Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
A. Definisi
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu
jenis dari sel sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut
termasuk limfosit yang disebut sel T-4 atau disebut juga sel CD-4.
Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya telah
terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala yang mirip gejala
flu selama beberapa minggu. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap
ada di tubuh dan dapat menularkan orang lain.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam
ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein.
Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat),
diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya
akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk
virus-virus baru.
B. Etiologi
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut
HumanImmunodeficiencyVirus(HIV).VirusinipertamakalidiisolasiolehMontagnier
dan kawankawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy
Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada tahun 1984
mengisolasi(HIV)III.Kemudianataskesepakataninternasionalpadatahun1986nama
firusdirubahmenjadiHIV.
.
C. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar
limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi
sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian
yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan
reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer
penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat doublestranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus
dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper
tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV
didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang
menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang
asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T
sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit.
Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan
penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang
serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap
tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini,
jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur
oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang
didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah,
atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar
getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam,
batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit
yang disebut AIDS.
- gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor
(tidak umum terjadi):
a. Gejala mayor :
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati
b. Gejala minor :
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang kurang
matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
2) CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaam. Ensefalitis,
Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus.
Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
3) Jamur
Jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida. Obat :
Nistatin 500.000 u per hari Flukonazol 100 mg per hari.
c. Pengobatan Antiretroviral (ARV)
1) Jangan gunakan obat tunggal atau 2 obat
2) Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut HAART (Highly Active Anti
Retroviral therapy)
3) Kombinasi ARV lini pertama pasien nave (belum pernah pakai ARV sebelumnya)
yang dianjurkan : 2NRTI + 1 NNRTI.
4) Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat terjadi resisten bila
sering lupa minum obat.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. Aspek Sosial.
Seorang penderita HIV setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari lingkungan
sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:
a. Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan
b. Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat
c. Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatu barang dalam
mengatasi suatu masalah. (Nursalam, 2007)
Dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau
kualitas hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan
sumber dukungan sosial yang paling penting. House (2006)
membedakan empat jenis dimensi dukungan social :
a. Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap
pasien dengan HIV yang bersangkutan
b. Dukungan Penghargaan
G. Pemeriksaan penunjang
1. Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat penelitian. Tes
dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit serta responnya terhadap terapi Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
2) Tes antibody serum
Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan
merupakan diagnosa
3) Tes blot western
Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)
4). Tes Lainnya
a. Sinar X dada
Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau adanya
komplikasi lain
5) Tes HIV
Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot, dilakukan
untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin
pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan
infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah
sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil
positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIVRNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun
perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut
tidak disetujui secara khusus untuk diagnosis infeksi HIV.
H. Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan,
keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus
(HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise,
total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik
endokarditis.
Aktivitas/istirahat
Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis terhadap
aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernafasan.
b. Sirkulasi
Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama pada cedera.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume nadi perifer,
pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
c.
Integritas ego
Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan (keluarga,
pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan (menurunyya berat
badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya,putus asa, tidak berguna,
rasa bersalah, dan depresi.
Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku marah,
menangis, kontak mata yang kurang.
d. Eliminasi
Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa disertai kram
abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat yang
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal. Perubahan dalam
jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
e.
Makanan/cairan
Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan berat badan
yang progresif.
Hygiene
Gejala :tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan dalam
banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
g. Neurosensori
Gejala :pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental, kehilangan
ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah, tidak mampu mrngingat/
konsentrasi menurun.kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman
penglihatan. Kebas, kasemutan pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan
paling awal).
Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental sampai
demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran menurun, apatis, retardasi
psikomotor/respon lambat. Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas,
harapan yang tidak realistis. Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan
otot, dan gaya berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri umu /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit kepala, nyeri dada
pleuritis.
Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan. Penurunan
rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot melindungi yang
sakit.
i.
Pernapasan
Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk (mulai dari
sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum. Bendungan atau sesak
pada dada.
Tanda : takipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi napas
adventius. Sputum :kuning
j.
Keamanan
Gejala : riwayat jath, terbakar, pingsan, luka yang lambat penyembuhannya.
Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering atau berulang. Riwayat penyakit
defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut. Demam berulang: suhu rendah,
peningkatan suhu intermitetn/memuncak; berkeringat malam.
Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ram, mis. Eczema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/ mola warna mla,; mudah terjadi
memar
yang
tidak
dapat
dijelaskan
sebabnya.
Rectum,
luka-luka
hubungan
seks.penggunaan
kondom
yang
tidak
konsisten.
Interaksi social
Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk mengungkapkannya
pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian,
teman dekat ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas yang tak
terorganisasi.
m. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :kegagalan untuk mengikuti perwatan, melanjutkan perilaku beresiko
tinggi(seksual/penggunaan obat-obatan IV). Penggunaan/ penyalahgunaan obatobatan IV, sast ini merokok, penyalahgunaan alcohol.
