Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS KOMPARATIF
Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan
antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.
Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan
kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen
laporan keuangan di masa yang akan datang.
Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang
akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
ANALISIS KOMPARATIF
Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu Year-to-year Changes Analysis
dan Index-Number Trend Series Analysis.
Dalam pendekatan year-to-year changes analysis, per-bandingan dibuat dengan cara
menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif (persentase) dari tahun ke tahun setiap
elemen laporan keuangan.
Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang
valid tentang perubahan yang terjadi.
Perubahan relatif (persentase) diperlukan untuk menentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari
setiap perubahan yang terjadi.
Kesimpulan (komparatif)
Dari sisi neraca, pada tahun 2009 aktiva perusahaan mengalami peningkatan sebesar 33%.
Kenaikan itu disebabkan oleh adanya kenaikan baik pada aktiva lancar maupun aktiva tetap. Hal
itu mengindikasikan bahwa pada tahun 2010 perusahaan telah melakukan perluasan usaha untuk
meningkatkan aktiva lancarnya untuk mendukung peningkatan penjualan.
Dari sisi neraca, pada tahun 2010 utang dan modal perusahaan juga mengalami peningkatan
dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva (33%). Hal itu bisa disebabkan karena
perusahaan mendanai kegiatan perluasan usahanya.
Kesimpulan
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2010 penjualan dan laba komprehensif juga mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 30% dan 32%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan
dapat memanfaatkan perluasan usaha yang telah dilakukan.
Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai akibat adanya perluasan usaha perusahaan
meningkatkan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada peningkatan HPP (25%)
yang diperlukan untuk mendukung peningkatan penjualan yang lebih kecil daripada peningkatan
penjualannya (30%), sehingga peningkatan laba komprehensif yang terjadi (32%) jauh lebih
besar daripada peningkatan penjualan (30%).
Kesimpulan
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2010 untuk
melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat karena perusahaan dapat memanfaatkannya
untuk meningkatkan perolehan laba.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan
utang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus dapat lebih efektif
dan efisien lagi operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan (bunga) yang harus
ditanggung oleh perusahaan di masa yang akan datang juga semakin berat.
ANALISIS COMMON-SIZE
Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen
yang lain pada laporan keuangan yang sama.
Tujuan analisis common-size adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap
jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.
ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi,
dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya
terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Kesimpulan (common-size)
dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2010 komposisi aset lancar sebagian besar berupa
persediaan (15% dari total aktiva atau 42,25% dari total aset lancar). Hal itu mengindikasikan
adanya kemungkinan kesulitan perusahaan dalam melakukan penjualan barang dagangan.
dari sisi laporan laba rugi, secara absolut maupun relatif peusahaan mengalami peningkatan
laba dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar Rp 27.000.000 atau 0,11%.
Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih
dengan cara menunjukkan:
- Persentase total
Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
dua
1.
Menghitung
jumlah
2.
Membagi
jumlah
langkah
rupiah
perubahan
rupiah
dalam
dari
perubahan
periode
dengan
analisis
dasar
jumlah
ke
horizontal.
periode
periode
akhir.
dasar.
Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam
jangka waktu tertentu dinyatakan dalam persentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering
digunakan dalam laporan laba rugi.
b. Analisis Vertikal (Vertical Analysis)
Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan
setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai
untuk perbandingan laporan keuangan dari berbagai periode, trend atau perubahan hubungan
diantara pos-pos lebih mudah untuk diidentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam
presentase aja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis
vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu
persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap
laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu
persentase dari angka penjualan bersih.
c. Analisis Rasio (Ratio analysis)
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (Henry Simamora,
2000:522).
https://gazelsyahnandia.wordpress.com/2012/12/16/pengertian-manfaat-analisis-laporankeuangan-dan-tehnik-analisa-laporan-keuangan/
ANALISIS KOMPARATIF
Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan
antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.
Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan
kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen
laporan keuangan di masa yang akan datang.
Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang
akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendeka-tan, yaitu Year-to-year Changes
Analysis dan Index-Number Trend Series Analysis.
Dalam pendekatan year-to-year changes analysis, per-bandingan dibuat dengan cara
menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif (persentase) dari tahun ke tahun setiap
elemen laporan keuangan.
Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan yang
valid tentang perubahan yang terjadi.
Perubahan relatif (persentase) diperlukan untuk me-nentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari
setiap perubahan yang terjadi.
Fokus perhatian year-to-year changes analysis adalah besarnya perubahan yang terjadi beserta
penyebab-nya.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada elemen-elemen neraca pada
dasar-nya adalah:
1. Laba bersih dan pembagian dividen
2. Penarikan dan pelunasan utang jangka panjang
3. Penerbitan dan penarikan kembali saham
4. Perubahan modal kerja
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
perubahan
pada
Rekening
2009
(Rp000)
2008
(Rp000)
Perubahan
Perubahan
Absolut
Relatif (%)
Kas
2.400
2.600
(200)
(7,69)
Piutang Dagang
2.000
2.400
(400)
(16,67)
Persediaan
7.100
4.400
2.700
61,36
Tanah
8.500
4.600
3.900
84,78
Gedung
8.000
8.000
(1.000)
(750)
250
33,33
Mesin
10.000
8.000
2.000
25
AkumDep.Mesin
(2.000)
(1.250)
750
60
Total Aktiva
35.000
28.000
7.000
25
Rekening
2009 (Rp000)
2008
Perubahan
Perubahan
(Rp000)
Absolut
Relatif (%)
5.000
(600)
(12)
Utang Lancar
4.400
elemen-
Utang Jk Pjg
12.000
9.000
3.000
33,33
Modal Saham
7.500
7.500
Agio Saham
2.500
2.500
Laba Ditahan
8.600
4.000
4.600
115
35.000
28.000
7.000
25
Rekening
2009
2008
(000)
(000)
Penjualan
40.000
HPP
Perubahan
Perubahan
Absolut
Relatif (%)
30.000
10.000
33,33
(12.000)
(10.000)
2.000
20
Laba Kotor
28.000
20.000
8.000
40
Biaya Ad & Um
(6.800)
(5.000)
1.800
36
Biaya Penjualan
(5.600)
(4.000)
1.600
40
Laba Usaha
15.600
11.000
4.600
41,81
Biaya Bunga
(2.800)
(2.000)
800
40
12.800
9.000
3.800
42,22
Pajak Penghsln
(1.920)
(1.350)
570
42,22
10.880
7.650
3.230
42,22
Contoh Kesimpulan
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2009 penjualan dan laba perusahaan juga mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 33% dan 42%. Hal itu me-nunjukkan bahwa perusahaan
benar-benar dapat memanfaatkan perluasan usaha yang telah dilaku-kan.
Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai aki-bat adanya perluasan usaha perusahaan
meningkat-kan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada peningkatan HPP (20%)
yang diperlukan un-tuk mendukung peningkatan penjualan lebih kecil daripada peningkatan
penjualannya (33%), sehingga peningkatan laba yang terjadi (42%) jauh lebih be-sar daripada
peningatan penjualan (33%).
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2009 untuk
melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat karena perusahaan benar-benar dapat
memanfaatkannya untuk meningkatkan perolehan laba.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan
utang jangka panjang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus
dapat lebih efektif dan efisien lagi lagi operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan
(bunga dan dividen) yang harus ditanggung oleh perusahaan di masa yang akan datang juga
semakin berat.
http://farrashallodyo.blogspot.com/2013/11/analisis-laporan-keuangan.html
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau
dari total aktiva (untuk neraca).
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat
memberikan informasi sebagai berikut:
Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif
aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif
utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun
berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenaiperubahan komposisi, baik komposisi
investasi maupun struktur modal.
