Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pembangunan, Pemeliharaan
dan Perbaikan Infrastruktur
Pembangunan
infrastruktur
adalah
bagian
integral
dari
Infrastruktur
telekomunikasi,
terkait
lainnya,
dengan
seperti
upaya
satu
kelistrikan
dan
modernisasi,
dan
infrastruktur
merupakan
pelaksanaan
yang
memadai
dan
kebutuhan
mendesak
untuk
pembangunan
daerah
dalam
rangka
kesejahteraan
dari
kesenjangan
Dalam
konteks
antar-daerah
infrastruktur
ini,
juga
yang
pendekatan
dapat
terjadi
di
pembangunan
ketersediaan pengairan
lainnya.
Penyediaan
infrastruktur
yang
memadai
meliputi
transportasi,
ketenagalistrikan,
energi,
pos,
baik
kuantitas
maupun
kualitasnya.
Berkurangnya
dan
perbaikan
infrastruktur
harus
memperoleh
XIII.1
Permasalahan Umum
Rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur
yang rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan
menyerap biaya sangat besar, sehingga tidak dapat dipikul oleh
pemerintah sendiri. Untuk itu, sangat mendesak mencari solusi
inovatif guna menanggulangi masalah perawatan dan perbaikan
infrastruktur yang rusak.
Dilihat
dari
tipologinya,
infrastruktur
dapat
dibedakan
infrastruktur.
Infrastruktur
sosial,
yang
menghasilkan
pemerintah,
baik
pusat
maupun
daerah,
yang
perumahan,
bekerja
pos,
sama
listrik,
antara
dan
telekomunikasi, dapat
pemerintah
(BUMN)
dan
dilakukan
pihak
swasta.
pelabuhan
peti
kemas,
bandara
internasional
dan
dapat
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
XIII.2
Umum
Sasaran
Sasaran
umum
yang
hendak
dicapai
dalam
upaya
2.
3.
XIII.3
Untuk
mewujudkan
pemeliharaan, dan
sasaran
perbaikan
tersebut,
infrastruktur
pembangunan,
dilaksanakan dalam
Prioritas
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan
3.
Meningkatkan
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan
4.
XIII.4
Program-program
Program-program
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
merupakan
kebutuhan
pokok
manusia
untuk
1. Permasalahan
a. Ketidakseimbangan antara Pasokan dan Kebutuhan
Secara alamiah Jawa Timur menghadapi kendala dalam
memenuhi kebutuhan air, karena distribusi yang tidak merata, baik
secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat disediakan
tidak selalu sesuai kebutuhan, baik dalam perspektif jumlah maupun
mutu.
Dari segi spasial, wilayah Jawa Timur yang dihuni sekitar 39
juta jiwa hanya mempunyai potensi air tawar yang relatif sedikit.
Dari segi distribusi waktu sepanjang tahun, 80% air tersedia pada
musim hujan yang berdurasi lima bulan, sedangkan 20% sisanya
tersedia pada musim kemarau dengan durasi tujuh bulan.
Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan,
selain memberi manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan
potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir dan tanah longsor.
Sedangkan pada
menimbulkan
musim
potensi
kemarau,
bahaya
kelangkaan air
kemanusiaan
telah
lainnya,
pula
berupa
sungai-sungai
di
sekitarnya,
bahkan
banjir
di
yang
memprihatinkan
adalah
indikasi
terjadinya
proses
kritis
dalam
kawasan
mencapai
165.619,53
hektare,
sehingga
mengakibatkan
terjadinya
penurunan
permukaan dan kualitas air tanah, intrusi air laut, dan amblesan
permukaan tanah. Kerusakan air tanah sangat sulit dipulihkan,
sehingga apabila hal tersebut terjadi terus-menerus secara pasti
akan
berujung
pada
terjadinya
bencana
lingkungan
yang
berimplikasi luas.
c. Menurunnya Kemampuan Penyediaan Air
Berkembangnya
daerah
permukiman
dan
industri
telah
meningkatnya
jumlah
penduduk
dan
kualitas
tingkat
kelangkaan
air.
Semakin
parahnya
tingkatan,
ketidaktersediaan
juga
air,
belum
belum
lengkapnya
tercukupinya
sistem
dana
jaringan,
operasi
dan
paradigma
pembangunan
sejalan
dengan
swasta
diperlukan
dalam
rangka
memperluas
dan
merusak
jaringan
irigasi
pada
daerah-daerah
bencana.
2. Sasaran
Sasaran
yang
hendak
dicapai
dalam
pembangunan,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Meningkatnya
kualitas
koordinasi
dan
kerja
sama
antar
instansi.
12.
