potensi ancaman. Mereka
sensitif terhadap segala perasaan dan niatan orang lain terhadap mereka. Yang
dihasilkan adalah sistem proses informasi yang dikuasai oleh terlalu banyak stimulus
yang menghambat mereka memahami sesuatu yang biasa atau keadaan sekitar.
Akibatnya, penilaian terhadap potensi bahaya menjadi sangat tinggi, bahkan kejadian
yang sebenarnya tidak mengandung bahaya-pun ditandai sebagai ancaman. Karena
terlalu banyak potensi ancaman yang masuk maka tidak ada satu informasi-pun yang
diolah secara mendalam.
V.

PSIKODINAMIKA
Orang bisa menjadi malu dan menghindar karena berbagai alasan. Mereka
mungkin memilki kecenderungan untuk menghindari situasi stres. Beberapa data
penelitian menemukan bahwa sifat-sifat pemalu diturunkan tetapi membutuhkan sebuah
pengalaman pada lingkungan spesifik untuk berkembang menjadi full blown. Anakanak dengan kerentanan biologis untuk menjadi pemalu menunjukkan stimulasi
autonomik yang lebih besar pada orang asing bila mereka berada dalam ikatan yang
tidak aman. Pengalaman lingkungan yang merugikan juga muncul pada penelitian yang
lain pada siswa dengan gejala gangguan kepribadian menghinda. Siswa dengan gejala

ini melaporkan banyak ingatan masa kecil yang negatif seperti diasingkan, ditolak, dan
menjadi subyek penolakan sosial pada masa kecil. Sifat pemalu atau sifat menghindar
merupakan pertahanan dari malu, penghinaan, penolakan dan kegagalan. Seperti pada
bentuk kecemasan yang lain, untuk mengerti psikodinamika dari kecemasan harus
mengeksplor secara dalam setiap pasien.
Rasa malu dan keterbukaan mempunyai hubungan. Yang ditakutkan oleh pasien
dengan gangguan ini secara umum adalah situasi dimana mereka harus mengungkapkan
diri mereka yang membuat mereka mudah untuk diejek. Rasa bersalah mengarah pada
hukuman karena sebuah pelanggaran dan malu lebih berhubungan dengan penilaian diri
rendah. Individu dengan ganguan kepribadian menghindar mungkin merasa bahwa
situasi sosial harus dihindari karena merasa kekurangan mereka akan diperhatikan
semua orang. Mereka mungkin merasa malu pada banyak aspek berbeda pada diri
mereka, misalnya mereka merasa dirinya lemah, tidak mampu bersaing, cacat secara
fisik atau mental, kotor dan menjijikkan, tidak mampu mengontrol fungsi tubuh, atau
ekshibisionis.
Malu adalah asal etimologi dari bersembunyi dan pasien gangguan ini sering
menarik diri dari hubungan dengan orang lain dan situasi yang dapat membuatnya ingin
untuk menyembunyikan diri akibat rasa malu itu. Sifat pemalu itu tidak bisa
berkembang hanya dari satu momen dalam kehidupan tetapi berkembang dari banyak
pengalaman yang berbeda dalam setiap tingkat usia. Tampaknya muncul pada awal
kehidupan dan sifat pemalu ini terbukti muncul pada umur 8 bulan. Hal itu juga
berhubungan dengan perasaan yang timbul akibat gangguan pada kandung kemih dan
usus dan dari

teguran orang tua yang sering berhubungan dengan gangguan

kepribadian ini. Seorang anak 2 tahun yang gembira bermain telanjang mungkin juga
akan berkembang menjadi pemalu bila orang tuanya yang keras menghentikan aktivitas
itu dan bersikeras agar anak itu berpakaian. Setiap pengalaman-pengalaman ini
mungkin aktif kembali pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar setelah
mengenal sebuah kelompok atau orang yang sangat penting untuk pasien.
Orang dewasa dengan gangguan ini mempunyai perasaan ditolak oleh orang tua
atau pengasuh ketika masih kecil sehingga takut untuk membangun hubungan dengan
lawan jenis pada saat dewasa. Mereka memiliki perasaan bahwa kebutuhan mereka
berlebihan atau tidak pantas.

VI.

PROGNOSIS
Banyak individu dengan gangguan kepribadian menghindar mampu berfungsi
dengan baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam lingkungan yang
mendukungnya. Beberapa diantara mereka menikah dan memiliki anak, walaupun
kehidupan mereka terbatas hanya dikelilingi oleh keluarganya saja. Sayangnya, apabila
dukungan sosial tersebut menghilang ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka
dapat mengalami depresi, kecemasan, dan juga kemarahan. Individu dengan gangguan
kepribadian menghindar biasanya memiliki sejarah fobia sosial atau malahan menjadi
fobia sosial dalam perjalanannya gangguannya.
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian
dependen memiliki kemungkinan remisi lebih rendah dari gangguan kecemasan
umum (34% dan 14%). Individu dengan gangguan kepribadian menghindar memiliki
kemungkinan 41% remisi lebih rendah dari fobia sosial.

Você também pode gostar