NERACA
31 Desember
Common-Size (%)
2009
2010
2009
2010
Kas
Rp 1.300
Rp 1.200
9,29
7,50
Piutang Dagang
Rp 1.200
Rp 1.000
8,57
6,25
Persediaan
Rp 2.200
Rp 2.600
15,71
16,25
Rp 4.700
Rp 4.800
33,57
30,00
Tanah
Rp 2.300
Rp 3.700
16,43
23,13
Gedung
Rp 4.000
Rp 4.000
28,57
25,00
Mesin
Rp 4.000
Rp 5.000
28,57
31,25
Akumulasi Depresiasi
Rp(1.000)
Rp(1.500)
(7,14)
(9,38)
Rp 9.300
Rp11.200
66,43
70,00
Rp14.000
Rp16.000
100%
100%
Utang Lancar
Rp 2.500
Rp 2.200
17,86
13,75
Rp 4.500
Rp 6.000
32,14
37,50
Modal
Rp 7.000
Rp 7.800
50,00
48,75
Rp14.000
Rp16.000
100%
100%
AKTIVA
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva
PASIVA (UTANG & MODAL)
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,92%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua
tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun
pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI
Tahun
Common-Size (%)
2009
2010
2009
2010
Penghasilan
Rp 150.000
Rp 200.000
100%
100%
Rp (50.000)
Rp (60.000)
(33,33)
(30,00)
Laba Kotor
Rp 100.000
Rp 140.000
66,67
70,00
Biaya Pemasaran
Rp (25.000)
Rp (34.000)
(16,67)
(17,00)
Biaya Administrasi
Rp (20.000)
Rp (28.000)
(13,33)
(14,00)
Biaya Bunga
Rp (10.000)
Rp (14.000)
(6,67)
(7,00)
Rp
Rp
30,00
32,00
45.000
64.000
Pajak (15%)
Rp
(6.750)
Rp (9.600)
(4,50)
(4,80)
Laba Bersih
Rp
38.250
Rp
25,50
27,20
54.400
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang
dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga
pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
Referensi:
Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
http://tugas-alk.blogspot.com/2014/04/analisis-common-size-persentase-per.html
Neraca
(item-item
dalam
Neraca
Tot.
Aktiva)
Rugi/Laba
100%
Pasiva (Kewajiban)
2009
2010
Lancar
Rp. 22 Rp.
Hutang
25
Dagang
15
Hutang
10
Berharga
Piutang
Kewajiban
2009
2010
Rp. 91 Rp. 89
40
20
30
32
120
120
Wesel
170
Persediaan 117
176
Hutang
Pajak
112
Hutang
Bank
Total
Rp.31
Rp.32
Tot.
Rp.28
Rp.26
Aktiva
Kewajiban
Rp.20
Rp.10
300
300
138
217
Lancar
Aktiva
Lancar
Rp.70
Tetap ( br 0
Rp.70
0
uto)
Akm.
(100)
(150)
Hutang
Jk.Panjang
Modal
Penyusuta
Sendiri :
Saham
Aktiva
Rp.60
Rp.55
Laba yang
Tetap
ditahan
Rp.91
Rp.87
Rp.87
(Kewajiban 9
Total
Aktiva
2010
Penjualan
HPP
1.500
Laba Kotor
Rp.
700 Rp.1.000
Biaya-biaya
400
550
2.000
Rp. 450
EBIT)
Bunga
56
55
Rp. 244
Rp. 395
Pajak
78
88
Rp. 166
Rp. 310
Penyelesaian :
Pasiva (Kewajiban)
2009 2010
Kewajiban
Lancar
2,1
2,8
Hutang
Dagang
Surat
1,1
1,7
Berharga
18,5
20 %
Kas
Piutang
%
12,8
12,8
Total
34,6
37,3
Aktiva
Persediaan
Lancar
Hutang Wesel
Hutang Pajak
2009
2010
9,9 %
10.1
%
4,4 %
2,3
%
3,2 %
3,6
%
13,1
13,7
Tot.
30,6
29,7
Kewajiban
Hutang Bank
Lancar
Aktiva
76,2
Tetap ( bru %
79,7
%
to)
Hutang
Jk.Panjang
Akm.
10,8
17
Modal Sendiri
Penyusuta
Saham
Aktiva
65,4
62,7
Laba
yang
Tetap
ditahan
Total
100
100
Tot.
Aktiva
(Kewajiban)
21,8
11,4
32,6
34,2
15 %
Pasiva 100 %
24,7
%
100
%
2010
Penjualan
100 %
100 %
HPP
68,2 %
66,7 %
Laba Kotor
31,8 %
33,3 %
Biaya-biaya
18,2 %
18,3 %
15 %
( EBIT)
Bunga
2,3 %
1,8 %
11,1 %
13,2 %
Pajak
3,5 %
2,9 %
7,6 %
10,3 %
Referensi:
http://ddebussy.blogspot.com/2011/04/resum-2-analisis-common-size.html
http://hadiborneo.wordpress.com/2010/10/08/analisis-trend-dan-persentase-per- komponencommon-size/.
Hery.2012. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara
M. Hanafi, Mahduh, dkk. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
http://amrihasanah.blogspot.com/2014/04/analisis-laporan-keuangan-common-size.html