Pertinbangan rencana pemulangan: memerlukan bantuan keuangan, obatobatan/tindakan, perawatan kulit/luka, peralatan/bahan, transpotasi, belanja
makanan dan persiapan ; perawatan diri, prosedur perawatan teknis,dll.
B. Diagnos Keperawatan
a. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b.d diare berat
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara pencegahan penularan HIV.
c. Isolasi social berhubungan dengan mudahnya transmisi atau proses penularan
penyakit.
C. Rencana keperawatan
N
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Keseimbangan
Cairan dan
Elektrolit b.d
Intervensi
Rasional
Indikator dari
volume cairan
sirkulasi.
Meningkatkan
kebutuhan
metabolisme dan
diaforesis yang
berlebihan.
kriteria hasil :
Tidak ada demam
diare berat
dan
bebas
dari
nj Kaji tugor kulit,
pengeluaran / sekresi membran mukosa, dan
purulen
dan
Bisa mencapai
masa penyembuhan
sesuai indikasi.
Indikator tidak
langsung dari status
cairan.
Meskipun
kehilangan berat
badan dapat
menunjukan
penggunaan otot,
fluktuasi tiba-tiba
menunjukan status
hidrasi.
luka / lesi.
Pantau pemasukan
oral dan
memasukan cairan
sedikitnya 2500 ml/
hari.
Hilangkan makanan
yang potensial
menyebabkan
diare, yakni yang
pedas/ makanan
berkadar lemak
tinggi, kacang,
kubis, susu
Kolaborasi
:
Berikan cairan/
elektrolit melalui
selang pemberi
makanan/ IV.
Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi mis: Hb/
Ht, Elektolit
serum/urine, BUN/
Kreatinin.
Mempertahanka
n keseimbangan
cairan,
mengurangi
rasa haus, dan
melembabkan
membran
mukosa.
Mungkin dapat
mengurangi
diare
Mungkin
diperlukan
untuk
mendukung/
memperbesar
volume sirkulasi,
terutama jika
pemasukan oral
tak adekuat,
mual/ muntah
terus menerus.
Bermanfaat
dalam
memperkirakan
kebutuhan
cairan.
Kurang
Setelah dilakukan
pengetahuan
tindakan keperawatan.
berhubungan
dengan cara
mengetahui
pencegahan bagaimana
penularan
dan
Instruksikan pasien,
pengobatan.
Mengurangi
insiden muntah,
menurunkan
jumlah dan
keenceran
fases,
membantu
mengurangi
demam dan
respons
hipermetabolism
e, menurunkan
kehilangan
cairan tak
kasatmata.
bisa
memulai HIV.
Pngetahuan
tentang penularan
penyakit
membantu
mencegah
penyabaran
serta
penyakit, dan
dalam
aturan
perawatan.
mencegah rasa
takut.
Berikan informasi
Memberikan
penatalaksanaan
pasien peningkatan
gejala yang
kontrol, atau
melengkapi aturan
mengurangi risiko
diare intermiten
meningkatkan
gunakan lomotil
kenyamanan.
sebelum pergi
Merangsang
kekegiatan sosial.
pelepasan endorfin
pada otak,
Dorong aktivitas atau
meningkatkan rasa
sejahtera
Memberi
pasien.
kesempatan untuk
mengubah aturan
untuk memenuhi
kebutuhan
Tekankan perlunya
perubahan
melanjutkan
individual.
perawatan kesehatan
Mencegah atau
dan evaluasi.
mengurangi
kepenatan,
meningkatkan
kemampuan
Tekankan pentingnya
3
Isolasi
social Setelah
menetapkan dasar
berhubungan
untuk intervensi
dengan
Klien
individual.
mudahnya
menunjukkan
bisa
Dorong adanya
transmisi
Membantu
memamntapkan
penyakit.
hubungan sosial.
berpartisifasi
dalam
partisifasi pada
Dapat mengurangi
pada
kemungkinan
tingkat
kemampuan/hasrat.
Waspadai gejala-
sering muncul ;
gejala
ketika tanda-tanda
verbal/nonverbal,
pemberi
perawatan, pasien
kesepian. Tanyakan
umumnya ingin
bicara mengenai
perasaan ingin
bunuh diri.
bunuh diri,
terisolasi dan putus
asa.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi.
Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu:
a.
b.
c.
d.
Tindakan Mandiri
Tindakan Observasi
Tindakan Health education
Tindakan kolaborasi
E. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan prose menentukan sejauh mana tujuan
dicapai,sehingga dalam mengevaluasi aktifitas tindakann keperawatan,perawat perlu
mengetahui kreteria ini harus dapat diukur dan diamati. Agar kemajuan perkembangan
keperawatan klien dapat diketahui.
