Você está na página 1de 3

ALIRAN PENDIDIKAN KONVERGENSI

Aliran konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia itu adalah tergantung pada dua
faktor, yaitu: faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori
konvergensi.
Paham konvergensi ini berpendapat,bahwa didalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun
lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu,akan
tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang
Seorang tokoh pendidikan Jerman bernama William Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan
di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjunya akan
dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.

CONTOH NYATA PENERAPAN ALIRAN KONVERGENSI


Contoh nyatanya bisa kita lihat pada diri seorang tokoh besar Indonesia, yaitu Ir. Soekarno.
Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan
Proklamasi, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.
Bakat kepemimpinan Soekarno sudah ada sejak dia lahir, namun tidak disadarinya. Bahkan, Bung
Karno pernah berlatih pidato di malam hari dengan naik ke atas meja kamarnya. Karakter
yang tegas, pemberani, tapi juga ramah dan penuh pengertian dalam menjalani
persahabatan dengan teman teman sebayanya telah melekat kuat dalam diri Soekarno
sejak usia 4 tahunan. Keberanian Soekarno saat masih kecil terlihat ketika ia bermain panjat
pohon bersama teman temannya. .Melihat bakat anak tersebut, ibu dan kakeknya turut mengarahkan dan
membesarkannya dengan lingkungan serta pola pemikiran sesuai bakat yang dia tunjukkan.
Keluarga Soekarno begitu peduli dengan pendidikan, mereka sadar betapa
pentingnya pendidikan bagi anaknya yang kelak dikenal sebagai Sang Putra Fajar itu.
Pindahnya keluarga dari Tulungagung ke Mojokerto menjadi berkah tersendiri bagi Soekarno,
sebab dikota itu, Soekarno menimba ilmu di Erste Inlandse Schod. Hal ini sengaja dilakukan
agar Soekarno bisa diterima dengan mudah di Hoogere Burger School ( HBS ). Riwayat
Pendidikan Soekarno di HBS Surabaya ini ada tokoh besar dan berpengaruh dalam hidupnya,
yakni H.O.S. Tjokroaminoto. Atas bantuan Tjokro, Soekarno bisa diterima di HBS Surabaya.
Bahkan, Tjokro rela memberikan sebuah tempat tinggal bagi Soekarno agar ia bisa belajar
dengan tenang dan serius. Tjokro adalah kawan ayah Soekarno.
Bakat kepemimpinan Soekarno mulai dikembangkan saat belajar di HBS (Hoogere Burger School), yang
mana Soekarno telah mengembangkan jiwa nasionalismenya. Bakat kepemimpinan yang ada dalam
dirinya sudah terasah dan ia menyadari tentang semua itu. Bung Karno menjadi sosok yang
teramat rajin belajar, berorganisasi, serta mengasah intelektualitasnya dengan membaca
dan membaca. Selepas lulus HBS tahun 1920, Soekarno pindah ke Bandung dan melanjut ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia
semakin aktif dalam banyak kegiatan yang membuatnya selalu diincar oleh Belanda. Ketika
ia masih sekolah bersama teman teman sepermainannya ia selalu bertingkah aneh .
Bung Karno, konon, selalu membuat guru sekolahnya geleng geleng kepala karena

tingkahnya yang aneh, tapi mengagumkan. Kenyelenehan sekaligus kecerdasan Bung Karno
seolah menjadi pertanda bahwa sejak kecil ia memang memiliki bakat menjadi orang besar,
hebat, dan sosok pemimpin yang kharismatik, serta disegani banyak orang. Ia berhasil meraih
gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.
Pengalaman kepemimpinannya juga beliau kembangkan dengan mendirikan PNI (Partai Nasional
Indonesia) dan bergabung dengan Partindo. Bahkan Soekarno juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian
menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah melalui perjalanan yang panjang akhirnya
Soekarno menjadi seorang pemimpin besar di negeri inidengan menjabat sebagai presiden pertama Republik
Indonesia. Soekarno mengembangkan jiwa kepemimpinannya itu pada lingkungan pendidikan yang sesuai dengan
pembawaannya sejak lahir.
Kesimpulan yang ditarik dari kehidupan seorang Soekarno, yaitu seorang akan sukses sebagai pemimpin
jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan
usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dan ini termasuk dalam aliran konvergensi, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan manusia tergantung pada faktor bakat atau pembawaan sejak lahir dan faktor
lingkungan, pengalaman serta pendidikan.

http://aliran-konvergensi.blogspot.com/
Kesimpulan:
Dari pembahasan artikel tentang aliran konvergensi di atas dapat disimpulkan bahwa
lingkukangan dapat merubah kondisi kehidupan seorang anak.tetapi, semua itu tergantung pada
pembawan anak itu tersebut, pada umumnya kita bisa melihat dari makna konvergensi itu sendiri
yang artinya memusat kesatu titik.
Di kalangan sebagian pemikir Islam ada yang berpendapat , bahwa ajaran Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran yang mendukung teori
konvergensi. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi yang artinya: bahwa setiap
anak yang dilahirkan telah membawa fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menyebabkan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR Baihaqi)
(http://amaliadawizulfa.blogspot.com/2013/06/aliran-aliran-atau-teori-teoridalam.html)

Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan


aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan
sebagai factor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.

Teori yang akan saya jelaskan yaitu mengenai contoh nyata


penerapan pendidikan dengan aliran konvergensi, yaitu kombinasi
dari aliran nativisme dan empirisme,

Você também pode gostar