3. Arah Kebijakan
Untuk
pemeliharaan,
mewujudkan
dan
sasaran
perbaikan
tersebut,
prasarana
pembangunan,
sumber
daya
air
Mendayagunakan
sumber
daya
air
untuk
pemenuhan
air
permukaan,
dan
pengendalian
banjir
4.
Penanggulangan
banjir
berulang
pada
wilayah
tertentu
Pengelolaan
sumber
daya
air
memperhatikan
keserasian
kepentingan
Konservasi
vegetatif,
sumber-sumber
diimbangi
air
upaya
menggunakan
lain,
antara
pendekatan
lain
rekayasa
tampungan
air
berskala
besar
perlu
9.
10.
11.
Meningkatkan
pemenuhan
pendayagunaan
kebutuhan
air
sumber
daya
air
untuk
irigasi,
difokuskan
pada
13.
14.
15.
16.
Mengamankan pantai-pantai dari abrasi, terutama pada pulaupulau kecil, serta pusat kegiatan ekonomi.
17.
Mengendalikan
pemanfaatan
air
tanah
untuk
menjaga
kelestarian lingkungan.
18.
pendekatan
budaya,
dengan
menggali
dan
20.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
4.1
Program Prioritas
3.
4.
5.
Pemberdayaan
kelembagaan
masyarakat
lokal
untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya air melalui swaorganisasi dan swa-kelola.
6.
publik
lainnya,
sehingga
dampak
bencana
banjir
dan
2.
Peningkatan
pembangunan
embung-embung
untuk
dan
pengamanan
pantai,
termasuk
tanggul
dan
normalisasi sungai.
5.
6.
Pengendalian
aliran
air
permukaan
(run
off)
di
daerah
c. Program
Pengelolaan
Pengembangan
Jaringan
dan
kebutuhan
air
pertanian,
dan
pengendalian
Pemberdayaan
petani
pemakai
air,
terutama
dalam
3.
4.
5.
6.
Peningkatan
kegiatan
operasi
dan
pemeliharaan
jaringan
irigasi.
7.
4.2
Program Penunjang
pengelolaan,
serta
menjamin
kemampuan
keterbaharuan
dan
2.
3.
4.
5.
6.
embung,
dan
bangunan
penampung
air
lainnya,
Pengembangan
pembiayaan
kompetitif
(competitive
fund)
9.
1.
Penyusunan/penyesuaian
Peraturan
Daerah
tentang
3.
Pengembangan
dan
pembentukan
wadah
koordinasi
5.
6.
7.
8.
B. TRANSPORTASI
Transportasi merupakan urat nadi perekonomian, sehingga
usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
pembangunan sangat tergantung pada infrastruktur transportasi.
Dalam konteks pembangunan ekonomi, transportasi memiliki tiga
fungsi utama. Pertama, fasilitator pengangkutan, yakni memfasilitasi
bagi
pencapaian
setiap
aspek
pertumbuhan
ekonomi.
Kedua,
transportasi
sungai,
danau
dan
penyeberangan;
serta
transpor;
serta
makin
menurunnya
tingkat
kecelakaan
transportasi
diarahkan
untuk
mendukung
dengan harga
pedesaan,
masyarakat di
terjangkau baik
mendukung
peningkatan
di
perkotaan
kesejahteraan
terpencil, serta
untuk
itu,
pembangunan transportasi
diarahkan
untuk
pembangunan
sistem
transportasi
nasional
dan
berkelanjutan; serta
dan
manfaat
bagi
masyarakat
luas,
termasuk
antar-wilayah
antar-wilayah
akan
dan
membuka
mengurangi
peluang
terjadinya
perbedaan
harga
wilayah.
Dengan adanya pemerataan keterampilan dan keahlian,
maupun biaya antarwilayah, akan mendorong terciptanya kesamaan
kesempatan
pembangunan
transportasi
secara
masyarakat
bisa
adil
wilayah.
juga
Pemerataan
diarahkan
mendapatkan
agar
kebutuhan
pelayanan
setiap
lapisan
pelayanan
jasa
1. Permasalahan Umum
Masih Rendahnya Kapasitas, Kualitas dan Kuantitas
Secara
umum,
permasalahan yang
dihadapi
sektor
tanah
longsor,
juga
luapan
lumpur
panas
Lapindo,
jasa,
terutama
akibat
rusaknya
prasarana
dan
sarana
2. Sasaran Umum
Sasaran umum pembangunan transportasi yang ingin dicapai
adalah:
1.
2.
3.
Meningkatnya
kualitas
berkesinambungan
dan
pelayanan
ramah
transportasi
lingkungan,
serta
yang
sesuai
5.
Meningkatnya
transportasi,
pemerataan
baik
dan
antar-wilayah
keadilan
maupun
pelayanan
antar-golongan
mewujudkan
pemeliharaan, dan
sasaran
perbaikan
tersebut,
infrastruktur
pembangunan,
dilaksanakan dalam
perbaikan
prasarana
dan
sarana
transportasi, secara
berkelanjutan.