PENYIMPANGAN KDM
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
DAFTAR
Heri.Asuhan
HIV/AIDS,
(http://mydocument
PUSTAKA
Keperawatan
(Online),
ku.blogspot.
Pengkajian
I. Identitas
Nama
Jenis kelamin
Umur
Status perkawinan
Pendidikan
Suku/Bangsa
Alamat
Pekerjaan
II. Keluhan Utama : Diare
: Ny.Y
: Perempuan
: 34 tahun
: Belum menikah
: SD
: Indonesia
: pengayoman
: WTS (wanita tuna susila)
Terlihat lelah.
VI.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Tes Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Tujuan : mengidentifikasi spesifik untuk HIV, dimana tes ini tidak menegakkan
diagnosa AIDS tapi
hanya menunjukan seseorang terinfeksi atau pernah
terinfeks, orang yang didalam darahnya mengandung antibody HIV disebut
seropositif
b. Westeren Blot Assay
Tujuan : mengenali antibody HIV dan memastikan seropositif HIV
ANALISA DATA
Data
Etiologi
Masalah
DS:
Ny.Y mengeluh diare
sudah 1 bulan tdk
sembuh
Do:
TTV :
S : 380C
N : 110x/menit
TD : 90/60 mmHg
RR : 16 x/menit
konjungtiva anemis
Tampak lelah
BB menurun
Turgor buruk
Mukosa mulut pucat
Kulit kering
Pemeriksaan lab :
Na 98 mmol/L
K 2,8 mmol/L
Cl 110 mmol/L
Invasi mikroorganisme
ke saluran pencernaan
Gangguan
Keseimbanga
n Cairan dan
Elektrolit
Infeksi saluran
pencernaan
Peningkatan flora
normal dalam kolon
Peningkatan peristaltic
kolon
Mal absorbsi
Diare
Gangguan
Keseimbangan Cairan
dan Elektrolit
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b.d diare berat
3. Rencana Intervensi dan Implementasi keperawatan
Diagnosa : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b.d diare berat
Tujuan : Diare berkurang atau hilang dan dapat mempertahankan hidrasi
Kriteria Hasil :
Dalam waktu 1x24 jam :
- Membran mukosa lembab,
- turgor kulit membaik,
- tanda-tanda vital stabil
- klien terlihat segar
- BB perlahan naik
Tgl/Ja
m
1312-11
08.00
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
Pantau
tanda- Indikator
dari
tanda vital
volume
cairan
sirkulasi.
Catat
Meningkatkan
peningkatan suhu kebutuhan
dan
durasi metabolisme
dan
demam.
diaforesis
yang
berlebihan.
Kaji tugor kulit, Indikator
tidak
membran
langsung
dari
mukosa, dan rasa status cairan.
haus
Timbang
berat Meskipun
badan
sesuai kehilangan
berat
indikasi.
badan
dapat
menunjukan
penggunaan otot,
fluktuasi tiba-tiba
menunjukan status
hidrasi
memantau
vital.
Pantau
pemasukan
oral
dan memasukan
cairan sedikitnya
2500 ml/ hari.
memantau pemasukan
oral dan memasukan
cairan sedikitnya 2500
ml/ hari.
Mempertahankan
keseimbangan
cairan, mengurangi
rasa
haus,
dan
melembabkan
membran mukosa.
tanda-tanda
Mencatat
peningkatan
suhu dan durasi demam.
Hilangkan
Mungkin
dapat
makanan
yang mengurangi diare
potensial
menyebabkan
diare, yakni yang
pedas/ makanan
berkadar
lemak
tinggi,
kacang,
kubis, susu.
4.
menghilangkan
makanan yang potensial
menyebabkan
diare,
yakni
yang
pedas/
makanan
berkadar
lemak tinggi, kacang,
kubis, susu.
Kolaborasi
:
Berikan
cairan/
elektrolit melalui
selang
pemberi
makanan/ IV.
Pantau
hasil
pemeriksaan
laboratorium
sesuai
indikasi
mis:
Hb/
Ht,
Elektolit
serum/urine, BUN/
Kreatinin.
Berikan
obatobatan
sesuai
indikasi:
Antiemetik,
Antidiare,
Antiseptik
Memberikan
obatobatan sesuai indikasi:
Antiemetik,
Antidiare,
Antiseptik
Evaluasi
N : 105 x/mnt
RR : 16 x/mnt
S : 37 celcius
Konjungtiva anemis
Ny.J masih terlihat lelah
Membran mukosa lembab
turgor kulit masih buruk
kulit klien masih terlihat kering
BB naik 1kg
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi