Você está na página 1de 22

Analisis Laporan Keuangan komparatif

Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara


menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang
berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi
penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau
selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis
laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren (trend).

ANALISIS KOMPARATIF
Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan
antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.
Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan
kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen
laporan keuangan di masa yang akan datang.
Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang
akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
ANALISIS KOMPARATIF
Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu Year-to-year Changes Analysis
dan Index-Number Trend Series Analysis.
Dalam pendekatan year-to-year changes analysis, per-bandingan dibuat dengan cara
menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif (persentase) dari tahun ke tahun setiap
elemen laporan keuangan.
Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang
valid tentang perubahan yang terjadi.

Perubahan relatif (persentase) diperlukan untuk menentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari
setiap perubahan yang terjadi.
Kesimpulan (komparatif)
Dari sisi neraca, pada tahun 2009 aktiva perusahaan mengalami peningkatan sebesar 33%.
Kenaikan itu disebabkan oleh adanya kenaikan baik pada aktiva lancar maupun aktiva tetap. Hal
itu mengindikasikan bahwa pada tahun 2010 perusahaan telah melakukan perluasan usaha untuk
meningkatkan aktiva lancarnya untuk mendukung peningkatan penjualan.
Dari sisi neraca, pada tahun 2010 utang dan modal perusahaan juga mengalami peningkatan
dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva (33%). Hal itu bisa disebabkan karena
perusahaan mendanai kegiatan perluasan usahanya.
Kesimpulan
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2010 penjualan dan laba komprehensif juga mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 30% dan 32%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan
dapat memanfaatkan perluasan usaha yang telah dilakukan.
Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai akibat adanya perluasan usaha perusahaan
meningkatkan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada peningkatan HPP (25%)
yang diperlukan untuk mendukung peningkatan penjualan yang lebih kecil daripada peningkatan
penjualannya (30%), sehingga peningkatan laba komprehensif yang terjadi (32%) jauh lebih
besar daripada peningkatan penjualan (30%).
Kesimpulan
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2010 untuk
melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat karena perusahaan dapat memanfaatkannya
untuk meningkatkan perolehan laba.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan
utang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus dapat lebih efektif
dan efisien lagi operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan (bunga) yang harus
ditanggung oleh perusahaan di masa yang akan datang juga semakin berat.

ANALISIS COMMON-SIZE
Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen
yang lain pada laporan keuangan yang sama.
Tujuan analisis common-size adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap
jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.
ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi,
dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya
terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Kesimpulan (common-size)
dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2010 komposisi aset lancar sebagian besar berupa
persediaan (15% dari total aktiva atau 42,25% dari total aset lancar). Hal itu mengindikasikan
adanya kemungkinan kesulitan perusahaan dalam melakukan penjualan barang dagangan.
dari sisi laporan laba rugi, secara absolut maupun relatif peusahaan mengalami peningkatan
laba dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar Rp 27.000.000 atau 0,11%.

Laporan persentase per komponen (common size statement)

Berguna untuk mengetahui besarnya persentase investasi di masing-masing aktiva, mengetahui


komposisi beban, struktur permodalan yang dikaitkan dengan jumlah penjualannya.

Analisa perbandingan laporan keuangan

Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih
dengan cara menunjukkan:

- Data absolut (jumlah-jumlah satuan mata uang)

- Kenaikan dan penurunan pada satuan mata uang

- Kenaikan dan penurunan pada persentase

- Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio

- Persentase total

Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Analisis Horizontal (Horisontal analysis)


Analisa horizontal (Horisontal analysis), yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang
merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode
tertentu. Analisis horizontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif.
Dibutuhkan

dua

1.

Menghitung

jumlah

2.

Membagi

jumlah

langkah
rupiah

perubahan

rupiah

dalam
dari

perubahan

periode
dengan

analisis
dasar
jumlah

ke

horizontal.
periode
periode

akhir.
dasar.

Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam
jangka waktu tertentu dinyatakan dalam persentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering
digunakan dalam laporan laba rugi.
b. Analisis Vertikal (Vertical Analysis)
Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan
setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai
untuk perbandingan laporan keuangan dari berbagai periode, trend atau perubahan hubungan
diantara pos-pos lebih mudah untuk diidentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam
presentase aja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis
vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu
persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap
laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu
persentase dari angka penjualan bersih.
c. Analisis Rasio (Ratio analysis)
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (Henry Simamora,
2000:522).

https://gazelsyahnandia.wordpress.com/2012/12/16/pengertian-manfaat-analisis-laporankeuangan-dan-tehnik-analisa-laporan-keuangan/

