Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS DATA
Pada bab ini menjelaskan mengenai analisis data dari hasil analisis
produk eksisting, analisis QFD, analisis penyusunan konsep re-design,
analisis DFMA, analisis desing for quality, dan analisis design for supply
chain.
5.1
Minimalis
Menarik
Multifungsi
1
7
22
SOAL 3
Apakah anda setuju bahwa produk
ini terdiri dari bahan utama plastik?
JAWABAN
JUMLAH
Setuju
17
Tidak Setuju
13
SOAL 4
Menurut anda, apa yang anda
inginkan agar produk ini nyaman
untuk digunakan?
JUMLA
JAWABAN
H
Dimensi Kursi Lebar
15
Meja Lebar
7
Bantalan Kursi Nyaman
8
Lainnya
0
SOAL 5
Berdasarkan pemilihan bahan
utama pembuatan produk di
pertanyaan nomor 3, berapakah
umur pakai produk yang anda
inginkan?
JAWABAN
JUMLAH
< 3 tahun
2
3-4 tahun
17
> 4 tahun
11
Lainnya
0
SOAL 6
Setujukah anda apabila meja
tersebut dilengkapi dengan
adjuster (pengatur ketinggian)?
JAWABAN
JUMLAH
Setuju
23
Tidak Setuju
7
SOAL 7
Apakah anda setuju bila pada
kerangka kursi terdapat pola tulang
punggungnya?
JAWABAN
JUMLAH
Setuju
Tidak Setuju
30
0
Atribut/
Respon
den
Desain
Produk
Masa Pakai
Ketahanan
Produk
Kenyamana
n
Fungsi
Dimensi
Inovasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3
3
5
4
3
4
3
5
3
5
4
5
3
5
3
5
3
3
4
4
4
5
3
4
3
4
5
4
4
4
3
4
4
5
3
5
3
5
4
5
3
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
3
4
5
4
4
4
3
3
3
4
4
3
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
3
5
4
5
4
5
4
2
3
3
4
3
1
3
1
4
1
4
3
3
4
2
3
2
4
2
1
5
4
2
5
5
3
4
2
2
2
5
5
4
5
5
3
2
2
5
5
A/R
Desain
Produk
Masa Pakai
Ketahanan
Produk
Kenyamana
n
Fungsi
Dimensi
Inovasi
21
22
23
24
25
26
3
3
3
4
5
3
3
5
3
3
4
4
5
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
4
5
3
3
5
5
5
2
1
1
3
4
2
2
4
3
4
2
3
27
28
29
30
Rata
-Rata
4
5
5
5
3
5
5
3
4
5
5
5
4
3
5
4
4
4
5
4
2
4
2
3
4
5
3
5
3.90
3.97
4.60
3.93
4.33
2.57
3.67
Analisa QFD
Quality Function Deployment (QFD) pertama kali diperkenalkan di
Negara Jepang pada tahun 1996 oleh Dr. Yoji Akao. Menurut Akao, QFD
adalah suatu metode untuk mentransformasikan permintaan dari user
menjadi sebuah design quality untuk menyebarkan function forming
quality dan menyebarkan metode-metode ke dalam sistem, bagian
komponen, dan elemen-elemen spesifik dalam proses manufaktur. QFD
sendiri didesain untuk membantu perencana agar dapat fokus
mendapatkan karakteristik dari produk maupun layanan (jasa) yang
berasal dari sudut pandang segmentasi pasar, perusahaan, atau
kebutuhan pengembangan teknologi.
QFD dimulai dengan pemahaman tentang kebutuhan dan
keinginan para calon pelanggan. Pemahaman ini diterjemahkan dalam
bentuk baris pada matriks, sedangkan kolom mempresentasikan sebuah
proses yang didesain untuk menyediakan produk atau jasa agar mencapai
keinginan
konsumen.
Berikut
merupakan
tahap-tahap
dalam
mengimplementasikan QFD.
1. Tahap perencanaan dan persiapan
Pada tahap ini perencanaan dan persiapan, terdapat beberapa
poin penting, yaitu:
a Menetapkan dukungan dari seluruh organisasi
b Mengetahui
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen,
mendokumentasikan seluruh keputusan dan asumsi selama
interpretasi secara ringkas dalam bentuk House of Quality.
c Memutuskan siapa yang akan menjadi target konsumen.
d Menetapkan horizon waktu untuk menjaga perencanaan yang
realistis.