2.
3.
4.
Meningkatkan
pembangunan
dan
pemantapan
terwujudnya
Melanjutkan
restrukturisasi
kelembagaan
dan
peraturan
transportasi.
6.
Mendorong
pengembangan
industri
jasa
transportasi
yang
peran
serta
swasta
dan
masyarakat,
dan
4. Program-program
Program-program
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan infrastruktur transportasi disusun berdasarkan masingmasing jenis transportasi, yaitu prasarana jalan, dan transportasi
darat (lalu lintas angkutan jalan; perkeretaapian; serta angkutan
sungai danau dan penyeberangan), sebagai berikut:
B.1 PRASARANA
JALAN
Prasarana jalan adalah kebutuhan mutlak dalam sistem
angkutan jalan raya. Kinerja sistem transportasi jalan raya akan
bergantung pada seberapa besar daya dukung prasarana jalan yang
mampu disediakan untuk mencapai sasaran-sasaran pokok dalam
suatu sistem transportasi. Dilihat dari kewenangannya, prasarana
jalan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu jalan nasional, jalan
propinsi, dan jalan kabupaten/kota.
Transportasi jalan merupakan moda transportasi utama yang
berperan
penting
dalam
pendukung
pembangunan
nasional,
mobilitas
manusia
maupun
distribusi
komoditas
mendorong pemerataan
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan
1.
Permasalah
an
a. Kondisi Jaringan Jalan Menurun
Penurunan kondisi jaringan jalan, antara lain, disebabkan
kualitas konstruksi jalan yang belum optimal, pembebanan berlebih
(excessive over loading), bencana alam seperti longsor, banjir, dan
luapan
lumupur
Lapindo,
serta
menurunnya
kemampuan
meter,
yang
terbagi
atas
jembatan nasional
memperbaiki
jalan
tersebut
dibutuhkan
biaya
pusat
bersama
pemerintah
daerah
harus
pemeliharaan jalan
pelayanan prasarana
jalan
ditandai
industri
nasional,
dan
produsen
sejumlah
komoditas
Timur,
hingga
kini
perkembangannya
masih
belum
memuaskan.
Proyek yang pada 2002 ditaksir bakal menelan dana Rp 3,1
triliun itu sudah mulai dikerjakan pada 2004, namun kemajuan
proyek yang rencananya akan menghubungkan delapan daerah
(Pacitan,
Trenggalek,
Tulungagung,
Blitar,
Malang,
Lumajang,
dikonsentrasikan
untuk
terhubungnya
ruas
Pacitan-
Trenggalek.
Sementara itu pembangunan proyek Jembatan SurabayaMadura (Suramadu) sepanjang 5,6 kilometer yang ditaksir menelan
alokasi dana Rp 4,2 triliun, sudah mencapai 90% lebih, hanya
tersisa 35 meter. Pada April-Mei 2009 diharapkan sudah dapat
dioperasikan. Faktor utama penyebab lambannya pengerjaan proyek
infrastruktur di Jawa Timur adalah keterbatasan dana, serta alotnya
proses pembebasan lahan.
Pembebasan tanah yang tersendat juga menjadi penyebab
lambannya pembangunan infrastruktur pengganti di kawasan luapan
lumpur Lapindo, Sidoarjo, yakni jalan raya Porong, jalan tol, dan rel
kereta api. Padahal rencana pembangunan ketiga prasarana itu
sudah disiapkan sejak akhir 2006.
Dari rencana 132 hektare lahan yang dibutuhkan, hingga
kini
baru
sekitar
63
hektare
yang
bisa
dibebaskan
(47%).
pengerjaan
dilakukan
simultan,
tanah
yang
sudah
pada
awal
2009
menunggu
selesainya
proses
2. Sasaran
Sasaran pembangunan transportasi prasarana jalan yang
ingin dicapai adalah:
1.
daerah-daerah
yang
perekonomiannya
berkembang
pesat.
2.
3.
sesuai
perkembangan
kebutuhan
transportasi,
baik
5.
6.
7.
8.
Terselesaikannya
teroperasionalkan
pembangunan
dengan
jembatan
meminimalisasi
Suramadu,
kejutan
dan
budaya
3. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan,
2.
3.
4.
dari
tol
trans-Jawa
(Mantingan-Ngawi-Kertosono;
Gempol-Pasuruan;
Pasuruan-Probolinggo;
6.
7.
8.
Mengharmonisasikan
keterpaduan
sistem
jaringan
jalan
Meningkatkan
pemerintah
dan
mengembangkan
pusat
dan
koordinasi
pemerintah
di
antara
propinsi,
serta
11.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
dan
Jembatan
Program
ini
bertujuan
meningkatkan
pemeliharaan
dan
sedang) secara
dan
2.
3.
2.
3.
dari
tol
trans-Jawa
(Mantingan-Ngawi-Kertosono;
Gempol-Pasuruan;
Pasuruan-Probolinggo;
Penyelesaian
pembangunan
infrastruktur
pengganti
(jalan
arteri raya Porong; jalan tol ruas Porong; dan rel kereta api) di
wilayah luapan lumpur Lapindo, Sidoarjo.
5.
Penyelesaian
pembangunan
jembatan
Suramadu,
dan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
Madura.
serta
mempunyai
kontribusi
terbesar
dalam
pangsa
1. Permasalahan
1.
keterbatasan
fisik/peralatan,
SDM
dan
sistem
3.
Masih
tingginya
jumlah
dan
fatalitas
kecelakaan
akibat
kapasitas
prasarana
jalan
dibanding
semakin
penggunaan
menurun
kapasitas
jalan
pelayanannya;
yang
masih
optimalisasi
rendah,
serta
5.
6.
regulator
maupun
operator,
belum
optimalnya
8.
2. Sasaran
Sasaran pembangunan transportasi lalu lintas angkutan jalan
(LLAJ) yang ingin dicapai adalah:
1.
2.
3.
di
jalan,
serta
meningkatnya
kualitas
pelayanan
mobilitas
manusia,
barang
dan
jasa,
untuk
6.
jalan
(angkutan
perkotaan,
Meningkatnya
penanganan
dampak
polusi
udara,
serta
9.
Terwujudnya
penyelenggaraan
angkutan
perkotaan
yang
Terwujudnya
perencanaan
transportasi
perkotaan
yang
3. Arah Kebijakan
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, pembangunan lalu
lintas angkutan jalan (LLAJ) dilaksanakan dalam kerangka arah
kebijakan:
1.
Meningkatkan
kondisi
penanganan
dan
pelayanan
penindakan
prasarana
jalan
melalui
muatan
lebih
secara
Meningkatkan
keselamatan
lalu
lintas
jalan
secara
dan
penegakan
hukum,
penanganan
dampak
lalu
lintas
dan
kelaikan
sarana,
serta
ijin
pengemudi di jalan).
3.
antarlembaga
pemerintah
(pusat,
propinsi,
dan
kabupaten/kota).
4.
Meningkatkan
aksesibilitas
pelayanan
kepada
masyarakat,
5.
Menata
sistem
transportasi
jalan
sejalan
dengan
sistem
penyelenggaraan
transportasi
jalan
dengan
transportasi,
serta
pembinaan
terhadap
8.
Fasilitasi
pengembangan
transportasi
yang
berkelanjutan,
padat
dan
yang
terjangkau
dan
efisien,
berbasis
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
ini
bertujuan
meningkatkan
pembangunan,
2.
3.
serta
penanggulangan
muatan
lebih
melalui
Peningkatan
dan
pengembangan
fasilitas
jalan,
serta
Pembangunan
transportasi
berkelanjutan,
terutama
di
perkotaan.
ini
bertujuan
meningkatkan
akses
masyarakat
Pembangunan
transportasi
umum
perkotaan,
dan
juga
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
untuk
menggunakan
angkutan umum.
3.
4.
5.
6.
angkutan
perkotaan
dan
pedesaaan
yang
berbasis
B.2.2 Perkeretaapian
Perkeretaapian diselenggarakan berdasarkan asas manfaat,
adil dan merata, ditujukan untuk memperlancar perpindahan orang
dan/atau
barang
secara
massal,
menunjang
pemerataan,
Kontribusi
perkeretaapian
berdasarkan
pangsa
Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya), dan
jalur
obligation)
dengan
kompensasi
berupa
subsidi
yang
pemerintah
masih
sangat
dominan
dalam
investasi,
keterbatasan
regulasi,
pendanaan,
serta
SDM
pengembangannya.
dan
kelembagaan
Dengan
di
bidang
masih
banyak
mengalami
backlog
pemeliharaan
yang
mengalami kejenuhan di
setiap
dan
1.
Permasalah
an
1.
persinyalan
dan
telekomunikasi
KA)
yang
telah
3.
4.
5.
Rendahnya
mobilitas
angkutan
akibat
belum
optimalnya
ketepatan
rendahnya kualitas
jadwal,
SDM
kenyamanan).
Juga
masih
perkeretaapian, terutama
dalam
2.
Sasara
n
Sasaran pembangunan perkeretaapian yang ingin dicapai
adalah:
1.
Meningkatnya
kinerja
pelayanan,
terutama
keselamatan
2.
3.
3. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
2.