ANALISIS KOMPARATIF
Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan
antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.
Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan
kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen
laporan keuangan di masa yang akan datang.
Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang
akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendeka-tan, yaitu Year-to-year Changes
Analysis dan Index-Number Trend Series Analysis.
Dalam pendekatan year-to-year changes analysis, per-bandingan dibuat dengan cara
menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif (persentase) dari tahun ke tahun setiap
elemen laporan keuangan.
Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang
valid tentang perubahan yang terjadi.
Perubahan relatif (persentase) diperlukan untuk me-nentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari
setiap perubahan yang terjadi.
Fokus perhatian year-to-year changes analysis adalah besarnya perubahan yang terjadi beserta
penyebab-nya.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada elemen-elemen neraca pada
dasar-nya adalah:
1. Laba bersih dan pembagian dividen
2. Penarikan dan pelunasan utang jangka panjang
3. Penerbitan dan penarikan kembali saham
4. Perubahan modal kerja

5. Perubahan bentuk aktiva


Faktor-faktor

yang

dapat

menyebabkan

terjadinya

perubahan

pada

elemen Laporan Laba-Rugi pada dasarnya adalah:


1. Perubahan volume penjualan
2. Perubahan harga pokok penjualan
3. Perubahan biaya operasi
4. Perubahan pendapatan & biaya di luar operasi
5. Perubahan pendapatan & biaya luar biasa
6. Perubahan pajak penghasilan

Rekening

2009
(Rp000)

2008
(Rp000)

Perubahan

Perubahan

Absolut

Relatif (%)

Kas

2.400

2.600

(200)

(7,69)

Piutang Dagang

2.000

2.400

(400)

(16,67)

Persediaan

7.100

4.400

2.700

61,36

Tanah

8.500

4.600

3.900

84,78

Gedung

8.000

8.000

Akum Dep Gedg

(1.000)

(750)

250

33,33

Mesin

10.000

8.000

2.000

25

AkumDep.Mesin

(2.000)

(1.250)

750

60

Total Aktiva

35.000

28.000

7.000

25

Rekening

2009 (Rp000)

2008

Perubahan

Perubahan

(Rp000)

Absolut

Relatif (%)

5.000

(600)

(12)

Utang Lancar

4.400

elemen-

Utang Jk Pjg

12.000

9.000

3.000

33,33

Modal Saham

7.500

7.500

Agio Saham

2.500

2.500

Laba Ditahan

8.600

4.000

4.600

115

Total Ut & Mdl

35.000

28.000

7.000

25

Rekening

2009

2008

(000)

(000)

Penjualan

40.000

HPP

Perubahan

Perubahan

Absolut

Relatif (%)

30.000

10.000

33,33

(12.000)

(10.000)

2.000

20

Laba Kotor

28.000

20.000

8.000

40

Biaya Ad & Um

(6.800)

(5.000)

1.800

36

Biaya Penjualan

(5.600)

(4.000)

1.600

40

Laba Usaha

15.600

11.000

4.600

41,81

Biaya Bunga

(2.800)

(2.000)

800

40

Laba Sblm Pajak

12.800

9.000

3.800

42,22

Pajak Penghsln

(1.920)

(1.350)

570

42,22

Laba Stlh Pajak

10.880

7.650

3.230

42,22

Contoh Kesimpulan
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2009 penjualan dan laba perusahaan juga mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 33% dan 42%. Hal itu me-nunjukkan bahwa perusahaan
benar-benar dapat memanfaatkan perluasan usaha yang telah dilaku-kan.
Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai aki-bat adanya perluasan usaha perusahaan
meningkat-kan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada peningkatan HPP (20%)
yang diperlukan un-tuk mendukung peningkatan penjualan lebih kecil daripada peningkatan

penjualannya (33%), sehingga peningkatan laba yang terjadi (42%) jauh lebih be-sar daripada
peningatan penjualan (33%).
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2009 untuk
melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat karena perusahaan benar-benar dapat
memanfaatkannya untuk meningkatkan perolehan laba.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan
utang jangka panjang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus
dapat lebih efektif dan efisien lagi lagi operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan
(bunga dan dividen) yang harus ditanggung oleh perusahaan di masa yang akan datang juga
semakin berat.

http://farrashallodyo.blogspot.com/2013/11/analisis-laporan-keuangan.html

Analisis Common-Size (Persentase Per-Komponen)

Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau
dari total aktiva (untuk neraca).

Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan


masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan
laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.

Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat
memberikan informasi sebagai berikut:
Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif
aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif
utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun
berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenaiperubahan komposisi, baik komposisi
investasi maupun struktur modal.

Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage)


dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen
biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi
tersebut.

Contoh Analisis Common-Size:

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)

NERACA

31 Desember

Common-Size (%)

2009

2010

2009

2010

Kas

Rp 1.300

Rp 1.200

9,29

7,50

Piutang Dagang

Rp 1.200

Rp 1.000

8,57

6,25

Persediaan

Rp 2.200

Rp 2.600

15,71

16,25

Total Aktiva Lancar

Rp 4.700

Rp 4.800

33,57

30,00

Tanah

Rp 2.300

Rp 3.700

16,43

23,13

Gedung

Rp 4.000

Rp 4.000

28,57

25,00

Mesin

Rp 4.000

Rp 5.000

28,57

31,25

Akumulasi Depresiasi

Rp(1.000)

Rp(1.500)

(7,14)

(9,38)

Total Aktiva Tetap

Rp 9.300

Rp11.200

66,43

70,00

Rp14.000

Rp16.000

100%

100%

Utang Lancar

Rp 2.500

Rp 2.200

17,86

13,75

Utang Jangka Panjang

Rp 4.500

Rp 6.000

32,14

37,50

Modal

Rp 7.000

Rp 7.800

50,00

48,75

Total Utang & Modal

Rp14.000

Rp16.000

100%

100%

AKTIVA
Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

Total Aktiva
PASIVA (UTANG & MODAL)

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan


menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva)
dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing
kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).

% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,92%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.

Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua
tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun
pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)

LABA-RUGI

Tahun

Common-Size (%)

2009

2010

2009

2010

Penghasilan

Rp 150.000

Rp 200.000

100%

100%

Harga Pokok Penjualan

Rp (50.000)

Rp (60.000)

(33,33)

(30,00)

Laba Kotor

Rp 100.000

Rp 140.000

66,67

70,00

Biaya Pemasaran

Rp (25.000)

Rp (34.000)

(16,67)

(17,00)

Biaya Administrasi

Rp (20.000)

Rp (28.000)

(13,33)

(14,00)

Biaya Bunga

Rp (10.000)

Rp (14.000)

(6,67)

(7,00)

Laba Sebelum Pajak

Rp

Rp

30,00

32,00

45.000

64.000

Pajak (15%)

Rp

(6.750)

Rp (9.600)

(4,50)

(4,80)

Laba Bersih

Rp

38.250

Rp

25,50

27,20

54.400

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang
dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).

% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%


= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%

Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.

Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga
pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.

Referensi:
Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

http://tugas-alk.blogspot.com/2014/04/analisis-common-size-persentase-per.html

Pengertian Persentase common size


Menurut Djarwanto (1999: 71), persentase per komponen adalah persentase dari masing-masing
unsur aktiva terhadap total aktivanya, masing-masing unsur pasiva terhadap total pasivanya, dan
masing-masing unsur laba-rugi terhadap jumlah penjualan netonya. Laporan yang demikian
disebut common-size statement.
Menurut Jusuf (2000: 75), common size analysis adalah menganalisis laporan keuangan untuk
satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang satu dengan pos lainnya.
Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase di mana salah satu pos
ditetapkan patokan 100%.
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau
dari total aktiva (untuk neraca).
Dalam laporan common size, seluruh akun dinyatakan dalam presentase dan tidak
ditunjukkan jumlah moneternya. Dalam laporan keuangan common size (laporan yang berukuran
sama) adalah karena total jumlah akun-akun dalam kelompok yang bersangkutan adalah 100%.
Prosedur dalam analisis common size disebut sebagai analisis vertikal karena
melakukan evaluasi akun dari atas ke bawah (atau dari bawah ke atas).
Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal
laporan keuangan. Laporan laba rugi common size dapat memberikan perspektif yang lebih baik
untuk mengevaluasi upaya pemangkasan biaya. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan
yang terkait dengan laba sebelum pajak, bukan penjualan. Laporan keuangan common size juga
berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang
berbeda dibuat dalam format common size.

Rumus Analisis Common Size:

Neraca

(item-item

dalam

Neraca

Tot.

Aktiva)

Rugi/Laba

: (item -item dalam Lap. Rugi laba / Tot. Penjualan) x 100%

100%

Cara Perhitungan Persentase Common Size


Metode mengubah jumlah-jumlah rupiah dari masing-masing unsur laporan keuangan menjadi
angka persen dari total, dilakukan sebagai berikut (Djarwanto, 1999: 71) :
Nyatakan total aktiva, total pasiva (total utang plus modal sendiri), dan jumlah penjualan netto
dengan 100%.
Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara
membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya.
Contoh Soal :
Analisislah laporan keuangan dibawah ini dengan menggunakan analisis Common Size?
Neraca PT. XYZ
Tgl 31 desember 2009 dan 2010
(dalam jutaan rupiah)
Aktiva
Aktiva
lancar
Kas
Surat

Pasiva (Kewajiban)
2009

2010

Lancar

Rp. 22 Rp.

Hutang

25

Dagang

15

Hutang

10

Berharga
Piutang

Kewajiban

2009

2010

Rp. 91 Rp. 89

40

20

30

32

120

120

Wesel
170

Persediaan 117

176

Hutang
Pajak

112

Hutang

Bank
Total

Rp.31

Rp.32

Tot.

Rp.28

Rp.26

Aktiva

Kewajiban

Rp.20

Rp.10

300

300

138

217

Lancar

Aktiva

Lancar

Rp.70

Tetap ( br 0

Rp.70
0

uto)
Akm.

(100)

(150)

Hutang
Jk.Panjang
Modal

Penyusuta

Sendiri :

Saham

Aktiva

Rp.60

Rp.55

Laba yang

Tetap

ditahan

Rp.91

Rp.87

Tot. Pasiva Rp.91

Rp.87

(Kewajiban 9

Total
Aktiva

Laporan Rugi Laba PT.XYZ


Th.2009 dan 2010
2009

2010

Penjualan

Rp. 2.200 Rp.3.000

HPP

1.500

Laba Kotor

Rp.

700 Rp.1.000

Biaya-biaya

400

550

2.000

Laba sebelum bunga dan pajak ( Rp. 300

Rp. 450

EBIT)
Bunga

56

55

Laba sebelum pajak (EBT)

Rp. 244

Rp. 395

Pajak

78

88

Laba setelah pajak (EAT)

Rp. 166

Rp. 310

Penyelesaian :

Analisis Common Size Neraca PT. XYZ


Tgl 31 desember 2009 dan 2010
Aktiva
Aktiva
lancar

Pasiva (Kewajiban)
2009 2010

Kewajiban
Lancar

2,1

2,8

Hutang

Dagang

Surat

1,1

1,7

Berharga

18,5

20 %

Kas

Piutang

%
12,8

12,8

Total

34,6

37,3

Aktiva

Persediaan

Lancar

Hutang Wesel

Hutang Pajak

2009

2010

9,9 %

10.1
%

4,4 %

2,3
%

3,2 %

3,6
%

13,1

13,7

Tot.

30,6

29,7

Kewajiban

Hutang Bank

Lancar

Aktiva

76,2

Tetap ( bru %

79,7
%

to)

Hutang
Jk.Panjang

Akm.

10,8

17

Modal Sendiri

Penyusuta

Saham

Aktiva

65,4

62,7

Laba

yang

Tetap

ditahan

Total

100

100

Tot.

Aktiva

(Kewajiban)

21,8

11,4

32,6

34,2

15 %

Pasiva 100 %

24,7
%

100
%

Laporan Rugi Laba PT.XYZ


Th.2009 dan 2010
2009

2010

Penjualan

100 %

100 %

HPP

68,2 %

66,7 %

Laba Kotor

31,8 %

33,3 %

Biaya-biaya

18,2 %

18,3 %

Laba sebelum bunga dan pajak 13,6 %

15 %

( EBIT)
Bunga

2,3 %

1,8 %

Laba sebelum pajak (EBT)

11,1 %

13,2 %

Pajak

3,5 %

2,9 %

Laba setelah pajak (EAT)

7,6 %

10,3 %

Evaluasi Persentase per Komponen


Persentase per Komponen dari Neraca
Persentase per komponen dari neraca menunjukkan persentase dari masing-masing unsur aktiva
dari total aktivanya dan persentase dari masing-masing unsur passiva dari total passivanya
(Djarwanto, 1999: 74).
Hasil perbandingan dalam persentase tersebut menunjukkan (Jusuf, 2000:79): 1). Peran dari
masing-masing account terhadap total aktiva, 2). Peran dari masing-masing pos pembiayaan
(utang atau modal sendiri) dalam membiayai aktiva, 3). Analisis ini juga memberikan indikasi
mengenai karakteristik bisnis yang bersangkutan.
Persentase per Komponen dari laporan laba-rugi
Persentase per komponen dari laporan laba-rugi menunjukkan besarnya persentase masingmasing unsur laba-rugi dari nilai penjualan nettonya (Djarwanto, 1999: 78).
Hasil perbandingan dalam persentase tersebut menurut (Djarwanto, 1999:78) menunjukkan
bagian dari penjualan netto yang telah terserap oleh unsur-unsur seperti beban pokok penjualan,
berbagai macam biaya usaha, biaya non operating, pajak perseroan, dan pendapatan bersih
sebagai sisanya.

Referensi:
http://ddebussy.blogspot.com/2011/04/resum-2-analisis-common-size.html
http://hadiborneo.wordpress.com/2010/10/08/analisis-trend-dan-persentase-per- komponencommon-size/.
Hery.2012. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara

M. Hanafi, Mahduh, dkk. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

http://amrihasanah.blogspot.com/2014/04/analisis-laporan-keuangan-common-size.html

Você também pode gostar