2. Tahap Pengumpulan Voice of Customer (telah dilakukan pada sub
bab 5.1.1)
Pada tahap ini akan dilakukan sebuah survei kepada calon
pelanggan yang menjadi target pasar dengan beberapa cara, di
Atribut
Desain
Produk
Masa
Pakai
Ketahana
n Produk
Kenyama
nan
Benchmarki
ng
1 2 3 4 5
Evaluat
ion
Score
Targe
t
Value
Fungsi
Dimensi
Inovasi
Produk Eksisting
Produk Benchmark (re-design)
5.2.2 Objektif Produk
Bagian berikut ini merupakan kelanjutan dari sub bab evaluasi
produk dimana pada penentuan objektif produk akan dilakukan
perhitungan nilai important rate (IR), relative important index (RII), weight
serta presentase weight itu sendiri. Berikut ini akan ditunjukkan hasil
perhitungan untuk tiap elemen tersebut.
N
o.
Atribut
Benchmarki
ng
Evaluat
ion
Score
Targ
et
Value
IR
RII
Weig
ht
1.00
3.90
3.90
0.80
3.97
3.17
1.00
4.60
4.60
1.25
3.93
4.92
Weig
ht
(%)
1 2 3 4 5
Desain
Produk
Masa
Pakai
Ketahan
an
Produk
Kenyama
nan
1
2
3
4
12.98
%
10.56
%
15.31
%
16.36
%
24.04
%
Fungsi
1.67
4.33
7.22
Dimensi
1.00
2.57
2.57
8.54%
Inovasi
1.00
3.67
3.67
12.20
%
4
4
IR=1
melalui
penyebaran
kuisioner
kepada
responden.
Berikut
merupakan formulasi dari weight untuk atribut desain produk.
RII =
RII =
117
30
RII =3,90
Weight
Weight merupakan bobot dari tiap atribut. Bobot ini sendiri
dapat dihitung dengan cara melakukan perkalian antara hasil IR
dengan RII. Berikut merupakan formulasi untuk weight.
Weight=IR x IRR
Weight=1,00 x 3,90
Weight=3,90
Weight (%)
Untuk presentase weight (dalam persen) sendiri didapatkan dengan
formulasi sebagai berikut.
Weight=
Weight
x 100
total weight
Weight=
3,90
x 100
30,05
Weight=12,98
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa tiga nilai
presentase bobot terbesar terdapat pada atribut fungsi, ketahanan
produk, dan desain produk. Hal ini dapat menjadi acua pada saat akan
dilakukan proses produksi karena beberapa atribut dapat mempengaruhi
hasil akhir produk. Pada produk meja kursi tentu pemilihan material akan
sangat berpengaruh terhadap ketahanan produk. Selain itu, fungsi tentu
tetap menjadi alas an utama pengguna mau menggunakan meja kursi
kuliah tersebut. Selain itu, desain yang menarik dan tidak kuno tentu
terdapat nilai tambah tersendiri, terutama untuk produk meja kursi kuliah.
N
o.
1
2
3
4
Atribut
Desain
Produk
Masa
Pakai
Ketahana
n Produk
Kenyama
nan
Fungsi
Dimensi
Inovasi
Respon Teknis
Desain yang berestetika
Desain simple
Material yang kuat
Kebiasaan Pengguna
Material yang kuat
Jumlah material penyusun produk
Desain yang ergonomis
Menggunakan bantalan punggung
Fungsi hanya menjadi kursi saja
Terdapat adjuster
Ukuran yang proporsional
berdasarkan tubuh manusia secara
umum
Mempunyai lebih dari satu fungsi
Desain sederhana
5.3
N
o
Ukuran (cm)
Nama Part
Bahan
Produk Eksisting
Kaki
kursi
1 depan
Kaki
kursi
2 belakang
hollow
cylinder
carbon steel
44
hollow
cylinder
carbon steel
75
4.
