Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
CEREBRI
Oleh
ARSY CAHYA RAMADHANI
(H1A0122008)
BLOK NEUROPSKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
Pendahuluan
Infeksi sistem saraf pusat (SSP) beserta
sekualenya merupakan sumber utama morbiditas.
Abses serebri/ Abses otak (BA)
merupakan
masalah kesehatan universal dengan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi;
Abses serebri atau abses otak didefinisikan
sebagai infeksi fokal pada parenkim otak
disebabkan oleh agen piogenik, yang berawal
sebagai area lokal cerebritis, yang kemudian
berubah menjadi sekumpulan bahan supuratif .
Epidemiologi
laki-laki
Etiologi
Streptokokus
Patofisiologi
Infeksi
Pada
perubahan
stadium
1)Stadium serebritis dini (Early Cerebritis)
reaksi radang local dengan infiltrasi polymofonuklear
leukosit, limfosit dan plasma sel. hari 1 dan
meningkat pada hari ke 3. edema di sekitar otak
2)Stadium serebritis lanjut (Late Cerebritis)
perubahan histologis. Daerah pusat nekrosis
membesar karena peningkatanacellular debrisdan
pembentukan nanah karena pelepasan enzim-enzim
dari sel radang. Di tepi pusat nekrosis didapati
daerah sel radang, makrofag-makrofag besar dan
gambaran fibroblast yang terpencar. Fibroblast mulai
menjadi reticulum yang akan membentuk kapsul
kolagen. Pada fase ini edema otak menyebar
maksimal sehingga lesi menjadi sangat besar
3)Stadium
Manifestasi Klinis
sakit
kepala; demam
Kejang
Perubahan perilaku dapat terjadi pada
pasien dengan abses di lobus temporal
frontal atau kanan.
Pasien dengan abses di batang otak atau
serebelum mungkin mengalami cranialnerve palsy, gangguan gaya berjalan, atau
sakit kepala atau perubahan status mental
Diagnosis
.Temuan Khas pada CT scan atau MRI adalah lesi hipodens
dengan cincin kontras meningkatkan.
Tes Rutin (Brook, 2014)
Laju endap darah (LED; meningkat pada dua pertiga pasien)
Protein serum C-reaktif (CRP) atau tingkat sedimentasi
Westergren
Tes serologi untuk beberapa patogen (misalnya,
immunoglobulin serum antibodi G, CSF polymerase chain
reaction [PCR] untuk toksoplasma)
Kultur darah (setidaknya 2; sebaiknya sebelum penggunaan
antibiotik)
Leukositosis, dan LED dan CRP umumnya meningkat. Kadar
natrium serum mungkin rendah karena tidak adanya
produksi hormon antidiuretik. Jumlah trombosit mungkin
tinggi atau rendah.
Penatalaksanaan
Etiologi
Infeksi
Antibiotik
bakteri
gram
negatif,
Meropenem
Post VP-Shunt
Otitis
media,
sinusitis,
atau
mastoiditis
Infeksi meningitis citrobacter
Vancomycin
Sefalosporin generasi ketiga,
yang
dikombinasi
secara
dengan
aminoglikosida
umum
terapi
Daftar pustaka
Brook et al. 2014. Brain Abcess. [online]. Available from:
http://reference.medscape.com/article/212946-overview [Accessed on: 2 May 2015].
Brook I. 2014. Brain Abcess Treatment & Management. Available from <
http://reference.medscape.com/article/212946-treatment#showall > [ Acessed on 2 Mei
2015].
Brouwer et al. 2014. Brain Abscess. N Engl J Med;371:447-56. [available at:
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra1301635].
Hassine et L. 2015. C a s e Report Cerebral Abscess Potentially of Odontogenic O rigin.
Dentistry, Volume 2015, 4 pages. [available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4331475/pdf/CRID2015-267625.pdf].
Hernando Alvis Miranda, Sandra Milena Castellar-Leones, [...], and Luis Rafael MoscoteSalazar. 2013. Brain Absces. Journal of Neurosciences in Rural Practice.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3808066/?report=reader#!po=1.31579 .
Mardjono, Mahar, dkk. 2008. Abses Serebri. Neurologi Klinis Dasar.hal 320-321. Jakarta: Dian
Rakyat.
Miranda et al. 2013. Brain abscess: Current management. J Neurosci Rural Pract,; 4(Suppl 1):
S67S81. [available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3808066/?report=printable] .
Sudewi, AA Raka, dkk. 2011. Abses Serebri. Infeksi pada system saraf PERDOSSI. Hal 2127. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair.