Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam alergi dikenal istilah atopi yaitu seseorang yang memiliki fitur genetik
untuk membentuk antibodi IgE terhadap paparan allergen. Rhinitis alergi, asma
dan dermatitis atopi merupakan manifestasi yang paling sering dari atopi.
Meskipun begitu atopi juga bisa tidak bergejala. Karena alergi merupakan fitur
genetik maka ia dapat diturunkan. Berikut adalah gambar kemungkinan alergi
diturunkan dari orangtua
Induksi dari atopi (munculnya atopi, red) tergantung dari faktor genetik dan faktor
lingkungan. Sedangkan atopi ini akan bermanifestasi menjadi suatu gejala/penyakit
dipengaruhi oleh kelainan pada organ dan adanya pencetus. (trigger) Gambar
berikut menerangkan hal ini
Alergen hirupan: tungau debu rumah (house dust mite), tepung sari (pollen),
binatang, spora jamur.
2.
Alergen makanan:
DIAGNOSIS ALERGI
Diagnosis alergi terutama ditegakkan dengan mempelajari gambaran klinis penyakit
dan riwayat paparan alergen. Gambaran klinis penyakit yang berulang dan disertai
dengan paparan allergen yang sama akan sangat mendukung dugaan manifestasi
alergi. Uji kulit dan IgE spesifik serum merupakan pemeriksaan penunjang
disarankan, sedangkan beberapa uji yang lain kurang memberikan hasil yang
memuaskan.
PENATALAKSANAAN ALERGI
Menghindari Alergen (Avoidance)
Menghindari allergen merupakan upaya utama untuk menghindari bagaimana para
penderita alergi dapat bebas/mengurangi gejala klinis alergi. Meskipun terlihat
mudah, akan tetapi pelaksanaanya tidak sederhana. Apalagi bila terkait kebutuhan
nutrisi anak. Alergen dari binatang dapat membutuhkan waktu beberapa bulan untuk
hilang dari ruangan setelah binatang tersebut tidak ada. Tidak ada satu tindakan
penghindaran dari allergen yang efektif akan tetapi lebih pada tindakan
komprehensif.
Farmakoterapi
Obat-obatan pada penanganan alergi berguna untuk mencegah munculnya
gejala/tanda alergi dan atau meredakan. Beberapa obat untuk meredakan
manifestasi penyakit alergi menjadi mutlak harus segera diberikan (misal pada
anafilaksis dan serangan asma) oleh karena dapat mengancam nyawa.
Imunoterapi
Primer: bayi dengan risiko tinggi alergi dan belum mengalami sensitisasi.
Dengan cara pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, (tidak perlu pantang
makan bagi ubu hamil), susu hidrolisat parsial, menghindari rokok, polusi udara
Tersier: bayi yang sudah mengalami gejala atau sudah terdiagnosis alergi.
Misalnya pada alergi susu sapi yang tidak memungkinkan asi dapat diberikan
susu hidrolisat, formula asam amino atau formula kedelai
Beberapa hal tidak spesifik yang dapat mendukung respon alami
(mengurangi resiko alergi)
Penggunaan probiotik
Pendahuluan
Di Indonesia, saat ini begitu banyak beredar berbagai jenis Susu Formula (sufor)
mulai dari yang mahal sampai yang relatif murah. Seringkali ibu-ibu yang terpaksa
menggunakan susu formula bingung memilih susu formula yang tepat bagi bayinya.
Apalagi kadangkala informasi yang didapatkan dari produsen bercampur dengan
informasi dagang yang berlebihan
Definisi
Secara definisi formula bayi adalah makanan yang ditujukan secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sebagai pengganti sebagian atau hampir semua
dari ASI yang karena sesuatu hal ASI tidak bisa diberikan secara penuh atau
sebagian. Karena seringkali bayi hanya boleh mendapatkan susu (dibawah 4 6
bulan) maka pembuatan susu formula untuk bayi diawasi dengan ketat. Setiap
penelitian tentang susu formula bayi maka standard emas (golden standard) yang
digunakan
adalah
ASI.
Penggunaan
susu
formula
bayi sangat
berisiko menyebabkan masalah besar pada bayi bahkan dapat menyebabkan
kematian, oleh sebab itu pemasaran bayi diatur dengan ketat (khususnya di negara
maju) dan penggunaannya hanya atas rekomendasi dokter.
Klasifikasi Susu Formula Bayi
A. Standar
1.
Bahan dasar susu sapi. Misalnya: SGM, Lactogen, Similac, Enfamil, Bebelove,
S26
2.
Bahan dasar soya. Misalnya: Isomil, Prosobee, Alsoy, Nutrilon Soya, SGM soya,
Nursoy
3.
Bahan dasar susu kambing
B. Protein hydrolysates
1.
Partially Hydrolyzed Formula (PHF). Misalnya: NAN HA, Nutrilon
Hypoallergenic, Enfamil HA
2.
Extensively Hydrolyzed Formula (EHF). Misalnya: Pregestimil, Nutramigen,
Alimentum
3.
Elemental. Misalnya: Neocate, Elecare
C. Premature. Misalnya: Enfacare, NeoSure, SGM BBLR, PreNAN, Enfamil PF
D. Susu fomula tahap lanjut, untuk batita dan balita
E. Susu formula khusus. Susu yang dimodifikasi khusus untuk penyakit-penyakit
tertentu misalnya: kelainan metabolik, ginjal, kelainan saluran cerna
Berikut adalah bahasan singkat tentang klasifikasi di atas
Standard
Pada prinsipnya seluruh formula bayi yang beredar dipasaran sudah sesuai standar
baku yang ditetapkan baik nasional maupun internasional. Pengawasan terhadap
formula bayi sangat ketat, hal ini disebabkan semua ahli bahwa ketidak tepatan
pemberian nutrisi pada bayi sangat berbahaya bagi kesehatan bayi baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Berbagai produk formula bayi standard
dengan bermacam nama, harga dan promosi. Akan tetapi tidak ada bukti ilmiah
satupun yang menyatakan yang satu lebih baik dari pada yang lain.
Formula bayi berbahan dasar soya/kedelai
Penggunaan formula yang berbahan dasar soya ditujukan apabila didapatkan bukti
adanya alergi protein susu sapi (CMPA/cow milk protein alergi) akan tetapi faktanya
30 64% non-IgE mediated alergy dan 8 14% IgE-mediated alergy juga alergi
terhadap soya. Oleh karena itu formula bayi yang berbahan dasar soya hanya
merupakan pilihan terakhir jenis formula pengganti bagi bayi alergi (pilihan nomor
satu adalah elemental, kedua protein hydrolisat). Formula soya bebas dari laktosa
sehingga dapat digunakan pada intoleransi laktosa dan galaktosemia.
Pernyataan komite nutrisi AAP (American Academy of Pediatric) tentang formula
soya:
Formula soya dapat dipertimbangkan digunakan untuk situasi:
Infantil colic
Pencegahan allergy
Bayi dengan enteropathy dan enterocolitis yang diinduksi protein susu sapi
Formula bayi dengan Protein hydrolysates
Partially Hydrolyzed Formula (PHF) ditujukan untuk pencegahan alergi pada bayi
yang memiliki riwayat alergi pada orang tua. Sedangkan Extensively Hydrolyzed
Formula (EHF) ditujukan untuk bayi dengan alergi susu sapi dengan manifestasi
ringan atau sedang. Berdasarkan keriteria AAP hanya EHF yang tergolong susu
hipoalergenik. Kejadian alergi protein susu sapi cukup jarang 2 3 persen, oleh
karena itu AAP menyatakan bahwa penggunaan susu hipoalergenik (EHF dan
Elemental) harus dengan pertimbangan dokter.
Formula bayi Elemental/Asam amino
Formula elemental digunakan pada alergi susu yang berat. Hanya untuk diketahui
susu ini sangat mahal dan sulit dicari.
Formula Premature
Susu formula premature ditujukan agar bayi premature dapat mencapai
pertumbuhan mendekati pertumbuhan didalam kandungan. Formula premature
diberikan pada bayi dengan berat badan lahir 2000 gram. Susu formula premature
sebaiknya dihentikan bila berat badan bayi 2000 gram dikarenakn dapat
menyebabkan kebutuhan nutrisi yang berlebihan. Dinegara maju formula premature
hanya diberikan dirumah sakit, setelah bayi keluar dari rumah sakit diberikan
formula premature transisi. Formula premature transisi memiliki cakupan nutrisi
diantara formula premature dan formula standar/mature. Akan tetapi susu fomula ini
sulit didapatkan di Indonesia dan belum ada bukti ilmiah yang menunjukan
kelebihannya dibanding formula standar.
Penambahan LCPUFA, ARA dan DHA
Long-chain polyunsaturated fatty acids (LCPUFA) meliputi asam lemak essensial,
Linoleic Acid, -Linolenic Acid (ALA), Arachidonic Acid (ARA) and docosahexaenoic
acid (DHA). Hampir semua formula bayi saat ini mempromosikan kandungan ARA
dan DHAnya terutama yang premium. ARA dan DHA terdapat didalam asi dan
merupakan asam lemak utama yang membentuk retina (saraf mata) dan otak.
Penambahan ARA dan DHA pada formula bayi belum memiliki bukti ilmiah yang kuat
memiliki kelebihan dibandingkan formula tanpa ARA dan DHA. Beberapa penelitian
menunjukan manfaat ARA dan DHA, namun setelah dibuat review (meta-analisis)
oleh Cochrane memberikan kesimpulan tidak berbeda, akan tetapi penggunaan ARA
dan DHA cukup aman.
Nucleotida
Nucleotida banyak terkandung dalam ASI, dan merupakan metabolit yang
membentuk ribonucleic acid (RNA), deoxyribonucleic acid (DNA) dan adenosine
triphosphate (ATP). Studi klinik menunjukan manfaat nukleotida pada pertumbuhan
dan modulasi sistim kekebalan tubuh pada bayi kecil menurut masa kehamilan.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
NomorHK.03.1.52.08.11.07235 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Formula
Bayi Dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus
Bila kita membaca peraturan BP POM tersebut terlihat jelas bahwa susu formula bayi
diatur dalam hal kandungan nutrisi dan pemasarannya. Rincian persyaratan
keamanan, mutu dan gizi formula bayi dapat dibaca pada lampiran peraturan
tersebut. Kadar zat yang harus ada diatur kadar minimal dan maksimal, begitupula
zat tambahan yang boleh ditambahkan.
Bila kita lihat pada bab empat berisi tentang larangan:
Pasal 1. Pelaku Usaha dilarang:
a. memproduksi dan/atau memasukkan Formula Bayi dan/atau FormulaBayi Untuk
Keperluan Medis Khusus ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan yang tidak
sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini;
b. mencantumkan klaim gizi dan/atau klaim kesehatan pada label Formula Bayi;
c. mencantumkan klaim kesehatan pada label Formula Bayi Untuk Keperluan Medis
Khusus; dan
d. mengiklankan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus
kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan.
Kandungan nutrisi yang boleh ditambahkan antara lain taurin, nukleotida, DHA,
ARA dan Probiotik. Kenapa tidak diharuskan? Hal ini disebabkan para ahli nutrisi
sendiri terdapat silang pendapat tentang sejauh mana manfaatnya, efek samping
jangka panjang atau bentuk sediaan yang tepat.
Ringkasan.
1.
Untuk bayi sehat dan tidak ada risiko alergi, bila ASI tidak dapat diberikan
maka pemilihan formula bayi bebas (mahal-murah sama saja)
2.
Bila bayi sehat dan ada risiko alergi (ayah/ibu/saudara ada riwayat alergi),
bila ASI tidak dapat diberikan maka pemilihan formula bayi pilihlah yang
Partially Hydrolyzed Formula (PHF) misalnya: NAN HA, Nutrilon Hypoallergenic,
Enfamil HA
3.
Bila bayi menderita alergi protein susu sapi dan ASI tidak dapat diberikan
maka pemilihan formula bayi:
Kedua:
Extensively
Hydrolyzed
Formula
(EHF)
misalnya:
Pregestimil, Nutramigen, Alimentum
Ketiga: Bila kedua formula diatas tidak dapat diakses maka boleh
dicoba dengan formula bayi yang berbahan baku soya.
4.
Untuk bayi dengan masalah kesehatan lain harus dikonsultasikan dengan
dokter anak.
Dr Ferry Andian Sumirat, SpA
Daftar Pustaka
1.
Martinez JA and Ballew MP, Infant Formulas, Pediatrics in Review 2011;32;179
2.
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JW dan Berhman RE (editor),
Nelson Textbook of Pediatric, 19th, 2011;161-164
3.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, Peraturan
NomorHK.03.1.52.08.11.07235 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Formula Bayi
Dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus
4.
U.S. Department of Agriculture, Feeding Infants, A Guide for Use in the Child
Nutrition Programs, 2002.
KESEHATAN ANAK