3 Meja utama
Solid block plastic
9
Sandaran
Solid block carbon
4 belakang
steel
45
Sandaran
hollow
cylinder
5 meja
carbon steel
60
Alas tempat Solid block carbon
6 duduk
steel
42
Produk Perbaikan
Solid block carbon
1 Alas duduk
steel
45
Kerangka
hollow
cylinder 47
2 utama
carbon steel
9
3
4
5
Meja utama
Sandaran
kursi
Sandaran
meja
2.
5
3
4
Diame
ter
0.1
1.07
0.1
1.75
0.07
36.4
5
0.1
4
2
2.
5
5
3
40 0
Teb
al
0.
2
0.
1
4
0
Wak
tu
Pros
es
per
Part
(s)
0.1
0.
1
15.4
23.4
5
51.3
4
0.1
0.
2
0.
1
3.08
0.07
2.73
0.1
4.01
Analisis DFMA
Pada analisis DFMA (Design for Manufacturing and Assembly) ini,
dijelaskan dalam dua bagian yaitu DFM (Design for Manufacturing) dan
DFA (Design for Assembly). Pada bagian DFM, dilakukan perhitungan dan
analisa dengan tujuan untuk meminimalkan biaya produksi yang diikuti
dengan TTM (Time to Market) yang cepat. Kedua tujuan tersebut akan
dicapai namun sisi lain harus tetap memperhatikan kualitas hasil akhir
pada produk hingga mencapai konsumen. Untuk meminimumkan biaya
produksi dan mempercepat time to market, maka pada DFM tahapan yang
dilakukan adalah dengan cara meminimumkan jumlah part yang
digunakan dalam membuat produk serta memilih proses operasi produksi
yang cocok dalam pembuatan produk. Pemilihan operasi proses
manufaktur nantinya akan disesuaikan dengan part yang sesuai bahkan
part yang tidak diperlukan dapat dihilangkan dari produk tersebut.
Penghilangan part tersebut tetap berdasarkan beberapa pertimbangan
agar fungsi produk tetap normal sehingga kualitas yang dihasilkan sama.
Selain menghilangkan part yang dirasa tidak perlu, pada DFM
terdapat pengaturan akan material yang diinginkan pada produk.
Pemilihan material ini tentu dapat berpengaruh langsung terhadap biaya
produksi serta proses manufaktur sehingga waktu produksi juga akan turut
dipengaruhi oleh pemilihan material tersebut. Pada desain meja kursi
kuliah ini, terdapat beberapa material yang dihilangkan dari produk
eksisting seperti mur dan baut serta penggantian material plastik yang
digunakan. Berikut tahapan-tahapan dalam menghitung biaya pada DFM
dari produk meja kursi kuliah ini.
1. Memasukkan data-data yang diperlukan pada bagian part. Bagian
tersebut antara lain adalah nama part yang akan di-redesign ulang,
jumlah part, volume, dimensi part, dan bentuk part yang diinginkan
sebelum dilakukan assembly.
2. Selanjutnya klik pada bagian select process and material.
3. Setelah itu, memilih proses operasi yang diinginkan serta bahan baku
yang akan digunakan dalam proses produksi.
4. Output biaya akan ditampilkan setelah pemilihan material dan proses.
5. Hasil tersebut hanya untuk satu unit part saja, sehingga diperlukan
setiap part penyusun produk tersebut harus dibuat DFM-nya.
Sedangkan untuk DFA atau Design for Assembly digunakan untuk
menyatukan semua part yang telah dibentuk pada fase DFM menjadi
sebuah sub produk hingga end produk. Berikut merupakan tahapantahapan dalam DFA.
1. Memasukkan data part yang akan dilakukan assembly.
2. Melakukan pengaturan satuan mata uang rupiah terhadap USD. Pada
pembuatan produk ini diasumsikan untuk $1 mempunyai nilai tukar
setara dengan Rp xxx. Untuk jumlah produksi yang digunakan
diasumsikan sebanyak 10000 unit
3. Melakukan modifikasi dan pengaturan ulang untuk material yang dapat
disubstitusikan dengan proses atau material lainnya. Pada pembuatan
produk meja kursi kuliah ini, modifikasi yang dilakukan antara lain
adalah menggabungkan kerangka kursi menjadi satu part dari yang
sebelumnya harus dilakukan assembly terlebih dahulu. Selain itu juga
perubahan material dan proses produksi yang digunakan.