3.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
ini
bertujuan
meningkatkan
pembangunan,
2.
3.
Fasilitasi
peningkatan
keamanan
pengguna
jalan
pada
perlintasan sebidang.
4.
5.
Fasilitasi
peningkatan
jalur
kereta
api
Bangil-Jember-
ini
bertujuan
meningkatkan
akses
masyarakat
mengatasi
problem
3.
4.
Sungai,
sebagai
Danau,
jembatan
dan
Penyeberangan
mengapung
yang
(ASDP)
berfungsi
sarana
memberikan
meningkatkan
aksebilitas
yang
kesejahteraan
lebih
baik
masyarakat,
sehingga
dapat
yang
menjangkau
daerah
terpencil
dan
daerah
pedalaman.
1.
Permasalah
an
1.
2.
Masih
kurangnya
keterpaduan
pembangunan
jaringan
pemerintah pusat
dan
baik
dalam
investasi
pembangunan,
operasi
dan
2.
Sasara
n
Sasaran
pembangunan
angkutan
sungai,
danau,
dan
kapasitas
lintas
penyeberangan
(Ketapang-
3.
4.
penumpang
yang
diangkut,
terutama
meningkatnya
kelancaran
perpindahan
penyeberangan;
serta
antarmoda
meningkatkan
di
pelayanan
dermaga
angkutan
perintis.
5.
3. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
2.
3.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program pembangunan prioritas, disertai kegiatan-kegiatan pokok
yang akan dijalankan.
ini
bertujuan
meningkatkan
mutu
pelayanan
Pembangunan,
pemeliharaan
dan
perbaikan
prasarana
dermaga penyeberangan.
2.
kepulauan
melalui
pendekatan
pembangunan
transportasi wilayah.
1.
Permasalah
an
1.
Terpuruknya
peran
armada
pelayaran
nasional
dalam
3.
2.
Sasara
n
Sasaran pembangunan transportasi laut yang ingin dicapai
adalah:
1.
2.
ditangani
oleh
pelabuhan
yang
ada
di
bawah
pengelolaan BUMN;
3.
3.
Arah
Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
dalam
negeri
maupun
ekspor-impor
dengan
2.
pengguna
jasa
kepelabuhanan,
melalui
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program pembangunan prioritas, disertai kegiatan-kegiatan pokok
yang akan dijalankan.
transportasi
laut
untuk
mendukung
pengembangan
Pembangunan,
pemeliharaan
dan
perbaikan
prasarana
transportasi laut.
2.
3.
Peningkatan
pelayanan
transportasi
laut
bagi
wilayah
kepulauan.
4.
5.
penumpang.
transportasi
lainnya,
menjadi
sarana
transportasi
bagi
mancanegara
transportasi
yang
udara,
datang
karena
itu
Jawa
untuk
Timur
menarik
jaminan
keselamatan
penerbangan
di
wilayah
udara
Indonesia.
Jaminan itu dapat diwujudkan, baik oleh lembaga pemerintah
pemegang otoritas pengelola transportasi udara maupun operator
bandara dan perusahaan penerbangan, dengan memenuhi standar
keselamatan penerbangan Internasional yang telah ditetapkan oleh
ICAO (International Civil Aviation Organization).
1. Permasalahan
Propinsi Jawa Timur memiliki satu bandara internasional,
yakni Juanda, yang menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota
besar di Indonesia dan luar negeri. Bandara lainnya adalah Bandara
Abdul
Rachman
Saleh
di
Kabupaten
Malang,
Bandara
N ot o
daerah
kabupaten/kota
untuk
mendukung
sektor
2. Sasaran
Sasaran pembangunan transportasi udara yang ingin dicapai
adalah:
1.
Meningkatnya
jaminan
keselamatan,
kelancaran
dan
perintis.
2.
daerah
yang
memiliki
potensi
wisata
dan
2. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
2.
3.
4.
Mengembangkan
fungsi
bandara
militer
untuk
melayani
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program pembangunan prioritas, disertai kegiatan-kegiatan pokok
yang akan dijalankan.
udara
bandara
yang
sudah
ada,
serta
Peningkatan
dan
transportasi
udara
pengembangan
di
Bandara
kualitas
Juanda,
pelayanan
baik
terminal
3.
4.
Penyelesaian
pembangunan
lapangan
udara
perintis
di
Peningkatan
Abdulrachman
sarana
dan
prasarana
Bandara
dan
Iswahyudi
untuk
Saleh
Militer
melayani
penerbangan sipil.
6.
Fasilitasi
pembangunan
lapangan
udara
di
wilayah
satu
dekade
terakhir
telah
terjadi
pergeseran
1. Permasalahan
Tingkat kesiapan dan kemampuan masyarakat Jawa Timur
dalam mengakses dan memanfaatkan informasi ditentukan oleh dua
aspek, yaitu supply yang terkait dengan kemampuan pembangunan
penyedia infrastruktur informasi (pos dan telematika); dan demand
yang terkait dengan kebutuhan masyarakat pengguna.
Ketidakseimbangan
menyebabkan
mengakses
supply-demand
rendahnya
dan
tingkat
pada
kesiapan
memanfaatkan
informasi.
akhirnya
dan
akan
kemampuan
Ketidakseimbangan
Terbatasnya
Kemampuan
Pembiayaan
Penyedia
Infrastruktur Informasi
Keterbatasan
kemampuan
pembiayaan
sangat
dirasakan
yang
sangat
cepat
membawa
dampak
pada
itu,
pembangunan
infrastruktur
informasi
pembiayaan
pemerintah
sangat
terbatas,
maka
Masih
adanya
telematika
menyebabkan
belum
optimalnya
upaya
mobilisasi
berkembangnya
peran
informasi,
kebutuhan
terutama
karena
terbatasnya
kemampuan
penyelenggara.
Bertambahnya jumlah penyelenggara pada lingkungan multi
operator seharusnya dapat meningkatkan kemampuan penyediaan
infrastruktur.
Terkait
dengan
itu,
pemerintah
telah
memulai
dihapuskannya
bentuk
serta
dan
kinerja
monopoli,
efisiensi
kemampuan
penyelenggaraan
dengan
penyelenggaraan
infrastruktur
regulasi
telematika
telematika
yang
hanya
yang
dimiliki
berlaku
dapat
oleh
saat
ini,
memanfaatkan
penyelenggara
serta
pemakaian
backbone
secara
bersama,
pos
dituntut
untuk
selalu
meningkatkan
penyelenggaraan
harus
berkompetisi
di
daerah
dengan
komersial,
penyelenggara
PT
Pos
swasta.
yang
ada,
serta
besarnya
biaya
investasi
dan
komersial.
Keadaan
ini
selanjutnya
mengakibatkan
mengalami
pertumbuhan
cukup
signifikan.
Namun
terus
meningkat,
seiring
makin
bervariasinya
tawaran
perkembangan
internet
mengalami
banyak
kemajuan,
sarana
penggunaan
komunikasi
internet
dan
informasi
publik.
Rendahnya
disebabkan
tingginya
biaya
penyediaan
subsektor
penyiaran,
penyelenggaraan
di
daerah
BUMN
penyiaran
tidak
mampu
bersaing
dengan
penyelenggara swasta.
Keterbatasan dana menyebabkan terbatasnya kemampuan
BUMN penyiaran untuk merehabilitasi dan memperbaharui fasilitas
penyiaran
yang
sudah
melewati
umur
teknis.
Kondisi
ini
2. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan pos dan
telematika adalah:
1.
Terwujudnya
penyelenggaraan
pos
dan
telematika
yang
ekonomi
dengan
tetap
memperhatikan
3.
pemerintah
dalam
mengembangkan
dan
2.
3.
Terselesaikannya
pedesaan,
yang
pembangunan
diukur
dari
fasilitas
telekomunikasi
meningkatnya
pertambahan
Terselesaikannya
pembangunan
community
access
point
Meningkatnya
e-literacy
penduduk,
dan
juga
aparatur
pemerintah.
6.
Bertambahnya jumlah
aparatur
pemerintah yang
mampu
3. Arah Kebijakan
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, pembangunan pos dan
telematika dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan:
1.
Meningkatkan
efisiensi
pemanfaatan
dan
pembangunan
3.
Meningkatkan
pengembangan
dan
pemanfaatan
aplikasi
5.
Fasilitasi
pedesaan,
dalam
memanfaatkan
teknologi
wilayah
informasi
dan
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
ini
bertujuan
meningkatkan
aksesibilitas
dan
Revitalisasi
pembayaran
dan
pemberdayaan
pajak,
rekening
kantor
telepon,
pos
sebagai
listrik,
air,
titik
dan
Fasilitasi
pembangunan fasilitas
telekomunikasi di
daerah
pedesaan.
3.
Peningkatan
dan
pengaturan
standar
operasional
dan
5.
6.
7.
8.
informasi
komunikasi
beserta
aplikasinya
serta
guna
serta
teknologi
informasi
dan
komunikasi
guna
Pengembangan
aplikasi
e-govenrment;
e-procurement,
e-
3.
Fasilitasi
pemberdayaan
masyarakat
pedesaan
melalui
D. ENERGI dan
KETENAGALISTRIKAN
D.1 ENERGI
Propinsi Jawa Timur mempunyai potensi minyak dan gas
bumi yang cukup besar. Pemakaian gas alam sampai saat ini
umumnya di dominasi oleh industri besar. Sumber gas alam diambil
RPJMD Propinsi Jawa Timur
2009-2014
perusahaan
yang
menangani,
baik
dari
perusahaan
Madiun,
Mojokerto,
Malang,
Sumenep,
Probolinggo,
Sungai
Brantas
--yang
telah
1. Permasalahan
1.