4. Melakukan perbandingan antara desain eksisting dengan desain
perbaikan/modifikasi. Standar perbandingan yang dilakukan adalah dari
segi biaya dan DFA Index.
Pada pembuatan produk meja kursi kuliah ini, terdapat enam part,
yaitu alas tempat duduk, kaki kursi belakang, kaki kursi depan, meja
utama, sandaran kursi, dan sandaran meja. Volume produksi yang
digunakan dalam pengerjaan produk ini adalah sebesar 100.000 unit
dengan batch size sebesar 12.500 unit. Berikut hasil report pengerjaan
part eksisting pada DFMA.
1. Alas Tempat Duduk
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 20.593,94. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah low carbon steel, cold rolled, commercial
quality. Sedangkan proses pengerjaannya menggunakan mesin
pemotong (machined/cut from stock).
4. Meja Utama
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 820,88 dengan biaya per part adalah Rp
341,41 dan biaya investasi peralatan awal adalah Rp 47.947.020.
Material yang digunakan pada pengerjaan part ini adalah ABS
plastic. Sedangkan proses pengerjaannya menggunakan extrusion,
plastic.
5. Sandaran Kursi
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 25.146,89. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
mencggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
6. Sandaran Meja
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 6.211,67. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
mencggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
Dan berikut ini merupakan hasil report untuk total biaya, DFA index,
dan output lainnya pada produk eksisting.
Berdasarkan hasil report DFA, didapatkan DFA index sebesar 5,2 dan
total biaya per produk sebesar Rp166.574,73. Setelah menentukan
masing-masing material, proses, dan biaya per part pada produk eksisting
kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada tiap part pada DFMA.
Berikut akan ditampilkan report hasil perbaikan pada DFMA
1. Alas Duduk
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 719,79. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
menggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
2. Kerangka Utama
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 33.703,44. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
menggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
3. Meja Utama
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 823,93 dengan biaya per part sebesar Rp
343,67 serta biaya investasi peralatan awal sebesar Rp 48.025,156.
Material yang digunakan pada pengerjaan part ini adalah ABS
plastic. Sedangkan proses pengerjaannya menggunakan extrusion,
plastic.
4. Sandaran Kursi
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 623,54. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
menggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
5. Sandaran Meja
Pada hasil report untuk part alas tempat duduk, didapatkan
total biayanya adalah Rp 7.295,19. Material yang digunakan pada
pengerjaan part ini adalah generic medium carbon steel. Sedangkan
proses
pengerjaannya
menggunakan
mesin
pemotong
(machined/cut from stock).
Dan berikut ini merupakan hasil report untuk total biaya, DFA index,
dan output lainnya pada produk perbaikan.
Factor
Total cost for manufactured items
(including tooling)
Produk
Eksisting
(Rp)
Produk
Perbaikan
(Rp)
103.107,26
151.571,41
60.225,02
3.242,45
102.627,79
166.095,25
0,00
479,47
166.574,73
602,49
0,00
151.091,14
151.693,64
0,00
480,25
152.173,89
Produk
Eksisting
Produk
Perbaikan
511,91
5,2
171,71
17,6
Material
merupakan
aspek
kualitas
pertama
yang
mampu
mendefinisikan kualitas sebuah produk, pemilihan material erat
hubungannya dengan kekuatan dan bentuk dari produk yang didapatkan
dari voice of costumer. Kerangka utama terbuat dari material carbon stell,
hal ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan konsumen terkait
dengan kualitas apabila dilihat dari segi ketahanan produk. Carbon steel
merupakan material yang tahan lama dengan harga yang relatif rendah,
selain itu carbon steel mempunyai nilai ticknes yang relatif rendah
sehingga sesuai apabila digunakan sebagai material utama kerangka kursi
yang mempunyai fungsi sebagai penyangga kursi secara keseluruhan.
Carbon steel dengan ketebalan 2mm juga diguanakan sebagai lapisan
untuk alas duduk dan sandaran kursi.
Plastik jenis ABS digunakan sebagai material utama yang digunakan
untuk meja, plastik jenis ABS dengan ketebalan 4mm cukup kuat untuk
menahan beban, sehingga meja tetap kuat dan dapat digunakan sebagai
mana fungsi utamanya, yaitu sebagai alas untuk menulis dan aktivitas
lainnya.
Busa dan vinil digunakan sebagai material pelapis untuk alas duduk
dan sandaran kursi, hal ini untuk menunjang aspek ergonomis kursi,
dikarenakan sandaran dan alas duduk merupakan salah saru kompnen
yang berpengaruh terhadap fatigue dari pengguna kursi.
Desain Produk
Desain merupakan salah satu aspek yang menggambarkan kualitas dari
sebuah produk. Desain yang baik menggambarkan kualitas yang baik
pula, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dan mengurangi
komplain dari konsumen. Desain dari produk simpel tapi tetap memenuhi
fungsi sebagai temat duduk dan tulis, kerangka utama menjadi satu
dengan kursi dengan material pipa carbon steel sehingga hanya perlu
dilakukan proses bending untuk membentuk komponen keranga utama.
Desain ini menghemat penggunaan material dan proses produksi.
Proses Produksi
Proses produksi berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan,
kualitas di definisikan jumla defect dan komplain dari pelanggan, sehingga
proses produksi berpengaruh terhadap desan dari produk. Proses produksi
terdiri dari beberapa aktivitas manufaktur untuk membuat produk,antara
lain welding,bending,cutting,dan proses manufaktur yang lain. Proses
manufaktur mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, semakin baik
proses manufaktur untuk masin-masing departemen, maka semakin
sedikit defect yang dihasilkan dalam proses produksi, hal ini
mengindikasikan kualitas produk yang baik.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA digunakan sebagai sala satu tools dalam mengontrol kualitas,
dari FMEA diketahui proses yang paling berpotensi mengakibatkan defect
untuk produk, dan selanjutnya diakukan analisa terkait dengan potensi
dan proses yang paling kritis untuk dilakukan perbaikan. Tujuan dari
penggunaan metode FMEA adalah meningkatkan kualitas, keandalan
sebuah proses (Rachmad Firdaus, 2011).
Berikut merupakan tingkat severity dari masing-masing proses
manufaktur yang dilakukan untuk memproduksi.
Kriteria
Harga Jual
Jarak
Kualitas
Lead Time
Kapasitas
Produksi
Fleksibilitas
Total
0.2
0.2
0.3
0.2
PT
Interplas
t
Pratama
Jaya
4
2
4
3
0.05
0.05
1
1
3.15
3
3.0525
2
3.1
Bobot
(Weig
ht)
PT
Abadi
Metal
Utama
PT
Wahana
Sentra
Niaga
3
4
3
3
3
4
3
3
b. Pemilihan material
Proses desain produk tentu tidak terlepas dalam hal pemilihan
material. Pemilihan material ini harus dapat mengintegrasikan antar
tiap departemen pada suatu perusahaan serta supplier yang dapat
mengakomodasi jenis material ini. Sehingga diharapkan dalam
material yang dipilih adalah material yang umum sehingga pada
saat pemilihan supplier juga tidak sulit. Material ini sendiri juga akan
berpengaruh terhadap proses produksi yang dipilih karena beberapa
material sendiri juga berbeda keandalan, kekuatan, kemudahan
proses, dan lain sebagainya. Pada saat melakukan delivery kepada
customer, material juga berpengaruh terhadap proses distribusi.
Material yang memiliki tingkat resiko tinggi juga akan
mempengaruhi moda transportasi yang digunakan.
c. Desain produk
Desain produk yang tidak berukuran besar tentu akan
memudahkan proses distribusi. Untuk meja kursi kuliah ini, rangka
kursi digabungkan menjadi satu dengan tujuan meminimalkan biaya
distribusi dan kemudahan dalam melakukan assembly. Sebelum
digabungkan akan muncul biaya tambahan dalam melakukan
packaging untuk tiap satuan kerangka kursi. Dengan modifikasi yang
dilakukan, biaya packaging akan menjadi satu sehingga dapat
meminimalkan total biaya produksi.
d. Desain packaging produk
Pada saat melakukan proses packaging produk, sebaiknya
dilakukan secara terpisah dengan tujuan memaksimalkan kapasitas
dari moda trasportasi yang akan digunakan. Selain itu tujuan
maksimal kapasitas ini tidak lain karena produk meja kursi kuliah ini
termasuk dalam produk efisiensi sehingga total pengeluaran biaya
harus diminimalkan sebaik mungkin.