Kapasitas
infrastruktur
terbangun
belum
cukup
untuk
kedua
jenis
bahan
bakar
itu
pun
sering
mengalami kelangkaan.
Pengurangan distribusi minyak tanah untuk digantikan
gas elpiji menjadi dilematis, karena di satu pihak konversi
energi belum mampu mengubah sepenuhnya pola penggunaan
energi masyarakat untuk meninggalkan minyak tanah. Di lain
pihak, mereka yang telanjur mencoba berpindah ke gas elpiji
(karena
konverternya
diberikan
cuma-cuma),
harus
sehingga
banyak
masyarakat
yang
kecewa
dan
4.
Kebijakan
pemberian
subsidi
BBM
membuahkan
ekonomis),
dan
sebagainya. Di
bagian
hulu
pun
masih
2. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan energi
adalah:
1.
Meningkatnya
pengembangan
dan
pengelolaan,
serta
Meningkatnya perubahan
pola
penggunaan energi
rumah
3. Arah Kebijakan
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, pembangunan energi
dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan:
1.
2.
Meningkatkan
pengembangan
dan
pemanfaatan
potensi
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program pembangunan prioritas, disertai kegiatan-kegiatan pokok
yang akan dijalankan.
Pengembangan
Sumber
dan
Energi
Program ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas masyarakat
RPJMD Propinsi Jawa Timur
2009-2014
terhadap
ketersediaan
sumber
energi,
serta
meningkatkan
2.
Fasilitasi
keberlanjutan
pelaksanaan
konversi
energi
dari
D.2 KETENAGALISTRIKAN
Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk energi final memiliki
peran sangat penting untuk mendorong berbagai aktivitas ekonomi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain,
pembangunan sarana dan prasarana tenaga listrik memerlukan
investasi sangat besar, mengingat investasi pada bidang ini bersifat
padat
modal,
teknologi
dengan
risiko
investasi
tinggi,
serta
transfer
tenaga
listrik
dari
PT
PLN
(Persero)
1. Permasalahan
1.
Kebutuhan
tenaga
listrik
daerah
Jawa
Timur
dilayani,
terutama, dari energy transfer dari sistem interkoneksi JawaMadura-Bali (Jamali). Kapasitas pembangkit Jamali sekitar
15.177 MW, dan beban puncak sebesar 14.575 MW. Ini berarti
hanya terdapat cadangan (reserved margin) sekitar 4,1%.
2.
3.
pembangkit yang
beraneka
produksi
disebabkan
tingginya
biaya
operasi
dan
dan
lemahnya
kemampuan
daya
beli
masyarakat.
Penyesuaian tarif yang dilakukan pemerintah secara
bertahap
dan
sistematis
masih
belum
mencapai
nilai
kendala
pembangunan
listrik
pedesaan
serta
letak
pusat
beban
yang
jauh
dari
2. Sasaran
Sasaran
yang
hendak
dicapai
dalam
pembangunan
ketenagalistrikan adalah:
1.
Meningkatnya
pemenuhan
kebutuhan
energi
listrik
bagi
3.
Terpenuhinya
kebutuhan
pasokan
listrik
untuk
kegiatan
Meningkatnya
pengembangan
dan
pemanfaatan
potensi
3. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
2.
3.
tangga,
terutama
penduduk
4.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program pembangunan prioritas, disertai kegiatan-kegiatan pokok
yang akan dijalankan.
Pengembangan
Pasokan
dan
Listrik
Program
ini
bertujuan
meningkatkan
aksesibilitas
Pengembangan
infrastruktur
jaringan,
dan
penyediaan
pedesaan
terpencil,
dan
kepulauan
yang
belum
pengembangan Pembangkit
Listrik
Tenaga
Diesel
4.
Mendorong
berkembangnya
industri
penunjang
layak
dan
sehat
merupakan
salah
satu
tujuan
utama
mempunyai
kemampuan
memiliki
rumah,
memenuhi
juga
dilakukan
oleh
sebagian
masyarakat
secara
pemerintah
untuk
membiayai
kebutuhan
dasar
prasarana
dan
sarana
air
minum
dan
1. Permasalahan
1.
belum
mantapnya
kelembagaan
penyelenggara
Berbagai
bantuan
terkoordinasi
program
dan
efektif.
perumahan tidak
Bantuan
sepenuhnya
pembangunan
dan
pembangunan
(Rusunawa) bagi
rumah
susun
sederhana
sewa
belum mampu
Tingginya
biaya
administrasi
perijinan
pembangunan
pembangunan
perumahan.
Biaya
perijinan
untuk
Pembangunan
air
minum
menghadapi
masalh
masih
pelayanan
air
limbah,
dan
rendahnya
perilaku
hidup
bersih
dan
sehat
(PHBS),
serta
belum
Permasalahan
utama
pembangunan
persampahan
adalah
sampah
yang
dibuang
ke
sungai,
dan
makin
Pembangunan
meluasnya
drainase
daerah
menghadapi
genangan
yang
masalah
makin
disebabkan
makin
sampah,
serta
rendahnya
operasi
dan
terkonsentrasinya beberapa
dengan
otonomi
daerah,
masing-masing
konteks
kepentingan regional,
sehingga
terkesan
berjalan sendiri-sendiri.
2. Sasaran
Sasaran
yang
hendak
dicapai
dalam
pembangunan
terciptanya
pasar
primer
yang
sehat,
efisien,
untuk
masyarakat
miskin,
dan
penduduk
berpendapatan rendah.
3.
Terwujudnya
pengembangan
teknologi
tepat
guna
dalam
5.
Meningkatnya
sekaligus
cakupan
disertai
pelayanan
menurunnya
air
minum
kebocoran
perpipaan,
penyaluran
air
minum.
6.
Meningkatnya
pengolahan
kuantitas
air
dan
minum,
kualitas
disertai
air
baku
meningkatnya
untuk
kinerja
Terwujudnya
pengembangan
sistem
air
limbah
terpusat
Meningkatnya
pedesaan,
cakupan
dan
pelayanan
meningkatnya
prasarana
aksesibilitas
sanitasi
di
masyarakat
Meningkatnya
volume
sampah
yang
dapat
terangkut
di
11.
12.
13.
14.
Meningkatnya
kinerja
dan
sumber
daya
manusia
aparat
16.
18.
Meningkatnya keterkaitan
perkotaan
dan
kegiatan
pedesaan
yang
ekonomi
antar-wilayah
sinergis
dan
saling
3. Arah Kebijakan
Untuk
mewujudkan
sasaran
tersebut,
pembangunan
2.
3.
Menyusun
dan
mengembangkan
pola
subsidi
baru
5.
di
perkotaan
dan
pedesaan,
serta
pengendalian
7.
8.
9.
Mendorong
terwujudnya
sistem
pembuangan
air
limbah
terpusat di perkotaan.
10.
11.
12.
termasuk
mendorong
terbentuknya
regionalisasi
pengelolaan persampahan.
13.
Meningkatkan
keseimbangan
pertumbuhan
pembangunan
motor
penggerak
pembangunan
wilayah-wilayah
sekitarnya.
15.
4. Program
Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam
program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori,
yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan
pokok yang akan dijalankan.
Pengembangan
dan
berkemampuan
mewujudkan
terciptanya
lingkungan
2.
untuk
penduduk
miskin,
dan
masyarakat
berpenghasilan rendah.
3.
4.
5.
6.
sebagai
pengganti
mengembangkan
masyarakat
sistem
miskin,
subsidi
selisih
pembiayaan
dan
bunga,
dengan
perumahan
menyederhanakan
bagi
prosedur
8.
9.
10.
11.
Peningkatan
akses
masyarakat
berpenghasilan
rendah
12.
Peningkatan
perlindungan
sosial
bagi
masyarakat
miskin
yang
layak,
aman,
dan
sehat,
serta
mencegah
Penyempurnaan
menjamin
peraturan
perlindungan
perundang-undangan
hak
masyarakat
yang
miskin
atas
perumahan.
14.
b.
Program Pengembangan
Pembangunan Air
Kinerja
2.
pengembangan
pemanfaatan
sumber
air
secara
Pemulihan sarana air minum dan air limbah yang rusak akibat
bencana alam.
4.
5.
6.
Pembangunan sarana
maupun
komunal
di
sanitasi
dasar
pedesaaan,
bagi
rumah
terutama
di
tangga
kawasan
c. Program Pengembangan
Pembangunan Air
Kinerja
berkurangnya
pemanfaatan
luasan
wilayah
teknologi
tepat
tergenang,
guna,
serta
Peningkatan
kualitas
pengelolaan
sampah,
yang
meliputi
lintas
kabupaten/kota,
untuk
menunjang
4.
5.
Fasilitasi kerja sama pengelolaan sampah terpadu untuk kotakota besar dan metropolitan.
6.
7.
8.
ini
bertujuan
mengelola
dan
mengendalikan
perkembangannya
sejalan
prinsip
pembangunan
yang
sisi
lain
mengakibatkan
2.
3.
4.
Penguatan
dan
pemberian
ruang
bagi
sektor
informal,